.
.
.
I'm In Trouble
Disclaimer :
Naruto by Masashi Kishimoto
5-toubun no Hanayome by Negi Haruba
Pair : ?
Rate : T
Mark :
"Naruto." : Berbicara
Naruto : PoV Start / Flashback Start / Letter or Announcement Content
Naruto : Efek suara (Sfx) / Skip Time / Previous Chapter
'Naruto.' : Pikiran atau Batin
["Naruto."] : Berbicara melalui pesan atau panggilan telepon
Genre : School, Drama, Family, Hurt/Comfort, Romance, Tragedy
Warning : Semi-Canon, Alternate Universe, Alternate Fact & Reality, Original & Other Character, dan Out of Character.
.
.
Skip Time : Nakano Quintuplets Residence
Naruto saat ini terlihat sedang menggunakan bathtub yang tersedia di hotel tempat kembar lima Nakano, ia sedang berendam. Tidak hanya itu, ia terlihat menghubungi seseorang.
["Moshi-moshi, Kakashi-nii …."]
["Yo, Naruto. Tumben sekali kau menghubungiku. Ada apa, jagoan?"]
["Aku menginap di kediaman kembar lima untuk mengajari mereka, berhubung ujian akan dimulai minggu depan. Kau hari ini libur, kan? Aku hanya ingin meminta tolong padamu untuk menjaga Naruko, aku juga sudah memberitahunya,"] pinta Naruto dengan santai.
["Begitu ternyata. Baiklah, akan aku lakukan …."]
["Arigatou, Kakashi-nii. Kalau begitu, aku tutup ya."]
["Ok."]
Setelah itu, Naruto meletakkan handphonenya kembali. Ia kemudian memikirkan mengenai apa yang sudah terjadi hari ini. Dirinya selalu saja mencoba menghindar dari Itsuki. Di sisi lain, ia tidak bisa membencinya.
Beruntung sekali, ia mendapatkan ingatan mengenai ajaran-ajaran yang ayah dan ibunya berikan kepadanya saat ia masih kecil. Sehingga, ia dapat menerapkannya.
.
Flashback on
"Tou-san, Kaa-san. Jika Naru memiliki permasalahan besar dengan seseorang yang Naru anggap teman pertama. Apa yang harus Naru lakukan?"
Minato dan Kushina yang mendengar pertanyaan Naruto kecil mulai tersenyum, mereka berdua kemudian mengelus kepala Naruto dengan lembut.
"Kalau dari Tou-san. Dirimu tidak boleh membenci seseorang terlalu dalam. Karena, terjerat dalam arus kebencian itu sulit untuk disembuhkan. Bahkan akan memunculkan rantai kebencian," jawab Minato dengan tersenyum.
"Rantai kebencian itu apa, Tou-san?" tanya Naruto kecil dengan wajah yang sangat penasaran.
"Kamu tidak akan mengerti, nak. Dirimu masih kecil. Suatu saat, Tou-san yakin dirimu akan menemukan jawabannya."
Mendengar jawaban Minato yang kurang memuaskan membuat Naruto kecil cemberut, "Huft, Tou-san pelit."
Kemudian, Naruto kecil menatap Kushina dengan wajah yang antusias, "Bagaimana kalau menurut Kaa-san? Kaa-san belum menjawab pertanyaanku yang awal …."
Kushina yang ditanya Naruto kemudian memasang pose berpikir, "Sebenarnya, jawaban Kaa-san tidak jauh beda dengan ayahmu. Hanya saja, Kaa-san punya versi sendiri untuk itu."
"Apa? Apa?" ujar Naruto kecil dengan semangat.
"Kau ini tidak sabaran sekali, Naru-chan … baiklah, Kaa-san akan jawab. Kamu harus memberi orang lain kesempatan kedua, karena setiap orang berhak akan hal itu."
"Maksud Kaa-san, Naru harus bisa memaafkan orang lain jika orang itu berbuat salah? Lalu, Naru harus memberinya sebuah waktu untuk orang itu memperbaiki dirinya?"
"Kurang lebih seperti itu, Naru-chan. Setidaknya kamu mengerti sekarang …," ucap Kushina yang tersenyum kepada Naruto kecil yang terlihat puas.
