.

.

.

I'm In Trouble

Disclaimer :

Naruto by Masashi Kishimoto

5-toubun no Hanayome by Negi Haruba

Pair : ?

Rate : T

Mark :

"Naruto." : Berbicara

Naruto : PoV Start / Flashback Start / Letter or Announcement Content

Naruto : Efek suara (Sfx) / Skip Time / Previous Chapter

'Naruto.' : Pikiran atau Batin

["Naruto."] : Berbicara melalui pesan atau panggilan telepon

Genre : School, Drama, Family, Hurt/Comfort, Romance, Tragedy

Warning : Semi-Canon, Alternate Universe, Alternate Fact & Reality, Original & Other Character, dan Out of Character.

.

.

Skip Time : Midterm Exam Day, Nakano Quintuplets Residence

"Sial, aku justru terbangun …," ucap Naruto yang mengucek matanya. Ia kemudian melihat jam pada handphone miliknya yang menunjukkan jam tiga pagi.

Kemudian, ia melihat sekelilingnya. Ia dapat melihat Ichika, Yotsuba, dan Miku tertidur di meja ruang tamu dengan posisi kepala di atas meja. Sementara itu, Itsuki tertidur di meja makan yang kosong.

Naruto yang melihat mereka hanya bisa tersenyum, menyadari betapa kerasnya mereka berusaha untuk belajar. Bahkan mereka berempat memperbolehkan dirinya menginap lagi di kediaman mereka.

.

Flashback on

"Apa?! Mau menginap lagi katamu?!" ucap Nino yang terlihat kesal.

Kembar lima Nakano bersama dengan Naruto saat ini sedang berada di depan gerbang sekolah yang sudah sepi, dikarenakan kegiatan sekolah telah selesai.

"Itu benar … aku ingin mengajari kalian satu hari sebelum hari ujian dimulai. Setidaknya, aku sudah meminta izin kepada kalian. Urusan diperbolehkan atau tidaknya juga itu tergantung kalian sendiri. Lagipula, aku tidak akan memaksakan kehendakku," balas Naruto dengan santai.

Naruto melanjutkan, "Jadi, bagaimana dengan keputusan kalian?"

Ichika melihat Miku dan Yotsuba yang menganggukan kepalanya, hanya saja Itsuki belum merespon. Tidak berlama-lama, Ichika menjawab, "Aku, Miku, dan Yotsuba mengizinkannya."

Nino yang mendengar itu terkejut, "Kalian?!"

"Itsuki, bagaimana denganmu?" lanjut Nino yang melihat Itsuki seolah ia adalah harapan terakhirnya. Itsuki tidak merespon sama sekali dan terlihat sedang berpikir. Itu tidak bertahan lama, ketika Itsuki menghentikan pose berpikirnya saat ini.

Itsuki kemudian berjalan duluan meninggalkan mereka. Akan tetapi, ia tetap merespon yang diakhiri dengan dirinya yang tersenyum tanpa sepengetahuan mereka, "Aku mengizinkannya. Aku rasa tidak masalah untuk Uzumaki-kun menginap hari minggu. Kalau begitu … mohon bantuannya, Uzumaki-kun …."

Mendengar itu membuat Nino terdiam, ia tidak memiliki bantuan lagi selain mengikuti apa yang saudarinya minta terhadap Naruto. Di sisi lain, tiga kembar lainnya juga tersenyum sambil menatap Itsuki yang berjalan menjauhi mereka.

Mereka tampak senang, karena rencana yang mereka lakukan beberapa waktu lalu terhadap Naruto dan Itsuki sangat memberikan hasil positif. Terutama untuk Itsuki yang perlahan bisa menerima Naruto dan segala usaha yang ia berikan.

Sementara itu, Naruto sendiri hanya bisa memandangi Itsuki dengan tersenyum tipis. Ia kemudian membatin dalam pikirannya.

'Ini adalah langkah yang bagus untukku. Aku juga harus berterimakasih kepada yang lainnya untuk itu. Aku akan mengusahakan yang terbaik untuk mereka pada akhir pekan nanti ….'

Flashback off

.

'Berkat kalian, aku bisa menginap disini sekali lagi. Arigatou, minna ….'

Kemudian Naruto menyadari, bahwa mereka tidur tanpa menggunakan bantal ataupun selimut untuk membuat diri mereka nyaman. Ia dengan cepat berinisiatif pergi ke kamar mereka masing-masing, beruntung ia mengingat apa yang Yotsuba katakan mengenai posisi kamar mereka.

