.
.
.
I'm In Trouble
Disclaimer :
Naruto by Masashi Kishimoto
5-toubun no Hanayome by Negi Haruba
Pair : ?
Rate : T
Mark :
"Naruto." : Berbicara
Naruto : PoV Start / Letter Content
Naruto : Efek suara (Sfx) / Skip Time / Previous Chapter
'Naruto.' : Pikiran atau Batin
["Naruto."] : Berbicara melalui pesan atau panggilan telepon
Genre : School, Drama, Family, Hurt/Comfort, Romance, Tragedy
Warning : Semi-Canon, Alternate Universe, Alternate Fact & Reality, Original & Other Character, dan Out of Character.
.
.
Skip Time : Sunday, Naruto House
Saat ini, terlihat Naruto yang sedang duduk di sebuah ruangan dengan meja yang lumayan besar. Di meja itu terlihat banyak tumpukan kertas berisi catatan dan beberapa buku. Sekarang Naruto sedang mengerjakan pekerjaan rumah dan menyelesaikan kegiatan belajarnya. Di sebelah Naruto, terlihat Naruko yang sedang membaca sebuah buku. Naruto dan Naruko juga mendengarkan radio yang membicarakan tentang festival kembang api yang diadakan di Higashicho hari ini.
"Kau tidak lupa dengan janji yang kau buat denganku kan, Nii-chan?"
"Tentu saja, Naruko. Tidak mungkin aku lupa. Setidaknya, biarkan aku menyelesaikan ini dulu. Agar aku tidak memiliki beban pikiran saat menghabiskan waktu bersamamu …."
"Baiklah, Nii-chan …."
Setelah itu, ia melanjutkan pekerjaannya. Setelah berkutat dengan banyak pelajaran, ia menemukan banyak rumus dan catatan mengenai pelajaran tertentu yang ada pada tangannya, "Sepertinya beberapa materi ini bagus untuk diajarkan pada Yotsuba. Aku yakin Miku juga akan menyukai ini …."
Naruko yang mendengar itu mencoba menggoda Naruto, "Apa kau memiliki perasaan dengan salah satu dari mereka, Nii-chan?"
"Saat ini, aku tidak memiliki perasaan tertentu kepada mereka, Naruko. Memahami mereka itu terlalu merepotkan untukku …," balas Naruto yang masih menulis.
Setelah beberapa menit, Naruto sudah menyelesaikan pekerjaan rumahnya. Ia sudah berkutat dengan itu sejak satu jam yang lalu, jadi ia bisa menyelesaikannya dengan efisien dan memiliki banyak waktu luang untuk sehari. Saat ini, Naruto terlihat senang, "Akhirnya, selesai juga. Sekarang, aku bisa memenuhi janjiku padamu, Naruko …."
TOK! TOK! TOK!
Naruto yang mendengar pintu rumahnya di ketuk mulai berjalan ke depan dan membuka pintu rumahnya, berbeda dengan Naruko yang memperhatikan Naruto dari belakang. Ketika pintu itu dibuka, ia dapat melihat Itsuki, "Kukira siapa … ternyata kau, Itsuki. Masuklah …."
Itsuki yang mendengar itu menunduk, "Arigatou …."
Setelah ia dan Itsuki duduk di ruang tamu, Naruto yang melihat Naruko tidak melakukan apa-apa mulai berbicara, "Oi, Naruko. Ada yang ingin kubicarakan dengan Itsuki. Bisakah kau membuat sebuah teh untuknya? Tidak sopan membiarkan tamu datang tanpa sedikit jamuan …."
"Baiklah, Nii-chan. Tunggu sebentar ya …," balas Naruko dengan ceria dan mulai meninggalkan mereka.
Naruto yang sudah melihat Naruko pergi ke dapur, langsung menatap Itsuki, "Langsung saja tanpa basa-basi, to the point. Apa yang ingin kau bicarakan denganku, Itsuki?"
