.

.

.

I'm In Trouble

Disclaimer :

Naruto by Masashi Kishimoto

5-toubun no Hanayome by Negi Haruba

Pair : ?

Rate : T

Mark :

"Naruto." : Berbicara

Naruto : PoV Start / Letter or Video or Announcement Content

Naruto : Efek suara (Sfx) / Skip Time / Previous Chapter

'Naruto.' : Pikiran atau Batin

["Naruto."] : Berbicara melalui pesan atau panggilan telepon

Genre : School, Drama, Family, Hurt/Comfort, Romance, Tragedy

Warning : Semi-Canon, Alternate Universe, Alternate Fact & Reality, Original & Other Character, dan Out of Character.

.

.

Sore hari, terlihat Naruto yang berjalan bersebelahan dengan Itsuki dengan Naruko yang ada di depan mereka. Naruko saat ini terlihat senang, ia membawa boneka rubah miliknya yang Naruto menangkan untuknya. Setelah beberapa saat mereka berbincang selama perjalanan, mereka tiba di rumah Naruto.

"Oi, Itsuki. Setelah ini selesai, kalian harus belajar."

Itsuki yang mendengar itu terdiam untuk sesaat, ia kemudian berbalik arah, "Aku pikir, aku harus pergi …."

GREP!

Dengan cepat, Naruto meraih tangan Itsuki sebelum ia melarikan diri, Itsuki yang tangannya dipegang oleh Naruto mencoba memberontak untuk bisa kabur. Selama kejadian itu, mereka berdua tidak menyadari ada orang lain yang melihat mereka. Tetapi, Naruko menyadari hal itu.

"Nii-chan, ada empat Itsuki-san disini," ujar Naruko yang masih belum bisa membedakan Nakano bersaudari.

Terlihat juga Ichika, Nino, Miku, dan Yotsuba yang berada di sana dengan memakai yukata yang berbeda-beda, mereka terlihat ingin pergi ke suatu tempat. Sementara Naruto dan Itsuki yang mendengar ucapan Naruko langsung menghentikan kegiatan mereka, tetapi tidak dengan tangan mereka yang masih berpegangan.

"Ah, kalian rupanya …."

Yotsuba menjadi orang pertama yang menyapa Naruto, "Halo, Uzumaki-san …."

Nino terkejut dikarenakan Itsuki ada bersama Naruto, "Mengapa kau bisa bersama dengannya, Itsuki?"

Miku hanya diam saja, menatap mereka dengan tanpa ekspresi. Berbeda dengan ketiganya, Ichika justru menatap mereka berdua dengan senyum menggoda, "Apa kalian sedang kencan? Jika iya, maaf jika kami mengganggu. Lihat saja tangan kalian, kalian bahkan tidak sadar dengan apa yang terjadi disini …."

Naruto yang mendengar itu dengan cepat langsung melepaskan tangannya pada Itsuki, berbeda dengan Itsuki yang menghampiri mereka berempat dengan big head mode yang terlihat jelas, "KAMI TIDAK SEDANG BERKENCAN!"

Sementara Yotsuba menghampiri Naruko, "Naruko-chan, apa kau mau melihat kembang api bersama-sama?"

"Kami memang ingin melakukannya, karena Nii-chan sudah berjanji padaku," balas Naruko dengan ceria.

Naruto tiba-tiba memiliki ide yang terlintas di kepalanya, ia kemudian menghampiri Naruko dan berbisik di telinga adiknya itu. Meninggalkan tatapan dan raut wajah yang penasaran dari kelima kembar Nakano yang berada di sana.

Setelah acara berbisik itu selesai, Naruko mengangguk mengerti. Sementara Naruto menyeringai, "Ya, kami memang berniat melakukannya. Hanya saja, pekerjaan rumahku sudah selesai. Dan aku berani bertaruh, kalian pasti belum mengerjakannya sama sekali."

Lima kembar Nakano yang mendengar itu terdiam di tempatnya masing-masing, Naruto yang melihat itu justru menyeringai kemenangan karena ucapannya itu tepat sasaran. Kemudian, Naruto melanjutkan, "Jika tidak keberatan, apa kalian mau mengerjakan pekerjaan rumah kalian sebelum pergi melihat pesta kembang api itu?"

Nino yang mendengar itu menggeram kesal, berbeda dengan empat kembar lainnya yang menjadi pucat pasi karena permintaan itu. Naruko yang menyadari itu langsung saja berbicara, "Mengapa tidak kalian lakukan saja apa yang Nii-chan minta? Lagipula, mengerjakan sebuah pekerjaan rumah tidak memakan waktu yang lama."

Lalu, Naruko melanjutkan dengan nada yang ceria, "Jika kalian kerjakan, maka kalian tidak akan kena omel dari guru kalian. Bahkan kalian tidak perlu terburu-buru untuk menyelesaikannya …."

