Previous Chapter
Pagi hari yang cerah, terlihat juga sinar matahari yang sudah masuk melalui jendela penginapan. Sementara itu, Ichika yang masih tidur terlihat bergeser ke samping. Entah karena silaunya sinar matahari yang masuk, membuat dirinya membuka matanya secara perlahan.
Setelah membuka matanya, ia terkejut. Bahkan mulutnya pun terbuka saking terkejutnya dirinya. Itu dikarenakan wajahnya sangat dekat dengan wajah Naruto yang masih tertidur.
"Naruto-kun?"
Ia juga menyadari bahwa kembarannya yang lain tidurnya juga tidak beraturan seperti posisi semula. Membuat dirinya tertawa kecil, "Lihat ini, semuanya tidak teratur."
Kemudian, Ichika kembali melihat Naruto yang tidur dengan damai, "Aku rasa, ini adalah kali kedua dimana aku melihat wajah tidurnya. Kau selalu saja membuatku kehilangan ketenanganku. Aku tidak bisa mengatakan kita hanyalah teman ataupun rekan."
Setelah itu, ia mendekatkan dirinya kepada Naruto. Wajahnya berada di atas wajah Naruto. Ichika mulai merona sembari melihat Naruto yang tertidur, "Tidak apa-apa, kan?"
KLEK!
Itsuki tiba-tiba membuka pintu kamar penginapan yang mereka tempati, "Sudah pagi, sarapannya sudah …."
Ucapannya terpotong. Dirinya terkejut karena melihat seseorang yang mendekati Naruto seperti itu. Dengan cepat, Itsuki menutup kembali pintu kamar itu. Ichika yang menyadari itu langsung melihat ke arah pintu.
Sementara itu, Itsuki yang ada di depan pintu hanya bisa mengatur nafasnya. Ia tidak bisa mengetahui dengan pasti, siapa yang mendekati Naruto. Itu dikarenakan sinar matahari yang silau menutupi mereka, ia hanya bisa melihat Naruto yang jelas-jelas tertutupi oleh orang yang ia lihat barusan.
'Siapa dia? Apa yang ingin dia lakukan pada Uzumaki-kun?'
.
.
.
I'm In Trouble
Disclaimer :
Naruto by Masashi Kishimoto
5-toubun no Hanayome by Negi Haruba
Pair : ?
Rate : T
Mark :
"Naruto." : Berbicara
Naruto : PoV Start / Flashback Start / Letter or Announcement Content
Naruto : Efek suara (Sfx) / Skip Time / Previous Chapter
'Naruto.' : Pikiran atau Batin
["Naruto."] : Berbicara melalui pesan atau panggilan telepon
Genre : School, Drama, Family, Hurt/Comfort, Romance, Tragedy
Warning : Semi-Canon, Alternate Universe, Alternate Fact & Reality, Original & Other Character, dan Out of Character.
.
.
Di dalam bus khusus yang membawa murid-murid SMA Asahiyama, terlihat Naruto dan Itsuki yang duduk bersebelahan. Entah secara kebetulan atau tidak, mereka bertemu dengan rombongan guru dan murid yang juga menginap di penginapan yang sama.
Maka dari itu, mereka terselamatkan dan bisa berangkat bersama-sama. Setidaknya, dengan begitu mereka tidak akan kerepotan untuk menyusul yang lainnya.
Mengingat itu membuat Naruto tertawa, "Entah ini sebuah keberuntungan atau hal ironis. Aku tidak menyangka jika semuanya akan menginap di tempat yang sama."
Menyadari Itsuki yang tidak merespon dan terlihat melamun, membuat Naruto menatap gadis itu, "Ada apa, Itsuki? Apa terjadi masalah?"
"T-tidak kok, Uzumaki-kun," jawab Itsuki dengan cepat. Itsuki kemudian berpikir, 'Aku tidak bisa memberitahunya soal apa yang kulihat tadi pagi. Karena tidak kelihatan jelas melihatnya, aku tidak bisa memastikannya dengan benar. Tapi aku yakin, orang itu adalah salah satu diantara kami.'
