Happy Reading! :D
Chapter 251: De(stinated) Vil(lage)
Ketika kau melontarkan lelucon pada seseorang tapi dia membalasnya dengan cara yang sama.
"Aku mulai lapar sekarang." keluh Rendy yang sedang rebahan di kasurnya. "Aku perlu membeli makanan."
Hendry langsung nongol di sebelahnya. "Hay 'Mulai Lapar Sekarang', aku saudaramu."
"Hay 'Saudaramu', tolong jangan ganggu aku." balas Rendy dengan wajah datar sambil membalikkan badan.
"RENDY!" pekik Hendry tidak terima.
Hanya itu intro-nya.
~Cook~
Pertanyaan: Siapa di antara para iblis dari Garuchan yang bisa memasak?
Arie: Masakannya antara gosong luar dalam atau mengeluarkan bau busuk yang tidak mengenakkan.
Zen: Apapun yang dibuatnya akan terlalu pedas untuk dimakan.
Ney: Suka mencampurkan bahan-bahan aneh nan menjijikkan sehingga membuat siapapun tidak ada yang berani (dan mau) memakan masakannya.
Molf: Sebenarnya bisa masak, tapi dapur sering hancur setelahnya.
Glinea: Tidak ada yang pernah melihatnya memasak sama sekali.
Kesimpulan: Hampir semuanya nggak bisa masak.
~Alasan~
"Zen, kenapa punggungmu patah?" tanya Tumma.
"Aku kepeleset." balas Zen.
"Aku yakin tidak ada yang berteriak dan mendesah jika terpeleset di dalam kamar Molf, iya kan?" timpal Arie datar.
Zen langsung terdiam.
Arie melipat tangan. "Memangnya kau pikir kami tidak tau?"
~Stew~
"Apa jenis sup yang kau sukai?" tanya Ilia.
"Aku suka sup Arie." jawab Glinea.
Ilia ber-'oh' ria. "Dia bisa masak?"
Glinea tersenyum manis. "Tidak, maksudku 'sup putih'-nya."
Ilia langsung berkeringat dingin setelah mengetahui maksudnya.
~Fail Confess~
"Ney~ Aku mau bilang sesuatu nih!"
"Apa, Kak Batur?"
"Aku suka ka-"
Zen langsung menatap tajam Hibatur dari kejauhan.
Hibatur mulai berkeringat dingin. "A-aku suka ka-"
Kali ini giliran Arie yang menatap tajam Hibatur.
Hibatur semakin gugup. "A-aku, su-suka, ka-ka-"
Glinea langsung muncul di belakang Ney dengan senyuman 'manis' dan memegang cambuk. "Suka apa?"
Hibatur langsung menciut seketika. "Ka... Kamen Rider..."
~Replying Chat~
"Kak Arie, Kak Batur ngirim pesan, katanya dia suka aku. Aku harus jawab apa?" tanya Ney meminta saran.
"Balas saja 'stfu'." usul Arie.
"Apa artinya?"
"So thankful for u."
"Baiklah." Ney mengetik 'stfu' sebagai balasan.
"Apa yang terjadi?" tanya Arie beberapa detik setelahnya.
"Nomorku diblokir." balas Ney bingung.
Note: Sebenarnya 'stfu' itu singkatan dari 'shut the fuck up'.
~Body Build~
Para anggota Garuchan dan Reha berenang bersama di kolam renang markas.
"Heeey Molf~" sapa Iris pada Molf yang baru saja buka baju.
"Oh, halo." balas Molf singkat.
"Bentuk badanmu bagus lho."
"Benarkah?"
"Ya, cocok jadi Seme idaman. Kau mau belajar dari Jin-sensei? Dia ahlinya lho!"
"Umm..."
Zen yang dari tadi menguping percakapan mereka langsung shock mendengar itu.
"JANGAN MENGAJARINYA HAL-HAL ANEH!" pekik Zen yang tiba-tiba muncul di depan Molf dengan wajah merah padam.
"Ara ara! Imut sekali~" komentar Iris dengan senyum jahil.
~Blender~
"Seharusnya kau tidak membiarkan Zen menggunakan blender, Glinea." nasihat Arie dengan wajah datar di depan pintu dapur.
Sementara di dalam dapur, Zen terlihat sedang meminum jus cabe dan paprika yang baru dia buat.
~Destru-Nookie~
Alpha: Hey, ayo nobar! Gue punya film bagus di rumah! Makin rame makin seru!
"Wah, Alpha ngundang nobar di rumahnya nih." ujar Zen ketika membaca pesan yang diterimanya.
"Ayo ayo!" seru Glinea. "Tapi sebelum itu..."
Kedua orang itu melirik Molf yang sedang membaca buku di belakang mereka.
Beberapa saat kemudian, Molf sudah terkurung di dalam gudang dengan tubuh terikat disertai mata dan mulut tertutup kain.
"Nah Zen, dengan begini kita telah menyelamatkan dapur rumah orang lain (tapi kalau Arie sampai tau kita bisa dibunuh nanti)." ujar Glinea setelah mengunci pintu gudang.
Zen yang melipat tangan mengangguk setuju. "Emangnya mau kayak kejadian kemaren pas kita nobar di rumah Teiron terus dapur rumahnya meledak gara-gara Molf disuruh masak popcorn? Kita tuh udah berasa kayak teroris buronan polisi lho."
~Brainstorming~
"Urgh... Suntuk, jadi seret ide nih." keluh Musket.
Kemudian dia menanyai Alexia dan Federic untuk meminta saran. "Kalian kalau lagi suntuk biasanya ngapain?"
Federic melipat tangan. "Umm... Baca buku? Atau jalan-jalan buat piknik juga bisa."
"Nongkrong di toilet, atau ngopi, tergantung mood dan dompet juga sih." timpal Alexia dengan tangan di belakang kepala.
"Atau naik kendaraan sambil menikmati pemandangan di jalan." lanjut Federic.
"Sambil dengerin musik." sambung Alexia.
Musket hanya manggut-manggut. "Begitu ya dayo..."
Beberapa saat kemudian, dia melakukan semua hal itu SEKALIGUS.
Mau tau maksudnya?
Naik skuter yang dipasangi toilet duduk untuk tempat duduk.
Minum kopi dalam gelas plastik di kantung dada baju beserta sedotan panjang.
Telinganya memakai earphone yang terpasang pemutar musik portable di kantung celana.
Baca buku yang terpasang di gagang skuter.
Dan keranjang piknik di atas toilet duduk.
Pokoknya jangan dibayangin, pusing banget gambarinnya.
~Propose~
Zen berlutut di depan Arie sambil membuka sebuah kotak kecil. "Apa kau bersedia dengan penuh hormat untuk menikahi Glinea?"
Suasana hening.
"Apa kau serius melamar Arie untuk Glinea?" tanya Molf bingung.
"Di-diam!" balas Zen yang hampir menangis (karena sebenarnya dia mendukung hubungan mereka).
Jangan tanya apa yang akan terjadi selanjutnya.
To Be Continue, bukan Trap Black Clap (?)...
Dua Chapter sekaligus, ya gitu deh... ._./
Review! :D
