Yah, tidak ada balasan Review untuk sementara. Setidaknya sampai mood-ku kembali... '-')/

Happy Reading! :D


Chapter 256: Small Daily


Zen baru selesai menyiapkan sarapan, Arie dan orangtua-nya sedang tidak ada karena urusan keluarga (tapi untungnya mereka meninggalkan makanan di rumah).

"Selamat pagi, Zen." sapa Molf yang baru datang ke ruang makan.

"Lho? Tumben udah rapi." balas Zen bingung.

"Hari ini aku akan bekerja seharian penuh, bisa tolong jaga Duco?" pinta Molf.

"Dasar bego, masih untung aku disuruh jagain rumah seharian." gerutu Zen.


Setelah sarapan...

"Aku pergi dulu." Molf berjalan keluar.

"Ya ya, hati-hati di jalan." balas Zen yang sedang menonton TV.

Setelah Molf pergi, Duco muncul di belakang sofa tempat Zen duduk.

"Kamu ngapain di sini?" tanya Zen. "Mending kamu main aja sana."

Duco masih menatap Zen dengan wajah penasaran, dan hal itu membuat Zen mulai berkeringat dingin melihatnya.


Pada akhirnya Zen membiarkan Duco ikut menonton TV dengannya, dia menyetel salah satu episode 'Lupinranger vs Patranger' milik Ney.

"Wah Duco, ternyata monsternya bisa mengeluarkan bom udang terbang ya." komentar Zen.

"Udang terbang meledak." timpal Duco.


Sementara itu...

"Hari ini ramai sekali." komentar Molf ketika baru tiba di bar tempatnya bekerja.

Kemudian seorang bartender senior mendatanginya. "Kebetulan sekali kau datang, Chaindelier. Sebaiknya kau cepat ganti baju, kita akan sangat sibuk hari ini."

"Baik." Molf segera ke ruang pegawai untuk mengganti pakaian.


Pada malamnya...

"Kerja bagus, teman-teman. Mulai besok kita libur seminggu, selamat bersenang-senang."

Kemudian para pegawai mengganti pakaian mereka dan bersiap untuk pulang.


"Nee, Chaindelier."

Molf yang baru memakai long coat menengok ke arah salah satu teman kerjanya. "Ada apa, Gindle?"

"Apa yang akan kau lakukan saat berlibur nanti?" tanya Gindle.

"Menghabiskan waktu dengan anak perempuanku." jawab Molf to the point.

"Heeeh? Kau sudah menikah dan punya anak? Waah, aku jadi iri. Aku saja masih belum punya pasangan." Gindle menghela nafas.

Molf merenggangkan tangan sambil menguap lebar. "Sebaiknya aku cepat pulang, dia pasti menunggu lama di rumah."

"Kapan-kapan bawalah keluargamu ke sini, aku ingin tau seperti apa mereka."

"Mungkin aku akan memikirkan itu nanti." Molf pun berjalan pergi.


Di rumah...

"Udah jam segini masih belum pulang juga..." gumam Zen yang memeluk Duco di pangkuannya sambil memperhatikan jam dinding yang menunjukkan jam setengah dua belas malam.

Brak!

Duco langsung terkejut ketika tiba-tiba Molf jatuh tergeletak di depan mereka berdua.

"Aku pulang..."

"Dia tumbang (capek banget kayaknya)." komentar Zen yang berjongkok di depan Molf dengan wajah risih. "Gimana hari ini?"

"Lelah sekali, tapi aku tidak apa-apa..." balas Molf.

"Yakin nggak apa-apa?" tanya Zen ragu.

Molf mengancungkan jempol. "Ini, aku tunjukkan jempol agar kau yakin."

"NGGAK USAH KASIH JEMPOL! AKU MAKIN KESAL!" omel Zen.


Pada akhirnya Zen terpaksa menyeret Molf (beserta Duco yang duduk di atas tubuh 'Papa'-nya) ke kamar.


"Hey, aku punya ide untuk mengurus Duco."

"Hm?"

"Bagaimana kalau kita menyewa babysitter?" usul Zen.

Molf melirik Duco yang tertidur di sebelahnya. "Sebenarnya aku kurang setuju, tapi kalau sudah begini mau bagaimana lagi."

"Karena kau setuju, aku sudah menghubungi orangnya." Zen mengeluarkan handphone-nya. "Besok pagi dia akan langsung datang."

"Cepat sekali." komentar Molf sedikit terkejut.


To Be Continue, bukan Travel Business Credit (?)...


Well, itu aja.

Review! :D