Tidak butuh waktu lama, ia kembali dengan membawa banyak bantal dan selimut. Naruto dengan berhati-hati merebahkan tubuh ataupun menyelipkan bantal ketika mereka tertidur, ia mencoba membuat mereka tidak terbangun.

Ketika bantal sudah dipasang untuk diri mereka, ia dengan cepat merentangkan selimut dan memakaikannya kepada mereka satu per satu. Setelah selesai, Naruto memilih untuk belajar sampai pagi.

.

[0_0]

.

"Engh …."

Itsuki secara perlahan terbangun, ia merenggangkan tangannya. Setelah itu, ia melihat jam yang menunjukkan sudah jam enam pagi. Itsuki kemudian melihat bantal dan merasakan selimut yang ia gunakan saat ini.

'Tunggu, bukankah semalam aku tidur tidak menggunakan bantal dan selimut? Lalu, siapa yang memakaikan ini?' pikir Itsuki, ia juga dapat melihat saudarinya yang lain menggunakan itu semua. Tidak sampai disitu, ia juga dapat melihat Naruto yang sedang membaca buku tulis miliknya.

"Uzumaki-kun? Kau sudah bangun rupanya …."

"Begitulah, Itsuki. Aku terbangun jam tiga pagi, karena aku malas tidur lagi … jadi, aku memilih untuk belajar saja sampai sekarang."

Itsuki menghela nafas, "Dasar maniak belajar. Ngomong-ngomong, apakah kau yang memakaikan bantal dan selimut pada kami semua?"

"Itu benar, aku yang memakaikannya. Lagipula, aku tidak ingin kalian sakit di hari pertama ujian. Jadi, aku pergi ke kamar kalian dan mengambil ini semua untuk kalian," balas Naruto dengan santai.

'Kebaikannya memang tidak bisa diragukan lagi …,' pikir Itsuki dengan tersenyum. Kemudian, ia teringat akan sesuatu.

"Tunggu, kau mengetahui kamar kami?"

"Tentu saja aku tahu. Aku harus berterimakasih kepada Yotsuba karena sudah menjelaskan satu per satu urutan kamar yang kalian gunakan. Ia menjelaskannya kepadaku saat hari pertama diriku datang kesini …."

"Ingatanmu sangat bagus, Uzumaki-kun."

"Terima kasih atas pujiannya, Itsuki. Ngomong-ngomong, bagaimana jika kalian bersiap-siap? Sekolah masuk jam tujuh, ujiannya dilaksanakan tepat lima belas menit setelah itu. Waktu ini bisa kita gunakan untuk sarapan dan lain-lain."

"Ide bagus, Uzumaki-kun. Kalau begitu, tolong bantu aku membangunkan mereka."

"Baiklah …."

Itsuki dan Naruto kemudian membangunkan mereka yang masih tidur. Termasuk dengan Nino yang tidur di kamarnya. Mereka kemudian sarapan bersama dengan masakan Nino yang tergolong high-quality.

Setelah itu, mereka bersiap-siap dan mulai berangkat ke sekolah dengan santai dan tidak terburu-buru. Mereka yang berjalan kaki ke sekolah bersama-sama terlihat berbincang satu sama lain selama perjalanan, kecuali Naruto yang terlihat memikirkan sesuatu.

'Aku tidak bisa berharap apa-apa kepada mereka. Setidaknya, aku hanya bisa mempercayai kemampuan mereka masing-masing untuk sekarang.'

.

[0_0]

.

Skip Time : School Garden

Terlihat kembar lima Nakano sedang duduk di bangku kayu berbentuk memanjang yang tersedia di sana. Sementara itu, Naruto berdiri di depan mereka.

"Boleh aku meminta perhatian kalian sebentar?"

"Katakan saja, Naruto-kun. Kami akan mendengarkan," balas Ichika mewakili mereka.

"Baiklah, ujian akan dimulai. Aku memang bukanlah guru les yang baik bagi kalian. Setidaknya, aku mempercayai kemampuan kalian masing-masing untuk mengerjakan ujian dan membawa hasil yang kalian bisa raih."

Naruto melanjutkan, "Setelah kuanalisa selama aku mengajari kalian, kalian memiliki kelebihan masing-masing. Ichika dengan matematika, Nino dengan bahasa Inggris, Miku dengan sejarah, Yotsuba dengan bahasa Jepang, terakhir Itsuki dengan biologi. Apa aku salah?"

"Tidak, Naruto. Kau benar," ucap Miku tanpa ekspresi ditambah dengan anggukan kepala dari Yotsuba. Berbeda dengan mereka, Nino justru bingung.