"Baiklah. Jika terjadi sesuatu, beritahu aku."
"Tentu saja, Uzumaki-kun."
.
Sesampainya di tempat tujuan. Mereka langsung mengadakan orientasi bersama dan melakukan persiapan untuk memasak di luar. Setiap murid melakukan kegiatannya masing-masing, mereka saling bahu-membahu dalam melakukannya.
Sementara itu, Naruto bersama Maeda sedang menunggu nasi untuk matang. Mereka duduk dengan jarak yang tidak terlalu jauh.
"Hei, jangan mengabaikanku. Jangan bilang kau sudah lupa dengan namaku?"
Naruto menghela nafas, "Tenang saja, Maeda. Aku ingat namamu."
"Baguslah kalau begitu. Ngomong-ngomong, hubunganmu dengan Nakano-san baik-baik saja, kan?"
Naruto dengan santai menjawab, "Yah, kami baik."
"Kau enak sekali sudah mendapatkan pasangan untuk acara terakhir itu. Aku belum mendapatkannya sampai sekarang. Apa kau punya saran untukku?"
Baru saja Naruto ingin menjawab, tapi sudah dipotong oleh suara Yotsuba yang datang ke telinganya. Ia melihat Yotsuba membawa dua buah kotak di tangannya.
"Uzumaki-san, aku akan membawa peralatan uji nyalinya."
"Huh? Kudengar kelasmu kebagian untuk mengurus api unggun, kau berbohong ternyata."
"Maaf, maaf. Habisnya, kan jarang sekali orang yang gila belajar sepertimu ikut wisata sekolah. Aku ingin membantumu!" balas Yotsuba dengan semangat.
Yotsuba melanjutkan, "Jika kau melakukannya sendiri, itu tidak akan seru. Maka dari itu, aku ingin melakukannya bersamamu!"
"Baiklah, kau menang. Kau sangat keras kepala, aku jadi sangsi untuk memberitahumu berkali-kali, Yotsuba."
Ucapan Naruto hanya dibalas dengan tawa gugup dari Yotsuba. Naruto kemudian bangun dan menghampiri gadis itu. Setelah itu, ia menatap Maeda, "Maeda, kau tahu kelompokku kan? Tolong jaga nasi untuk kelompokku. Aku akan mempersiapkan peralatan untuk uji nyali."
"Hei, jangan sembarangan memberi perintah, dong! Selain itu, apa kau tidak dengar apa yang kubicarakan tadi?" ucap Maeda yang sedikit kesal.
Naruto menjawab dengan santai, "Aku dengar kok. Berbicara soal uji nyali, acara itu bersifat bebas. Kau bisa mencari salah satu perempuan di kelasmu atau di kelas lain untuk dijadikan kelompok acara uji nyali nanti malam. Hanya itu saja saranku."
"Hahh, baiklah, baiklah. Mungkin saranmu akan kulakukan."
"Satu lagi, cari orangnya yang benar. Aku juga akan serius, jadi jangan sampai takut. Harga dirimu bisa tercoreng di depan gadis jika kau ketakutan hanya karena ini. Maka dari itu, bersiap-siaplah …."
.
Skip Time : Night
"RAAAAHHHHHH!"
Teriakan Naruto membuat satu kelompok lari terbirit-birit secepat mungkin karena ketakutan yang mereka alami untuk sesaat. Walaupun sudah menggunakan senter, mereka sulit untuk melihat jalan dikarenakan hutan itu terlihat sangat gelap.
Saat ini, Naruto memakai pakaian serba hitam dengan wig putih dan topeng Kaneki Ken yang sudah ia persiapkan dari awal sebagai kostum yang ia kenakan. Sementara itu, Yotsuba memakai kostum mummy.
Setelah itu, Naruto menyadari Maeda yang datang bersama seorang gadis. Sepertinya, ia benar-benar melakukan apa yang Naruto katakan. Melihat mereka, Naruto berbisik kepada Yotsuba. Ia memiliki siasat untuk menjahili Maeda.
