Balas Review! :D

RosyMiranto18: Mungkin tidak banyak yang akan kujawab.

Q: Kemana Pasturnya, Grayson?

A: Dia memang dari dulu ingin meresmikan pernikahan keponakannya.

Q: Laba-laba itu namanya Violetta? & Bersandar batu? Seberapa besar Violetta huh?!

A: Coba googling 'Identity V Soul Weaver'.

Q: Schwester? That's German. Not Greenlandic.

A: Giro yang bicara German, bukan Luthias.

Q: Kucing-Kera?

A: Baca Fun Fact Chapter 'Our Little Tales'.

Thanks for Review.

Happy Reading! :D


Chapter 289: Food Fight at Restaurant


Suasana di DraFlamia sedang ramai pelanggan, tapi itu tidak menghentikan sebagian anggota Garuchan untuk makan siang bersama di sana (dan secara 'tidak sengaja' menimbulkan kekacauan yang akan terjadi nanti).

Alpha yang baru datang melihat Luthias sedang menggambar sesuatu (atau seseorang) di buku catatannya ketika keempat saudaranya menertawakan sesuatu yang diceritakan Mundo.

"D-Dan kemudian..." kata Mundo di sela-sela tawanya. "Masuklah Ikyo, memakai rok! A-Aku tidak tau harus berbuat apa, jadi aku keluar ruangan untuk tertawa!"

"Ya, kami mengatakan kepadanya kalau itu adalah kilt." Mathias menjelaskan. "Dia belum pernah memakai seragam sebelumnya jadi dia tidak tau."

"Itu buruk!" komentar Andersen, tawanya tidak sesuai dengan perkataannya. "Ada apa denganmu?"

"Apa yang kau lakukan?" tanya Alpha yang ingin melihat isi buku Luthias, tapi pemuda berkacamata itu langsung menutup buku catatannya.

"Tidak ada, hanya catatan yang tidak penting." jawab Luthias spontan, kemudian dia memasukkan buku catatannya ke dalam tas selempang dan beranjak pergi ke toilet membawa tasnya.

Sebenarnya itu adalah kisah cinta antara Flore dan Tigwild, tapi Alpha tidak akan pernah membiarkannya mendengar akhir dari itu jika dia tau.

"Lame." keluh Alpha sambil duduk di kursi kosong sebelah Victor.

Kemudian sebuah anggur terbang dan mendarat di mulut Mundo, dia pun mengacungkan jempol pada Musket yang berada di seberang meja mereka. Musket terkikik sambil terus melemparkan anggur ke arah Mundo dengan sendoknya. Mundo menangkap buah itu dengan mudah dan sekali lagi memberi Musket acungan jempol.

"Lanjutkan saja ceritanya, aku ingin tau kapan Ikyo menyadari kalau dia telah ditipu." timpal Victor.

Alpha tertawa. "Adel bilang Ikyo punya kaki yang bagus, aku hanya membantunya."

Kemudian Alpha berdiri untuk menaruh kaki di atas kursi sambil bertanya dengan nada mengejek. "Suka dengan apa yang kau lihat?"

Hal itu membuat mereka semua tertawa.

"Ngomong-ngomong, Mundo, mungkin kau harus menceritakan bagian terbaiknya." ujar Mathias.

"Oh ya!" seru Mundo setelah menelan anggur lain yang dia makan. "Jadi kami berada di atap markas melihat Ikyo memakai rok, kemudian Reha datang dan mengatakan 'Saatnya melakukan leap of faith!' kepada para cowok di sana."

Mereka pun tertawa lagi.

Margie terpikirkan sesuatu di sela tawanya. "Tolong beritahu aku kalau dia memakai celana di bawah rok itu."

Mathias mengangguk. "Ya, untungnya. Dia tidak senaif itu."

Tiba-tiba Zen muncul dan membanting sesuatu di atas meja tempat mereka duduk, sebuah binder biru besar yang isinya penuh dengan kumpulan kertas.

"Ehem! Teman-teman... dan seorang Kambing."

"Hey!" seru Mathias yang merasa tersinggung.

