Previous Chapter
"Jujur, aku juga ingin merasakannya. Tetapi … aku tidak memiliki seseorang untuk itu," ucap Yotsuba yang memegangi bagian belakang kepalanya.
Kemudian, Yotsuba melanjutkan, "Bagaimana denganmu, Miku? Apa ada seseorang yang dirimu sukai?"
Mendengar itu membuat Miku tersipu, ia kemudian dengan cepat berbalik dan meninggalkan mereka bertiga. "T-tidak …."
Naruto yang melihat Miku pergi hanya bingung untuk sesaat, "Sebenarnya, apa yang terjadi padanya?"
Ichika dan Yotsuba yang melihat itu tersenyum penuh arti, berbeda dengan Naruto yang menatap mereka berdua dengan tatapan yang tidak meyakinkan.
"Aku tahu wajah itu. Sebagai saudaranya, akan kuberitahu," ucap Yotsuba.
"Tidak salah lagi …," tambah Ichika.
"Miku sedang jatuh cinta!" ucap Ichika dan Yotsuba bersamaan. Sementara Naruto yang mendengar itu hanya sweatdrop, karena menurutnya itu terkesan aneh.
'Oi, oi. Yang benar saja ….'
.
.
.
I'm In Trouble
Disclaimer :
Naruto by Masashi Kishimoto
5-toubun no Hanayome by Negi Haruba
Pair : ?
Rate : T
Mark :
"Naruto." : Berbicara
Naruto : PoV Start / Letter Content
Naruto : Efek suara (Sfx) / Skip Time / Previous Chapter
'Naruto.' : Pikiran atau Batin
["Naruto."] : Berbicara melalui pesan atau panggilan telepon
Genre : School, Drama, Family, Hurt/Comfort, Romance, Tragedy
Warning : Semi-Canon, Alternate Universe, Alternate Fact & Reality, Original & Other Character, dan Out of Character.
.
.
Skip Time : At Class
Naruto yang sudah berada di kelas terlihat duduk di tempatnya. Ketika ia ingin mengeluarkan buku miliknya dari laci meja yang ia tempati, ia menyadari ada sebuah kertas berisi suatu pesan tertentu. Di kertas itu tertulis untuk dirinya, dan juga nama Miku sebagai pengirimnya. Ia kemudian mulai membaca kertas yang sudah di tulis oleh Miku untuknya dalam hati.
Datanglah ke atap setelah sepulang sekolah. Ada sesuatu yang ingin kubicarakan denganmu secara empat mata. Aku tidak bisa menahannya lebih lama lagi.
Itulah pesan yang sudah ia baca, kemudian ia menghela nafas setelah membacanya. Ia kemudian melakukan pose berpikir, dan mengingat apa yang dikatakan Ichika dan Yotsuba mengenai gelagat aneh Miku saat jam makan siang di cafeteria.
'Jika kupikirkan secara logika, ia tidak mungkin menyatakan perasaannya kepadaku. Karena kami belum sedekat itu, yang lebih memungkinkan adalah ia akan menjawab pertanyaanku tadi pagi. Mengingat Miku yang memiliki reaksi tersendiri ketika mendengar pertanyaan mengenai sejarah …,' pikir Naruto dengan penuh perhitungan.
Kemudian, ia melanjutkan dalam pikirannya, 'Setidaknya, aku akan melakukan apa yang ia minta. Karena, aku perlu membangun sebuah kepercayaan diantara kami berdua dengan cara memancingnya sebagai strategi utamaku ….'
.
[0_0]
.
Skip Time : After School, Rooftop
Saat ini, terlihat Naruto yang sedang berada di atap tepat setelah kegiatan sekolah sudah berakhir. Ia terlihat menunggu Miku yang sudah memintanya untuk datang ke sana dan memperkirakan apa yang Miku lakukan kali ini. Naruto menunggu dengan pose bersidekap dada sampai ia mendengar suara pintu atap yang dibuka oleh seseorang. Ia dapat melihat Miku yang datang dengan memakai headphone yang terlihat aktif saat ini.
Menutup pintu atap sejenak, Miku yang melihat Naruto sudah menunggunya terlihat berekspresi dengan lega.
"Syukurlah, kau membaca pesanku …," ucap Miku yang menurunkan headphone dari kepalanya, dan mulai berjalan ke arah Naruto.
Kemudian, Miku melanjutkan dengan ekspresi serius, "Sebenarnya, aku ingin memberitahumu saat di cafeteria. Tapi, aku tidak ingin ada satu orang pun yang mengetahui hal ini …."
Naruto yang melihat itu justru tersenyum tipis. Jika ia benar, maka ia dapat memperkirakan sesuatu yang Miku suka dan ingin pelajari secara mendalam. Dan itu akan ia gunakan untuk memancing Miku keluar dari zona nyamannya.