"Arigatou, Tou-san, Kaa-san. Akan Naru ingat ini sebaik mungkin …."
Flashback off
.
Mengingat itu membuat Naruto tersenyum dengan mata yang terpejam. Ia setidaknya sangat bersyukur memiliki orang tua seperti Minato dan Kushina yang selalu mengajarkan dirinya untuk berbuat baik sebelum mereka pergi selamanya.
'Aku akan selalu menggunakan apa yang kalian ajarkan kepadaku. Arigatou, Tou-san, Kaa-san ….'
.
[0_0]
.
Di ruang tamu, terlihat Ichika, Miku, dan Yotsuba yang duduk di lantai tepat di depan meja belajar. Ichika dan Miku berada di sisi meja yang panjang dan duduk bersebelahan, sementara Yotsuba berada di sisi meja yang panjang namun berada di seberang mereka.
Ichika terlihat memakai celana pendek dan baju berwarna putih, Miku memakai piyama berwarna biru, sementara Yotsuba menggunakan kostum beruang. Mereka sudah sangat siap dengan segala pelajaran dan alat tulis. Mereka terlihat sedang menunggu Naruto.
Tidak jauh dari mereka, terlihat juga Nino yang memakai seragam olahraga berwarna merah sedang duduk di meja makan. Ia terlihat sedang memainkan handphone miliknya dengan santai.
"Uzumaki-san mandinya cukup lama juga ternyata," ujar Yotsuba yang bosan.
"Naruto-kun pasti sedang senang. Karena bisa menikmati bathtub yang digunakan lima gadis cantik …," ujar Ichika dengan bangga.
Sementara Miku, ia terlihat melamun dan sedikit merona saat ini. Ia menggumam, "Mandi …."
Sialnya, itu terdengar oleh keduanya. Sontak, Ichika dan Yotsuba langsung melihat ke arah Miku. Ichika kemudian memasang senyum menggoda yang menjadi ciri khasnya.
"Are? Apa kau mau ikut mandi bersama Naruto-kun, Miku?"
Mendengar itu, membuat wajah Miku semakin memerah. Terlihat asap yang mengepul di atas kepalanya. Ia juga dengan cepat menggelengkan kepalanya. Melihat itu, membuat Ichika tertawa kecil.
"Berhubung ada Naruto-kun di sini, seharusnya kau mendekati dirinya," tambah Ichika.
"A-aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan …," balas Miku dengan rona merah yang masih terdapat di pipinya. Tapi itu tidak bertahan lama ketika suara Yotsuba yang ceria masuk ke telinga mereka.
"Oh, Uzumaki-san. Sudah selesai?"
"Ya, aku sudah selesai. Kamar mandinya sangat nyaman, haha."
Naruto saat ini keluar dengan kaus tipis berwarna orange dengan sebuah celana pendek berwarna hitam yang ia gunakan. Rambutnya terlihat masih basah, ia sepertinya lupa untuk mengeringkannya.
"Ah, rambutku masih basah. Tunggu sebentar …," ucap Naruto yang pergi ke arah balkon. Dengan bantuan angin malam, ia menggoyangkan rambut pirang miliknya. Rambutnya terlihat dihembuskan oleh angin, seolah angin itu menyukai rambutnya. Ditambah dengan sinar bulan yang menghiasi wajahnya, membuatnya sempurna.
Sementara tiga gadis yang menatap Naruto saat ini hanya bisa terdiam dengan wajah yang merona hebat, memperhatikan seberapa tampannya Naruto.
Berbeda dengan mereka, Nino yang melihat itu hanya merona tipis dibuatnya. Tetapi itu tidak bertahan lama, karena ia dengan cepat memalingkan wajahnya untuk menetralkan dirinya sendiri.
Tidak lama kemudian, Naruto masuk kembali ke ruang tamu dan berdiri dengan santai di hadapan mereka, "Maaf karena sudah membuat kalian menunggu lama," ucapnya dengan tersenyum lima jari.
"T-tidak masalah," ucap ketiganya bersamaan dengan wajah yang masih memiliki rona merah.