Lima kembar Nakano yang mendengar penjelasan Naruko menjadi berpikir kembali, karena ucapan Naruko ada benarnya. Sementara Naruto yang mendengar penjelasan adiknya itu menjadi tersenyum, karena ada kemungkinan rencana yang ia buat berjalan lancar.

Ichika yang menjadi perwakilan diantara kelima kembar langsung berbicara, "Ucapan Naruko ada benarnya, mengapa kita tidak lakukan saja? Lagipula yang ia minta itu untuk kebaikan kita sendiri. Kurasa tidak ada salahnya mengikutinya."

"Aku setuju," timpal Miku dan Yotsuba bersamaan. Sementara Nino masih kesal, tetapi ia mau tidak mau mengikuti saudarinya yang lain. Berbeda dengan respon saudaranya, Itsuki hanya bisa mengangguk menyetujui itu.

Naruto kemudian meminta Naruko untuk meletakkan boneka yang ia dapatkan ke dalam kamarnya. Setelah itu, mereka pergi meninggalkan tempat itu untuk kembali ke hotel. Berterimakasihlah pada Naruko, yang bisa meyakinkan mereka. Itsuki hanya bisa menatap dua kakak-beradik itu dari belakang.

'Sosok kakak yang memiliki strategi dan pemikiran yang matang ditambah dengan adiknya yang supportif dan dapat membaca keadaan, mereka memang saling melengkapi satu sama lain ….'

.

[0_0]

.

Skip Time : Higashicho

Malam hari di Higashicho, sudah banyak kedai jajanan yang dibuka dan banyak orang berjalan kesana-kemari untuk mengisi waktu ataupun membeli makan sebelum festival kembang api dimulai. Di sisi lain, terlihat lima kembar Nakano bersama dengan Naruto dan Naruko sedang berjalan bersamaan.

"Akhirnya selesai juga," ucap Nino yang merenggangkan kedua tangannya.

"Semuanya, kerja bagus. Lalu, kapan kembang apinya dimulai?" ujar Naruko dengan ceria.

Yotsuba yang mendengar itu membalas, "Kudengar kembang apinya dimulai dari jam 7 hingga jam 8 malam."

"Apa yang akan kita coba kali ini, Ichika," tanya Miku.

Ichika yang mendengar itu merangkulkan tangannya pada bahu Miku, "Aku ingin mencoba stand yang ada di sana," ucapnya sambil menunjuk salah satu tempat.

Sementara Naruto yang melihat itu hanya bisa membatin dalam pikirannya, 'Mereka terlihat semangat sekali ... well, setidaknya pekerjaan rumah mereka sudah selesai. Mereka sudah berjuang keras untuk bisa datang ke sini ….'

Naruto kemudian memisahkan diri dari mereka, dan memilih duduk di dekat pohon yang tidak jauh dari sana. Ia menatap Naruko dan empat kembar Nakano dari jauh, ia juga bisa mendengar Yotsuba yang mengajak Naruko untuk menangkap ikan. Naruto kemudian tersenyum karena itu, tidak lama ia dihampiri oleh Itsuki yang sedang memakan sebuah corndog dengan noda makanan yang terlihat di daerah bibir gadis itu.

"Apa-apaan dengan tatapanmu itu, Uzumaki-kun?"

Naruto yang mendengar itu menoleh, ia dapat melihat Itsuki dengan yukata merah yang ia gunakan dan juga sudah merubah gaya rambutnya. Ia terlihat serasi dengan warna rambut dan warna yukata yang ia gunakan.

"Tidak ada, Itsuki. Ngomong-ngomong, kau sangat cantik hari ini. Kau sangat mengingatkanku dengan kehadiran Kaa-san …."

Itsuki yang mendengar ucapan Naruto menjadi merona, "T-terima kasih atas pujiannya …."

Kemudian, Itsuki melanjutkan, "Bagaimana kau bisa mengetahui kalau aku adalah Itsuki? Karena tidak banyak orang yang bisa membedakan kami secara tepat."

Naruto yang mendengar itu tersenyum, "Mudah saja jika kau mengetahui sifat, penampilan, dan kebiasaan mereka, Itsuki. Yang pertama, rambutmu. Rambutmu itu berwarna orange kemerahan yang menjadi perbedaan tersendiri dari saudari-saudarimu yang lain."

"Yang kedua, kebiasaan. Jika kuingat penuh, kau punya dua kebiasaan yang dapat kuingat. Pertama, cara kau memanggilku. Hanya dirimu yang memanggil diriku melalui marga dengan tambahan suffiks 'kun' di dalamnya …."

Itsuki yang mendengar itu mengangguk mengiyakan, "Lalu, kebiasaanku yang kedua?"