Naruto dan Yotsuba tiba-tiba muncul di depan mereka dan mengaum sekuat mungkin. Membuat mereka lari ketakutan. Setelah itu, Yotsuba mengambil sebuah jaket bewarna hitam yang sudah di siapkan, "Ini menyenangkan."
Yotsuba kemudian memberikan jaket itu kepada Naruto, "Setidaknya, sekarang aku bisa melihat sebuah kehidupan dari matamu yang terlihat mati."
Naruto menerima jaket itu dan langsung memakainya, ia menjawab dengan suara yang berubah, "Ya, kurasa aku juga senang karena bisa hidup kembali."
Yotsuba kemudian berjongkok dan membentuk sebuah pusaran pada pasir dengan tangannya, "Aku kepikiran jika kau tidak ikut, Uzumaki-san."
"Eh?"
"Mari kita buat kenangan wisata sekolah yang tidak terlupakan, Uzumaki-san," ucap Yotsuba dengan terkekeh. Perkataan Yotsuba membuat Naruto tersenyum kecil dari balik topeng yang ia pakai. Kemudian, mereka menyadari ada kelompok selanjutnya yang datang.
Keduanya kemudian melakukan hal yang sama, meloncat dan mengaum sekuat mungkin. Hanya saja, kelompok yang mereka takuti tidak menunjukkan reaksi apapun. Rupanya itu adalah Ichika dan Miku.
"Naruto …," ucap Miku tanpa ada rasa keterkejutan sama sekali.
"Yotsuba juga di sini ternyata," tambah Ichika yang mengarahkan senter dari handphone miliknya ke arah Naruto dan Yotsuba.
Naruto mencopot topeng yang ia pakai dan berkata, "Karena kalian sudah tahu mengenai penyamaran kami, rasanya tidak ada gunanya."
"Kau benar, Uzumaki-san," ujar Yotsuba yang memegangi belakang kepalanya.
Kemudian, Ichika mengangkat kedua tangannya di udara dan berseru, "Ah, kalian membuatku terkejut!"
"Bohongnya kelihatan sekali, tahu."
"Itu benar, kok. Ngomong-ngomong, rambutmu yang sekarang keren juga."
"Benarkah? Padahal, ini hanyalah rambut palsu."
Naruto melanjutkan, "Ngomong-ngomong, di sana ada tebing yang berbahaya. Maka dari itu, ikutilah tanda yang sudah di buat agar tidak tersesat, ok?"
"Ok!"
Kemudian, Naruto menyadari Miku yang hanya diam saja dan melamun. Ia menghampiri Miku dan menepuk bahunya, "Ada apa, Miku? Apa terjadi sesuatu?"
Hal itu membuat Miku terkejut dengan mata yang melebar, ia dengan cepat menjawab, "T-tidak ada."
"Pastikan kalian mengikuti tandanya, ya?"
"Aku tahu. Ayo, Ichika."
Melihat Miku yang sudah berjalan duluan, membuat Ichika mau tidak mau mengikutinya. Naruto kemudian memakai topengnya kembali.
'Sebenarnya, apa yang terjadi dengannya? Ia terlihat lebih cuek,' pikir Naruto.
"Oh iya, Uzumaki-san. Menurutku, cara menakuti kita terlalu biasa saja. Kita harus muncul dengan cara yang lebih menakutkan. Apa kau punya ide?"
"Ada sih. Kalau begitu, ayo kita coba."
.
With Nino and Itsuki
Nino dan Itsuki berjalan bersamaan. Mereka terlihat berbeda dalam artian melakukannya. Nino terlihat sangat santai, sementara Itsuki selalu mendekat ke Nino karena ketakutan. Bahkan keringat selalu bercucuran dari tubuh Itsuki.
"Teman sekelasku memberitahu kalau hutan ini berhantu," ucap Itsuki dengan takut.
"Bukannya itu tidak benar? Kau saja yang terlalu takut, Itsuki."
Nino menambahkan, "Lagipula, ini semua hanya sebuah bualan. Sama seperti legenda api unggun bodoh itu."