Mendengar respon dan melihat mereka yang seperti itu, membuat Naruto sedikit bingung, 'Ada apa dengan mereka bertiga?'
Menyadari itu tidak penting untuk sekarang, membuat Naruto dengan cepat menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia kemudian menatap mereka bertiga dengan serius, "Baiklah, apa kalian sudah siap untuk belajar?"
"Kami siap!"
Tiba-tiba, Ichika memiliki ide jahil. Ia kemudian mengangkat tangannya, "Naruto-sensei, aku ingin bertanya! Soal pertanyaan yang ini," ucapnya dengan menunjuk buku miliknya.
Naruto yang mendengar itu kemudian menghampiri Ichika, namun ia memilih menghampiri dengan bergeser sedikit ke dekat Miku yang duduk di sebelahnya. Saat ini, jarak Naruto dengan Miku sangatlah dekat.
"Apa yang kau ingin tanyakan, Ichika? Tunjukkan kepadaku."
Ichika tidak menjawab. Menyadari posisi Naruto dan Miku yang sangat dekat, justru Ichika menunjukkan seringai jahil. Ia kemudian mengambil ancang-ancang.
DUK!
Rupanya, Ichika menyenggol Miku dengan kuat. Membuat Miku tergeser ke arah Naruto dengan cepat dengan tangan yang terbuka. Naruto yang tidak siap juga terdorong oleh tubuh Miku ke belakang.
Akan tetapi, sebelum dirinya terjatuh ke lantai. Naruto menggunakan tangannya untuk mengubah posisi tangan Miku, ia mencoba menghindarkannya dari cidera kecil yang mungkin saja bisa terjadi karena ruang gerak yang sempit.
Pada akhirnya, tubuh Naruto menghantam lantai dengan keras dengan Miku menindih Naruto tepat di atasnya. Wajah mereka pun sangat dekat. Bahkan, Naruto dapat merasakan dada Miku yang besar menekan dada bidangnya.
"Wah, lihat mereka. Sangat serasi sekali …," ujar Ichika. Berbeda dengan Ichika, Yotsuba memilih untuk menutup matanya. Mencoba untuk tidak melihat apa yang seharusnya bisa ia lihat sekarang.
"Urusai, Ichika …," balas Naruto yang menatap Ichika dengan kesal. Setelah itu, ia mengecek Miku dengan ekspresi khawatir di wajahnya, "K-kau baik-baik saja, Miku? Apa ada yang terluka?"
"T-tidak ada," jawab Miku dengan wajah yang sangat merona. Kemudian, gadis itu melanjutkan, "Naruto, mengapa kau mengubah posisi tanganku?"
"Aku tidak hanya ingin kau mengalami cidera, itu saja. Jika kau menopang tanganmu dengan kecepatan seperti itu, bisa saja kau mengalami rasa sakit pada pergelangan tanganmu. Aku tidak ingin itu terjadi padamu, Miku."
"Aku hargai niat baikmu itu, Naruto. Arigatou …."
"Douitashimashite, Miku …."
Menyadari posisi mereka yang belum berubah membuat Naruto merona seperti kepiting rebus, "M-maaf, Miku. B-bisakah kau bangun?"
Miku yang baru saja sadar juga ikut merona, tetapi kali ini over-blushing. Sampai-sampai dirinya mengeluarkan asap pada kepalanya. Ia kemudian dengan cepat bangun dan membantu Naruto untuk dapat duduk kembali, "M-maafkan a-aku, N-Naruto."
"Tidak apa-apa, itu bukan salahmu," balas Naruto, tetapi dengan tatapan tajam yang mengarah ke Ichika. Ichika yang ditatap seperti itu hanya santai-santai saja seolah tidak ada yang terjadi.
"Apa? Aku hanya mengetes reflekmu saja, Naruto-kun. Di saat seperti itu saja kau lebih mengutamakan orang lain dibandingkan dirimu sendiri. Kurasa menyerahkan Miku kepadamu adalah keputusan yang baik …."
"Ichika!" ucap Miku yang terlihat kesal, namun berbanding terbalik dengan wajah yang masih sangat merona.
