Nggak ada balasan Review untuk hari ini, lagi bad mood soalnya... (Nanti juga tau sendiri kok alasannya.)
Happy Reading! :D
Chapter 264: WhaLesSerious
"Aku mah pasrah aja dengan masalah gadget." keluh Girl-chan sambil menopang dagu di perpustakaan. "Punya tablet spec rendah yang nggak bisa dipakai buat main game online dan (sepertinya) kena virus, tiap kali lagi internetan sering ada website yang muncul tiba-tiba dari browser. Sejauh ini belum nemu cara yang membantu untuk mengatasi hal itu, tapi sepertinya aku harus reset ulang tablet-nya."
Yah, itu saja intro-nya.
~Dancing~
Pertanyaan: Apa kalian bersedia membayar untuk melihat Mundo menari?
"Memakai bandana?" (Edgar)
"Setengah telanjang?" (Mathias)
"Dan memakai celana dalam?" (Vience)
"Hell yeah!" seru mereka bertiga bersemangat.
Mundo langsung berkeringat dingin mendengar itu. 'Apa yang harus kukatakan untuk melawan ini?'
Note: Di GSS Mundo memakai baju casual (jaket, kaus, dan celana panjang). Di game dia memakai bandana putih, celana warna merah-biru, dan telanjang dada (Muay Thai Costume + Epic Wrestler Mask).
~Hug World~
"Lihatlah! Aku akan memeluk dunia!" seru Wiona bersemangat.
"Secara teknis itu mustahil." balas Lisa datar.
Kemudian Wiona langsung memeluk Alpha yang mulai blushing berat (dan ahoge-nya terlihat membentuk hati).
Lisa yang melihat itu langsung mengerti maksudnya. "Oooh..."
~Marry~
"Apa kau tau 'Marry'?" tanya Monika.
"Marry? Apa nama belakangnya?" Maurice nanya balik.
"Nama belakangnya 'Me'." jelas Monika singkat.
"Marry Me?"
"Yes."
"Heeeh?!" Maurice langsung blushing berat.
Monika sendiri hanya tersenyum miring.
~Dry Lips~
"Mereka bilang jika bibirmu kering, kau butuh ciuman."
Arie menatap sinis gadis di sebelahnya. "Bibirmu kering jika kau dehidrasi, Glinea. Hal ini tidak bekerja seperti itu dan bibirku tidak kering."
Kemudian...
"Apa itu berhasil?" tanya Yubi penasaran.
"Tidak." balas Glinea.
"Aku sudah memberitahumu." timpal Zen.
~Sleep~
"Kak Edgar, bangunlah."
"Urmmm..."
Edward menepuk keras tubuh Edgar yang tertidur di sofa.
"Apaan sih?!" tanya Edgar yang terbangun dengan wajah sebal.
Edward malah nyengir. "Tidur lagi ya."
Edgar langsung emosi mendengar itu. "Edward bang-"
~Giving~
Rina meminta bantuan Stella untuk mengatasi masalahnya.
"Kau tau, kurasa kau harus belajar dari Steve." nasihat Stella.
Rina hanya kebingungan dan menunggu penjelasan.
"Dia selalu memberikan hadiah pada pacarnya (Jean) setiap hari." jelas Stella.
Rina ber-'oh' ria.
Keesokan harinya, Rina malah memberikan bunga pada Jean tepat di depan pacarnya.
Stella langsung facepalm melihat kejadian itu.
"Aku tidak mengerti." gumam Rina kebingungan.
~Promo~
Alexia melihat tulisan pada papan di depan toko langganannya.
Girls Day Promo
65% Diskon All Item
Hanya hari ini
Khusus untuk pembeli perempuan
"Dih! Kenapa harus sekarang di saat Kak Lucy sedang pergi?" keluh Alexia sebal. "Aku terpaksa pakai 'cara itu'..."
Beberapa menit kemudian, Alexia kembali ke tempat itu dengan memakai wig coklat dan gaun putih panjang.
Semua orang yang berlalu lalang di sekitar Alexia langsung terpesona melihat penampilannya.
Keesokan harinya...
BlackSpike
Siapapun tolong temukan gadis ini! Terakhir kali terlihat di toko yang mengadakan promo Girls Day.
Serius! Dia terlalu cantik sampai-sampai ingin segera kunikahi sekarang juga!
Alexia hanya sweatdrop setelah melihat foto dirinya kemarin pada status tersebut.
Note: Mungkin kalian sudah tau siapa pembuat status itu jika dilihat dari nama akunnya.
~Kangen~
Donna dan Yima sedang melakukan video call.
"Oh iya Kak, aku sedang tidak enak badan nih. Sepertinya aku terkena gejala deh."
"Gejala apa?"
"Gejala Kangen Kakak~"
"Lho, malah dimatiin?" Yima hanya terdiam ketika Donna memutuskan sambungan.
Setelah itu...
'Masa sampai dikacangin setengah jam sih?' batin Yima cemas.