"Lanjutkan, Miku …."
Mendengar itu, Miku mengangguk, "Naruto … aku sudah menunggu untuk memberitahumu."
Dengan rasa gugup yang menyelimuti dirinya, ia memegangi roknya dengan ekspresi gugup yang terlihat jelas di wajah cantiknya. Naruto juga menyadari hal itu.
"A-aku tahu. Itu adalah Sue Harukata."
Mendengar itu, membuat Naruto mengangguk membenarkan apa yang diucapkan Miku dan tersenyum tipis, "Jika tebakanku benar, kau menyukai apapun yang berkaitan dengan sejarah peperangan. Terutama Sengoku?"
Miku yang mendengar itu menjawabnya dengan gugup, "Y-ya, i-itu benar …."
Mendengar itu, Naruto menyeringai. Ia sudah menemukan target pertama untuk ia dekati sebagai misi membuat kepercayaan antar keduanya.
"Aku mulai menyukai itu semuua sejak aku meminjam game dari Yotsuba. Sejak saat itu, aku menyukai karakter-karakter dan sejarah mengenai Sengoku dan aku sudah memulai membaca banyak buku mengenai hal itu," jelas Miku.
Kemudian, Miku melanjutkan dengan ekspresi khawatir, "Tetapi, teman-teman dikelasku lebih menyukai pemeran yang tampan. Berbeda denganku yang menyukai tokoh perang yang sudah berumur tua. Apa menurutmu itu aneh?"
Mendengar itu, membuat Naruto berpikir, 'Jadi itu rupanya, yang membuatnya dirinya berpikir aneh. Dari raut ekspresi yang terlihat khawatir itu. Aku berani bertaruh, ia tidak ingin orang lain mengetahui hal ini.'
Kemudian Naruto tersenyum tipis. Ia kemudian menyatukan jari telunjuk dan tengahnya dan menyentakkannya ke dahi Miku dengan pelan. Merasakan itu, Miku tidak merespon. Gadis itu lebih memilih untuk mendengarkan pendapat Naruto mengenai dirinya.
"Miku, ketahuilah. Tidak semua orang dapat dikatakan aneh hanya berdasarkan hal itu. Karena setiap orang memiliki kesukaan dan ketidaksukaannya masing-masing. Ditambah lagi, semua orang itu berbeda. Terkadang, mereka memiliki kesamaan … tapi itu tidak sepenuhnya sama. Karena aku percaya, pasti ada sesuatu yang membedakan setiap orang pada umumnya," jelas Naruto.
Kemudian, Naruto melanjutkan, "Jika kau mau, aku akan mengajarimu mengenai sejarah. Sesuatu yang kau suka. Aku memiliki nilai sempurna dalam sejarah. Mungkin kita bisa belajar bersama, karena aku juga menyukai sejarah. Tetapi, mungkin kau bisa lebih mengetahui itu daripada diriku …."
Mendengar itu, membuat Miku merona untuk sesaat. Ia terlihat merasa senang dikarenakan ada orang lain yang juga menyukai sejarah sepertinya dan juga dikarenakan tidak di anggap aneh hanya karena sesuatu yang ia sukai.
"Benarkah?" ucap Miku yang terlihat antusias.
"Itu benar. Biarkan aku mengajarimu tentang sejarah dan kau bisa mengajari diriku tentang era Sengoku. Dan aku juga akan mengajarimu pelajaran lain yang dirimu tidak bisa. Aku Uzumaki Naruto, salah satu jajaran murid elit di sekolah ini siap membantumu. Aku juga bisa menceritakan tokoh-tokoh kesukaanmu sebanyak yang kau mau, asalkan kita dapat belajar juga mengenai hal lainnya …."
Mendengar itu, Miku menjadi cemberut dan terlihat mengeluarkan ekspresi yang defensif, "Apa kau saat ini mengatakan dirimu lebih mengetahui itu semua daripada diriku?"
"Mungkin saja? Siapa yang tahu …."
"Baiklah. Pertanyaan untukmu! Cerita Nobunaga yang memanggil Hideyoshi sebuah monyet, tapi itu salah. Apa nama panggilannya yang benar?" tanya Miku yang tiba-tiba mendekat kepada Naruto dengan cepat, yang membuat Naruto mundur beberapa langkah.
'Wah, lihat dia. Kini sekarang ia menjadi banyak bicara. Sepertinya ia tidak akan berhenti, melihat tatapan penuh determinasi yang ia tunjukkan saat ini,' pikir Naruto. Naruto juga menyeringai saat ini, karena meliat Miku yang terlihat menantangnya. Sepertinya, Miku tidak suka jika ada orang lain yang memiliki pengetahuan tentang Periode Sengoku yang lebih baik daripada dirinya.