"Tunggu dulu, Uzumaki. Kau tahu darimana aku memiliki kelebihan dalam bahasa Inggris? Setahuku, kau tidak pernah mengajariku selama ini."

"Itu karena kau yang selalu menolak ajakanku untuk belajar, Nino. Aku hanya memperkirakan saja, karena empat saudarimu yang lain memiliki kelebihan yang berbeda-beda. Aku tidak sadar menempatkanmu pada tempat yang kupikir adalah posisimu berdasarkan pengamatanku sejauh ini."

Nino yang mendapat penjelasan itu mulai terdiam, ia kemudian membuang muka dengan wajah yang sedikit memerah. Di sisi lain, Ichika yang mendengar penjelasan Naruto mulai terkesan, "Jujur saja, logikamu benar-benar diluar nalar kami, Naruto-kun. Apalagi apa yang kau katakan itu adalah kenyataan."

"Biasa saja, Ichika. Jadi, persiapkan diri kalian. Jangan terburu-buru untuk mengerjakannya, dan cobalah mengerjakan soal dari yang lebih mudah. Jangan lupa untuk selalu mengoreksi ulang jawaban kalian."

Naruto menambahkan, "Ada yang ingin mengucapkan kata-kata penyemangat untuk kalian berlima?"

"Aku akan melakukannya," ucap Itsuki. Kemudian, mereka semua bangun dan berdiri melingkar. Lalu, dengan tangan kanan mereka, mereka menautkan jari kelingking dan jari jempol mereka masing-masing. Terlihat seperti membuat tautan tangan berbentuk lingkaran yang saling terhubung.

Itsuki memulai perkataannya, "Semuanya, kita akan berjuang sekuat tenaga dalam menghadapi ujian tengah semester ini. Maka dari itu, mari kita berjuang! …."

"Ya!" ujar Ichika, Yotsuba, dan Miku dengan semangat. Berbeda dengan Nino yang menjawab tanpa rasa antusias sama sekali. Setelah itu mereka pergi berjalan ke kelas. Sebelum berpisah ke kelas masing-masing, Naruto menghampiri Nino dan mendekatkan diri ke telinga gadis itu tanpa Nino sadari.

"Ne, Nino. Kau tenang saja. Jika ada salah satu dari kalian yang mendapat kegagalan pada salah satu nilai di ujian tengah semester ini, aku akan berhenti sebagai guru les kalian. Itu adalah kesepakatan yang aku buat dengan ayah kalian …," bisik Naruto.

Nino yang mendengar itu terkejut dengan bola mata yang membulat, seolah tidak percaya dengan apa yang dia dengar, "Tunggu dulu, Uzumaki. Apa alasannya kau memberitahuku akan hal itu?"

"Tidak ada apa-apa, Nino. Lagipula, bukankah dirimu sendiri yang menginginkan diriku cepat-cepat keluar dari kehidupan kalian? Makanya aku beritahu kau. Aku sih terserah saja jika kau ingin memberitahukannya kepada mereka atau tidak, setidaknya aku sudah memberitahumu."

Setelah ucapan itu berakhir, Naruto mulai pergi dari sana. Meninggalkan Nino yang terdiam memandangi Naruto yang berjalan menjauh.

'Aku memang tidak mengerti pola pikir si Uzumaki itu. Sudahlah, aku jadikan ini sebagai informasi untuk diriku sendiri saja, mengingat saudariku yang lain sangat menerima dirinya. Akan jadi masalah jika aku memberitahu mereka.'

.

[0_0]

.

Skip Time : 1 Hours Later

With Miku

Di kelas Miku, terlihat semua murid tengah mengerjakan ujian tengah semester di pelajaran sejarah. Miku melihat soal-soal yang diberikan gurunya dengan menunjukkan wajah sedikit frustasi.

'Soal yang banyak dan sulit,' pikir Miku yang sedang menulis jawabannya. Akan tetapi, ia sekarang justru terlihat menunjukkan wajah penuh determinasi.

'Untuk sejarah, aku bisa melakukannya. Ini adalah kelebihanku. Hmm … apa yang akan Naruto pikirkan jika aku mendapat nilai yang lebih dari tinggi darinya, ya?'

.

[0_0]

.

With Yotsuba

Di kelas Yotsuba, semua murid terlihat sedang mengerjakan ujian tengah semester di pelajaran bahasa Jepang. Yotsuba sendiri sedang bersidekap dada dan menutup matanya, seolah sedang memikirkan sesuatu.