Itsuki yang mendengar itu kemudian mengambil sebuah amplop yang ada di dalam tasnya dan memberikannya kepada Naruto, "Ada yang ingin aku berikan kepadamu. Jadi … ayahku menitipkan pembayarannya padaku, dan dia memintaku untuk menyerahkannya padamu secara langsung."
"Maaf, tetapi aku tidak bisa menerimanya, Itsuki. Memang benar aku sudah mengajari kalian sekitar dua sampai tiga hari, tetapi aku tidak melakukan apa-apa mengenai tugasku sebagai guru les kalian," balas Naruto yang menyodorkan kembali amplop yang Itsuki berikan.
"Maaf, tapi ayahku tidak terima penolakan," balas Itsuki yang menyodorkan kembali amplop tersebut kepada Naruto.
Kemudian, Itsuki menambahkan dengan tersenyum tulus, "Jujur saja, aku tidak berpikir kau tidak melakukan apa pun. Berkat kehadiranmu, kami berlima bisa mengalami perubahan …."
Naruto yang mendengar itu mulai memasang raut wajah penasaran, "Benarkah? Kalian berlima?"
"A-ah, maksudnya berempat. Iya berempat, hahaha. P-pokoknya aku tidak terima penolakan," respon Itsuki dengan rona merah di wajahnya.
"Hee, tidak mau jujur rupanya. Tidak ayahnya, tidak putrinya. Keduanya sama saja, sama-sama merepotkan …."
"HEI!"
Tidak lama kemudian, Naruko datang dengan membawa segelas teh untuk Itsuki. Setelah itu, Naruko meletakkannya tepat di bagian meja yang ada di depan Itsuki, "Silahkan diminum, Itsuki-san …."
"Arigatou, Naruko-chan …."
"Douitashimashite, Itsuki-san …."
Naruto saat ini terlihat berpikir, ia mendapatkan uang itu tanpa melakukan usaha yang berarti sedikit pun. Jika ia menggunakan untuk kebahagiaan Naruko untuk saat ini, tidak masalah kan? Setelah meyakinkan dirinya, ia mulai memanggil Naruko.
"Naruko …."
"Iya, Nii-chan. Ada apa?"
"Selain janjiku mengenai ramen, apa ada yang kau inginkan? Kebetulan aku mendapat gaji pertamaku, setidaknya aku ingin mengajak dirimu melakukan sesuatu yang bisa menyenangkanmu …."
Mendengar itu membuat Naruko berpikir. Setelah beberapa saat, ia menjawabnya, "Aku ingin bermain di game center. Tapi …."
"Tapi apa?" tanya Naruto.
"Aku ingin Itsuki-san juga ikut bersama kita. Boleh kan, Nii-chan?"
Naruto dan Itsuki seketika terkejut setelah mendengar permintaan Naruko. Lalu, Naruto mengelus kepala Naruko dengan lembut, "Aku sih tidak masalah, tapi bagaimana dengan Itsuki? Aku tidak yakin jika ia bisa ikut dengan kita, Naruko. Mungkin saja ia punya urusan lain saat ini. Lebih baik kau tanyakan kepada orangnya langsung, Naruko."
Naruko yang mendengar kakaknya setuju hanya mengangguk saja, kemudian ia beralih ke Itsuki, "Itsuki-san, apa kau bisa ikut bersama kami?"
"Eh? I-itu …."
"T-tidak mau, ya …," ucap Naruko yang hampir menangis. Saat ini, ia sedang mengeluarkan jurus andalannya. Yaitu puppy eyes no jutsu. Sementara Naruto yang melihat itu hanya sweatdrop dibuatnya.
'Sebenarnya siapa sih yang mengajarkan Naruko untuk menggunakan jurus mematikan itu?' pikir Naruto saat ini.
Itsuki yang tidak bisa melawan Naruko hanya bisa mengangguk dengan cepat, "B-baiklah, a-aku ikut …."
"YEAH," teriak Naruko dengan gembira.
Naruto yang melihat itu langsung menatap Itsuki dan memperlihatkan senyum tulusnya, "Arigatou, Itsuki … aku sangat menghargai keputusanmu untuk ikut bersama kami."
