Happy Reading! :D


Chapter 261: NighTime


Rush hour part 2: Jam makan malam.

Kerumunan pelanggan kembali memasuki restoran.

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!"

"Wah, sudah malam." Tumma melihat jam di handphone-nya. "Kurasa sudah saatnya untuk pulang."

"Lho? Sudah mau pulang?" tanya Yubi.

"Iya, kalian juga lebih baik istirahat." balas Tumma.

"Kamu nggak mau mampir ke rumah Arie dulu? Kita bisa jalan bareng kok." tanya Glinea.

"Kalian butuh istirahat untuk besok, jadi jangan dulu deh." tolak Tumma.

"Um-Um pulang? Tak mau main (s)ama Duco?" tanya Duco sedih.

Tumma malah berubah pikiran dan memeluk Duco. "Aku akan datang dengan senang hati."

Molf hanya terdiam melihat itu.


Di rumah Arie...

"Giliranmu, Tum-Tum."

"Hah! Pasti kartu terakhirmu kartu 'Joker' kan, Molf?"

"Ya, aku mengaku kalah."

Tumma, Molf, dan Glinea sedang bermain 'Old Maid'.

"Aku tidak menyangka kau bisa menebaknya." komentar Molf.

"Tidak juga, aku hanya beruntung." Tumma menggaruk belakang kepala.

"Papa kalah?" tanya Duco yang memperhatikan permainan mereka.

"Iya, Duco." balas Molf.

Tumma tersenyum kecil. "Kau terlihat lebih santai sekarang."

Molf terdiam sesaat.

"Saat pertama kali kita bertemu, kau tidak pernah tersenyum sedikitpun. Semuanya terjadi karena insiden i-"

"Aku tidak apa-apa." potong Molf. "Sungguh, aku baik-baik saja, semuanya berkat dukungan kalian."

"Waktu itu aku merasa tidak punya harapan untuk tetap hidup, tapi perlahan-lahan aku mulai pulih dari trauma itu." Molf tersenyum kecil. "Lagipula, sekarang aku punya Zen dan juga Duco. Aku akan berjuang untuk menjadi yang terbaik bagi mereka."

'Aku sempat khawatir pada Molf, tapi aku bersyukur bisa melihatnya tersenyum seperti itu. Terkadang dia terlalu takut untuk jujur dengan perasaannya sendiri.' batin Tumma lega.

"Ngomong-ngomong, kamu dapat Duco dari mana?" tanya Glinea iseng.

"Pfft..." Tumma malah menahan tawa.

Molf sedikit terkejut mendengarnya. "Kenapa kalian ingin mengetahui hal itu?"


Setelah itu...

"Terima kasih sudah mampir." ujar Molf pada kedua tamu yang akan kembali ke markas.

"Kalian istirahat yang benar ya." nasihat Tumma.

"Duco, kapan-kapan kita main lagi ya." kata Glinea pada Duco.

"Duco mau main (s)ama Grini dan Um-Um!" seru Duco senang. "Makasih! Dadah!"

Jleb!

Dada mereka berdua tertusuk panah bertuliskan 'the cuteness is over nine thousand'.

"Kami balik ya, Molf." ujar Glinea yang menggendong Duco.

"Tolong jangan bawa Duco, Glinea." balas Molf datar.


"Ngomong-ngomong, Glinie, kenapa kau tidak minta anak dari Arie saja?" tanya Tumma sambil melipat tangan.

"Aku mau saja begitu, tapi dia tidak akan setuju." balas Glinea dengan senyum miris.


Bonus:

"Ayo bangun!" Zen menarik selimut yang dipakai Molf dan Duco. "Walaupun ini hari Minggu, tapi kalian tetap harus bangun pagi."

Kedua orang yang masih tertidur itu malah mencoba mencari selimut, sampai akhirnya mereka memeluk satu sama lain (karena dikira selimut).

'Perlukah aku membangunkan mereka? (Tapi ini terlalu imut untuk diabaikan.)' batin Zen yang mengeluarkan handphone untuk memotret mereka.


To Be Continue, bukan Toy Boot Cod (?)...


Udah, itu aja.

Review! :D