Mendapatkan suatu ide, ia membuka matanya kembali dan mulai menulis jawabannya. Membiarkan takdir membantunya.

'Untuk soal pilihan ganda seperti ini, biasanya jawaban keempat adalah yang benar. Aku percaya dengan apa yang kupikirkan saat ini.'

.

[0_0]

.

With Nino

Di kelas Nino, semua murid mengerjakan ujian tengah semester di pelajaran bahasa Inggris. Nino sendiri terlihat sedang berpikir dan memutar-mutar pulpen miliknya.

'Bahasa Inggris dari argumen, hmm ….'

Seketika ia mengingat perkataan Naruto yang tidak sengaja didengar oleh dirinya saat mengajari saudarinya, ia mulai menuliskan jawabannya tanpa banyak berpikir.

'Nyatanya diriku tidak perlu diajari olehmu, Uzumaki ….'

.

[0_0]

.

With Ichika

Di kelas Ichika, semua murid mengerjakan ujian tengah semester di pelajaran bahasa matematika. Sementara itu, Ichika sendiri tengah bersantai di meja. Ia melipat tangan dan meletakkan kepalanya di meja dengan mata yang terpejam.

'Kurasa sudah cukup. Kalau begitu, selamat malam.'

Itu tidak bertahan lama ketika tiba-tiba Ichika membuka matanya. Ia mengingat Naruto untuk sesaat, membuat dirinya fokus kembali pada ujian. Merasa bosan, ia memilih untuk melihat kertas jawabannya lagi.

'Setidaknya, aku akan memeriksa jawabanku kembali.'

.

[0_0]

.

With Itsuki

Di kelas Naruto dan Itsuki yang memang keduanya satu kelas, semua murid mengerjakan ujian tengah semester di pelajaran biologi. Di sisi lain, Itsuki yang sudah memakai kacamata miliknya terlihat memandangi soal dengan sangat serius.

'Aku tidak akan membiarkanmu berhenti dan pergi dari kami, Uzumaki-kun. Aku akan melakukan sebisaku untukmu dan Naruko-chan ….'

Itsuki kemudian sweatdrop ketika melihat Naruto yang sedang tertidur di mejanya dengan santai. Sepertinya, ia sudah menyelesaikannya.

'Tunggu, ini bukan saatnya untuk memperhatikan Uzumaki-kun. Fokus, Itsuki! Fokus!'

.

[0_0]

.

Time Skip : 25 June. 3 Day After Midterm Exam Day. Library, After School

Sekarang, Naruto berdiri di hadapan lima kembar Nakano yang duduk melingkar. Kebetulan, sore hari itu perpustakaan sekolah sudah sepi. Yang tersisa hanyalah mereka berenam di sana.

"Maafkan aku karena sudah meminta kalian untuk datang ke sini …."

"Tidak masalah, Naruto-kun," balas Ichika mewakili yang lain.

"Berbicara mengenai hasil ujian tengah semester ini. Bisakah kau mengajari kami mengenai jawaban yang salah?" tambah Miku.

Naruto tersenyum, "Tidak masalah, asalkan kalian mau memberitahu atau memperlihatkan nilai kalian terlebih dahulu."

Baru saja Ichika ingin menjawab, Itsuki sudah merespon lebih dulu dengan wajah yang memerah, "A-aku tidak mau menunjukkannya. I-ini informasi pribadi, aku menolak untuk itu."

Ucapan Itsuki membuat empat kembar lainnya menatapnya dalam diam, tetapi tidak untuk Naruto yang terlihat rileks dan menatap Itsuki. Mencoba untuk mengamatinya.

"Apa kau sudah mengetahui persyaratan yang kuterima dari Nakano-sensei, Itsuki? Jika memang sudah, aku tidak masalah. Setidaknya, aku sudah sangat siap untuk itu. Aku hanya berharap ini tidak memutuskan hubungan kita sebagai teman nantinya."

"A-aku sudah tahu semuanya berkat diriku yang menghubungi ayahku."

Perkataan Naruto dan Itsuki membuat tiga kembar lainnya terlihat kebingungan karena tidak tahu apa-apa, kecuali Nino.

'Ia tidak bohong rupanya. Kalau begitu, ia akan benar-benar pergi dari kehidupan kami. Entah apa yang akan terjadi pada saudariku yang lain mengingat Uzumaki ini terlihat begitu penting bagi mereka,' pikir Nino yang menatap Naruto dengan serius.

"Itsuki … setidaknya hargailah aku sebagai guru les kalian, aku hanya ingin tahu sejauh mana murid-muridku berkembang. Aku tidak akan berlama-lama, kok. Cukup beritahu aku nilai kalian …."