"Tikus botak," jawab Naruto
"Itu benar," balas Miku yang menghadap arah lain dan terlihat memegangi tangan kanannya dengan tangan kirinya. Setelah itu, ia melontarkan pertanyaan lain, "Ada teori yang menyatakan bahwa Kenshin sebenarnya adalah perempuan …."
"Aku setuju dan itu terdengar cukup menarik," ujar Naruto dengan santai. Bagi Naruto, ia tidak tahu banyak mengenai itu semua. Tetapi, ia akan melakukannya selama gadis itu tertarik.
"Mitsunari tidak pernah memakan buah," ucap Miku dengan air mata yang terlihat di ujung matanya sebagai ekpresinya.
Naruto yang mendengar itu mengangguk, "Ya, dia memang tidak melakukannya."
Kemudian Miku menunjukkan wajah yang serius, "Sebenarnya, Nobunaga minum sake bersama dengan tengkorak."
"Ya, kuakui itu agak menyeramkan."
'Tokoh sejarahlah yang bisa membuat diri Miku untuk belajar sebagai hal yang ia sukai. Itu juga merupakan salah satu hal yang membuat Miku lari dari pelajaran lainnya. Aku akan sebisa mungkin menggunakan hal ini sebagai kesempatan besar,' pikir Naruto yang menyeringai.
"Dan juga …," perkataan Miku tidak terucap penuh, karena Naruto sudah memotong ucapannya.
"Maaf, Miku. Kita sudahi dulu sampai sini, ini sudah sore. Aku harus pulang agar bisa makan malam bersama adikku. Jika kau mau, sewaktu-waktu kita akan belajar lagi. Terutama mengenai sejarah. Bagaimana menurutmu?"
Miku yang mendengar itu terlihat tertarik dengan ajakan Naruto, ia kemudian menjawabnya dengan gugup, "B-baiklah, jika kau memaksa."
Setelah itu, mereka pergi dari atap. Naruto sudah pelan-pelan menuruni beberapa anak tangga, berbeda dengan Miku yang berhenti di depan vending machine yang tersedia tepat di samping pintu bagian dalam dari atap. Miku terlihat memesan satu Matcha Soda.
"Tunggu dulu, Naruto …."
Naruto yang mendengar itu berhenti melangkah, dan ia melihat Miku yang menyodorkan sebuah kaleng minuman berisi Matcha Soda kepada dirinya.
"Ambil ini sebagai bentuk pertemanan kita, terimalah."
Naruto yang mendengar itu langsung mengambil Matcha Soda yang Miku berikan kepadanya, "Terima kasih …."
"Aku sudah meminumnya hari ini, jadi aku ingin kau juga mencobanya," ucap Miku yang tersenyum.
Mendengar itu, membuat Naruto tersenyum dengan tulus karena kebaikan Miku. Mengingat dirinya tidak pernah diberikan sesuatu oleh seseorang, terutama dari seorang teman.
"Terima kasih, Miku. Ini merupakan pertama kalinya temanku memberikan sesuatu kepadaku. Karena aku hanya menerimanya dari keluargaku saja," jelas Naruto.
Mendengar itu, membuat Miku berpikir, 'Apa ia tidak memiliki teman sama sekali dalam kehidupannya?'
"Sama-sama, Naruto. Ah iya, aku tidak memasukkan ingus ke dalamnya …," Naruto yang mendengar itu terlihat bingung. Naruto tidak bodoh, ia tahu apa yang Miku maksud. Ia menanyakan sesuatu mengenai sejarah tanpa bentuk pertanyaan langsung. Dan sialnya, ia lupa dengan jawabannya.
"Hanya bercanda …."
Miku yang menyadari tatapan Naruto yang kebingungan langsung bertanya dengan ekspresi kekecewaan yang terlihat di wajahnya, "Apakah kau tidak mengetahui kisah itu?"
"Aku tahu kau menanyakan sesuatu mengenai sejarah secara tidak langsung dengan cara membuat bercandaan mengenai ingus pada minuman, hanya saja aku lupa jawabannya," balas Naruto.
Mendengar itu, membuat Miku berjalan melewati Naruto dan menuruni tangga duluan, "Kau bilang kau pintar, rupanya kau hanya banyak bicara. Lupakan hal barusan, aku tidak punya hal apapun untuk dipelajari darimu …."
Melihat itu, membuat Naruto merutuki dirinya sendiri. Kemudian ia tersenyum, dikarenakan ia memiliki ide dengan tujuan untuk meyakinkan Miku kembali. Ia hanya perlu melakukan beberapa persiapan untuk melancarkan niatnya itu.
.
[0_0]
.