"Sekitar tiga puluh tujuh menit dan dua puluh tiga detik yang lalu, aku dan Victor membuat rencana!"

"Itu pasti bagus!" sahut Mundo sambil terus menangkap buah seukuran gigitan yang lezat dengan mulutnya.

"Tunggu, apa itu binder-ku yang kau curi?" tanya Alpha setelah menyadari kalau di binder biru itu terdapat tulisan 'Property of Alpha Scalion' yang dicoret dengan spidol merah beserta tulisan 'The Best Plan to Start a Year' dengan warna spidol yang sama.

"I'm not a crook!" Zen membantah dengan cepat sambil membuat tanda peace dengan dua tangan, meskipun raut wajah Alpha jelas menunjukkan bahwa pemuda ber-ahoge itu tidak mempercayainya.

"Apa yang kau bicarakan?"

Pria iblis bertanduk patah itu hanya menyeringai ketika mendengar pertanyaan Luthias yang baru kembali dari toilet (tanpa tasnya karena dia menitipkannya pada Yubi di meja kasir). "Kami ingin membuat awal tahun terbaik yang pernah ada."

"Yeah, let's start this year with a bang!" seru Victor yang berdiri dari kursinya.

PLUNG!

"Booooo!" cibir Exoray yang berada tidak jauh dari situ setelah melemparkan apel yang memantul saat mengenai kepala Victor.

"Apa itu ide yang bagus?" tanya Margie agak ragu.

"Aku tidak melihat ada yang salah dengan rencana itu." celetuk Mathias yang dari tadi sedang mengunyah donat blueberry.


Sementara itu, Victor telah melempar apel itu kembali dan mengenai Glinea yang baru selesai melayani pelanggan lain di restoran.


Andersen mengangguk. "Aku setuju dengan Aniki. Awal tahun merupakan waktu yang tepat untuk memulai-"

PLOK!

Suasana langsung hening sesaat ketika Andersen terkena pai krim di wajah.

Margie menggeram dan menghantamkan tangan ke meja dengan keras. "Siapa yang memutuskan untuk melemparkan pai ke wajah kekasihku!?"

Victor dengan cepat menunjuk ke arah ketiga orang yang berkumpul di meja lain: Musket yang menutup mata, Zen yang menutup mulut, dan Exoray yang menutup kedua telinga.

"Aku benci ketika menyadari apa yang akan terjadi nanti." komentar Glinea merasa bersalah karena dialah pelaku sebenarnya dari pai tersebut.

"Ily akan membunuh kita setelah ini." gumam Yubi dari meja kasir yang sudah mengeluarkan megaphone entah dari mana.


Tumma dan Noah sedang mengobrol di depan DraFlamia tanpa memperhatikan keadaan yang sangat kacau di dalam sana. Makanan terlihat berceceran di jendela restoran bahkan sebelum perang makanan benar-benar dimulai.

"Dan bayangkan reaksi Elgang yang lain ketika mereka melihat Laby mengeluarkan bola tangan dari dalam cerminnya. Sepertinya dia masih antusias untuk bermain dodgeball setelah kejadian waktu itu."

Selagi Noah sibuk bercerita, Musket terlihat terhempas sampai menemplok di jendela restoran dan merosot turun.

Tumma melirik jendela sesaat dan hanya mengangguk. "Ya, tapi setidaknya itu lebih normal dari apa yang teman-temanku lakukan."

Noah merasa kebingungan. "Apa yang biasa mereka lakukan?"

"Membuat masalah." Noah dengan ekspresi tidak percaya menatap Tumma yang hanya tersenyum miris. "Kau akan tau nanti."

"Untuk para pelanggan yang tidak ingin terlibat peperangan harap segera keluar restoran untuk menyelamatkan nyawa dan kewarasan kalian, terima kasih."

"Sepertinya kita tepat waktu untuk melihat itu secara langsung."


Begitu mereka membuka pintu dan melangkah masuk ke dalam restoran...

"FOOD FIGHT!"