Tiba-tiba Itsuki berteriak ketika melihat sesuatu yang di gantung seperti lentera halloween, "A-apa itu?"
"Apa sih?! Itu hanya mainan yang digantung. Buat apa kau takut dengan yang seperti itu?"
"Kukira wisata sekolah ini akan menyenangkan, ternyata tidak. Di hari pertama saja aku sudah harus tidur satu ruangan dengan Uzumaki itu. Itu membuatku kesal," lanjut Nino dengan nada yang terdengar kecewa.
Mendengar itu, membuat Itsuki terpikirkan kejadian tadi pagi. Dimana ketika ia melihat seseorang mendekati Naruto yang tertidur. Itsuki dengan tidak yakin berkata, "B-berarti itu bukan kau?"
"Apanya?"
Baru saja Itsuki mau menjawab, tetapi niat itu dihentikan karena sebuah tawa halus seseorang sudah masuk di telinga mereka. Membuat mereka berhenti. Itsuki menjadi semakin takut, sementara Nino terlihat biasa saja. Kemudian, bahu mereka ditepuk dari belakang.
"Aku akan memakan kalian, khukhukhu," ucap seseorang dengan nada yang terlihat seperti psikopat.
Menyadari itu, Nino dan Itsuki berbalik dan menghadapkan senter dari handphone ke arah belakang mereka. Mereka bisa melihat sosok pria berambut putih dengan pakaian berbusana serba hitam dengan topeng yang menurut mereka menyeramkan. Membuat mereka sangat terkejut.
Sontak, Itsuki langsung berlari secepat mungkin, "KYAAAA! Aku tidak tahan lagi!"
Nino yang menyadari Itsuki berlari mulai mengejarnya, "Itsuki, tunggu!"
Yotsuba yang bersembunyi di balik pohon mulai muncul dan menghampiri Naruto, "Sepertinya kita berlebihan."
"Yotsuba … gantikan aku sekarang juga."
"Eh?"
"Mereka berlari ke arah yang tidak benar. Mereka tidak mengikuti tanda yang sudah di buat, aku takut terjadi sesuatu pada mereka."
"Benarkah? Kalau begitu, tolong ya, Uzumaki-san!"
"Serahkan padaku."
.
With Miku and Ichika
"Hmm, padahal kau sudah bertemu dengan Naruto-kun. Seharusnya kau lebih lama di sana, Miku."
Ucapan Ichika membuat Miku berhenti melangkah, dia berkata, "A-aku berpikir kalau aku aneh."
"Apa maksudmu?"
"Naruto adalah guru les kita," balas Miku kemudian berbalik dan menghadap Ichika dengan senyum kecil yang terlihat jelas di wajah cantiknya itu.
"Bagaimana menurutmu tentang Naruto, Ichika?"
Ichika yang mendengar itu membuat pose berpikir, "Menurutku tentang Naruto-kun?"
Kemudian, Ichika menjawab dengan mata kanan yang tertutup dan mata kiri yang terbuka, "Menurutku dia masih tahap perkembangan. Terkadang, ia terlihat aneh, kau tahu? Aku jadi kasihan jika itu terus terjadi sampai dirinya dewasa."
"Bukan itu yang kumaksud. Maksudku, bagaimana perasaanmu kepada Naruto?"
Menyadari pertanyaan yang vital dari Miku, membuat Ichika terkejut. Ia kemudian menjawab dengan santai, "Aku memang memiliki perasaan dengannya, tetapi aku belum mengajaknya untuk menjadi partner menari bersamaku. Apa kau khawatir dengan itu?"
"T-tidak. Kurasa, kau lebih cocok untuk menjadi pasangannya di acara itu."
Ichika menutup matanya, "Jangan sampai kau menyesal, ya. Karena acara ini tidak akan berlangsung selamanya."
.
With Nino
"Itsuki! Dimana kau!"