Skip Time : 2 Days Later, After School
Di bagian barat sekolah, terlihat Naruto yang berada di sana dengan ekspresi kelelahan. Itu dikarenakan dirinya tidak tidur hanya untuk membaca beberapa buku yang ia pinjam dari perpustakaan. Ia lakukan itu dengan tujuan untuk mencari jawaban atas pertanyaan tidak langsung yang Miku berikan kepadanya. Tidak lupa, ia sempat meminjam handphone milik Yotsuba di cafeteria sebagai alat pencarian tambahan.
'Sial, aku lelah sekali. Tapi, aku tidak boleh menyerah.'
Tidak lama kemudian, Miku datang menghampirinya. Melihat itu, Naruto tersenyum senang. Di tangan Miku, ia memperlihatkan sebuah kertas berisikan 'datanglah ke bagian barat sekolah, aku menunggumu'.
"Ini ulahmu kan?"
"Itu benar. Aku sudah menunggumu, Miku."
"Apa maumu, Naruto? Kau tidak pernah jera rupanya. Bukankah aku sudah bilang, aku tidak memiliki sesuatu untuk dipelajari darimu?"
Mendengar itu, membuat Naruto menyeringai, "Aku tidak akan menyerah. Lagipula, apa kau takut kalah denganku mengenai hal yang kau suka?"
Miku yang mendengar itu menjadi cemberut dan menggembungkan kedua pipinya, kemudian ia berjalan menghampiri Naruto dan memberikan kertas yang Naruto sudah buat sebagai pesan kepadanya, "Angin dalam Takeda Shingen Furin Kazan, apa yang dimaksud dari anginnya?"
"Secepat angin berhembus," jawab Naruto, tetapi ia sedikit terkejut ketika melihat Miku melompati pagar dan meluncur ke bawah untuk melarikan diri.
'Sial, aku lengah …," pikir Naruto, ia kemudian menggunakan cara yang Miku lakukan dan mulai mengejarnya. Miku berbelok arah dan Naruto tetap mengikutinya. Ketika Naruto berbelok, ia terkaget ketika dirinya menabrak sepasang payudara terlebih lagi itu tepat di wajahnya. Yang membuatnya mundur beberapa langkah.
"Woah, Uzumaki-san. Kalau berjalan kau seharusnya melihat ke depan …."
Saat ini, Naruto melihat gadis berambut merah kecoklatan yang berpakaian seperti Miku. Akan tetapi tidak menggunakan headphone, melainkan menggunakan pita berwarna hijau.
'Penyamaran bodoh macam apa ini? Baiklah, aku akan menggunakan caraku sendiri untuk membongkarnya.' pikir Naruto yang menyadari itu.
"Dimana Miku?"
Yotsuba palsu yang mendengar itu menunjuk ke arah pintu yang tidak jauh dari dirinya.
"Terima kasih, Miku …," ucap Naruto yang langsung memegang tangan Yotsuba palsu untuk mencegahnya berlari.
Miku yang mendengar itu melebarkan matanya karena terkejut, "B-bagaimana bisa kau mengetahuinya?"
Mendengar itu membuat Naruto menyeringai, "Miku, kau dan saudari-saudarimu yang lain memang terlihat sama. Tetapi aku bisa membedakannya. Aku bisa tahu kau adalah Miku yang asli karena dirimu yang menggunakan jaket biru hari ini, sementara Yotsuba yang kutemui hari ini tidak menggunakannya. Ditambah lagi, pita yang kau gunakan itu warnanya berbeda dengan milik Yotsuba yang asli …."
Dalam sesaat, Yotsuba asli yang membawa kardus berisi poster dan lain-lain terlihat keluar dari pintu yang ditunjuk sebelumnya oleh Miku. Ketika ia melihat Naruto dan Miku yang masih berpenampilan seperti dirinya, ia terkejut, "Wah, ada seseorang yang menyamar menjadi diriku. Aku terkejut kau bisa membedakan kami, Uzumaki-san."
Mendengar itu, Naruto hanya memberikan respon dengan mengacungkan jempol kepada Yotsuba, "Sebenarnya ini akan mudah jika kau mengetahui kebiasaan mereka dari sisi berpakaian ataupun sifat kalian. Kau mungkin bisa meniru suaranya, tapi kau tidak bisa menipuku, Miku."
Tanpa diduga-duga, Miku yang menyadari Naruto lengah langsung saja menginjak kaki Naruto yang membuat Naruto mengaduh kesakitan. Akibat dari hal itu tentu saja membuat Naruto melepaskan genggamannya pada tangan Miku, dan itu juga yang membuat Miku melarikan diri kembali.