"B-baiklah, aku mengerti …," balas Itsuki dengan lirih.

"Arigatou, Itsuki. Jadi, siapa yang mau memberitahukan nilainya duluan?"

"Aku duluan!" balas Yotsuba dengan semangat dan menunjukkan kartu hasil ujian miliknya. Ia melanjutkan, "Tada! Nilai bahasa Jepangku pas di angka rata-rata yang ditentukan. Aku tidak pernah mendapatkan nilai besar sejauh ini, tapi aku senang!"

Di kartu hasil ujian Yotsuba, ia mendapatkan nilai 30 dalam bahasa Jepang, 9 dalam matematika, 18 dalam biologi, 22 dalam sejarah, dan 16 dalam bahasa Inggris. Total nilainya adalah 95.

"Aku mendapat nilai 68 di pelajaran sejarah, sisanya gagal semua. Menyebalkan," lanjut Miku yang cemberut sembari menunjukkan kartu hasil ujian miliknya.

Di kartu hasil ujian Miku, ia mendapatkan nilai 25 dalam bahasa Jepang, 29 dalam matematika, 27 dalam biologi, 68 dalam sejarah, dan 13 dalam bahasa Inggris. Total nilainya adalah 162.

Selanjutnya adalah Ichika, ia dengan santai menjelaskan sembari menunjukkan kartu hasil ujian miliknya, "Aku hanya lulus pada pelajaran Matematika dengan nilai 39, sisanya gagal. Aku pikir hanya itu yang bisa aku lakukan dan kuasai untuk sekarang."

Di kartu hasil ujian Ichika, ia mendapatkan nilai 19 dalam bahasa Jepang, 39 dalam matematika, 26 dalam biologi, 15 dalam sejarah, dan 28 dalam bahasa Inggris. Total nilainya adalah 127.

Giliran Nino, ia menunjukkan kartu hasil ujiannya sembari menatap ke arah lain, "Aku gagal dalam bahasa Jepang, matematika, biologi, dan sejarah. Asal kau tahu, aku sudah berusaha keras dalam mengerjakannya."

Di kartu hasil ujian Nino, ia mendapatkan nilai 15 dalam bahasa Jepang, 19 dalam matematika, 28 dalam biologi, 14 dalam sejarah, dan 43 dalam bahasa Inggris. Total nilainya adalah 119.

Terakhir adalah Itsuki, ia menunjukkan kartu hasil ujiannya dengan wajah yang terlihat kesal, "Sayang sekali, pelajaran biologi adalah satu-satunya pelajaran yang aku kuasai dan lewati dengan nilai 56. Sisanya gagal."

Di kartu hasil ujian Itsuki, ia mendapatkan nilai 27 dalam bahasa Jepang, 22 dalam matematika, 56 dalam biologi, 20 dalam sejarah, dan 23 dalam bahasa Inggris. Total nilainya adalah 148.

Naruto yang melihat hasil mereka mulai menganalisa, mencoba memikirkan sebuah deduksi walaupun ia tidak memiliki parameter yang berlebih. Ia kemudian tersenyum dan menatap mereka, "Aku bisa lihat, kalian semua bisa melewati batas kalian dalam pelajaran yang kalian kuasai secara berbeda. Ditambah lagi, nilai kalian tidaklah terlalu buruk. Hanya perlu usaha yang lebih keras dan ketelitian yang mendalam akan bisa merubahnya. Kalian sudah berkembang pesat dan berusaha, aku akui kegigihan kalian."

Naruto menambahkan, "Aku hanya bisa bilang, kalian hebat dalam kelebihan yang kalian miliki. Ichika dengan matematika, Nino dengan bahasa Inggris, Miku dengan sejarah, Yotsuba dengan bahasa Jepang, terakhir Itsuki dengan biologi. Perbedaan kalian hanya sebatas 20%, tetapi itu bisa ditingkatkan jika kalian saling bekerja sama dan bahu-membahu untuk meningkatkan kinerja kalian."

"Walaupun aku tidak akan datang lagi kedepannya, kuharap kita bisa tetap menjadi teman dan bisa bermain bersama. Jujur, kalian adalah temanku satu-satunya yang aku punya. Aku tidak akan melepaskan hubungan pertemanan ini. Bahkan jika aku perlu bersujud pada ayah kalian sekalipun, itu akan kulakukan."

Ichika, Miku, dan Yotsuba yang mendengar ucapan Naruto hanya bisa terdiam memandangi Naruto dengan ekspresi kebingungan. Berbeda dengan mereka, Nino dan Itsuki justru memandangi Naruto dengan terkejut.