Nino memanggil Itsuki berkali-kali dan menyusuri hutan itu sendirian hanya berbekal dengan lampu senter dari handphone miliknya. Tiba-tiba, lampu senter handphonenya berkedip dan mati secara mendadak.
"Tidak mungkin! Bagaimana ini bisa terjadi! Wisata sekolah yang harusnya menyenangkan, tapi mengapa aku sekarang sendirian di sini?!"
Hutan itu terlihat sangat gelap. Ditambah lagi dengan minim pencahayaan dan pandangan karena bulannya tertutup awan dan senter handphone yang mati, itu membuat Nino ketakutan setengah mati. Dengan sebuah pergerakan dari dedaunan pohon yang tertiup angin, membuat Nino berlari dengan cepat.
Karena terlalu panik dan tidak fokus dalam memperhatikan kemana dirinya berlari. Itu membuat dirinya tersandung sesuatu dan jatuh terjerembab ke tanah. Ia merasakan kakinya terkilir dan sulit untuk digerakkan. Nino perlahan-lahan mendudukkan dirinya di dekat sebuah pohon dan berkata, "I-ittai …."
"Ini menyebalkan!"
"Kau tidak apa-apa, Nino?"
Sebuah suara dari sampingnya membuat Nino menoleh, ia dapat melihat sosok yang sempat menakuti dirinya dan Itsuki sebelumnya.
"S-siapa kau? Bagaimana kau bisa tahu namaku?"
Sosok itu kemudian menghampiri dirinya, lalu mencopot wig dan masker yang ia pakai lalu menyimpannya. Nino yang melihat sosok itu melepas penyamarannya menjadi terkejut, "Uzumaki? Aku tidak menyangka kau ada di sini juga."
"Itu karena aku yang berperan untuk menakuti kalian. Aku sampai di sini karena mengejar kalian yang berlari dengan tidak mengikuti tanda yang di buat."
"Salahkan Itsuki untuk itu, dia yang berlari duluan karena terlalu takut, kau tahu?"
"Ya, aku tahu. Bagaimana jika kau kembali ke penginapan dulu, apa kau bisa berjalan sekarang?"
"Sepertinya tidak, kakiku terkilir. Rok milikku juga sobek karena terjatuh."
Naruto kemudian membantu Nino berdiri. Setelah Nino berdiri, Naruto melepaskan jaket hitam yang ia gunakan dan memberikannya kepada Nino, "Gunakan itu, setidaknya tutupilah bagian yang sobek. Aku tidak ingin dicap sebagai pria hentai hanya karena membawamu kembali dengan kondisi seperti itu."
"A-arigatou …," ucap Nino dengan merona, ia mengambil jaket itu dan mengikatkannya di rok yang ia pakai. Setelah itu, ia tiba-tiba digendong ala bridal style oleh Naruto. Membuat dirinya sangat terkejut dengan wajah yang sangat merona.
"U-Uzumaki, a-apa-apaan ini?"
"Katanya kau sulit berjalan? Ini akan sulit jika aku memapahmu. Berhubung aku tahu dan hafal seluk beluk jalannya karena kelasku adalah panitia acara uji nyali di sini. Aku akan menggendongmu saja. Jangan membantah, aku hanya ingin membantumu."
"B-baiklah jika kau memaksa."
.
Tidak butuh waktu lama bagi mereka berdua untuk sampai ke penginapan. Sesampainya di sana, mereka menjadi pusat perhatian bagi orang-orang yang melihat mereka. Naruto juga meminta beberapa orang untuk melakukan pertolongan pertama untuk Nino yang terluka. Setelah di rasa selesai, Naruto ingin pergi.
Akan tetapi, suara Nino menghentikan dirinya, "Mau pergi kemana kau, Uzumaki?"
"Mencari Itsuki, aku tidak akan membiarkan temanku tersesat dan sendirian di luar sana."
"Lalu, bagaimana dengan acara ini?"
"Aku sudah meminta tolong kepada Yotsuba untuk menggantikanku sementara, yang lain juga pasti akan mengerti. Kalau begitu, aku pergi dulu," bersamaan dengan ucapan itu, Naruto mulai pergi dari sana. Meninggalkan Nino yang menatap Naruto yang menjauh.