'Ia cerdik juga rupanya, tapi tidak akan kubiarkan …,' pikir Naruto. Kemudian, ia berlari mengejar Miku yang tidak jauh dari dirinya. Mengingat stamina dirinya dan Miku juga sama-sama rendah, dan itu dapat ia gunakan untuk mengejarnya walaupun dirinya sendiri yang menjadi taruhannya.
Naruto yang mengejar Miku dengan nafas yang terengah-engah berkata, "Hahh, hahh … maaf sudah menipumu, Miku. Hahh … tapi jujur saja, aku memang tidak setahu dirimu dalam mendalami Sengoku."
"Liar …," respon Miku yang masih berlari.
"Hahh, hahh … a-aku sudah menghabiskan dua hari dengan mencari apa yang kau maksud dengan cara membaca banyak buku di perpustakaan," jelas Naruto sambil berlari. Mereka berdua yang berlari sampai diperhatikan banyak orang, termasuk Nino yang baru saja keluar sekolah bersama dengan teman-temannya.
"Hahh … hahh. Kau pembohong …,"
Naruto yang terengah-engah dalam larinya itu masih tidak menyerah, "Hahh … hahh. A-aku sudah bisa mengimbangimu, Miku."
Miku yang terengah-engah dalam berlari terlihat berpikir untuk mengetes Naruto kembali, "Hahh … hahh. B-baiklah, sambung kata tokoh sejarah. Hahh … Ryuzoji Takanobu."
"Fu masih termasuk kan?" ucap Naruto yang menghentikan langkahnya sejenak.
Kemudian, Naruto berlari mengejar Miku kembali dan menjawabnya, "Fukushima Masanori … hahh, hahh … t-terkenal sebagai sebutan tombak pertama dari tujuh tombak Shizugatake …."
Naruto berpikir untuk memancing Miku agar melanjutkan permainan sambung kata itu, ia berencana untuk menghabiskan stamina Miku dengan tetap mengejarnya dan mempertahankan permainan itu.
"Hahh, hahh. Kanamori Nagachika …."
"K-Kawajiri Hidetaka," balas Miku.
"Katakura Kojurou," ucap Naruto yang menundukkan kepalanya sambil berlari.
"Uesugi Kagetatsu."
"T-Tsuda Nobuzumi."
"M-Miyoshi Nagayoshi." balas Miku yang terengah-engah.
"Shi … Shimazu Toyohisa."
"Sa … Sanada Yukimura."
Kemudian, Miku berucap menambahkan, "Aku tidak sanggup lagi …."
Naruto yang mendengar itu membalas sambil berlari, "Bukan hanya kau saja. Aku juga sudah tidak kuat …."
"M-mengapa kau … sangat keras kepala," bersamaan dengan itu, Miku terjatuh di rerumputan bersama dengan Naruto yang berada tepat di sampingnya. Miku dengan posisi yang terlentang, sementara Naruto dengan posisi tertelungkup. Mereka berdua terengah-engah karena sudah berlari cukup lama.
"Seharusnya aku tidak boleh melakukan ini … tapi, apa boleh buat," ucap Naruto yang mulai berdiri dengan nafas yang sedikit tersengal-sengal.
"Tidak boleh? Apa maksudmu?" tanya Miku.
Mendengar itu, membuat Naruto menjawabnya dengan senyuman tipis, "Berlari atau melakukan hal apapun yang membuatku lelah. Nanti kau akan mengetahui alasannya."
"Padahal aku adalah orang yang paling lambat di kelas …,"
Kemudian, Miku menurunkan dan melepaskan legging yang ia gunakan. Menunjukkan paha putih miliknya itu, "P-panas …."
Naruto yang melihat itu hanya cuek saja, matanya mencari sesuatu. Ketika ia melihat sebuah vending machine yang tidak jauh dari sana, ia memiliki sebuah ide, "Miku, kau haus kan? Akan kubelikan minum, kau istirahat saja di bangku."
Mendengar itu membuat Miku mengangguk saja, dan ia mulai pergi ke arah bangku kayu yang memanjang. Sementara Naruto pergi untuk membeli minum untuk dirinya dan juga Miku. Setelah beberapa saat, ia kembali dengan membawa sekaleng Matcha Soda yang merupakan minuman kesukaan Miku.
Melihat Miku yang melamun sambil mengatur nafasnya, Naruto memiliki ide untuk menjahilinya. Dengan kaleng minuman yang dingin, ia tiba-tiba menempelkannya ke pipi Miku. Hal itu cukup untuk membuatnya terkejut dan menatapnya dengan kesal.
"Maaf, Miku. Terimalah, ini minuman kesukaanmu kan?"
"Bagaimana kau tahu?"
"Mudah saja. Saat di cafeteria tadi, aku lihat kau membeli roti isi dengan minuman yang sama. Bahkan di atap dua hari yang lalu, kau juga memberikan itu kepadaku," jelas Naruto dengan santai.
