Balas Review! :D

Hiba: Namanya juga kepribadian ganda, mas. =_=a

Arie: "Nggak!"

Ini udah lanjut... -w-/

RosyMiranto18: Ingat digiart Glinea meniru 'roll call' Stinger? Sebenarnya itu yang mereka maksud.

Zen: "Nggak sih, lebih ke robot yang bisa berubah gitu."

Aku tau, tapi acara yang kayak gitu sangat menyebalkan bagiku. -_-

Vestur: "Salmi- Apa?"

Ya maaf, aku sering nentuin nama pake Google Translate... ._./

Emy: "Aku hanya menyediakan apa yang Zen minta, dia melakukan itu atas keinginan sendiri. (Aku juga tidak tau alasannya sih.)"

Thanks for Review.

Happy Reading! :D


Chapter 253: TortoiSea


"Lapaaaaar~" keluh Edward yang baru pulang.

"Sudah pulang?" sapa Naya yang baru keluar dari dapur. "Kebetulan Salma masak pempe, kamu mau?"

"Mau mau!"


Di ruang makan...

"Heeh?" Edward kebingungan dengan makanan di piringnya. "Bukan tempe ya?"

"Itu pempe. Depannya 'p', bukan 't'." jelas Salem yang duduk di sebelah Edward dan mengambil piring makanannya. "Makan aja, enak kok."

Edward pun mau tidak mau memakannya. Tapi kemudian, wajahnya sudah menunjukkan kalau dia tidak menyukai makanan itu.

Hanya itu intro-nya.


~Es Krim~

Di sebuah toko...

"Permisi, saya mau beli es krim limited edi-"

"Maaf, itu tidak dijual."

"Oh? Tapi itu masih ada sepuluh kotak, kenapa tidak dijual? Saya hanya ingin beli satu." Luthias mendekatkan wajah datarnya di depan petugas kasir di toko itu. "Lalu kenapa tidak ada struk pembayaran yang ditempel di kotaknya kalau memang sudah dibeli?"

Kemudian muncul urat-urat kemarahan di wajah Luthias dan suasana berubah jadi suram. "Saya bisa saja membuat video dan menyebarkannya di internet agar orang-orang tau anda ingin menimbun es krim itu untuk dijual dengan harga yang lebih tinggi, tapi saya masih tau diri. Saya sudah lelah mencari ke 666 toko di seluruh kota tapi tidak menemukannya sama sekali, dan saya sedang menahan amarah karena sangat ingin memakan es krim itu."


Kemudian...

"Guys, aku berhasil dapat es krimnya lho~" ujar Luthias dengan senyum manis.

"Waaaaah..."

'Seram...' batin Tigwild ketakutan (karena dia sempat melihat apa yang sebenarnya terjadi di toko itu).


~Kompor~

Di kelas harian Paman Grayson...

"Jean, aku boleh curhat nggak?" tanya Edward lesu.

Jean yang duduk di sebelahnya menengok dengan wajah cuek. "Mau curhat apaan?"

"Tadi pagi komporku terbakar sendiri saat ditinggal beberapa menit. Pas pengen dipadamin, apinya malah tambah gede. Setelah apinya padam aku langsung ke sini, jadinya aku lupa sarapan dan-" Edward langsung memasang wajah horror setelah menyadari sesuatu. "Sepertinya aku lupa mematikan kompor..." (Note: Dia meninggalkan kompor yang menyala tanpa api selama dua jam lebih.)

"Hah?!" pekik Jean kaget.

Edward segera masuk ke bawah meja dan menelepon seseorang. "Halo Kak Edgar? Kakak sudah di rumah? Jangan sentuh kompornya dulu ya, kayaknya aku lupa matiin deh."

"Hah?! Kau i- Salem! Kompornya jangan di- AAAAAAAAH!"

"Halo Kak?!"

"Aku tau ini darurat, tapi pelankan suaramu." bisik Jean risih.

"Yang di belakang tolong jangan ribut sendiri!" perintah Paman Grayson.


~'Yo Dawg' Recipe~

"Vie-nii, bisa buat ini nggak?" Saphire menunjukkan sebuah foto pada Vience.

Vience melihat foto itu dan mengerutkan kening.

"Bagaimana?"

Vience menghela nafas. "Entahlah... Tapi jika kau bersikeras..."


Kemudian...

"Hm? 'Telur dalam Telur'?" Daren memasang wajah skeptis ketika melihat piring makanannya yang berupa telur rebus dibalut telur dadar.

"Saphire yang mengusulkan hal itu." jelas Vience risih.


Di tempat lain...

Salem memijat kening dengan wajah risih. "Sebenarnya ide itu bagus sih, tapi..."

Vestur menyeruput minuman buatannya dengan wajah bingung.

Mau tau kenapa Salem merasa risih?

Karena...

Vestur membuat teh dingin dengan es batu yang terbuat dari air teh.


~Snake~

Zen sedang asik bermain game di ruang tengah, sampai...

"Meong!"

Dia menengok ke bawah dan langsung terbelalak kaget.

"AAAARGH! Arie Feuerpfeil!" Zen langsung kabur dari tempat itu.


Glinea terkekeh ria dengan apa yang dia rekam.

Rupanya dia mengerjai Zen dengan menyuruh Marlie membawa ular mainan.


