Balas Review! :D

Hiba: Ini udah lanjut... -w-/

RosyMiranto18: Aku hanya punya beberapa game offline yang sudah tersedia di laptop, dan aku nggak download game apapun di tablet-ku karena masalah 'memori'. Aku bisa saja rewatch anime Persona 5 beserta OVA-nya, 2 Season Kekkai Sensen beserta OVA-nya, 13 episode 'Sakamoto Desu Ga', sebagian episode Kyuranger (sebagian doang lho ya), dan juga beberapa episode Hetalia yang udah lama didownload, tapi kadang agak malas aja...

Daren: "Aku tidak bisa menceritakannya, dan aku khawatir Musket akan berakhir tragis jika Kakek sampai melihat 'doujin itu'."

Salem: "Nikah juga belum..." =_=

Thanks for Review.

Happy Reading! :D


Chapter 248: Bosan (Iya, itu aja judulnya.)


"Haaah... 'Masa Darurat Corona' diperpanjang sampai akhir Mei..." keluh Girl-chan yang sedang rebahan di tempat tidurnya. "Bisa-bisa char LS-ku bakalan lumutan gara-gara nggak ke warnet selama dua bulan... (Aku juga ogah download di laptop, sering lagging soalnya.)"

"Sepertinya ini akan menjadi akhir dunia..." timpal Mathias yang sedang mengurus makalah di laptop-nya.

"Hey, jangan bicara seperti itu." nasihat Luthias yang baru datang. "Kita hanya bisa menunggu sampai semuanya kembali normal."

Mathias melirik adiknya dengan tampang pesimis. "Mau gimana lagi, Greeny? Masalahnya, virus itu sudah menyebar terlalu jauh, negara-mu saja sampai kena."

Girl-chan mulai bangun dari tempat tidurnya. "Kau tau, virus itu sudah meluas ke pulau-pulau lain di negaraku."

"Nah, dengar sendiri kan?"

Luthias hanya menghela nafas.

Hanya itu intro-nya.


~Serious Thing~

Arie terlihat sedang memikirkan sesuatu dengan serius.

'Sebenarnya aku senang Molf sudah menikah (walaupun aku sempat kaget karena dia meminta Ayah dan Ibu mengatur semuanya tanpa sepengetahuan Zen dan aku), tapi tetap saja semua ini terasa salah. Maksudku, pernikahan beda ras saja sudah sangat tabu, apalagi pernikahan sesama laki-laki.'

"Glinie, kamu anterin pesanan meja nomor 13 deh. Itu meja Arie soalnya."

"Heeeh?!" Arie langsung kaget mendengar itu.

Sekedar informasi, Arie sedang berada di restoran milik kakaknya Ilia dan dia tidak tau kalau Glinea juga bekerja di sana.

"Hay Arie." sapa Glinea yang membawakan pesanannya.

"Kenapa harus ketemu dia lagi?" keluh Arie risih.

Glinea menaruh pesanan Arie di atas meja. "Ngapain ke sini?"

"Hanya numpang lewat." balas Arie datar. "Kenapa tidak layani yang lain saja? Mengobrol hanya akan mengurangi jam kerjamu."

"Baiklah." Glinea langsung meninggalkan meja Arie.

Arie kembali berpikir. 'Sejujurnya aku sangat tidak ingin melakukan ini, tapi aku tidak bisa menahannya lebih lama lagi...'


Glinea kembali menghampiri meja nomor 13 yang sudah kosong, hanya terdapat sejumlah uang dan sepucuk surat yang bertuliskan 'Bacalah setelah pulang' pada amplopnya. Dia pun mengambil surat itu dan mengantunginya.

Setelah pulang kerja, gadis itu membuka surat yang dia bawa. Matanya terbelalak ketika membaca isi surat itu dan raut wajahnya mulai menunjukkan rasa prihatin.

'Jadi begitu... Pantas saja selama ini dia bersikap seperti itu...'


~Furry Nightmare~

Tigwild berjalan menghampiri Tsuchi dan menepuk pundaknya, tapi ketika Tsuchi menengok...

'Kenapa wajahmu seperti itu?' tanya Tigwild kaget ketika mendapati wajah Tsuchi yang terlihat menyerupai wajah kucing berbulu kecoklatan dengan warna putih di sekitar mulut pada bagian bawah hidungnya.

"Tigwild!" sapa Flore yang wajahnya juga sama seperti Tsuchi tapi wajahnya berwarna hitam.

Tigwild semakin kaget melihat itu. 'Flore juga?!'

'Wajahmu juga begitu lho, Tigwild.' Tsuchi menunjukkan cermin bergagang di depan wajah Tigwild.

Tigwild yang melihat wajahnya sudah menyerupai wajah harimau dari bayangan cermin langsung shock seketika. 'Tidak mungkin!'


"MAAAAAW!" Tigwild langsung menjerit sambil bangun dari tempat tidurnya.

Ternyata hanya mimpi.


~Burung Bundar~

"Burung kakaktua..." Teiron sedang menggambar sambil bernyanyi. "Hinggap di jendela."

"Bundar topi saya." Entah kenapa ada yang nimbrung dengan lagu yang berbeda.

"Kalau tidak bundar..."

"Kalau tidak bundar..." Teiron malah mengikut lirik lagu itu karena bingung.

"Bukan topi saya."

"Bukan burung saya." Teiron langsung menyadari sesuatu yang salah.

"MANA BISA WOY?!" sembur Teiron pada Duo Spiky yang berada di belakangnya.


~Glasses Talk~

"Rice, lu bisa liat ini nggak?" tanya Alpha yang menunjukkan jari tangannya.

"Tangan?" Maurice malah nanya balik.

"Angka berapa maksudnya." ralat Alpha.

"Tiga." jawab Maurice.

Alpha pun mengambil kacamata Maurice.

"Kalau sekarang? Apa yang lu liat?" tanya Alpha sambil menunjukkan jumlah jari yang berbeda.

"Makhluk berpucuk yang bego banget sampe ngira kalau orang berkacamata nggak bisa melihat sama sekali tanpa kacamatanya." balas Maurice datar.

Mereka berdua pun langsung gelut.


~Comeback Event~

"Ada 'Comeback Event' buat mereka yang nggak login dari tanggal 18 Desember, dan reward event itu ada Paket Hero-nya." Girl-chan membaca info event terbaru.

"Kayaknya enak banget tuh." komentar Hibatur.

Gadis itu tersenyum miring. "Aku sih punya teknik rahasia buat dapetin reward itu..."

"Teknik apaan?" tanya Hibatur penasaran.

"Ya rahasia lha! Nggak bakalan kukasih tau." Girl-chan mengibaskan tangan.

"Halah, lu kan cuma pake akun baru yang udah lama dibuat dan nggak dimainin." timpal Thundy dari kejauhan.

JLEB!

"Owalah..." gumam Hibatur speechless.


To Be Continue, bukan The Bored Club (?)...


Yah, itu aja... Maaf kalau kelamaan, aku merasa nggak mood lanjutin ini... ._./

Review! :D