Balas Review! :D

RosyMiranto18: Maaf, nggak terima saran 'lembiru' karena bukan dari keluarga kaya (mau pindah rumah aja duit pake dibantuin).

Glinea: "Telur dan roti. Aku biasa masak yang sederhana."

Arie: "Mereka kadang bukan sekedar bulan madu, tapi bisa saja ada urusan lain. Dan sebenarnya aku terlalu lelah mengurus rumah sendirian."

Zen: "Bukan. Molf itu nggak sengaja kecebur ke kolam air mancur dan dia malah nggak mau keringin baju."

Thanks for Review.

Hiba: Terserah... Ini udah lanjut.

Happy Reading! :D


Chapter 265: Separate Self


Pada suatu hari, Emy meminta Miyon menjadi kelinci percobaan ramuan baru buatannya.

Ramuan yang seharusnya memisahkan satu orang menjadi beberapa orang dengan kepribadian yang berbeda-beda, ramuan yang bertujuan untuk memisahkan mereka yang merupakan pengidap kepribadian ganda (walaupun tujuan sebenarnya untuk membuat manusia yang terjebak dalam selfcest dapat melakukan 'itu' secara nyata dengan pasangan hidupnya).

Mundo sebagai (calon) pacar yang baik (walaupun sebenarnya dia takut setengah mati) menyetujui hal tersebut.


Penegukan ramuan pun sangat mistis, dilakukan di ruang bawah tanah rumah Emy.

Sebenarnya Emy sudah gatal ingin menyuruh Miyon untuk sekalian saja buka baju dan berbaring dengan tangan-kaki dirantai di atas simbol pentagram berpendar agar menjiwai, tapi niat itu diurungkan dengan alasan kebijakan hati.

Atau mungkin dia sudah mengusulkannya dan langsung kicep ketika melihat Mundo sudah menggertakkan tangan (bagaimanapun juga, dia kadang bisa main pukul saja).

Dengan hati berdebar penuh kecemasan, Mundo menyaksikan saat(-saat terakhir hidup) Miyon menenggak ramuan yang dibuat Emy.

Lima detik kemudian, asap tebal memenuhi ruangan.

Ketika asap mulai menipis dan kedua orang itu hanya terbatuk-batuk sedikit, Mundo membuka matanya yang sempat menyipit untuk mengintip dengan was-was, sebelum akhirnya dia terbelalak saat menyaksikan...

'Kekasih-kekasih' tercintanya. (Tanda kutip itu untuk bagian tidak resmi.)

Bukan itu saja yang membuat Mundo kaget luar biasa, dia juga tidak menyangka ketika para 'kekasih' mulai angkat bicara.

"A-ah... Mundo... Kau baik-baik saja?" Suara lirih malu-malu bertanya, Dandere Miyon bermata emas (Michelle).

"Syukurlah, aku sempat khawatir terjadi sesuatu padamu." Suara yang lebih datar berkomentar, Kuudere Miyon bermata hitam (Yona).

"Nee~ MunMun, selama aku tidak sadar, kau tidak melirik siapa-siapa lagi kan~?" Senyum manis dan tatapan sinis, Yandere Miyon bermata ungu (Milly).

"Ah~ Aku senang kau baik-baik saja, Mundo!" Senyum tanpa dosa dan tatapan tanpa curiga, Deredere Miyon bermata coklat (Mikan).

"Cih. Kenapa juga kita masih di sini? Hey Mundo, aku lapar, cepat carikan kami makanan!" Dengusan dan lirikan meremehkan, Himedere Miyon bermata biru (Yomihime).

Emy segera memesan satu set sushi spesial untuk Mundo dan 'Para Miyon'.


Pagi hari, saat masih terbuai dalam mimpi...

Jleb!

Mundo nyaris jantungan ketika dia membuka mata dan menemukan Milly tengah cemberut dengan imut disertai pisau di sisi kiri dan tangan Milly yang ditangkupkan di sisi kanan.

"MunMun~ Maaf ya, aku khawatiiir sekali kamu memimpikan orang selain aku dalam mimpi~ Bukannya aku tidak percaya MunMun, tapi aku lebih suka memastikan sendiri~ Itu tidak apa-apa kan~?"

Mundo berkeringat dingin. "Tentu saja. Tidak masalah."


Kemudian di siang hari ketika ingin tidur lagi...

Sreeet!

Mundo memasrahkan diri berhadapan dengan Yona, yang dengan perlahan tapi penuh penghayatan, mulai menceramahinya perihal pentingnya tidur 8 jam sehari, mandi dua kali, dan makan teratur tiga kali sehari.


Sudah senja hari dan lihat siapa yang dia jumpai.

"Ah, Mundo!" Michelle menyapa ceria dari balik kompor dapur sambil memperlihatkan... Apa itu nasi ketan hitam?

"Maaf ya, aku mencoba memasak nasi sesuai resep yang kubaca... Tapi, sepertinya agak gagal... Tapi kalau kau tidak mau makan juga tidak apa-apa!"

Dengan pipi merah serta mata bersinar dan bahasa tubuh panik bercampur cemas yang diam-diam masih berharap, bagaimana Mundo bisa tega hati menolaknya?

"Ini enak kok."