"Iya, iya. Aku tidak akan melakukannya lagi. Aku janji."
"Sudah, sudah. Lebih baik kita lanjutkan kegiatan belajar kita yang sempat tertunda. Apa ada yang ingin ditanyakan?" tanya Naruto. Dengan cepat, Yotsuba mengangkat tangannya.
"Aku! Aku!"
"Apa yang ingin kau tanyakan, Yotsuba?"
"Apa bahasa Inggris dari argumen?"
Naruto kemudian tersenyum, "Pertanyaan bagus, Yotsuba. Jawabannya adalah debate. Jika kau bingung, cukup ingat dengan tiga suku kata. Yaitu, de-ba-te. Biasanya, pertanyaan ini akan keluar saat ujian."
Naruto melanjutkan, "Apa penjelasanku sudah cukup untuk kau mengerti, Yotsuba?"
"Sudah, Uzumaki-san. Arigatou …."
"Douitashimashite, Yotsuba. Selanjutnya, adakah yang ingin ditanyakan lagi?"
Dengan santai, Miku mengangkat tangannya. Naruto langsung saja bertanya kepadanya, "Ya, Miku?"
"Aku ingin bertanya, tipe perempuan seperti apa yang kau sukai?" tanya Miku tanpa ekspresi sedikit pun. Akan tetapi, ia menatap Naruto dengan serius. Mendengar itu, membuat semuanya terkejut. Termasuk Nino yang awalnya tidak peduli dengan kegiatan mereka.
Naruto kemudian mencoba mengalihkan pertanyaan itu, "Maaf, bukankah itu adalah hal yang tergolong privasi? Bahkan itu melenceng jauh dari pelajaran … lagipula, siapa juga yang mau dengan lelaki penuh kekurangan sepertiku."
Mendengar perkataan Naruto, membuat Miku berpikir, 'Apa ia berkata seperti itu karena penyakitnya?'
"Ngomong apa kau, Naruto-kun? Setiap orang kan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Lagipula, aku juga penasaran dengan hal itu," ujar Ichika.
"Perkataan Ichika benar, Uzumaki-san. Aku juga tertarik mendengar jawabanmu …," ucap Yotsuba dengan ceria. Merasakan situasinya tiga melawan satu, ia tidak akan menang. Tetapi, Naruto memiliki ide yang sangat cemerlang.
"Aku akan memberitahukannya, tetapi ada syaratnya."
"Apa syaratnya?" tanya mereka bertiga bersamaan.
"Kalian harus mengisi catatan, latihan, atau bahkan pekerjaan rumah kalian. Itu terserah kalian untuk menentukannya. Dengan catatan satu lembar yang kalian isi atau kerjakan adalah satu jawaban dariku."
Ia kemudian melanjutkan, "Berhubung kalian berjumlah tiga orang, berarti tiga kriteria perempuan yang aku suka akan menjadi milik kalian. Aku akan tunggu hingga kalian semua selesai melakukannya, baru akan kujawab ..."
Dengan berakhirnya ucapan Naruto. Baik Ichika, Miku, ataupun Yotsuba dengan cepat mulai melakukan apa yang Naruto suruh. Naruto yang melihat mereka melakukannya dengan antusias mulai menyeringai dalam diam.
'Beruntunglah mereka bisa diajak kerjasama. Padahal, aku tidak yakin dengan jawabanku kepada mereka nanti.'
Setelah beberapa saat, terlihat mereka yang sudah menyelesaikannya. Dimulai dari Yotsuba, Ichika, dan yang terakhir Miku. Naruto kemudian mengecek apa yang mereka kerjakan. Ia cukup terkejut ketika menyadari Miku mengerjakan lebih banyak dari apa yang ia minta, bahkan sampai selesai.
"Baiklah, aku rasa sudah cukup. Berarti bisa kujawab sekarang kan?"
Mereka mengangguk dengan cepat sebagai tanda persetujuan. Sementara itu, Naruto mulai menghela nafas. Mencoba mengatur dirinya.
"Yang pertama, selalu ceria. Yang kedua, bisa memasak. Yang terakhir, peduli dengan kakaknya. Sudah, kan? Jika sudah, sekian dan terima kasih …," ucap Naruto dengan menunduk ala butler. Meninggalkan tiga orang yang sweatdrop karena aksinya itu.