Naruto yang mendengar itu kemudian bangun dari acara duduknya, kemudian ia mengambil sebuah sapu tangan miliknya dan mulai membersihkan noda makanan yang menempel di daerah mulut Itsuki tanpa basa-basi, "Ini yang terakhir, kau punya kebiasaan untuk gemar memakan sesuatu tanpa banyak berpikir. Bahkan dirimu tidak menyadari jika noda makanan yang kau makan saat ini masih tersisa di sana. Ini tidak jauh berbeda ketika dirimu bersama kami di kedai ramen hari ini."

Itsuki yang diperlakukan seperti itu oleh Naruto langsung merona hebat, wajahnya saat ini menyerupai tomat hidup yang memiliki asap di atasnya. Situasi itu lebih diperburuk lagi ketika Ichika dan Miku datang menghampiri mereka. Ichika yang melihat itu langsung memasang senyum menggodanya kembali.

"Hmm, baru saja ditinggal sebentar … ternyata kalian sudah bermesraan disini. Aku jadi tidak yakin jika kalian tidak berpacaran … iya kan, Miku?"

Berbeda dengan Ichika, Miku terlihat cemberut saat ini. Dan itu ditandai dengan gadis itu yang menggembungkan pipinya, "Naruto, kau jahat. Lakukan seppuku …."

'Oi, oi … yang benar saja,' pikir Naruto yang ditambah dengan sweatdrop dikarenakan mendengarkan ucapan mereka yang menurutnya aneh. Berbeda lagi dengan Naruto, Itsuki membuat pembelaan walaupun dengan rona wajah yang belum menghilang.

"T-tidak, tidak. I-ini tidak seperti yang kalian pikirkan," ujar Itsuki.

Ichika yang melihat kelakuan Itsuki hanya tertawa kecil, "Iya, iya … kami percaya, walaupun kami sudah melihatnya sendiri," kemudian, ia menghampiri Naruto dengan senyum yang menggoda. Setelah dekat dengan Naruto, ia berbisik, "Naruto-kun, apa kau tertarik dengan fakta bahwa gadis tidak memakai apapun saat menggunakan Yukata mereka?"

Naruto yang mendengar itu menghela nafasnya, "Itu cerita lama, aku sudah tahu …."

"Apa benar begitu?" tanya Ichika yang menyingkapkan sedikit Yukata yang ia gunakan. Tetapi itu mengundang reaksi Itsuki, berbeda dengan Naruto yang menatapnya dengan malas.

"Ichika! Yang benar saja …."

"Maaf-maaf, aku hanya bercanda. Bagaimana, apa kau tertarik dengan hal itu?" tanya Ichika.

Naruto membalas perkataan Ichika dengan singkat, "Tidak sama sekali."

Setelah itu, handphone Ichika bergetar yang menunjukkan ada panggilan kepadanya. Ichika kemudian berjalan sedikit ke arah lain untuk mengangkat panggilan telepon itu. Beberapa detik kemudian, Nino datang menghampiri mereka.

Naruto juga secara tidak sengaja mendengar percakapan Ichika, karena posisi gadis itu tidak jauh dari dirinya. Ia menatap gadis itu dengan raut wajah yang penasaran, dan itu terhenti ketika suara Nino mulai masuk ke telinganya.

"Mengapa kalian masih ada di sini? Kembang apinya sudah mau dimulai."

"Tidak ada apa-apa. Lagipula masih ada 15 menit lagi sebelum festivalnya dimulai," respon Itsuki.

"Baiklah, baiklah …."

Lalu, Nino melihat ke arah Naruto dengan bersidekap dada, "Mengapa kau ada di sini? Seharusnya hanya kami berlima saja yang ada di sini karena sudah memiliki perjanjian untuk menyaksikan festival ini."

Naruto yang mendengar itu menyeringai, "Maaf, Nino. Festival ini bukanlah acara pribadi, melainkan acara umum. Kau pasti tidak bodoh untuk menyadari itu … lagipula, aku datang kesini untuk menepati janji yang kubuat dengan adikku."

Belum sempat Nino membalas, sudah terdengar suara Naruko yang ceria, "Nii-chan, lihatlah ini," ucapnya yang menunjukkan sebuah plastik berisi banyak ikan berukuran kecil.

"Banyak sekali, Naruko," respon Naruto.

"Yotsuba-san yang sudah menangkapkannya untukku, dia juga membelikanku ini," ujar Naruko yang menunjukkan sekotak kembang api.

"Kembang api? Kurasa itu akan bisa berguna sewaktu-waktu … ngomong-ngomong, apa kau sudah berterimakasih pada Yotsuba, Naruko?"

Naruko yang mendengar itu terdiam. Ketika ia menyadari Naruto menatapnya dengan tajam, ia langsung buru-buru melakukan apa yang Naruto minta. Naruko kemudian dengan cepat berbalik dan memeluk Yotsuba, "Arigatou, Yotsuba-san …."