Itsuki yang melihat itu menjadi merona, "A-Aku tidak bisa menolaknya, s-setidaknya itu bisa membuat Naruko-chan senang."
"Yah, kau benar. Prioritasku hanya Naruko untuk saat ini," balas Naruto.
Kemudian, Naruto menghampiri Naruko, "Naruko, ini perjanjian kita. Lebih baik kau menurut atau kita tidak pergi sama sekali …."
"To the point saja, Nii-chan …."
"Jatah ramen yang kutraktir hari ini tidak lebih dari lima mangkok, agar kau bisa bermain di game center sepuas yang kau inginkan. Jika ada sisa, akan kutabung untukmu. Apa kau setuju?"
"Perjanjiannya sedikit mengecewakan, tapi aku masih bisa menerimanya. Asalkan aku bisa pergi bersama Nii-chan. Oke, aku setuju …," balas Naruko dengan ceria.
Selanjutnya, Naruto mulai membereskan beberapa buku dan catatan yang sangat banyak dan ia gunakan agar mudah ia bawa keesokan harinya saat ke sekolah. Ia dibantu oleh Naruko dan Itsuki yang bersedia membantunya. Tidak lupa, Naruto juga membawa obat dan handphone miliknya di dalam kantong celananya. Setelah Naruto mengunci pintu rumahnya, mereka bertiga mulai pergi dari sana.
.
[0_0]
.
Skip Time : Ichiraku Ramen Stall
Sesampainya di sebuah kedai ramen, mereka bertiga langsung masuk ke dalam. Mereka bertiga yang baru saja masuk ke dalam di sambut oleh pemilik kios ramen yang Naruto dan Naruko kenal.
"Selamat datang, Naruto dan Naruko. Lama tidak bertemu dengan kalian," ucap seorang lelaki paruh baya yang berpakaian koki.
"Halo, Jii-san," balas Naruko dengan ceria.
Naruto yang mendengar itu langsung menjawab, "Aku sibuk, Teuchi-jiisan. Ngomong-ngomong, dimana Ayame-nee? Aku tidak melihatnya …."
"Ayame sedang membuat pesanan. Ngomong-ngomong ... kau juga membawa orang tambahan, Naruto? Jarang-jarang kau membawa seorang gadis kesini, apa dia pacarmu?"
Itsuki yang mendengar itu menjadi merona secara mendadak karena pertanyaan itu, "K-kami t-tidak berpacaran …," respon Itsuki dengan tergagap.
Berbeda dengan Naruto yang menjawab dengan santai, "Ia bukan pacarku, Jii-san. Ia hanyalah temanku …."
Kemudian, Naruto menambahkan dengan lirih, "Bahkan aku tidak yakin ada perempuan yang mau menerima diriku yang tidak sempurna ini …."
Beruntung bagi Naruto, karena tempat itu cukup ramai saat ini. Sehingga baik Teuchi ataupun Naruko tidak bisa mendengarnya. Tetapi tidak untuk Itsuki yang menyadari itu, membuatnya bertanya-tanya dalam pikirannya sendiri.
'Apa ia menganggap dirinya tidak sempurna karena penyakitnya itu? Sampai-sampai ia berpikir tidak akan ada yang menerimanya karena kekurangan yang ia miliki …,' pikir Itsuki.
"Baiklah, kalian mau pesan apa?" tanya Teuchi pada ketiganya.
"Seperti biasa, Teuchi-jiisan. Porsi besar yang spesial. Untuk Naruko lima porsi, aku tiga porsi, lalu kau mau berapa porsi, Itsuki?" tanya Naruto.
"Aku cukup satu porsi saja," balas Itsuki.
Teuchi yang mendengar itu langsung mencatat pesanan mereka, "Baiklah, silahkan kalian cari meja untuk kalian dan duduk terlebih dahulu. Nanti pesanannya akan kami antarkan ke meja kalian …."
"Arigatou, Jii-san …."