"Itu semua hanya adikmu saja, bodoh!" ucap Nino dengan keras. Mendengar itu, semuanya menatap ke arahnya. Ia yang telah salah langkah mulai menutup mulutnya dengan salah satu tangannya.
"Daripada kau menguping pembicaraan kami. Bagaimana jika kau bergabung saja dengan kami, Nino?" ajak Naruto.
"Aku tidak sudi," ucap Nino yang mulai pergi ke kamarnya. Sementara itu, tiga orang yang kecewa dengan jawaban yang jauh dari sasaran mulai menghampiri Naruto.
"Uzumaki-san jahat, padahal aku sudah bersusah payah mengerjakannya," ucap Yotsuba yang cemberut dan memukul-mukul dada Naruto.
"Yotsuba benar, Naruto. Kau jahat, lakukan seppuku …," ujar Miku yang cemberut dengan menggembungkan kedua pipinya. Ia terlihat kesal karena dikerjai Naruto.
"Kau ini tidak menghargai usaha kami sama sekali ya, Naruto-kun?" ujar Ichika yang tersenyum, tetapi tidak dengan aura yang ia keluarkan dari balik tubuhnya. Berbanding terbalik dengan ekspresi yang ia tunjukkan saat ini.
Mendengar respon yang tidak bersahabat dari ketiganya membuat Naruto menelan ludahnya. Ia juga menatap mereka dengan takut, karena ia tidak menyangka jika hasilnya akan seperti itu. Tetapi, ia memiliki ide lain.
"M-maafkan aku. Aku tadi hanya iseng saja, kok. Apa kalian ingin tahu jawabanku yang sebenarnya? Aku berjanji akan serius kali ini."
"Baiklah, katakan sekarang juga," ucap ketiganya bersamaan. Membuat Naruto sweatdrop melihat kekompakan mereka.
'Mereka ini sangat niat sekali hanya untuk pertanyaan yang tidak bermutu seperti itu. Baiklah, aku tidak bisa main-main lagi. Aku akan menjawab sejujur-jujurnya, daripada aku dihabisi oleh mereka …,' pikir Naruto yang menatap ngeri mereka bertiga.
"Baiklah. Yang pertama, aku ingin memiliki gadis yang bisa menerima kekuranganku dengan penuh. Yang kedua, aku ingin memiliki gadis yang kuat, tegar, dan bisa merelakanku. Yang terakhir, aku ingin memiliki gadis yang bisa memasak dan selalu ceria."
'Tunggu, apa yang dimaksud pada poin pertama dan keduanya?' pikir Ichika dan Yotsuba dengan bingung.
'Ternyata benar, ia menjawab sesuai keadaannya saat ini. Tetapi, itu semua sangat berkebalikan dengan diriku,' pikir Miku dengan ekspresi kekecewaan.
"Aku harap itu bisa memuaskan kalian. Itu aku buat secara jujur. Jika kalian tidak tahu … cepat atau lambat kalian akan mengetahuinya," ucap Naruto dengan tersenyum lima jari. Kemudian, Naruto tersadarkan akan sesuatu.
Ia kemudian mengelus kepala Miku dengan lembut dan tersenyum kepadanya, "Kulihat, kau mengerjakannya sampai melebihi mereka berdua. Tidak, bahkan melebihi dari apa yang kuminta. Kerja bagus, Miku. Pertahankan itu, aku bangga padamu …."
Miku yang diperlakukan seperti itu langsung merona hebat, "A-arigatou, N-Naruto …."
"Douitashimashite, Miku …."
Ichika kemudian memiliki ide jahilnya kembali, "Yotsuba, lakukan pemeriksaan!"
"Aku mengerti!" balas Yotsuba yang kemudian mendekati Naruto dengan cepat.
Naruto yang didekati dengan agresif seperti itu mulai berlari kesana-kemari, layaknya seseorang yang dikejar oleh sesuatu. Ia terlibat kejar-kejaran dengan Yotsuba selama 15 detik. Merasa mengetahui batasnya dan mencoba untuk tidak memperburuk dirinya sendiri. Naruto kemudian berhenti, membiarkan Yotsuba mendekati dirinya.