Keduanya disambut oleh kerumunan orang yang berteriak ketakutan sambil berlarian keluar restoran. Di akhir kerumunan itu adalah Musket yang saat ini sedang berlari mundur sambil mengocok botol kaca berisi soda.

"BERLINDUNG!" Musket mengarahkan botol soda yang dia pegang ke arah apapun yang menyebabkan kekacauan di dalam restoran dan menembakkan isinya, kemudian dia secara tidak sengaja melihat Tumma.

"Woah, Tum-Tum! Senang melihatmu di sini, dayo!" Musket menyapa Tumma dengan gembira, tapi ekspresinya segera berubah menjadi sedikit kebingungan ketika dia melihat Noah. "... Aku tidak tau siapa kau, tapi... eh... kau juga di sini! Luar biasa!"

"Apa yang sedang terjadi di sini?" tanya Noah merasa risih.

Mereka tidak menyadari kalau Yubi sudah berlari melewati mereka dan menutup restoran dari luar untuk mencegah kekacauan meluas sampai keluar restoran.

"Well, now that you mention it... Semuanya terlihat agak-"

BUK!

Perkataan Musket terpotong oleh sesuatu yang menghantam bagian belakang kepalanya dan sebuah toples berisi zat berwarna merah cerah terlihat menempel di kepalanya, dia meraba-raba bagian belakang kepalanya dan mendapati tangannya berlumuran zat merah tersebut. Pemuda itu hanya mengangkat bahu dan kembali menatap Tumma dan Noah yang sekarang hanya terdiam.

"... yeah, keadaan terlihat agak kacau sekarang." Musket hanya terkekeh dan menunjuk ke belakang dengan jempolnya. "Katakan itu pada tumpukan meja."


Kamera bergerak melintasi ruangan dan...

"AHAHAHAHA!" Mathias berdiri di atas tumpukan meja dan vending machine yang dibentuk menyerupai kastil di salah satu ujung restoran. "I'm king of the castle~! I'm king of the castle~!"


Ilia yang baru kembali setelah mengurus belanjaan penting langsung terbelalak ketika melihat apa yang akan terjadi dari luar jendela restoran.

"Aku hanya meninggalkan restoran selama lima menit!" seru gadis manager itu kesal, kemudian dia mengeluarkan handphone dan memanggil seseorang. "Halo Thun, bisa datang ke DraFlamia sekarang? Aku punya masalah di sini."


Di ujung lain restoran, Zen menginjak salah satu meja yang tersisa sambil menunjuk tim lawan dengan salah satu tangan dan memegang botol jus dengan tangan yang satunya.

"Justice will be swift! Justice will be painful!" Zen meremas botol jus dan mengangkatnya ke atas. "IT WILL BE DELICIOUS!"

"Yeaaaaah!" sorak Exoray dan Mundo.

Kemudian Musket menyadari sesuatu. "Kenapa kalian berdua tidak ikut bersorak?"

"Aku diseret ke tim ini karena dikira Alpha." (Luthias)

"Dan Zen akan tetap menyeretku untuk melakukan ini walaupun aku tidak mau." (Glinea)

"Off with their heads!" perintah Mathias yang turun dari 'kastil'.

Margie menginjak nampan untuk melontarkan tiga semangka di atasnya ke udara dan mengirimnya ke arah lawan dengan sebuah tendangan. Alpha melompat ke depan sambil mencengkeram semangka dan menggunakan momentum flip depan untuk mengangkatnya ke atas. Andersen membawa dua semangka di masing-masing tangan dan melemparkannya. Mathias mencengkeram salah satu meja dan menerbangkan sisa semangka di atasnya. Victor melompat ke meja lain dan melontarkan semangka yang beterbangan dengan dorongan tangan dan tendangan.

"Mundo! Kalkun!" perintah Zen.

Mundo berguling ke arah kalkun di lantai dan memasukkan kepalan tangan ke dalamnya, kemudian dia menghantamkan tinjunya sebelum meninju semangka yang berdatangan. Exoray melompati Mundo dan mengambil dua baguette untuk membantunya menghancurkan semangka yang berdatangan, kemudian Mundo melontarkan kalkun di tangannya dan mengenai Victor dengan telak sampai membuatnya terkapar di lantai.