Yotsuba yang tidak tahan dengan keimutan Naruko langsung menyamakan tingginya dengan Naruto. Yotsuba lalu menggesekan pipinya dengan pipi Naruko, "Imut sekali …," ia kemudian menambahkan, "Aku ingin kau menjadi adikku juga."

Tidak terlepas dari imajinasinya, Yotsuba kemudian melanjutkan dengan pose berpikir yang ia buat, "Jika aku menikah dengan Uzumaki-san, maka kau secara resmi akan menjadi adik kami …."

Naruto yang mendengar itu menjadi sweatdrop kembali, berbeda dengan Nino yang merespon secara langsung, "Apa kau mengerti dengan apa yang kau katakan saat ini?"

Nino yang merasa harus melindungi saudari-saudarinya mulai mendekati Naruto dan menunjuk wajahnya berkali-kali dengan jarinya, "Kau juga jangan menyadari hal-hal aneh kepada Yotsuba!"

"Tidak akan kulakukan," respon Naruto. Saat ini, ia mundur perlahan-lahan dikarenakan aksi yang Nino lakukan. Tapi sialnya, karena tidak menyadari apa yang ada di belakangnya. Siku Naruto secara tidak sengaja menekan dada Miku yang membuatnya melenguh sedikit disertai wajah yang merona.

Naruto yang menyadari itu langsung berbalik menghadap Miku, "Maaf, Miku. Aku tidak sengaja."

"T-tidak apa-apa, Naruto …."

Tidak lama kemudian, Ichika datang menghampiri mereka, "Maaf karena sudah membuat kalian menunggu lama. Ayo kita pergi …."

"Huh, kalian mau pergi kemana?" tanya Naruto dengan penasaran.

Miku kemudian merespon, "Nino sudah menyewa sebuah atap di salah satu bangunan tertentu yang ada di sini, kami berencana untuk menyaksikan kembang api dari sana."

"Begitu rupanya, aku tidak berpikir sampai ke sana," ucap Naruto. Mereka yang sudah berjalan sedikit kemudian berhenti ketika Nino berbicara.

"Tunggu, sebelum kita pergi. Kita harus membeli benda itu."

Ucapan Nino menimbulkan rasa antusias pada empat kembar Nakano lainnya, sementara Naruto hanya kebingungan dengan apa yang dimaksud oleh Nino, "Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan benda itu?"

Mereka kemudian berhitung, "tiga, dua, satu …."

Mereka kemudian melanjutkan dengan bersamaan, namun dengan jawaban yang berbeda-beda mengenai apa yang mereka inginkan. Ichika menjawab es serut, Miku menjawab Ningyouyaki, Itsuki menjawab Yakisoba, Yotsuba menjawab pisang coklat, dan terakhir Nino menjawab permen apel. Merasa mereka semua memiliki jawaban yang berbeda-beda, mereka mulai berjalan ditambah dengan Yotsuba yang menggandeng tangan Naruko.

"MARI KITA BELI SEMUANYA …."

Sementara Naruto yang mendengar itu menjadi sweatdrop.

'Makanan rupanya, aku pikir sesuatu yang lain. Jika diperhatikan, mereka memang memiliki keunikan tersendiri,' pikir Naruto yang mengikuti mereka dari belakang. Akan tetapi, jumlah pengunjung dan kerumunan orang makin bertambah. Dan Naruto menyadari hal itu, secara tidak langsung itu membuat mereka terpecah-belah.

Naruto juga sempat mengetahui jika Naruko diajak Yotsuba untuk bermain lempar cincin. Ichika dan Itsuki yang tidak tau pergi kemana untuk membeli makanan. Kini, hanya menyisakan Naruto, Nino, dan Miku saja. Dengan catatan Nino yang sudah berada di depan dan tidak jauh dari mereka. Pada akhirnya, Naruto berakhir bersama Miku.

"Kalian lama, cepatlah!" ujar Nino dengan berteriak kecil. Naruto dan Miku bisa mendengar ucapan Nino, tetapi mereka tetap mengikutinya dari belakang.

"Oi, Miku."

"Ada apa, Naruto?"

"Nino terlihat sangat bersemangat sekali, termasuk kalian juga. Apakah ada sesuatu alasan yang membuat kalian sangat menantikan festival kembang api hari ini?"

Miku yang mendengar itu menjawab sambil tetap berjalan, "Festival kembang api adalah salah satu kenangan terbesar dan terindah yang kami alami bersama dengan ibu kami. Ibu kami sangat menyukai kembang api. Maka dari itu … kami selalu melihatnya setiap tahun, walaupun ibu kami sudah tidak ada."

Kemudian, Miku melanjutkan sembari tersenyum selama berjalan, "Itulah alasannya mengapa festival kembang api itu sangat spesial dan berarti untuk kami …."