'Lagi-lagi. Aku mengandalkanmu, Uzumaki.'
.
"Itsuki!"
Naruto meneriakkan nama Itsuki berkali-kali dan berlari menyusuri hutan itu. Ia juga tahu, melakukan ini hanya membuat kondisi dirinya bertambah buruk. Tetapi, dirinya sudah lupa untuk mengutamakan diri sendiri. Rasa pertemanannya itu lebih besar daripada rasa untuk mencintai dirinya sendiri.
"Itsuki! Dimana kau!"
Sudah beberapa menit dan Naruto masih belum menemukannya, membuat Naruto berniat mencarinya lagi tanpa menyerah. Ia tidak akan meninggalkan temannya, itu prinsipnya saat ini.
'Ini akan membutuhkan waktu, kuharap aku bisa menemukannya.'
.
With Itsuki
Di sisi hutan lainnya, terlihat Itsuki yang kelelahan. Ia tersesat, salahkan dirinya sendiri karena lalai dalam mengikuti intruksi yang diberikan dan berlari seenaknya sendiri. Sekarang, ia hanya bisa berjalan tidak tentu arah dan berharap ada seseorang menemukan dan membantu dirinya untuk keluar dari hutan ini.
"Itsuki! Dimana kau!"
Mendengar suara Naruto, membuat Itsuki dengan cepat berlari ke arah suara, "Uzumaki-kun! Aku di sini!"
Ia terus berlari mengikuti asal suara Naruto yang memanggilnya berkali-kali di dalam gelapnya hutan. Setelah beberapa saat berlari, tiba-tiba dirinya menabrak sesuatu yang membuatnya jatuh ke belakang. Ketika ia melihat apa yang ia tabrak, membuat dirinya terkejut.
"U-Uzumaki-kun …."
"Itsuki, syukurlah aku menemukanmu," balas Naruto dengan nafas yang terengah-engah, ia memberikan uluran tangan untuk membantu Itsuki berdiri. Setelah Itsuki berdiri, Naruto melanjutkan, "Kau itu darimana saja, bodoh? Aku sampai kesulitan untuk mencarimu."
"M-maafkan aku, aku tersesat. Karena aku terlalu takut, itu membuatku spontan berlari tidak tentu arah."
Naruto kemudian tersenyum jahil dan memasang wig dan topeng yang ia simpan, ia juga mengubah suaranya. Lalu, ia menunjuk dirinya sendiri, "Hoo, jadi kau takut sama yang seperti ini?"
"E-eh? Ternyata itu kau?"
Naruto melepaskan wig dan topeng yang ia gunakan, ia menyimpannya kembali, "Padahal kau sekelas denganku, tapi kau itu terlalu bodoh untuk mengingat siapa yang ditunjuk menjadi orang yang berperan menjadi eksekutor di acara ini. Apa otakmu itu hanya diisi dengan makanan saja, Itsuki?"
Itsuki menjawab dengan wajah yang memerah malu, "U-urusai, Uzumaki-kun. Aku juga tidak perlu bantuanmu."
"Benarkah? Kalau begitu, aku duluan. Kau di sini saja sendiri, agar tidak bisa pulang dan bertemu yang lainnya. Lalu, kau akan dinyatakan sebagai anak yang hilang," ucap Naruto yang bersiap pergi.
Mendengar itu, Itsuki langsung menghentikannya dengan memegang tangan kanan Naruto. Membuat Naruto terkejut dengan apa yang ia lakukan.
"T-tolong jangan tinggalkan aku, Uzumaki-kun. Aku takut …."
"Perasaan aku tidak bilang aku akan pergi meninggalkanmu, Itsuki. Kurasa kau dengan kebodohanmu sudah kembali."
"Mou, Uzumaki-kun kejam …," ucap Itsuki dengan cemberut. Mereka kemudian berjalan berdampingan, hanya saja tangan mereka tertaut satu sama lain.