Dan pastikan untuk mengingatkan Mundo agar dia mengajari sang 'kekasih' memasak lain kali.


Menjelang malam ketika baru keluar dari kamar mandi hanya memakai handuk...

Grep!

"Mundo, ayo cepat! Kita lihat kembang api di taman bermain!"

"Tu-tunggu! Bajuku masih-"


Dan ketika sudah siap membaringkan diri di kasur...

"Mundo... Bo-boleh tidak... A-aku tidur di sini...?"

Sekali lagi, bagaimana Mundo bisa tega hati?


Hari demi hari dia lalui. Seringkali begitu frustasi sampai dia berniat bunuh diri (dengan melompat dari jendela kamarnya di lantai 5... yang menghadap kebun markas, nanti yang ada malah merusak tanaman karena mendarat di atasnya), tapi lebih sering lagi dia merasa bagaikan seorang Casanova (karena terus-terusan dikelilingi) yang pastinya akan dilirik dengan sirik oleh orang-orang yang melihatnya.


Tapi tentu saja, segala sesuatu akan ada akhirnya. Sebagai diri Miyon (versi asli) yang paling sedikit eksistensinya, Yona lenyap di hari kedua, diikuti Yomihime di hari ketiga, setelahnya Michelle di hari kelima. Setelah sempat keringat dingin dan memanjatkan doa diam-diam sepanjang hari, akhirnya Milly menghilang pada akhir minggu pertama. Dan setelah kepergian Mikan yang telah membuat Mundo merasakan hidup layaknya keluarga pengantin baru...

"Jadi efeknya hanya bertahan selama dua minggu... Begitu ya..."

Ketika sedang manggut-manggut sendiri di depan tumpukan doujin di sisi kiri dan catatan hasil penelitian ramuan di sisi kanan, Emy hampir tidak sadar ketika seseorang memasuki kamar sampai orang itu menyentuh pundaknya.

Baiklah, 'menyentuh' itu terlalu memperhalus. Sebenarnya dia ditempeleng di kepala.

"Masih di sini? Sudah berapa hari kau tidak mandi?"

Mata coklat berbingkai kacamata itu melihat rambut biru dan mata biru gelap berpadu dengan kulit putih pucat dan tubuh yang, umm... langsing dan pendek. Tidak lupa pembawaan diri yang cukup ketat.

"Bukannya aku menganggapmu bau, tapi kau memang bau! Cepat mandi sana!"

Bibir mengerucut dan pipi menggembung seperti marmut.

Emy beranjak dari tempat duduk dan memeluk kekasihnya dengan wajah bahagia.

'Aku mencintaimu, Thun-kun. Tsundere-mu yang terbaik.'


Bonus:

Suara ayam membangunkan Zen yang tertidur di sofa.

"Urgh... Udah pagi aja..." Zen mengucek mata dan mengambil handphone di atas meja. "Mumpung masih ada waktu, mending liat- Hm? Chat dari Molf?"


Molf: Zen, maaf aku harus pergi pagi-pagi karena ada urusan keluarga yang mendadak. Aku titipkan Duco padamu, dia sudah mandi dan sedang tidur di kamarku.


Zen yang membaca chat itu langsung emosi. 'Sikampret! Lagi-lagi harus gue yang disuruh ngurusin tuh anak! Bilang kek dari kemaren!'

"Kalau lagi luang mah masih mending, masalahnya gue ada latihan pagi ini!" Zen berjalan menuju kamar dan langsung membanting pintu.

Di sana terlihat Duco yang tertidur pulas sambil memeluk boneka kelinci (yang 'diduga' merupakan pemberian Glinea).

Zen yang melihat itu mulai merasa tidak tega.


Beberapa orang hanya terdiam melihat suasana di depan mereka, karena...

"Anu, Zen..."

"Iye, ini anak gue sama Molf! Lu berani nanya lagi gue bakar tempat ini!" ancam Zen sambil mengeluarkan aura hitam dan memangku Duco yang malah sibuk memainkan boneka miliknya tanpa memperdulikan kondisi sekitar.

Ikyo dan Thundy (yang juga membawa anak mereka) langsung jaga jarak sejauh mungkin dari Zen.

'Konferensi bapak-bapak beranak?' batin Arta yang kebetulan baru datang ketika melihat kejadian barusan.


Kemudian...

"Duco, Papa mau latihan. Jangan kabur atau gangguin." perintah Zen.

"Iya, Papa." balas Duco.

"Ara ara. Bibi tidak menyangka kamu sudah menjadi seorang ayah, Zen." komentar Bibi Rilen.

"Berisik." balas Zen sebal dan memulai latihannya.

Duco yang hanya memperhatikan mulai terpukau melihat semua gerakan Zen.

"Papa Zen keren! Duco (s)uka!" seru Duco sambil tepuk tangan.

Zen langsung kaget mendengar itu, kemudian beberapa orang ikut tepuk tangan dan membuat Zen berkeringat dingin melihatnya.

'Gue nggak tau harus bangga atau malu...' batin Zen yang wajahnya sudah merah padam.


To Be Continue, bukan Ting Bang Cong (?)...


Yah, itu saja yang bisa kulakukan... ._./

Review! :D