'Dia itu memang lebih mementingkan orang lain dibanding dirinya sendiri. Uzumaki, kau memang berbeda dari yang lain,' pikir Nino.

'Sebegitu besarnya dirimu menghargai kami sebagai teman sehingga kau rela membuang harga dirimu, Uzumaki-kun?' pikir Itsuki.

Baru saja Miku ingin berbicara, tapi itu digagalkan karena handphone milik Itsuki bergetar. Ia mengeluarkannya dan memberikannya kepada Naruto dengan wajah yang khawatir, "Dari ayah kami, ia sepertinya ingin berbicara denganmu."

Naruto mengambil handphone Itsuki dan mulai menjawabnya, ["Moshi-moshi, Nakano-sensei. Ini aku, Naruto."]

["Uzumaki-kun, kau sedang bersama Itsuki-kun rupanya. Aku awalnya sempat berpikir untuk menanyakan kepada mereka satu per satu, tetapi biarkanlah. Setidaknya, aku akan mendengarkannya darimu sebagai guru mereka."]

["Itu benar, aku sedang bersama mereka sekarang. Biar kujelaskan …."]

["Uzumaki-kun, aku akan tahu jika kau berbohong. Mengingat aku sudah mengenali dirimu dengan baik."]

["Tenanglah, Nakano-sensei. Berbohong bukanlah gayaku, ayahku tidak pernah mengajarkan itu kepadaku."]

Naruto menghela nafas, kemudian melanjutkan, ["Baiklah, back to the point. Aku ingin Nakano-sensei bisa mencarikan guru les yang lebih baik untuk mereka. Satu lagi, setelah ini … bolehkah kau mengizinkanku untuk tetap berteman bersama mereka? Mereka adalah satu-satunya temanku, aku tidak ingin kehilangan mereka."]

Perkataan Naruto membuat Ichika, Miku dan Yotsuba terdiam dalam keterkejutan mereka. Itsuki hanya bisa menatap Naruto dengan sedih, berbeda dengan Nino yang mengepalkan tangannya. Sepertinya Nino terlihat kesal.

["Begitu ternyata. Dengan kata lain, hasil ujiannya …."]

Belum sempat Naruto menjawab, Nino yang kebetulan duduk di sebelah dirinya langsung berdiri dan merebut handphone Itsuki dengan cepat. Membuat Naruto terdiam menatap Nino yang melakukan itu secara mendadak. Sementara itu, yang lain mulai berdiri dari duduknya.

["Papa. Ini aku, Nino. Bisakah aku bertanya? Mengapa papa memberikan persyaratan seperti itu?"]

["Aku memiliki tanggung jawab sebagai orang tua untuk mempercayakan kalian pada Uzumaki-kun. Aku hanya mengetesnya, apakah ia cocok untuk kalian atau tidak."]

["Jadi, ini demi kami semua? Kalau begitu … arigatou, papa. Akan tetapi, kami tidak tahu apakah dia cocok atau tidak jika diukur berdasarkan hasil ujian kami saja,"] balas Nino sembari menutup matanya, terlihat santai dan mengerti akan situasi. Empat kembar lainnya mulai berdiri, menatap Nino dengan serius.

["Itulah penilaian yang utama …."]

["Baiklah. Kalau begitu, akan kuberitahu …."]

Nino kemudian membuka matanya, dan berbalik menatap empat kembar lainnya. Ia melanjutkan dengan tegas, ["Bahwa … kami berlima lulus di setiap mata pelajaran yang diujikan!"]

Perkataan Nino membuat semuanya terkejut, termasuk Naruto. Jika dipikirkan kembali, perkataan Nino itu setengahnya benar. Akan tetapi, setengahnya adalah kebohongan. Naruto menjadi bingung, mengapa Nino melakukan ini hanya untuk mempertahankan dirinya.

["Apa itu benar?"]

Nino dengan santai membalas, ["Itu benar, aku tidak bohong. Apa papa meragukanku?"]

["Tidak, aku tidak meragukanmu, Nino-kun. Jika kau berkata seperti itu, berarti itu memang benar dan tidak perlu diragukan lagi. Kalau begitu, semoga kalian bisa terus berusaha bersama Uzumaki-kun kedepannya."]

Bersama dengan ucapan terakhir itu, Nino menutup teleponnya. Naruto kemudian menghampiri Nino, "Oi, Nino. Katakan kepadaku, apa alasanmu melakukan ini? Kau tidak sedang dirasuki oleh sesuatu, kan?"