Alpha dan Exoray saling beradu baguette di tangan mereka masing-masing, sampai Exoray melempar salah satu baguette-nya yang dihindari oleh Alpha dan pemuda ber-ahoge itu langsung menerjang Exoray sampai membuat pria itu terhempas, kemudian Alpha melemparkan baguette lain yang terlepas dari tangan Exoray ke arah Mundo yang menendang baguette yang terbang ke arahnya tapi lemparan kedua mengenainya sampai terjatuh.

Luthias menaiki nampan makanan sebagai papan luncur melintasi meja, kemudian dia melompat dan menangkis balik baguette dari Margie yang menghindari itu. Luthias terus meluncur dan langsung melompat dengan nampan ke arah Margie yang membuat gadis itu kesulitan menahan serangan tersebut dan jatuh tersungkur. Andersen dan Mathias segera menerjang ke arah tim lawan.

Luthias menyingkir ke samping untuk memberi jalan pada Zen yang mencengkeram botol saus tomat dan menyemprotkan isinya ke lantai, membuat Andersen yang sedang berlari tergelincir dan menabrak tumpukan meja lain dengan efek suara pin bowling.

Mathias melompat ke atas meja saat di udara dan melompat lagi sambil menangkap tiang besi yang terbang dan menancapkannya pada semangka terdekat untuk membuat palu darurat. Setelah itu dia bergerak untuk menyerang Zen dan Luthias, tapi Exoray menghadang dan terkena serangan Mathias yang menerbangkannya ke sudut lain restoran di saat kedua orang lainnya menyingkir ke samping.

Luthias meraih ikan pedang dari tumpukan makanan, kemudian langsung menerjang ke arah Mathias dan membuatnya terhempas, tapi pria pirang itu berhasil mendarat di kakinya dan memutar palu semangka yang beradu dengan ikan pedang sampai Mathias memberikan pukulan telak yang langsung mengirim Luthias terbang dan menghantam pilar dengan keras sampai hancur. Victor yang baru terbangun melihat kejadian itu dan langsung bergerak menangkap Luthias sebelum pemuda berkacamata itu tertimpa runtuhan pilar.

"Hey! Greeny! Don't leave me! NOOOOOOOO!" teriak Victor dengan dramatis saat pilar di belakang mereka runtuh disertai puing-puing piring dan peralatan makan yang beterbangan.

Tiba-tiba Luthias terbangun dengan wajah kesal dan mengarahkan ikan pedang yang dipegangnya di dekat leher Victor. "Nggak usah lebay, dasar bego!"

"Bukankah mereka berada di tim yang berbeda?" tanya Noah yang merasa skeptis dengan adegan itu.

Tumma hanya terkekik. "Peraturan pertama Danish Family: 'Keluarga selalu didahulukan, bahkan dalam situasi terkonyol sekalipun'."

Andersen sangat ingin facepalm setelah melihat apa yang baru saja dilakukan Victor, kalau saja dia tidak sedang diserang Glinea dengan lemparan pisau dan garpu. Pria itu segera melindungi diri dengan mengambil nampan terdekat sebagai perisai dan menyerang balik dengan melempar benda apapun yang bisa dia jangkau.

Sementara itu, Mundo menyerang sekali lagi dengan sarung tangan kalkunnya dan Alpha menghadapinya dengan mengambil dua daun bawang sebagai senjata. Mereka pun saling menerjang dan Alpha melakukan tendangan yang diblokir oleh Mundo, keduanya saling menatap dan mulai saling serang. Mundo memberikan beberapa pukulan ke Alpha dan pukulan berikutnya membuat pemuda ber-ahoge itu berputar sedikit sebelum pria itu memberikan pukulan yang menerbangkannya ke udara. Alpha melemparkan daun bawang ke arah Mundo yang melompat menghindar, kemudian pemuda ber-ahoge itu ditinju dengan keras sampai tubuhnya menghantam sekelompok meja sampai hancur.