Naruto yang mendengar itu merespon, "Begitu ternyata, aku mengerti. Berbicara mengenai festival atau perjalanan seperti ini, siapa diantara kalian yang mudah tersesat dan tidak tahu arah?"

"Setahuku hanya Itsuki saja yang seperti itu, Naruto. Memangnya ada apa?"

"Tidak, aku hanya ingin memastikan sesuatu. Jika ada situasi seperti ini, setidaknya aku harus bisa melakukan suatu pencegahan agar kalian tetap bisa bersama."

Miku yang masih berjalan dan mendengar ucapan Naruto langsung tersenyum tanpa sepengetahuan Naruto, karena ia menyadari laki-laki itu sangat mengerti dengan keadaan mereka. Kemudian mereka berhenti sejenak ketika mendengar sebuah pengumuman dari sebuah intercom yang terpasang di daerah itu.

"Terima kasih sudah menunggu. Festival kembang api akan segera di mulai."

Ketika ucapan itu selesai, banyak pengunjung yang mulai berjalan secara searah. Situasinya sangat ramai, jika salah satu dari mereka berhenti dan berjalan secara berlawanan. Itu akan menimbulkan masalah karena mereka bisa terdorong ataupun terinjak oleh kerumunan orang.

"Miku, kau tunggu sebentar di sini. Aku akan menjemput Nino … kulihat ia mencoba datang ke sini walaupun sudah berada jauh di depan," ujar Naruto sebelum memisahkan diri dengan Miku.

"Baiklah, Naruto. Hati-hati …."

.

[0_0]

.

Nino PoV on

Mendengar pengumuman itu membuatku menjadi kesal, karena mereka belum bersamaku. Aku juga terlalu bodoh karena lupa memberitahukan mereka bangunan yang sudah disewa. Aku menjadi bingung, dimana yang lain berada? Yang terakhir kulihat adalah Uzumaki yang sedang bersama Miku.

Setelah pengumuman itu berakhir, aku dapat mendengar banyak derap langkah orang-orang yang berjalan menuju ke arahku. Sementara aku mencoba berjalan berlawanan untuk menemukan yang lain.

"Yotsuba! Ichika! Itsuki! Miku!"

Aku mencoba memanggil mereka, tapi tidak ada balasan. Setelah itu, aku terdorong ke depan dan kakiku juga sempat terinjak beberapa kali. Seketika aku hilang keseimbangan karena itu, aku hanya bisa berharap ada yang menolongku.

GREP!

"Syukurlah masih sempat …," ucap seseorang.

Sebuah tangan memeluk pinggangku dan sebuah tangan lagi juga menggenggam salah satu tanganku. Ketika aku menoleh siapa yang menolongku, aku terkejut. Ternyata Uzumaki lah yang sudah menolongku.

"A-apa?"

"Beritahu aku bangunan yang kalian sewa. Jika kita tetap disini, kita tidak akan bisa berjalan karena akan terdorong banyak orang," balas Naruto.

"Aku tidak mengajakmu sama sekali, kau tahu?"

"Iya, iya … setidaknya lakukan saja perintahku. Kudengar, festival ini begitu penting bagi kalian berlima. Jadi, aku tidak akan tinggal diam jika sudah melihat usaha kalian sejauh ini."

Mendengar perkataannya membuatku diam dengan kepala yang tertunduk, aku merasakan wajahku sedikit memanas. Kemudian Naruto melanjutkan, "Apa kau bisa berjalan? Kulihat kakimu terluka karena terinjak orang-orang."

"Aku tidak bisa berjalan dengan cepat, kakiku sakit."

"Kalau begitu, pegang tanganku. Aku tahu kau tidak akan mau, tapi setidaknya aku tidak mencari kesempatan di dalam kesempitan. Karena aku hanya ingin membantumu, Nino."

Mendengar itu membuat Nino memunculkan sedikit rasa percaya kepada Naruto. Karena menurut pengamatannya sendiri, Naruto memang tidak seperti kebanyakan orang yang ia temui. Lelaki itu terlihat begitu misterius bagi dirinya.

Kemudian, ia memilih untuk menggandeng tangan Naruto dan mulai berjalan bersampingan. Setelah beberapa saat berjalan, kami akhirnya sampai ke bangunan yang kami sewa. Kulihat, ia bersiap-siap untuk pergi.

"Kau mau pergi kemana, Uzumaki?"

"Membeli beberapa kain kasa, obat cair khusus kulit, dan perban untuk kakimu yang terluka. Kau tunggu saja di atas. Setidaknya aku sudah tahu tempatnya."

Mendengar ucapannya membuatku terkejut, karena ia masih memikirkanku walaupun aku sudah jelas-jelas berusaha menyingkirkannya sejak awal. Tetapi, aku menurut saja. Membiarkan dirinya pergi dan diriku naik ke atap bangunan yang sudah kami sewa.