"Urusai, Uzumaki. A-aku melakukan itu untuk mereka, kok. Bukan untukmu," balas Nino yang membuang muka dengan wajah yang memerah. Naruto yang melihat itu menyeringai.

"Dasar tsundere …."

"Diam kau, Uzumaki! Kau seharusnya berterimakasih kepadaku, kau tahu?"

"Jujur, apa yang kau lakukan barusan memang diluar ekspektasiku. Mengingat dirimu adalah seseorang yang anti akan diriku ini. Tapi, aku akan mengucapkan terimakasih kepadamu, Nino. Arigatou …," ucap Naruto dengan melakukan ojigi.

"T-tidak perlu sampai sebegitunya juga, baka!"

Melihat mereka yang terlihat berselisih secara baik, mungkin? Membuat empat kembar lainnya tersenyum. Miku kemudian menatap bawah dengan rona merah di pipinya, dan menghembuskan nafas dengan tangan kanan yang menyentuh dadanya. Seolah merasa lega.

Itsuki yang melihat Miku kemudian berbicara, "Tenang saja, Miku. Ia tidak akan pergi kemana-mana, ia akan bersama kita sedikit lebih lama lagi sebagai guru les dan teman kita …."

Yotsuba kemudian mengangkat tangannya ke udara dengan semangat, "Yatta! Kalau begitu, ayo kita periksa jawaban kita!"

Nino yang mendengar itu kemudian terkejut dan berbalik, "Aku tidak mau …."

Ichika kemudian menghampiri dan menepuk bahu Nino, "Jangan kabur, Nino …," ucapnya dengan santai. Sepertinya ia tidak ingin Nino melarikan diri.

Naruto yang melihat respon mereka yang berbeda-beda hanya bisa tersenyum, ia kemudian berbicara, "Kalau begitu, bagaimana kalau kalian kuberikan hadiah?"

"Hadiah? Apa itu?" tanya Miku.

"Uhm … parfait?" balas Naruto dengan sedikit ragu. Mereka yang mendengar itu awalnya terdiam untuk sejanak. Tapi itu tidak bertahan lama ketika mereka justru menertawakan Naruto.

"Aku tidak salah dengar kan? Itu tidak cocok sama sekali dengannya, hahahaha," ujar Nino.

Naruto saat ini wajahnya memerah, ia malu, "Oi, oi … a-aku mengetahui itu karena kalian mengatakannya terus. Belum lama ini, aku diajak Ichika, Miku, dan Yotsuba untuk mencobanya. Aku jadi terpikir ke sana."

"Begitu rupanya. Kau sudah memikirkannya dengan matang, huh?" tanya Ichika.

"Begitulah … dengan catatan, satu orang satu parfait saja. Mengingat kalian semua hanya memiliki satu nilai yang memenuhi rata-rata yang ditentukan."

"Baiklah. Kalau begitu, aku akan pesan yang ekstra besar!" ucap Itsuki dengan semangat. Memang kalau menyangkut makanan, ia nomor satu.

"Sudahlah, lebih baik kita bersiap-siap untuk pergi ke tempat yang dimaksud untuk membelinya …," ajak Naruto yang disetujui mereka semua dengan anggukan. Mereka kemudian mempersiapkan barang-barang yang mereka bawa, dan pergi dari perpustakaan sekolah.

.

[0_0]

.

Tidak butuh waktu lama untuk mereka menemukan toko yang dimaksud, mereka langsung masuk saja. Setelah memesan pesanan mereka, mereka duduk dengan santai. Kebetulan toko itu sedang sepi, pengunjung saat ini hanyalah mereka saja.

Berhubung tempat duduknya seperti dua buah sofa yang dipisahkan dengan satu meja, membuat mereka memisahkan diri menjadi dua.

Entah secara kebetulan atau tidak. Naruto duduk ditengah-tengah Miku dan Itsuki, sedangkan diseberangnya ada Ichika, Yotsuba dan Nino. Hal itu membuat baik Naruto, Miku, dan Itsuki sendiri terdiam dengan wajah yang memerah. Dan sialnya lagi, Ichika menyadari hal itu.

"Ara, kau sangat serakah, Naruto-kun. Apakah kau ingin membuat harem untuk dirimu?"

Perkataan itu membuat Miku dan Itsuki semakin memerah pada wajah mereka. Naruto yang menyadari Ichika mencoba menggodanya mulai memikirkan cara untuk membalasnya.