Setelah itu, mereka bertiga mencari meja yang cukup untuk mereka bertiga. Saat sudah mendapatkannya, mereka langsung menempatinya. Selama mereka menunggu pesanan mereka, mereka berbincang bersama-sama. Tidak lama kemudian, pesanan mereka datang.
Setelah mendapatkan pesanannya masing-masing, mereka menangkupkan kedua tangannya, "Itadakimasu …."
Naruto dan Naruko makan dengan cepat. Dalam waktu satu menit, mereka berdua bisa menghabiskan dua mangkuk yang mereka pesan. Melihat itu membuat Itsuki sweatdrop. Karena ia tidak menyangka, kakak beradik ini sangat maniak ramen sampai-sampai waktu memakannya tidak dapat diekspektasikan.
Tiba-tiba, Naruko tersedak. Naruto yang menyadari itu langsung mengambil salah satu botol berisi air mineral yang tersedia di meja yang mereka tempati, ia dengan cepat membukanya untuk diberikan kepada Naruko. Setelah Naruko meminumnya dan situasinya sudah di rasa aman, Naruto menyentakkan kedua jari yang ia satukan pada dahi Naruko.
"Kau itu masih kalah teknik denganku, Naruko. Jadi … jangan coba memakan makanan para dewa ini dengan cepat atau kau akan tersedak lagi."
Naruko yang mendengar itu menjadi cemberut, "Seperti Nii-chan tidak pernah tersedak saja saat makan."
"Memang tidak pernah, tuh. Kau saja yang terlalu semangat, hahaha …."
Mendengar pembicaraan mereka mengenai ramen, membuat Itsuki ingin memastikan sesuatu dengan mereka, "Apakah ramen adalah makanan kesukaan kalian?"
Naruto dan Naruko yang mendengar perkataan Itsuki menjadi saling pandang, kemudian mereka tersenyum lima jari pada Itsuki.
"Tentu saja, karena ramen adalah makanan para dewa …," balas Naruto dan Naruko secara bersamaan. Itsuki yang mendapat jawaban yang sama dari mereka hanya tersenyum saja, kakak beradik di depannya saat ini memang memiliki banyak kesamaan yang belum ia temukan sepenuhnya.
"Lalu, apa ini kedai ramen langganan kalian?" tanya Itsuki.
Naruto langsung menjawab, "Ya, ini adalah tempat langganan kami. Dulu, ibu kami selalu membawa kami berdua ke sini untuk makan bersama. Kebetulan ibu kami dulunya juga maniak ramen, jadi kami pun begitu …."
"Pantas saja, pemilik kedai ini mengenali kalian. Aku akui, ramen ini adalah ramen terenak yang pernah kumakan seumur hidupku," ucap Itsuki.
"Tentu saja, ramen Jii-san adalah ramen yang paling enak di sini," timpal Naruko dengan semangat.
Lalu, mereka menyelesaikan kegiatan makan mereka. Setelah selesai, Naruto menyadari bahwa di sekitar mulut Naruko masih banyak noda makanan yang menempel. Ia kemudian mengambil sebuah sapu tangan yang sempat ia bawa dari rumah dan membersihkan mulut Naruko.
"Arigatou, Nii-chan …."
Naruto hanya mengangguk saja sebagai respon. Ketika ia melihat Itsuki, ia melihat gadis itu ingin menggunakan lengan baju untuk membersihkan noda makanan yang ada pada mulutnya. Naruto yang melihat itu langsung saja menghentikannya.
GREP!
Itsuki yang tangannya dipegang oleh Naruto langsung menoleh, "Ada apa, Uzumaki-kun?"
"Diamlah, dan jangan protes …," ketika ucapan itu selesai, Naruto menggunakan sapu tangan miliknya dan membersihkan mulut Itsuki dengan perlahan. Itsuki yang diperlakukan itu menjadi merona hebat. Bahkan seisi kedai ramen yang melihat aksi itu justru menambah suasana dengan cara bersiul-siul, termasuk dengan Naruko yang berada tepat di depannya.
