No reply right now...
Happy Reading! :D
Chapter 276: No(va)ti(de)ce(o)
Pada suatu hari di Twitter...
Rina (CyGirl)
Creeper
20 : 22 . 30 Nov 20 . Twitter for Android
307 Retweets 1838 Likes
Reply Retweet Like Share
Saphire Andreas (BlueisAwesome) . 10m
Replying to (CyGirl)
AWW MAANN
1 Reply Retweet Like Share
Salem M. Al-Jumrah (BlondeSpiky) . 9m
SO WE BACK IN DA MINE
1 Reply Retweet Like Share
Saphire Andreas (BlueisAwesome) . 8m
GOT OUR PICKAXE SWINGIN' FROM SIDE TO SIDE
1 Reply Retweet Like Share
Salem M. Al-Jumrah (BlondeSpiky) . 7m
SIDE-
LANJUTIN! (BlackSpiky)
1 Reply Retweet Like Share
Vestur (BlackSpiky) . 6m
SUDOKU TO SUDOKU!
1 Reply Retweet Like Share
Saphire Andreas (BlueisAwesome) . 5m
...
1 Reply Retweet Like Share
Salem M. Al-Jumrah (BlondeSpiky) . 4m
...
Goblok ih!
BUBAR WOY BUBAR!
1 Reply Retweet Like Share
Alpha Scalion (BestGamer) . 3m
Perusak konten anjir!
1 Reply Retweet Like Share
Rina (CyGirl) . 2m
Padahal aku cuma iseng ngetik doang.
Tapi kalian malah nyambung kayak saklar listrik.
Reply Retweet Like Share
Itu saja intro-nya.
~Mancing~
Thundy sedang berada di rumah untuk mengasuh anaknya ketika handphone-nya berdering, dia pun melihat sejenak dan membuka notif dari grup chat.
Luthias: (Foto pelabuhan)
Luthias: (Foto alat pancing)
Luthias: Aku sedang berada di pelabuhan untuk memancing, kalian bisa datang jika mau.
"Sebenarnya aku mau saja, tapi aku tidak bisa meninggalkan Carmel."
"Oh, ada yang mengajakmu hangout? Aku bisa menjaga Carmel sampai kau kembali." ujar Izca di belakangnya.
Thundy menatap anaknya sejenak dan menghela nafas. "Ugh, baiklah..."
Thundy pun berjalan menuju tempat pemancingan di pelabuhan, tapi ketika dia sampai di sana...
"Entschuldigung, Sir, aber wer sind Sie?" tanya Thundy pada pria asing di depannya.
"Ini gue! Lu nggak kenal apa?!"
Thundy langsung mengenali suara pria itu. "Hah?! Revan?!"
"Ya iyalah!"
"Sebenarnya aku juga tidak percaya kalau dia Revan..." gumam Luthias yang sedang bersama Hans di belakang Revan.
(Mengenai tampilan baru Revan, silakan tanyakan Reha untuk penjelasan lebih lanjut.)
Setelah kejadian itu, mereka berempat memancing dengan suasana canggung.
"Van, gue boleh nanya nggak? Tapi ini agak menyinggung sih..."
"Apaan, Thun?"
"Tampilan kayak gitu mau mancing ikan atau mancing janda?"
"Pffft..." Luthias langsung menahan tawa.
"Emang itu lucu?" tanya Revan skeptis.
Luthias langsung memasang senyuman angker beserta aura suram yang menguar dari tubuhnya. "Ya, lebih lucu dari kejadian dimana dulu suamimu (Red) mengirim blackmail ke kakakku dengan link doujin Yaoi Aniki menjadi Uke berjudul 'care for xxx' (yang untungnya sudah aku hapus mail itu saat memakai laptop Aniki)."
"What?!" Hans langsung shock mendengar hal itu.
Note: Ya, Red perrnah kirim blackmail ke Mathias di fic Reha, tapi aku lupa Chapter berapa.
~Who Broke It?~
Beberapa orang berkumpul di sekitar mesin pembuat kopi.
"Jadi... Siapa yang merusaknya?" tanya Paman Grayson.
Tidak ada yang mengatakan apaun.
Pria itu melipat tangan. "Paman tidak marah. Paman hanya ingin tau."
Maurice mengangkat tangan. "Itu aku. Aku yang merusaknya."
"Tidak, bukan kau." Paman Grayson menatap orang lain. "Vivi?"
"Jangan lihat aku. Lihat Monika." Vivi menunjuk sebelahnya.
Monika langsung terkejut. "Apa? Aku tidak merusaknya."
"Hah. Itu aneh. Bagaimana kau tau benda itu rusak?" tanya Vivi.
"Karena benda itu berada tepat di depan kita dan rusak." jawab Monika.
"Mencurigakan." balas Vivi.
"Tidak, aku tidak mencurigakan!" bantah Monika.
"Jika ini penting, mungkin tidak, tapi Ikyo yang terakhir menggunakannya." celetuk Marin.
"Pembohong! Aku bahkan tidak meminum benda itu!" bantah Ikyo.
"Oh, benarkah? Lalu apa yang kau lakukan dengan gerobak kopi tadi?" tanya Marin.
Ikyo menghampiri Marin dengan wajah marah. "Aku menggunakan pengaduk kayu yang tidak terpakai untuk mengasah cakarku. Semua orang tau itu, Marin!"
"Baiklah, jangan bertengkar." lerai Maurice. "Aku yang merusaknya. Biarkan aku menggantinya, Paman."
Paman Grayson menggeleng. "Tidak. Siapa yang merusaknya?!"
Monika melirik Giro yang berada pojokan, lalu kembali menatap Paman Grayson. "Paman... Giro diam sekali hari ini."
"Really?!" pekik Giro tidak terima.
"Iya, sungguh!" balas Monika.
"Mein Gott!"
Semua orang mulai berdebat satu sama lain, kecuali Paman Grayson.
"Aku yang merusaknya. Tanganku terbakar, jadi aku meninjunya."
Sekarang Paman Grayson sedang berada di depan pintu ruang makan bersama Bibi Rilen yang memasang wajah khawatir.
"Aku memperkirakan sepuluh menit dari sekarang mereka akan mencoba saling membunuh satu sama lain dengan cat perang di wajah mereka dan kepala babi di atas tongkat."
Orang-orang di dalam ruang makan masih terus berdebat satu sama lain.
To Be Continue, bukan Tut Bil Che (?)...
Ya, itu aja... ._./
Review! :D