"A-aku tidak tau. Aku terpaksa duduk di sini, kau tahu? Memang kau mau aku bertukar tempat dengan Yotsuba untuk duduk di tengah-tengah dirimu dan Nino?"

Skakmat, Ichika yang berniat menggoda Naruto justru terkena serangan balik. Wajah Ichika memerah sekarang, layaknya tomat. Sementara itu, Nino yang mendengar ucapan Naruto langsung merespon dengan kesal, "Aku tidak sudi."

Yotsuba yang sedari tadi diam saja mulai bertanya kepada Naruto, ia bertanya sembari memegang tas Naruto sekarang, "Ne, Uzumaki-san. Ngomong-ngomong, aku belum mengetahui nilaimu sama sekali. Bisakah kau menunjukkannya pada kami?"

"Hei, aku bahkan belum mengizinkannya."

Ucapan Naruto hanya dibalas Yotsuba dengan tawa kecilnya, Yotsuba kemudian menggeledah isi tas Naruto. Ketika ia menemukan apa yang ia cari, ia langsung saja mengeluarkannya. Yap, ia mencari kartu hasil ujian milik Naruto. Alangkah terkejutnya dia ketika melihat nilai Naruto.

"Wah, lihat ini! Semua nilainya sempurna, seratus semuanya!"

Perkataan Yotsuba membuat empat kembar lainnya menatap Naruto dengan cepat. Membuat Naruto menghela nafas. Kemudian, Naruto membalas, "Bukannya aku tidak ingin memberitahukannya. Lagipula, aku tidak ingin dikira sombong oleh kalian. Setidaknya, aku ingin kalian berfokus pada diri kalian sendiri tanpa perlu memikirkanku."

Itsuki kemudian merespon dengan tersenyum, "Kau tahu, Uzumaki-kun. Orang tuamu pasti sangat bangga padamu sekarang. Naruko-chan juga pasti begitu."

"Kami juga pasti akan memikirkanmu, karena kau adalah teman kami juga. Kami pun bangga akan dirimu, Naruto …," tambah Miku dengan senyum kecil yang menghiasi wajah cantiknya.

"Itu benar sekali," timpal Ichika dan Yotsuba bersamaan.

"Aku tahu kau hebat. Walaupun begitu … aku masih belum bisa menerima dirimu, kau tahu?" ujar Nino yang melihat ke arah lain.

Mendengar respon mereka membuat Naruto tersenyum senang. Ia tahu, hanya Miku dan Itsuki saja yang mengetahui kisah dirinya sejauh ini. Setidaknya, ia sekarang mengetahui satu fakta. Bahwa teman-temannya itu juga peduli dengan dirinya.

"Minna, arigatou. Akan kujadikan ini kenangan terbaik bagi diriku selamanya …."

.

.

.

To Be Continued

.

.

Notes : Fic ini terinspirasi oleh beberapa fanfic tertentu dengan crossover Naruto x Quintessential Quintuplets. Hmm, ini project kedua gua dengan tipe fic yang multichapter. Gua bikin alurnya semi-canon tapi dengan banyak perubahan. Chapter 15 Up, jadi tolong buat reader gausah banyak protes dan Stay tune aja ye. Cukup doain gua biar banyak ide + sehat, secara perlahan nanti gua coba sebisa mungkin buat tamatin fic ini. Soalnya gua tim begadang buat ngelarin ini fic.

Next, gue gak bisa ngejawab review kalian satu per satu karena terlalu malas. Gua minimal baca review dari kalian, dan maksimal berakhir dengan baca PM dari reader or whoever else. Next. Jika fic ini diplagiat oleh oknum sampah yang nggak bertanggung jawab + tidak mendapat perizinan dari gua, bahkan gak naruh nama gua di tempat di mana dia ngepost cerita ini. Tolong bantu report / PM ke gua. Biar gua tinggal ikutan jadi tim report. Sebagai catatan, gua hanya memiliki akun FFN. Tidak ada yang di luar platform yang gua sebutkan.

Lagi dan lagi, gue ingin mempromosikan sesuatu di sini. Gue telah bergabung dengan sebuah Group Chat WhatsApp yang bernama Fanfic Community Indonesia, yang berisikan banyak author dan reader fanfiksi, bahkan platform lain. Di grup tersebut terdapat cukup banyak author senior, ataupun author baru seperti gue. Kepada siapapun yang berminat untuk bergabung, silahkan PM gue baik melalui web, ataupun aplikasi. Join with us! Feel like home! Let's move together!

Sepertinya hanya itu saja pesan gue kepada kalian. Sampai jumpa lagi. Jaa na!

FCI. Cursed-Eternal Out