Naruto yang menyadari itu mulai merona dan berbicara, "I-Itsuki, tanganmu."
"Tolong biarkan seperti ini, Uzumaki-kun. Aku sangat takut sekarang, aku tidak ingin melepaskan orang yang menolongku."
"Baiklah, terserahmu saja."
Itsuki kemudian melihat wajah Naruto yang pucat sekarang, ia bertanya, "Uzumaki-kun, apa kau baik-baik saja? Wajahmu pucat."
"A-aku …."
UHUK! UHUK! UHUK! UHUK!
Ucapan Naruto terpotong oleh dirinya yang terbatuk-batuk saat ini, ia menutupnya dengan tangan kirinya yang tidak memegang sesuatu. Ketika awan yang menutupi bulan tergeser, ia dapat melihat di tangan kirinya sudah terdapat banyak darah.
Itsuki yang melihat itu pun terkejut dan menatap Naruto dengan wajah yang khawatir, "U-Uzumaki-kun, kau tidak apa-apa?!"
"Tenanglah, Itsuki. Aku tidak apa-apa. Aku hanya terlalu memaksakan diri. Sebelum mencarimu, aku sudah mencari Nino dan membawanya kembali ke penginapan. Setelah itu, aku berlari masuk ke hutan ini untuk mencarimu."
Naruto melanjutkan dengan tersenyum kecil, "Sebenarnya aku juga sudah tahu dengan batasku, tapi aku tidak bisa membiarkanmu sendirian di luar sana. Maka dari itu, aku bersyukur bisa menemukanmu sekarang."
Mendengar itu membuat Itsuki tertegun dan membatin, 'Uzumaki-kun, kau tidak pernah berubah sama sekali. Kau selalu saja mengutamakan orang lain dibandingkan dirimu sendiri.'
Itsuki kemudian tersenyum, "Terima kasih karena sudah menemukanku, Uzumaki-kun."
"Tidak masalah. Sesama teman harus saling membantu. Kalau begitu, ayo kita kembali ke penginapan. Yang lain pasti sudah menunggu."
"Baiklah, Uzumaki-kun."
.
Time Skip : Inn
Di depan penginapan, sudah terlihat empat kembar Nakano yang lain. Dengan kehadiran Yotsuba yang ada di sana menandakan acara uji nyali sudah selesai. Naruto dan Itsuki kemudian menghampiri mereka.
"Acaranya sudah selesai ternyata. Maaf karena sudah merepotkanmu, Yotsuba. Nanti aku akan bantu untuk mempersiapkan api unggunnya."
"Baiklah jika itu maumu, Uzumaki-san. Aku tidak masalah."
Ichika kemudian menatap mereka dengan tersenyum jahil, "Kalian asik bermesraan di dalam hutan ya? Aku jadi iri. Bahkan tangan kalian pun tidak terlepas sama sekali."
Mendengar itu membuat Naruto dan Itsuki merona dan melepaskan tangan mereka, mereka baru sadar kalau tangan mereka dari tadi masih bergandengan.
"I-ini tidak seperti yang kau bayangkan. I-itu karena Itsuki yang terlalu takut."
"I-itu benar, Ichika."
"Mengingat Itsuki yang terlalu takut dengan hantu, kurasa aku bisa memercayainya. Hanya saja, aku tidak menyangka jika akan berakhir seperti itu. Kalian terlihat cocok sekali …."
"Ichika!" ucap Naruto dan Itsuki bersamaan dengan wajah yang merona. Yotsuba kemudian melihat tangan kiri Naruto yang berlumuran darah.
"Uzumaki-san, ada apa dengan tanganmu?"
Pertanyaan Yotsuba membuat Naruto, Miku, dan Itsuki terkejut. Ichika yang melihat itu juga menimpali, "Itu benar, apa yang terjadi padamu Naruto-kun?"
'Sial, aku ceroboh,' pikir Naruto dengan keringat yang bercucuran di wajahnya.
Miku dan Itsuki berpikir bersamaan, 'Sekarang, apa yang akan kau jadikan alasan untuk mengelabuhi mereka?'