"Jika kau menggunakan lengan bajumu, itu akan menjadi kotor. Apa kau mau pergi ke tempat umum dengan baju yang memiliki noda? Kau ini ada-ada saja, Itsuki …."
"A-a … T-terima k-kasih," balas Itsuki yang tergagap dengan wajah yang masih memerah sempurna.
Setelah itu, Naruto membayar makanan yang mereka pesan pada Teuchi. Lalu, mereka pergi dari sana. Selama perjalanan menuju game center, Itsuki tidak bisa berhenti memikirkan apa yang sudah terjadi pada dirinya. Berbeda dengan Naruto yang terlihat santai-santai saja seolah tidak memikirkan apapun dan berbicara dengan Naruko mengenai apa yang dia lakukan saat di kedai ramen.
.
[0_0]
.
Skip Time : Game Center
"Lihat ini, Nii-chan …," ucap Naruko yang gembira. Saat ini, Naruko duduk di depan mesin koin yang secara beruntung ia memenangkannya sebagai jackpot. Dari mesin itu juga terlihat mengeluarkan sangat banyak koin.
"Beruntungnya dirimu, Naruko …," ujar Naruto yang menghampiri Naruko, lalu ia mengelus kepala Naruko dengan lembut.
Kemudian, Naruto menyimpan banyak koin yang Naruko menangkan. Untuk alasan tertentu, Naruko memang sangat beruntung hari ini. Dapat memenangkan banyak koin untuk mencoba banyak permainan di sana itu sudah dapat dikatakan peruntungan yang baik.
Setelah itu, mereka bertiga mencoba banyak permainan. Mulai dari hockey, shooting game, basket, race game, dance game, dan crane game yang berakhir dengan Naruko yang membawa sebuah boneka rubah berekor sembilan yang Naruto menangkan untuknya. Itsuki yang memperhatikan usaha Naruto untuk menyenangkan Naruko hanya tersenyum melihatnya, ia menyadari bahwa Naruto memiliki dedikasi yang tinggi dalam melakukan sesuatu. Terutama untuk Naruko.
Mereka bermain sampai sore hari. Terlihat juga wajah senang Naruko yang dapat dilihat oleh Naruto dan Itsuki yang berjalan bersebelahan.
"Naruko-chan terlihat sangat senang hari ini, ia sangat menikmati apa yang ia lakukan sekarang," ucap Itsuki dengan tersenyum.
Naruto yang mendengar itu kemudian tersenyum, "Itu benar, Itsuki. Setidaknya, sebelum aku pergi untuk selamanya … aku hanya ingin mempertahankan senyumannya itu. Dan, aku juga berterima kasih padamu karena sudah menerima ajakan adikku, Itsuki."
Mendengar itu membuat Itsuki terkejut, ia kemudian menggenggam kedua tangan Naruto dan menghadap ke arah lelaki itu dengan serius, "Bodoh, justru kau harus tetap berada di sisi Naruko-chan, kau tahu?"
Naruto kemudian menghadap Itsuki dengan senyum getir, "Apa yang aku bisa lakukan, Itsuki? Umurku tidaklah panjang, sewaktu-waktu kankerku bisa naik tahap ke yang paling akhir. Sekarang, hal yang aku ingin lakukan hanyalah untuk membahagiakan Naruko. Karena ia adalah alasan utama bagi diriku untuk bertahan sejauh ini."
Itsuki yang mendengar itu tidak bisa berkata apa-apa lagi, ia sudah bingung harus membalas apa. Keheningan diantara mereka berdua dipecahkan oleh Naruko yang memanggil mereka.
"Nii-chan, Itsuki-san … aku ingin mencoba itu sebagai yang terakhir," ucap Naruko yang menunjuk ke arah tempat khusus photobox.
Naruto yang tangannya masih digenggam oleh Itsuki mulai menarik tangan Itsuki menuju Naruko yang sudah menunggu mereka, "Ayo, Itsuki. Bergabunglah bersama kami."