Sesampainya di atas, kulihat atap itu sepi. Atap itu hanya berisi beberapa meja bulat dan kursi. Hanya saja, festival kembang apinya sudah dimulai. Aku mengeluarkan ponselku untuk mengabari mereka, tetapi ada gangguan sinyal. Hanya Yotsuba saja yang dapat kuhubungi, saat ini aku dapat mengetahui Yotsuba berada di menara jam berkat itu.

Tidak lama kemudian, Uzumaki datang lagi ke atap. Ia menghampiriku, "Duduklah, akan kuobati kakimu …."

Mendengar ucapannya, aku menurut saja. Karena secara langsung, diriku merasa aman bersamanya. Kulihat ia dengan telaten mengobati kakiku.

"Jika kau mencari adikmu, ia bersama Yotsuba berada di menara jam yang tidak jauh dari sini, Uzumaki."

"Terima kasih atas informasinya, Nino. Berarti aku hanya perlu menemukan tiga orang lainnya," balas Naruto. Setelah selesai, dia langsung bangun dan mulai melangkah untuk pergi.

"Kau ingin pergi kemana lagi, Uzumaki?"

Kulihat, ia menghentikan langkahnya tetapi tanpa menoleh kepadaku. Ia menjawab, "Mencari yang lain, agar kalian bisa menikmati festival ini bersama-sama."

Mendengar perkataan lelaki itu membuatku terkejut, "Mengapa kau bertindak sejauh ini, Uzumaki?"

"Bukankah sudah aku katakan, aku sudah melihat usaha keras yang kalian lakukan untuk datang ke sini. Ditambah dengan alasan mengapa festival ini begitu spesial bagi kalian membuat diriku ingin membantu kalian," jelas Naruto yang berbalik menghadap ke arahku.

Lalu, ia menambahkan dengan tersenyum, "Jika aku memiliki alasan pribadi. Aku hanya akan menjawab, karena kau adalah temanku."

Bersamaan dengan perkataan itu, kulihat wajah lelaki itu terkena sinar dari kembang api yang terus-terusan meledak di langit. Bahkan angin malam yang berhembus juga terlihat memainkan rambut pirangnya itu. Ia terlihat sangat tampan untuk saat ini.

Aku menyadari wajahku memanas untuk saat ini karena dirinya. Aku memang membencinya, tapi tidak untuk saat ini. Karena sekarang, aku mengakui ketulusannya melalui usaha yang ia lakukan untuk kami.

"Jika sudah, aku pergi dulu. Akan aku usahakan membawa yang lain ke sini, Nino ...," ucap Naruto yang mulai pergi dari sana.

"Baiklah, Uzumaki. Kuserahkan padamu …," ucapku yang melihat kepergian lelaki itu. Bahkan aku belum mengucapkan terima kasih kepadanya. Aku hanya bisa berharap, semoga kami semua bisa menonton festival ini bersama-sama.

'Aku mengandalkanmu, Uzumaki Naruto ….'

Nino PoV end

.

[0_0]

.

Normal PoV on

Naruto yang baru saja turun dari atap, tidak sengaja melihat Ichika yang sedang menunggu di dekat sebuah tiang lampu. Dengan cepat ia menghampirinya.

"Ichika!"

Ichika yang mendengar itu menoleh ke arah Naruto yang memanggilnya, Naruto mencoba mengajaknya untuk pergi ke atap bangunan yang telah disewa oleh Nino.

"Kemana saja kau? Nino sudah menunggumu …," ucap Naruto yang mencoba meraih tangan Ichika. Akan tetapi, sebelum meraih tangan Ichika. Dirinya dikejutkan dengan seorang pria berkumis yang menghentikan dirinya.

"Siapa kau? Apa hubunganmu dengan Ichika-chan?"

'Huh, orang asing? Ini terlalu mencurigakan. Apa ini ada kaitannya dengan panggilan telepon yang diterima Ichika beberapa waktu lalu?' pikir Naruto. Tersadar dari pikirannya, ia baru menyadari bahwa Ichika dan pria itu sudah pergi dari hadapannya.

"Sial, aku terlalu lama berpikir …."

"Naruto …."

Mendengar namanya dipanggil, Naruto menoleh ke arah belakang. Di sana, ia dapat melihat Miku yang menghampirinya. Ia dapat melihat jalannya tertatih-tatih, sepertinya ia sempat terinjak.

"Miku, kau tidak apa-apa?" tanya Naruto yang mengecek keadaan Miku.

"Kakiku sakit, aku sempat terinjak oleh beberapa orang," ujar Miku yang menunjukkan punggung kakinya yang memerah.

"Apa kau bisa berjalan?"

"Bisa, tapi tidak terlalu cepat."