Kemudian, Naruto menambahkan dengan tersenyum, "Tenang saja. Kali ini tidak kumasukkan ingus, kok."
Hal itu membuat mata Miku melebar karena terkejut, ia pun memperhatikan Naruto.
"Itu mengenai teh yang diminum oleh Ishida Mitsunari yang berisi ingus milik Otani Yoshitsugu didalamnya, benar kan? Selama dua hari ini aku berusaha membaca banyak buku untuk mengetahuinya, bahkan sampai meminjam handphone milik Yotsuba …."
Miku yang mendengar itu kemudian mengambil kaleng Matcha Soda yang Naruto berikan, lalu ia membuat ekspresi yang khawatir dan terlihat jelas oleh Naruto saat ini.
"Apa kau memberitahu ini pada Yotsuba?" tanya Miku dengan serius.
"Tidak, aku tidak memberitahunya. Melihat gelagatmu sejak di atap, aku sudah memperkirakan bahwa kau menganggap itu hal privasi. Jadi, tenanglah …."
Kemudian Naruto bertanya, "Aku tidak mengerti, mengapa kau harus menjadikan ini sebagai rahasia? Bahkan untuk saudari-saudarimu sendiri …."
Mendengar itu, Miku kemudian meletakkan Matcha Soda yang dibelikan Naruto di sebelahnya. Lalu ia menekuk lututnya ke arah dadanya. Menyembunyikan dirinya dengan menatap ke bawah, "Justru karena mereka saudari-saudariku, aku tidak mengatakannya …."
"Memangnya ada apa?"
"Karena di antara kami berlima, akulah yang paling payah …."
Mendengar itu, Naruto menambahkan apa yang dikatakan Miku sebagai pengingat dalam dirinya. Sekarang, ia mengetahui bahwa Miku adalah orang yang tidak memiliki kepercayaan diri yang lebih. Ia terlalu pesimis pada dirinya sendiri, bahkan sampai menganggap dirinya sendiri adalah yang paling memiliki banyak kekurangan.
Setelah berpikir sedikit, Naruto lalu memegang bahu Miku, "Dengarkan aku, Miku. Dari nilai kalian semua, hanya kau yang memiliki nilai tertinggi di ujian yang aku buat. Seharusnya kau tidak boleh merendahkan dirimu seperti itu."
Miku yang mendengar itu membuat senyum kecil di wajah cantiknya itu, "Kau tahu, Naruto. Kau sangat baik …."
Kemudian, Miku menambahkan, "Tapi, aku mengerti. Karena apa yang bisa aku lakukan adalah sesuatu yang semua saudariku bisa lakukan. Karena kami ini kembar."
Mendengar itu, membuat Naruto berpikir ulang. Ia tidak menyangka bahwa Miku sangat memikirkan kalau mereka itu sama. Pikiran gadis ini masih belum terbuka menurutnya. Dan ia sebagai orang yang sudah mengerti dengan fakta akan membuat Miku lebih memercayai dirinya sendiri.
"Karena itu, sebaiknya kau menyerah saja …."
"Itu tidak bisa, Miku. Aku sangat diajarkan ayahku untuk tidak meninggalkan tanggung jawab yang diberikan kepadaku. Bahkan itu adalah tanggung jawab yang diberikan oleh ayah kalian sendiri. Ditambah lagi, aku banyak berhutang dengan ayahmu itu."
Mendengar itu membuat Miku menjadi penasaran. Apa yang dimaksud hutang oleh Naruto sampai-sampai ia tidak ingin melepaskan tanggung jawab yang ia emban sebagai guru les mereka.
"Aku tahu kau memiliki banyak pertanyaan, Miku. Tapi percayalah, kau akan mengetahuinya nanti …."
Kemudian, Naruto melanjutkan dengan tersenyum, "Aku akan tetap mengajari kalian dan menjalankan tugasku dengan baik. Aku akan membuat kalian lulus dengan senyuman di wajah kalian."
Miku yang mendengar itu tersenyum, "Seenaknya saja ya, tapi kurasa itu tidak mungkin bisa. Nilai kami saja berjumlah seratus jika digabungkan."
"Itu mungkin saja, tetapi itu tidak menutupi hasil lain jika kalian berusaha terlebih dahulu. Seperti yang kukatakan sebelumnya, kalian memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dan dirimu menyukai sejarah yang merupakan pelajaran kesukaanmu, benar kan Miku?"
Mendengar itu membuat Miku mengangguk. Naruto yang mendengar itu kemudian melanjutkan, "Karena kalian kembar … kau bilang jika dirimu bisa melakukannya, maka semua saudarimu tentunya juga bisa melakukannya. Dengan keunikan mereka sendiri-sendiri, kalian bisa membantu satu sama lain demi mencapai satu tujuan yang sama. Asalkan kalian mau berusaha untuk merubah diri kalian sendiri."