Mathias membanting palu semangka ke arah Mundo yang menghindarinya dengan melompat mundur. Keduanya pun menyerang satu sama lain sebelum Mathias mengayunkan palu daruratnya dengan keras sampai semangka di ujungnya hancur dan menerbangkan Mundo sampai melubangi langit-langit restoran.

Glinea menghindari puing dari langit-langit di atasnya dan mengambil rangkaian sosis sebagai cambuk untuk menyerang Mathias. Pria pirang itu terkena serangan dan terhempas sampai menghantam salah satu vending machine yang membuatnya rusak parah dan menumpahkan isinya ke lantai. Mathias segera melempar kaleng soda di sekitarnya ke arah Glinea yang berusaha menghindari kaleng soda yang terus-menerus dilemparkan pria itu.

Andersen yang melihat itu memutuskan untuk memberikan bantuan. Puluhan kaleng soda di sekitarnya diselimuti cahaya merah dan terangkat ke udara, kemudian Andersen mengarahkan kaleng-kaleng itu ke arah Glinea yang mulai terjebak badai kaleng soda tersebut sampai akhirnya gadis itu terhempas ke udara dan jatuh.

Zen yang menjadi orang tersisa di timnya mulai berlutut dalam posisi siap berlari, kemudian dia terbang melesat dan angin yang dihasilkan menyeret apapun yang tergeletak di lantai. Kemudian dia memutar badannya di udara untuk membentuk torpedo yang melewati keempat orang di tim lawan dan menyeret mereka bersama badai makanan dan minuman yang dibuatnya.

Ketika dia mencapai dinding, Zen berhenti di depan dinding dan angin yang dihasilkan menyebabkan dinding retak hebat. Margie, Andersen, Mathias, dan Alpha menabrak dinding dan terjepit oleh aliran udara yang membawa mereka. Kemudian Zen terbang ke atas saat badai makanan dan minuman yang dia kumpulkan menghantam tim lawan yang terperangkap.

Apa yang dihasilkan hanya dapat digambarkan sebagai seseorang yang mencampurkan setiap warna menjadi satu bercak multi-warna besar di dinding yang retak. Zen melakukan superhero landing dan tubuh tim lawan di belakangnya merosot ke lantai untuk memperlihatkan empat area samar berbentuk manusia yang tetap tidak tersentuh oleh badai makanan dan minuman tersebut.


"Aku menyukai mereka." komentar Tumma senang.

Noah terdengar menggeram kesal, dan ternyata...

Dia berdiri di depan Tumma dengan badan berlumuran jus anggur dari kepala sampai kaki.

Berarti Tumma tak sengaja menggunakan Noah sebagai perisai hidup dong?

Tumma pun langsung menjauh beberapa langkah ke samping.

"Yah, apa yang kau tau. Ternyata benda yang mengenai kepalaku tadi sebenarnya adalah toples selai strawberry!" celetuk Musket dengan riang sambil menjilati zat merah manis di jari-jarinya.

BRAK!

Musket yang berdiri di dekat pintu restoran langsung tergencet pintu restoran yang didobrak oleh...

Thundy memasuki restoran dan berjalan di antara Tumma dan Noah sambil menggeram dengan wajah kesal. Dengan lambaian tangan, dia menggunakan sihirnya untuk mengembalikan kondisi restoran seperti semula. Dalam beberapa saat, restoran tampak seolah-olah tidak dirusak oleh 'a figurative and very literal food hurricane'.

"Kalian, please. Jangan bermain dengan makanan di restoran umum." omel Thundy dengan nada menahan amarah.

Suasana hening sesaat, sampai Alpha bersendawa dan mengagetkan semua orang di sana, kemudian...

CRASH!

"UUUGH!"

Mundo jatuh dari langit-langit restoran dan menghantam meja sampai patah, tubuhnya dipenuhi gumpalan batu dan puing-puing.

Thundy hanya memijat kening sambil menghela nafas frustasi ketika melihat orang-orang di depannya tertawa setelah kejadian itu. Ilia yang baru masuk hanya menepuk pundak pemuda biru itu dengan gestur menghibur, kemudian gadis manager itu memperhatikan keadaan sekitar dan menyadari keberadaan Noah yang berlumuran jus anggur. "Kau melupakan seseorang."