Kemudian ada yang mengetuk pintu dan ternyata yang datang adalah Donna.
"Katanya kangen kan?" tanya Donna.
Yima langsung blushing mendengarnya.
~Birthday Gift~
"Arthur, kalau kamu ulang tahun, kamu mau hadiah apa?" tanya Ney.
Arthur menggaruk pipi. "Sebenarnya aku mau Nigou sih..."
Dan pada hari ulang tahun Arthur, Ney membawa Nigou yang terikat pita dan dimasukkan ke dalam kardus.
Arthur malah terdiam melihat itu. "Apa kau baru saja menculiknya?"
~Lifeguard~
Arie sedang berendam di bathtub ketika Glinea masuk ke kamar mandi dengan memakai bikini dan duduk di pinggir bathtub.
"Aku lihat kamu tidak punya penjaga pantai di pantaimu." ujar Glinea.
"Aku tidak sedang berada di pantai! Ini bathtub!" omel Arie sebal.
~Dating~
Trio Red yang baru datang ke bar melihat Zen sedang bersama Molf.
"Lho Zen, tumben ke sini."
"Kami berkencan." jelas Molf.
Mereka berlima langsung kaget berjamaah.
"Kenapa kau juga kaget?!" sembur Zen sambil mencubit hidung Molf.
Trio Red langsung sweatdrop melihatnya.
~Yoga?~
"Semalam Duco melihat Papa Molf dan Papa Zen di atas tempat tidur, katanya mereka sedang yoga."
Arie yang mendengar cerita barusan langsung menyemburkan minumannya.
"Heeeh..." Ney memiringkan kepala. "Kukira mereka sedang gulat, orangtua Frans pernah lakuin tuh."
"Kamu tidak apa-apa, Arie?" tanya Glinea yang menaruh sarapan di atas meja.
Arie mengelap mulutnya yang basah dengan lengan baju. "Aku baik-baik saja, yang tadi itu hanya kaget."
Kemudian Ney segera menghabiskan sarapannya dan beranjak pergi. "Kami berangkat!"
"Kak Ney, tunggu Duco!" Duco mengambil sepotong roti dan segera menyusul Ney.
Setelah kedua anak itu berangkat sekolah, Zen masuk ke ruang makan.
"Lain kali kunci pintu kamar kalian sebelum 'bermesraan' supaya anak-anak tidak masuk sembarangan." nasihat Arie sinis sambil melanjutkan minumnya.
"Maaf..." gumam Zen yang sudah duduk di sebelah Arie dan mengambil makanannya.
~Key~
Ada dua gadis iblis dan satu cowok manusia yang terkunci di gudang sekolah (dan tolong jangan tanya bagaimana mereka bisa terkunci di sana).
Saat ini Ney sedang berbicara pada gagang pintu.
"Ney, kamu ngapain?" tanya Frans yang bersandar di tembok.
"Aku sedang mencoba untuk mengeluarkan kita dari sini." balas Ney.
Frans menghela nafas. "Baiklah, tapi kenapa kamu malah ngomong sama gagang pintu?!"
"Karena komunikasi adalah kuncinya, Frans." jelas Ney polos.
"Oh, Duco juga mau (b)antu!" seru Duco antusias.
Ney dan Duco pun berbicara pada gagang pintu.
Frans yang melihat kelakuan kedua anak itu hanya berdoa agar mereka menjadi lebih pintar daripada segera keluar dari gudang.
Bonus:
Terlihat foto seorang pria albino dengan gaya rambut emo dan memegang sekop pada handphone seseorang.
"Bukankah itu Andrew Kress?"
"Yap. Rambutnya mirip Arie kan?"
"Kenapa kau menunjukkan foto itu?" tanya Tumma yang memperhatikan foto tadi di sebelah Teiron.
"Untuk perbandingan saja." balas Teiron yang menunjukkan foto tersebut di handphone-nya.
Sementara itu, di belakang mereka terdapat Arta yang berusaha menahan Vience (yang ternyata mabuk) agar tidak baku hantam dengan Edgar yang sedang ditenangkan Mundo.
"Bagaimana kau bisa terbiasa dengan anak itu?" tanya Moku risih.
"Tidak sama sekali." balas Ikyo datar.
Moku menengok ke arah Ikyo dengan wajah skeptis. "Maaf, apa itu tidak sensitif?"
Ikyo menyeruput air putih di gelasnya. "Jika aku semudah itu tersinggung, seharusnya aku tidak pernah bergabung dengan squad ini sejak awal."
"Aku akan memukulimu di tempat kau berdiri, Rubah Mesum!" seru Vience dari kejauhan.
"Aku bisa saja segera bergerak ke tempatmu sebelum kau sempat memukul, dasar Pawang Naga!" balas Ikyo sengit.
To Be Continue, bukan Towel Bathing Clean (?)...
Chapter depan bakalan bahas Miyon, tapi nggak jamin bakalan cepat update... '-'/
Review! :D