Kemudian, Naruto mengeluarkan kertas yang berisi jawaban ujian mereka dan meletakkannya secara terbuka tepat di samping Miku, "Lihat, ini adalah hasil dan jawaban ujian kalian."
Miku yang melihat kertas yang berisi jawaban ujian mereka pun melebarkan matanya, "Tidak ada dari kami yang memiliki jawaban benar yang sama …."
Mendengar itu, membuat Naruto mengelus kepala Miku dengan lembut, "Nah, dari sini seharusnya kau sadar. Kalau kau tidak bisa menyamakan orang lain dengan dirimu sendiri. Kau seharusnya lebih bisa memercayai dirimu sendiri, Miku. Jika kau tidak bisa mengikuti apa kata hatimu, maka dirimu yang akan tetap berada di tempat yang sama."
Kemudian, Naruto menambahkan dengan senyuman lembut yang menghiasi wajah tampannya itu, "Jadilah dirimu sendiri, Miku. Bukan Miku yang merupakan kembar lima Nakano. Melainkan Miku yang memiliki jati dirinya sendiri, Miku yang menyukai Sengoku dan sejarah sebagai kesukaannya. Semua yang bisa kau lakukan, aku juga percaya kalian bisa melakukannya. Ichika, Nino, Yotsuba, Itsuki, dan tentunya dirimu Miku … aku percaya kalian berlima bisa mendapatkan nilai sempurna dengan usaha kalian sendiri."
Miku yang diperlakukan dan mendengar itu menjadi merona dan terdiam untuk sesaat. Tapi itu tidak bertahan lama, kemudian ia memakai sepatunya kembali. Lalu, Miku membuka Matcha Soda miliknya. Dengan rambut yang menutupi matanya, ia berbicara, "Apa itu? Terdengar konyol …."
Setelah itu, ia meminum Matcha Soda miliknya, "Sungguh, kau terlalu mempercayai kami untuk melakukannya …."
Mendengar itu, Naruto tersenyum tipis. Tapi itu tidak bertahan lama karena dirinya merasa ingin batuk kembali. Dengan cepat Naruto membalikkan badannya, menatap arah lain agar Miku tidak melihatnya. Ia juga menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
'Sial, padahal aku berniat untuk menyembunyikannya. Mengapa harus di situasi seperti ini lagi. Sepertinya ini karena aku kurang istirahat dan berlari tadi …,' pikir Naruto.
UHUK! UHUK! UHUK! UHUK! UHUK!
Mendengar itu membuat Miku khawatir dan menghampiri Naruto, "Naruto, apa kau tidak apa-apa?"
Kemudian, Miku terkejut ketika melihat banyak darah pada tangan Naruto, bahkan sampai menetes ke bawah, "Naruto, apa yang terjadi padamu?!"
"Maaf, Miku … padahal aku berniat untuk menyembunyikannya. Tetapi karena sudah terlanjur kau lihat, apa boleh buat. Duduklah, Miku. Aku berjanji akan menceritakan tentang diriku setelah aku mencuci tanganku."
Miku yang mendengar itu menurut saja dan mulai duduk kembali. Tetapi sorot mata dan ekspresi kekhawatiran dirinya tidak menghilang dari wajah cantiknya itu. Setelah beberapa saat, Naruto sudah kembali dan mulai duduk di sampingnya.
"Jadi, bisa kau ceritakan?"
Naruto yang mendengar itu mengangguk saja, kemudian ia mulai bercerita dengan penuh dan rinci. Miku yang mendengar itu sampai tidak bisa menjawab apa-apa dan terdiam dengan ekspresi yang sulit untuk dijelaskan. Melihat Miku yang terdiam, membuat Naruto berinisiatif.
"Sekarang kau pasti sudah mengerti, tentang mengapa aku tidak bisa mundur dari tanggung jawab ini …."
"Aku mengerti, lalu siapa saja yang mengetahui hal ini?" tanya Miku dengan lirih.
"Hanya diriku, murid ayahku, ayahmu, dan Itsuki. Adik perempuanku tidak mengetahui hal ini, karena aku tidak ingin adikku mengetahui kalau waktuku tinggal sedikit."
"Kapan Itsuki tahu akan hal ini?"
"Saat ia pergi ke rumahku untuk makan bersama, penyakitku kambuh saat di perjalanan. Saat itu, aku sangat kelelahan dikarenakan aku membuat materi untuk kalian secara manual dari malam sampai jam empat pagi. Dan, ia melihatku dalam keadaan yang sama seperti tadi," jelas Naruto.