Naruto kemudian membelakangi Miku, kemudian memposisikan dirinya untuk menggendong Miku, "Naiklah ke punggungku. Aku akan mengobati kakimu dulu di suatu tempat. Kita tidak bisa berada di sini terus, karena tempat ini sangat ramai."

Miku yang mendengar itu menjadi merona, ia kemudian naik ke punggung Naruto, "Apa ini tidak apa-apa? Bagaimana jika kau kelelahan?"

Naruto yang mulai berjalan sambil menggendong Miku menjawab, "Tidak apa-apa, Miku. Lagipula, aku membawa obatku hari ini."

"Baiklah jika kau berkata seperti itu …," balas Miku. Gadis itu saat ini tengah melihat usaha Naruto untuk membawanya pergi dari sana. Saat ini, ia bisa melihat kegigihan yang dimiliki oleh pemuda itu. Tidak memerlukan waktu lama, Naruto menurunkan Miku di tangga yang terlihat sepi.

"Duduklah, akan kuobati kakimu … kebetulan, aku juga sudah membeli beberapa alat yang kubutuhkan untuk mengobatimu. Karena kaki Nino juga sempat terluka sebelumnya."

"Baiklah, Naruto."

Setelah itu, Naruto dengan cepat langsung mengobati kaki Miku. Sementara Miku dapat melihat Naruto yang mengobatinya dengan telaten dan terlihat sangat cekatan.

"Kau sangat lihai dalam hal ini, Naruto …."

"Bagaimana tidak? Naruko dulu sering sekali terjatuh saat bermain. Karena kedua orang tuaku sudah tidak ada, aku harus bisa melakukannya sendiri," ucap Naruto yang kemudian berdiri karena sudah selesai mengobati kaki Miku.

Miku yang merasa kakinya lebih nyaman menjadi tersenyum dengan manis kepada Naruto, "Arigatou, Naruto …."

Naruto yang melihat senyum manis dari Miku menjadi merona untuk sesaat, "D-douitashimashite, Miku …."

Kemudian, Naruto duduk di sebelah Miku. Ia memiliki ide mengenai masalah Ichika, dan ia akan mencoba bertanya pada Miku jika gadis itu memang mengetahui tentang sesuatu, "Miku, ada yang ingin aku tanyakan."

"Tanyakan saja, Naruto."

"Aku tadi melihat Ichika pergi bersama pria berkumis, apa kau mengetahui sesuatu soal itu?"

Miku yang mendengar itu menggelengkan kepalanya, "Aku tidak tahu sama sekali …."

Kemudian, ia berpikir kembali dan melanjutkan perkataannya, "Tetapi, aku pernah melihat Ichika yang diantar oleh orang yang kau maksud itu, Naruto."

"Ini sangat mencurigakan bagiku. Semoga ini hanya perasaanku saja," balas Naruto yang mengeluarkan handphone miliknya. Ketika ia mengecek jam, ternyata sudah jam 19.15. Tepat 15 menit setelah festivalnya dimulai, menyisakan 45 menit lagi sebelum festival itu berakhir.

"Cih, hanya tersisa 45 menit. Jika begini, festival ini akan berakhir sebelum kalian bisa menontonnya bersama-sama …."

Miku yang mendengar perkataan Naruto langsung menoleh, "Walaupun tidak ada hubungannya dengan belajar, kau membantu juga rupanya."

"Bukan masalah itu. Selama kalian mengerjakan pekerjaan rumah kalian, aku bisa melihat kalian berusaha keras untuk bisa datang ke sini. Maka dari itu, aku tidak akan menyia-nyiakan usaha kalian."

Kemudian, Naruto melanjutkan, "Ditambah dengan alasan yang kau katakan, mengenai festival ini adalah kenangan terindah bagi kalian dengan ibu kalian. Aku tidak bisa diam saja ketika sudah mengetahui hal itu."

Miku yang mendengar alasan Naruto menjadi terpana karena tekad dan keseriusan yang ia tunjukkan. Ia dapat melihat sebuah keinginan tulus yang ada dalam diri Naruto. Membuat dirinya semakin percaya, bahwa Naruto adalah laki-laki yang baik.

"Walaupun aku hanya orang luar dan terkesan ikut campur urusan orang lain. Setidaknya biarkan aku membantu kalian, karena kalian adalah temanku …."

Dengan ucapan itu, membuat Miku tersenyum kembali. Sementara Naruto mulai bangun dari acara duduknya, dan mencoba memberi uluran tangan kepada Miku, "Kau sudah bisa berjalan?"

"Sudah, tetapi sepertinya masih belum bisa seperti biasanya," balas Miku yang menerima uluran tangan Naruto. Mereka terlihat bergandengan tangan saat ini, dan itu terlihat oleh dua orang perempuan yang kemudian menghampiri mereka.

"Permisi …," ucap perempuan A. Naruto dan Miku yang mendengar itu langsung menoleh ke arah perempuan itu.