Itsuki yang diperlakukan seperti itu mulai merona kembali, "Baiklah, aku ikut …," saat ini, ia merasakan kalau pipinya memanas. Bahkan wajah dengan rona merah itu masih bertahan hingga dirinya bergabung bersama Naruto dan Naruko di dalam tempat yang dikhususkan untuk photobox.
Ketiganya yang sudah masuk ke dalam mulai membentuk sebuah formasi ketika menghadap kamera. Naruko berada di tengah dengan Itsuki yang berada di sebelah kanan dan Naruto yang berada di sebelah kiri. Kedua tangan mereka digenggam oleh Naruko, layaknya sebuah pasangan yang sedang bersama anaknya. Kemudian mereka bertiga tersenyum bersamaan.
"Jujur, ini seperti foto keluarga," ucap Naruko dengan senang.
CKREK! CKREK! CKREK!
Setelah beberapa foto diambil, mereka bertiga melihat hasilnya. Ternyata hasil fotonya sangat bagus, membuat Naruko menjadi sangat senang akan hal itu, "Nii-chan, Itsuki-san. Terima kasih atas hari ini, akan kuabadikan hal ini sebagai kenangan dan harta karun dalam hidupku …."
Naruto dan Itsuki yang mendengar ucapan Naruko pun tersenyum. Untuk Naruto, ia sangat senang karena melihat Naruko yang begitu senang hari ini. Mengingat sang adik adalah prioritas utamanya.
Sementara bagi Itsuki, hari ini sudah sangat menyenangkan untuk dirinya. Karena ia dapat menemani Naruto dan bermain bersama Naruko. Walaupun banyak yang terjadi hari ini, setidaknya ia juga menikmatinya. Ia saat ini mengamati Naruto dan Naruko yang sudah berjalan didepannya sedangkan dirinya mengikuti dari belakang, ia memandang mereka berdua dengan senyum yang terlihat jelas di wajah cantiknya itu.
'Aku akui, aku sudah memandangnya terlalu jauh. Aku hanya perlu waktu untuk bisa jujur dengan diriku sendiri.'
.
.
.
To Be Continued
.
.
Notes : Fic ini terinspirasi oleh beberapa fanfic tertentu dengan crossover Naruto x Quintessential Quintuplets. Hmm, ini project kedua gua dengan tipe fic yang multichapter. Gua bikin alurnya semi-canon tapi dengan banyak perubahan. Chapter 8 Up, jadi tolong buat reader gausah banyak protes dan Stay tune aja ye. Cukup doain gua biar banyak ide + sehat, secara perlahan nanti gua coba sebisa mungkin buat tamatin fic ini. Soalnya gua tim begadang buat ngelarin ini fic. Btw, kalau memang jadi. Selama tiga hari ke depan kemungkinan gua libur ngetik dulu. Ada acara, hoahm.
Next, gue gak bisa ngejawab review kalian satu per satu karena terlalu malas. Gua minimal baca review dari kalian, dan maksimal berakhir dengan baca PM dari reader or whoever else. Next. Jika fic ini diplagiat oleh oknum sampah yang nggak bertanggung jawab + tidak mendapat perizinan dari gua, bahkan gak naruh nama gua di tempat di mana dia ngepost cerita ini. Tolong bantu report / PM ke gua. Biar gua tinggal ikutan jadi tim report. Sebagai catatan, gua hanya memiliki akun FFN. Tidak ada yang di luar platform yang gua sebutkan.
Lagi dan lagi, gue ingin mempromosikan sesuatu di sini. Gue telah bergabung dengan sebuah Group Chat WhatsApp yang bernama Fanfic Community Indonesia, yang berisikan banyak author dan reader fanfiksi, bahkan platform lain. Di grup tersebut terdapat cukup banyak author senior, ataupun author baru seperti gue. Kepada siapapun yang berminat untuk bergabung, silahkan PM gue baik melalui web, ataupun aplikasi. Join with us! Feel like home! Let's move together!
Sepertinya hanya itu saja pesan gue kepada kalian. Sampai jumpa lagi. Jaa na!
FCI. Cursed-Eternal Out