Kemudian, ia melanjutkan, "Jujur, aku tidak mengira dirimu akan mengetahuinya lebih cepat dari apa yang aku bayangkan. Aku hanya bisa berpesan untuk Itsuki dan dirimu, agar tidak menyebarkan informasi ini. Bahkan untuk saudari kalian yang lain, terutama adikku. Biarkan waktu saja yang menjawabnya …."
Mendengar itu membuat Miku mengangguk lemah. Naruto yang menyadari hari semakin sore mulai mengajak Miku untuk pulang bersama. Miku yang pulang menaiki taksi memaksa Naruto untuk ikut bersamanya. Sejak saat itu, Miku mulai bertekat untuk mengubah dirinya. Miku sangat ingin melihat dedikasi Naruto untuk membantu mereka. Selama itu juga, sebuah perasaan baru muncul dalam dirinya kepada pemuda pirang itu.
.
[0_0]
.
Skip Time : Next Day, After School, Library
"Seandainya keempat saudarimu serajin dirimu, Yotsuba …."
"Aku sudah mengajak mereka, tapi …," ucapan Yotsuba terhenti ketika ia melihat seseorang yang ia kenal telah memasuki perpustakaan itu. Kemudian, ia tersenyum, "Tetapi, sekarang tidak tersisa berempat lagi. Iya kan, Miku?"
Mendengar perkataan Yotsuba membuat Naruto melihat ke arah Miku yang berada tepat di sampingnya, dan ia dapat melihat Miku dengan wajah yang memerah memalingkan wajahnya ke arah lain, "Apa kau mau belajar?"
Miku hanya mengabaikan pertanyaan Naruto dan berjalan salah satu rak buku, ia kemudian mengambil beberapa map yang ada di rak kedua dan meletakkan di bagian atas rak buku tersebut. Hal itu membuat Yotsuba penasaran dengan apa yang ia lakukan. Setelah itu, Miku membuka beberapa lembar dan terlihat senyum kecil terukir jelas di wajah cantiknya itu.
"Naruto, karena dirimu … aku menjadi berpikir kembali. Walaupun sedikit, mungkin aku juga akan bisa melakukannya …."
Rupanya Miku mengecek log buku yang Naruto pinjam dua hari yang lalu pada sebuah daftar yang tertera di sebuah map yang berisi kertas-kertas khusus untuk mencatat peminjaman dan pengembalian buku di perpustakaan itu.
"Karena itu …."
Kemudian, Miku berbalik. Rambut merah kecoklatannya tertiup oleh angin, memperlihatkan dirinya yang tersenyum manis kepada Naruto.
"Kau harus bertanggung jawab, ya …."
Mendengar itu membuat Naruto menyeringai. Karena ia merasa rencananya terhadap Miku kemarin itu berjalan dengan sukses. Kemudian, ia mengacungkan jari jempolnya kepada Miku dengan tersenyum tipis.
"Tentu saja, aku akan bertanggung jawab …."
.
.
.
To Be Continued
.
.
Notes : Fic ini terinspirasi oleh beberapa fanfic tertentu dengan crossover Naruto x Quintessential Quintuplets. Hmm, ini project kedua gua dengan tipe fic yang multichapter. Gua bikin alurnya semi-canon tapi dengan banyak perubahan. Chapter 6 Up, jadi tolong buat reader gausah banyak protes dan Stay tune aja ye. Cukup doain gua biar banyak ide + sehat, secara perlahan nanti gua coba sebisa mungkin buat tamatin fic ini. Soalnya gua tim begadang buat ngelarin ini fic.
Next, gue gak bisa ngejawab review kalian satu per satu karena terlalu malas. Gua minimal baca review dari kalian, dan maksimal berakhir dengan baca PM dari reader or whoever else. Next. Jika fic ini diplagiat oleh oknum sampah yang nggak bertanggung jawab + tidak mendapat perizinan dari gua, bahkan gak naruh nama gua di tempat di mana dia ngepost cerita ini. Tolong bantu report / PM ke gua. Biar gua tinggal ikutan jadi tim report. Sebagai catatan, gua hanya memiliki akun FFN. Tidak ada yang di luar platform yang gua sebutkan.
Lagi dan lagi, gue ingin mempromosikan sesuatu di sini. Gue telah bergabung dengan sebuah Group Chat WhatsApp yang bernama Fanfic Community Indonesia, yang berisikan banyak author dan reader fanfiksi, bahkan platform lain. Di grup tersebut terdapat cukup banyak author senior, ataupun author baru seperti gue. Kepada siapapun yang berminat untuk bergabung, silahkan PM gue baik melalui web, ataupun aplikasi. Join with us! Feel like home! Let's move together!
Sepertinya hanya itu saja pesan gue kepada kalian. Sampai jumpa lagi. Jaa na!
FCI. Cursed-Eternal Out