Yotsuba mendekatkan telinganya pada dada Naruto. Ia mencoba mendengarkan detakan hati dan jantung Naruto, gadis itu terlihat sangat serius. Ketika ia menyadari sesuatu, ia dengan cepat menunjuk Naruto, "Uzumaki-san berdebar-debar!"
Mendengar itu membuat Naruto menjadi kesal, "Bodoh, itu karena habis lari-lari, kau tahu?!"
Entah secara kebetulan atau tidak, Itsuki menghampiri mereka dari kamarnya. Ia merasa terusik, "Berisik sekali. Aku kira kalian akan belajar dengan tenang …."
Melihat Itsuki yang datang, membuat Naruto mengalihkan pandangannya. Itsuki yang melihat itu hanya bisa melihatnya dalam diam. Ia kemudian menghampiri Miku, "Miku, bolehkah aku meminjam headphone milikmu?"
"Boleh saja, untuk apa?" balas Miku yang memberikan headphone miliknya.
"Aku hanya ingin belajar sendiri dengan tenang tanpa adanya gangguan. Nanti akan kukembalikan," balas Itsuki yang sudah mengambil headphone milik Miku, ia lalu kembali ke kamarnya. Akan tetapi, Ichika menyadari keduanya yang menjaga jarak tanpa berbicara sama sekali.
Ia akan melakukan rencana B, yaitu membicarakannya dengan Naruto. Menyadari sudah saatnya, Miku dan Yotsuba kemudian memilih untuk melanjutkan untuk belajar. Sementara itu, Ichika mengajak Naruto untuk melihat bintang-bintang di langit. Mereka saat ini berada di balkon hotel.
"Apa kau membawaku ke sini hanya untuk mengatakan mengenai apa yang terjadi padaku dan Itsuki, Ichika?"
"Kau sangat cepat dan peka, aku terkesan. Padahal aku belum memulainya sama sekali," balas Ichika dengan tersenyum.
"Bagaimana tidak? Orang yang mengawasi diriku sejak Itsuki turun hingga kembali ke kamarnya itu hanya kau. Jika kulihat dari yang lain, mereka sepertinya juga sudah mengetahuinya."
"Itu benar, kami sudah mengetahuinya. Karena Itsuki kembali dengan keadaan yang kau sudah pasti tahu sendiri. Itu semua juga berkat Miku yang menyadari kebiasaan Itsuki lalu mengucapkannya secara blak-blakan, sehingga Itsuki mau untuk menceritakannya kepada kami."
"Benarkah? Wah, aku tidak menyangka Miku akan melakukan itu. Aku sangat bangga pada perkembangan karakter yang ia miliki saat ini …," ucap Naruto dengan tersenyum.
"Begitulah. Jadi, aku akan to the point saja. Apa kau membencinya? Apa kau bisa memaafkannya?" tanya Ichika bertubi-tubi.
"Jujur saja, aku tidak membencinya. Aku justru berniat untuk memaafkannya. Setiap orang memiliki kesempatan kedua, setidaknya itulah hal yang Kaa-san ajarkan kepadaku. Ditambah lagi, aku tidak bisa membenci teman pertama yang sudah menerimaku tanpa banyak berpikir seperti dirinya."
Mendengar itu, membuat Ichika tersenyum. Setidaknya, ia sudah tahu apa jawaban Naruto, "Itsuki memang selalu begitu. Ia selalu saja keras kepala dan tidak bisa jujur dengan dirinya sendiri. Kuharap, kau bisa memakluminya …."
"Ya, aku bisa melihatnya. Aku jujur sangat suka dengan sikapnya yang semangat dan pantang menyerah. Ia mengingatkanku pada diriku yang bodoh sebelum berubah menjadi yang sekarang. Selalu berusaha tanpa kenal menyerah mungkin adalah ciri khasku."
"Hee? Aku tidak menyangka kau juga sempat bodoh sebelumnya. Aku kira kau adalah seorang prodigy sejati."