Thundy melihat apa yang dimaksud Ilia dan menggunakan sihirnya untuk membersihkan Noah.


Setelah kejadian itu, restoran ditutup selama tiga minggu.


Double Bonus:

~Chasing The Thieving Ice Cream Maniac~

"Jangan lari!"

Arie sedang mengejar Icy yang ketauan nyolong es krim dari toko terdekat.


Ketika tiba di sebuah perempatan, lampu pejalan kaki yang menyala merah membuat mereka berdua langsung berhenti dan saling menatap sambil berlari di tempat menunggu lampu menyala hijau.

"Kau tidak akan bisa menghindar!" seru Arie.

Icy menatap kembali lampu pejalan kaki. Lampu pun menyala hijau dan mereka langsung tancap gas. Sebuah mobil berhenti mendadak ketika Icy berlari di depannya disusul Arie yang melompati mobil itu.

"Hey, bangsat!" umpat si pengemudi.


Ketika mereka berada di depan dua jalan yang berbeda ketinggian dan dibatasi oleh pagar besi, Arie berlari ke jalan yang lebih tinggi dan melompat sambil melakukan backflip melewati pagar yang membatasi kedua jalan tersebut. Dia pun berhenti di depan Icy yang mengambil jalan yang lebih rendah.

"Apa-apaan stunt penentang gravitasi itu?!" Icy langsung balik arah.

"Tunggu!" Arie kembali mengejarnya.

Tanpa diduga, sebuah kulit pisang jatuh dari langit dan Icy yang menginjaknya langsung terpeleset dan jatuh tersungkur di depan Elwa.

Elwa mengangkat kepalanya ke arah langit dan melihat Vestur yang sedang makan pisang di atas awan kuning sakti, kemudian dia kembali menatap jalanan ketika Arie mendatanginya dengan terengah-engah. "Maaf membuatmu repot-repot mengejarnya, aku akan membelikanmu minuman."


~Toby's Dangerous Game~

Tobias menunjukkan dua butir telur. "Ini telur yang direbus matang, dan ini telur yang direbus setengah matang."

"Lalu?" tanya Vience.

Tobias pun membolak-balikkan posisi telur di tangannya. "Nah, bisa tebak mana telur yang matang?"

"Heh?!"

Tobias tersenyum angker. "Kau bisa menebaknya kan?"

"Baik, baik!" seru Vience panik.

Vience pun langsung mengambil telur di tangan kiri Tobias dan memakannya, ternyata telur setengah matang. "Ku-kurang matang."

Tobias pun hanya tertawa jahat.

"Nantikan Chapter selanjutnya!" ujar Arta yang baru datang.


To Be Continue, bukan The Bitter Corn (?)...


Fun Facts for Today:

1. Ya, ini referensi dari RWBY.

2. Timeline Chapter ini setelah bagian 'Dodgeball' tapi sebelum bagian 'Right In Front of Salad?' dari dua Chapter sebelumnya (dan juga sebelum bagian 'Jukebox Shenanigans' di Chapter 289).

3. Ya, Margie dan Andersen pacaran karena mereka bukan saudara sedarah. (No, I'm serious. Jangan tanya aku bagaimana Mathias bertemu dan mengasuh saudara-saudaranya.)

4. Andersen satu-satunya cowok di Danish Family yang bisa sihir, cara dia mendapatkannya sulit dijelaskan.

5. Bagian Bonus referensi dari Kamen Rider Drive episode 2 dan Omake Fuuto Tantei episode 1.


Ya, itu saja... ._./

Sedikit curhat, temen lama dari SD nikah di akhir Desember. Surat undangannya memang ditujukan padaku sejak awal, tapi malah ortuku yang dateng ke kondangannya (mereka cuma ngasih duit atas namaku doang). Bukannya aku nggak mau dateng (malah pengen banget sih), hanya saja ortu nggak nanya apa aku emang mau ke sana atau nggak.

Review! :D