Perempuan itu melanjutkan, "Kami ingin mengajukan pertanyaan kepada orang-orang yang sedang menyaksikan festival kembang api hari ini. Apa hubungan kalian berdua?"

"Sepertinya itu tidak perlu ditanyakan kembali, karena sudah terlihat oleh kami. Kalian berdua pasti pacaran." ujar perempuan B.

Mendengar itu membuat Naruto terkejut, sementara Miku yang mendengarnya justru merona hebat. Miku kemudian melangkah ke depan dua perempuan itu, "K-kami tidak berpacaran."

"Tetapi keadaannya tidak seperti itu, lihat saja tangan kalian berdua …."

Naruto dan Miku yang mendengar jawaban mereka membulatkan kedua matanya karena baru sadar dengan situasi yang ada, mereka berdua dengan cepat melepaskan tangan mereka yang sebelumnya sempat bergandengan.

"M-maaf, kami hanya berteman saja …," ujar Naruto.

"Begitu ternyata. Kalau begitu, maaf ya …," ucap salah satu perempuan itu, dan kedua perempuan itu mulai pergi dari Naruto dan Miku. Dalam sesaat, Miku melihat Itsuki yang tidak jauh dari posisi mereka berdua.

"Naruto, itu Itsuki …," ucap Miku yang menunjuk suatu arah. Naruto yang sudah melihat Itsuki bersiap untuk mengejarnya.

"Miku, kau tunggu di sini dulu. Istirahatkan kakimu. Aku akan mencoba membawa Itsuki pergi ke tempat yang sudah disewa oleh Nino, sebelum dia pergi lebih jauh lagi."

"Baiklah, Naruto …."

Mendengar persetujuan Miku, membuat Naruto mulai pergi dari sana. Setelah beberapa saat berjalan, ia dapat menemukan Itsuki, "Oi, Itsuki!"

Itsuki yang mendengar namanya dipanggil langsung menoleh, "Uzumaki-kun ternyata. Dimana yang lain?"

"Nino sudah di atap, Ichika tidak tahu pergi kemana, Miku sedang beristirahat tidak jauh dari sini, sementara Yotsuba dan Naruko berada di menara jam," jelas Naruto.

Kemudian, Naruto melanjutkan, "Lebih baik kau ikut aku ke atap untuk menemui Nino. Kudengar dari Miku, kau mudah tersesat."

"Baiklah, ayo kita pergi ke sana."

Setelah itu, mereka berdua mulai pergi dari sana. Tetapi mereka tidak menyadari, ada seseorang yang memperhatikan mereka berdua tidak jauh dari sana.

"Aku tidak menyangka, ia benar-benar berusaha keras dan melakukan semuanya untuk kami …."

.

.

.

To Be Continued

.

.

Notes : Fic ini terinspirasi oleh beberapa fanfic tertentu dengan crossover Naruto x Quintessential Quintuplets. Hmm, ini project kedua gua dengan tipe fic yang multichapter. Gua bikin alurnya semi-canon tapi dengan banyak perubahan. Chapter 9 Up, jadi tolong buat reader gausah banyak protes dan Stay tune aja ye. Cukup doain gua biar banyak ide + sehat, secara perlahan nanti gua coba sebisa mungkin buat tamatin fic ini. Soalnya gua tim begadang buat ngelarin ini fic. Sorry gua baru bisa update, abis ada acara sampai hari senin malah sakit di hari selasa. Jadi begitulah, gabisa ngetik. Tapi sekarang dah balik normal.

Next, gue gak bisa ngejawab review kalian satu per satu karena terlalu malas. Gua minimal baca review dari kalian, dan maksimal berakhir dengan baca PM dari reader or whoever else. Next. Jika fic ini diplagiat oleh oknum sampah yang nggak bertanggung jawab + tidak mendapat perizinan dari gua, bahkan gak naruh nama gua di tempat di mana dia ngepost cerita ini. Tolong bantu report / PM ke gua. Biar gua tinggal ikutan jadi tim report. Sebagai catatan, gua hanya memiliki akun FFN. Tidak ada yang di luar platform yang gua sebutkan.

Lagi dan lagi, gue ingin mempromosikan sesuatu di sini. Gue telah bergabung dengan sebuah Group Chat WhatsApp yang bernama Fanfic Community Indonesia, yang berisikan banyak author dan reader fanfiksi, bahkan platform lain. Di grup tersebut terdapat cukup banyak author senior, ataupun author baru seperti gue. Kepada siapapun yang berminat untuk bergabung, silahkan PM gue baik melalui web, ataupun aplikasi. Join with us! Feel like home! Let's move together!

Sepertinya hanya itu saja pesan gue kepada kalian. Sampai jumpa lagi. Jaa na!

FCI. Cursed-Eternal Out