"Tidak, aku tidak seperti itu. Hanya saja, seseorang telah mengubahku. Seseorang wanita yang terlihat sama dengan sosok Kaa-san telah mengubahku menjadi diriku yang sekarang ini," jelas Naruto dengan santai.
"Aku jadi tidak sabar menunggu ceritamu mengenai sosok yang mengubahmu itu, Naruto-kun."
"Mungkin suatu saat aku akan menceritakannya, tetapi tidak sekarang …."
"Baiklah … intinya, aku mengandalkanmu untuk cepat berbaikan dengan Itsuki dan kembali seperti semula. Aku sudah melakukannya sebisaku, termasuk membicarakannya denganmu sekarang ini."
Ichika melanjutkan dengan tersenyum tulus, "Tetapi, ada hal lain yang tidak bisa aku lakukan. Hanya kau yang bisa melakukannya. Jadi, aku mempercayai dirimu untuk menyelesaikannya."
Naruto tersenyum tipis setelah mendengar perkataan Ichika, "Aku mengerti. Awalnya, aku berpikir kau adalah seorang gadis kembar yang hanya bisa menjahili dan menggoda orang lain."
Mendengar itu, membuat Ichika menatap Naruto dengan cemberut. Seolah dirinya ingin protes dengan perkataan yang Naruto keluarkan mengenai dirinya. Tetapi itu tidak bertahan lama, karena Naruto mengelus kepala Ichika dengan lembut dan tersenyum tulus. Membuat Ichika terkejut dengan bola mata yang membulat.
"Ternyata, kau bisa juga berperan sebagai kakak. Kalau begitu, sama juga denganku …."
Merasakan angin malam yang semakin dingin, Naruto menghentikan itu dan mulai masuk ke ruang tamu, "Oi, Ichika. Lebih baik kita masuk ke dalam, hawanya mulai dingin di sini."
Mendengar itu, Ichika hanya bisa terdiam dan tidak bergerak sama sekali dari tempatnya. Wajahnya terlihat sangat merona saat ini. Sepertinya apa yang Naruto lakukan kepadanya sangat memiliki efek tersendiri untuknya.
'Apakah saat ini benar-benar dingin? Aku rasa tidak, karena hati dan wajahku justru memanas saat ini ….'
.
.
.
To Be Continued
.
.
Notes : Fic ini terinspirasi oleh beberapa fanfic tertentu dengan crossover Naruto x Quintessential Quintuplets. Hmm, ini project kedua gua dengan tipe fic yang multichapter. Gua bikin alurnya semi-canon tapi dengan banyak perubahan. Chapter 13 Up, jadi tolong buat reader gausah banyak protes dan Stay tune aja ye. Cukup doain gua biar banyak ide + sehat, secara perlahan nanti gua coba sebisa mungkin buat tamatin fic ini. Soalnya gua tim begadang buat ngelarin ini fic.
Next, gue gak bisa ngejawab review kalian satu per satu karena terlalu malas. Gua minimal baca review dari kalian, dan maksimal berakhir dengan baca PM dari reader or whoever else. Next. Jika fic ini diplagiat oleh oknum sampah yang nggak bertanggung jawab + tidak mendapat perizinan dari gua, bahkan gak naruh nama gua di tempat di mana dia ngepost cerita ini. Tolong bantu report / PM ke gua. Biar gua tinggal ikutan jadi tim report. Sebagai catatan, gua hanya memiliki akun FFN. Tidak ada yang di luar platform yang gua sebutkan.
Lagi dan lagi, gue ingin mempromosikan sesuatu di sini. Gue telah bergabung dengan sebuah Group Chat WhatsApp yang bernama Fanfic Community Indonesia, yang berisikan banyak author dan reader fanfiksi, bahkan platform lain. Di grup tersebut terdapat cukup banyak author senior, ataupun author baru seperti gue. Kepada siapapun yang berminat untuk bergabung, silahkan PM gue baik melalui web, ataupun aplikasi. Join with us! Feel like home! Let's move together!
Sepertinya hanya itu saja pesan gue kepada kalian. Sampai jumpa lagi. Jaa na!
FCI. Cursed-Eternal Out