Pada akhirnya Arie membuang ular mainan itu ke tempat sampah.


~When You're too Annoyed until You Want to Leave~

Thundy kelelahan plus gondok mengurus kelakuan istri(menyebalkan)nya, dia selalu ingin meninggalkan Emy di tempat umum berkali-kali.

"Thun-kun jangan pergi, nanti kalau aku diculik gimana?" Emy memasang puppy eyes.

Thundy menatap tajam Emy dan mengeluarkan aura suram. "Bodoh amat, gue juga nggak perduli kalau lu sampe dibuang sama penculiknya gara-gara udah kesel sama kelakuan lu."


Pada akhirnya Thundy hanya membiarkan Emy memeluknya sambil nangis-nangis sepanjang jalan.


~Kissing~

"Thias, lu pernah nggak sih nyium Kaichou? (Lu suka sama dia kan?)" tanya Exoray penasaran.

"Pernah, tapi cuma dahi sama pipi doang, gue rada nggak demen nyium bibirnya." jelas Mathias datar.

"Hah?" Exoray kebingungan. "Emang napa?"

"Bau mulut (jangan tanya gue udah berapa lama dia nggak gosok gigi)." Mathias memasang wajah suram.

Exoray langsung speechless. "Umm... Lupakan apa yang baru saja kutanyakan."


~Cat Boys~

Ata (tambahkan huruf 'b' di belakang jika terkesan mirip dengan nama Youtuber), cowok kucing yang merupakan seorang bajak laut.

Tapi sayangnya, cowok kucing lainnya tidak menyukai anak itu karena suatu alasan.

"Kau itu kucing, tapi bau-mu seperti Orc." komentar Harith dengan senyum miris.

'Bajak laut bertato terkesan cukup aneh bagiku.' timpal Tsuchi dengan wajah datar.

Tigwild melipat tangan. 'Aku berharap kau tidak benar-benar ingin mengambil Flore.'

Harith melirik Tigwild dengan wajah skeptis. "Maksudmu itu apa ya?"

'Jangan tanya itu dulu, kalau dia bunuh diri lagi kasihan ibu-nya nanti.' nasihat Tsuchi.

Ata hanya terdiam mendengar komentar mereka.


~Genderblender Name~

Pada suatu hari di rumah Arie, anak-anak itu sedang menonton 'Lupinranger vs Patranger' episode 11 yang dikenal sebagai 'episode terlarang' saat pernah tayang di RTV.

(Note: Aku tidak bisa menjelaskan kenapa, jadi silakan tonton episode itu di channel Youtube RTV dan cari tau sendiri alasannya).

"Kenapa ya saat para polisi berubah gender, nama Keiichiro dan Sakuya diganti tapi Tsukasa nggak?" tanya Frans.

"Karena namanya itu 'gender neutral', jadi mau laki-laki atau perempuan ya sama saja." jelas Nigou datar.

"Untuk anjing Shiba setengah Jepang, pengetahuanmu boleh juga." komentar Ata.

"Terserah kau saja." balas Nigou cuek sambil melahap camilan di tangannya.


~Chocolate~

"Pengen cokelat..." keluh Ney dengan kepala di atas meja.

"Nanti kubuatkan ya." timpal Glinea sambil mengusap kepala Ney.

"Yeay! Aku tunggu ya Kak!" Ney langsung pergi ke kamarnya.

Glinea mengalihkan pandangan pada empat cowok yang sedang bermain kartu di ruang makan. "Kalian juga mau nggak?"

"Boleh saja (asal rasanya enak)." balas Arie datar.

"Aku lebih menyukai 'cokelat panjang' di dalam celana Zen." ujar Molf datar.

"Woy!" seru Zen sewot.

"Pffft..." Tumma langsung menahan tawa mendengar itu.

Arie dan Glinea malah sweatdrop.


~Special Ingredient for Special Night~

"Tei, bisa bantu aku membeli beberapa bahan?" pinta Maurice. "Aku ingin membuat makan malam spesial (dibantu Paman Grayson), tapi aku kekurangan bahan. Aku sudah membuat catatan daftarnya."

"Oke." balas Teiron.

"Oh, aku juga ingin membeli sesuatu! Biarkan aku menambahkannya dalam daftar!" seru Alpha yang muncul tiba-tiba.


Kemudian...

"Hm? Apa yang kau lakukan di sini, Tei?" tanya Monika ketika Teiron mendatangi rumahnya.

"Maurice memintaku untuk membeli beberapa bahan. Dia bilang dia ingin membuat (makan) malam spesial. Aku sudah membeli semua bahan yang dia catat." jelas Teiron sambil memberikan belanjaannya pada Monika.

"Spesial ya?" Monika memeriksa belanjaan itu. "Hm?"

Rupanya dia menemukan sekotak k0nd0m di antara barang-barang itu.

"Dia ingin membuat malam spesial."

Monika yang teringat perkataan Teiron tadi langsung blushing berat, Teiron yang melihat itu malah kebingungan.


Note: Alpha sengaja menyelipkan k0nd0m untuk mengerjai Monika dan Maurice.


To Be Continue, bukan Tortoise Bear Chameleon (?)...


Yah, gitu deh... -w-/

Review! :D