Naruto menjawab sembari menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal, "I-itu karena aku terjatuh saat mencari Itsuki, tanganku jadi terluka."
"Benarkah?" tanya Ichika dengan sorot mata penuh kecurigaan.
"Itu benar. Saat Uzumaki-kun datang, aku sudah melihat tangan Uzumaki-kun seperti itu," ucap Itsuki yang tentu saja adalah sebuah kebohongan.
"Baiklah, baiklah. Aku percaya."
Mendengar itu membuat Naruto menghembuskan nafas lega. Kemudian, Nino memanggil Naruto, "Uzumaki …."
"Ada apa, Nino?"
Nino menjawab dengan wajah yang merona dan memalingkan wajahnya, "T-terima kasih karena sudah mencari dan menolongku. Aku juga berterima kasih karena kau sudah mau mencari Itsuki."
Itsuki menambahkan, "Aku juga berterima kasih karena kau sudah membawaku kembali ke sini, Uzumaki-kun."
"Sama-sama, lagipula aku tidak akan meninggalkan kalian di luar sana. Selama aku bisa membantu, aku pasti akan membantu apapun itu caranya."
Setelah itu, Ichika dan Yotsuba mulai pergi untuk melakukan sesuatu. Sementara Nino dan Itsuki pergi ke kamar mereka. Kebetulan kamar mereka berlima itu tidak berjauhan, jadi mereka bisa pergi bersama-sama. Sekarang, hanya menyisakan Naruto dan Miku saja.
"Miku, mengapa kau masih di sini?"
"Aku hanya ingin saja. Ngomong-ngomong, kau tidak apa-apa, Naruto? Melihat tanganmu seperti itu membuatku khawatir."
Naruto kemudian mengelus kepala Miku dengan lembut, "Tenang saja, aku tidak apa-apa. Arigatou karena sudah mengkhawatirkanku, Miku."
Hal itu membuat Miku merona, "D-douitashimashite, Naruto. Kalau begitu, aku akan kembali ke kamar. Jangan memaksakan dirimu, ok?"
"Baiklah, Miku."
Bersamaan dengan ucapan itu, Naruto menatap Miku yang pergi menjauh. Kemudian, Naruto mencuci tangannya dengan air yang ia dapatkan dari keran yang tersedia di samping penginapan yang mereka tempati.
'Sekarang, aku hanya perlu mengambil jaketku yang lain dan pergi untuk membantu Yotsuba.'
.
Skip Time : Storage House
"Yo, Yotsuba. Sudah kuduga kau pasti di sini."
Yotsuba yang berada di depan gudang menoleh ke asal suara, "Ah, Uzumaki-san. Ada apa?"
"Bukankah aku sudah bilang, aku akan membantumu untuk mempersiapkan api unggun itu? Anggap saja ini balas budi karena sudah menggantikanku dalam acara uji nyali itu."
"Begitu ternyata. Itu akan sangat membantu. Kalau begitu, ayo kita ambil kayunya."
Setelah melihat isi gudang, Naruto melihat banyak batang kayu yang masih sangat utuh. Ia kemudian menatap Yotsuba, "Jadi, apa yang harus kulakukan?"
"Kita hanya perlu membawa ini semua ke lapangan yang ada di depan penginapan. Di sana sudah ada yang bekerja untuk menatanya."
"Baiklah. Tidak perlu berlama-lama, ayo kita mulai, Yotsuba."
"Yosh!"
Naruto dan Yotsuba kemudian mengangkat itu semua secara satu per satu. Mereka membawanya ke lapangan, dan kembali ke gudang untuk mengambilnya lagi. Selama mereka membawa itu ke lapangan, Naruto berinisiatif berbicara.
"Yotsuba, maafkan aku karena sudah merepotkanmu. Aku jadi terkesan melarikan diri dari tugasku."
Yotsuba menjawab dengan cemberut, "Itu benar! Aku jadi harus menakuti mereka sendirian selama kau tidak ada!"
"Maaf, maaf. Maka dari itu, aku melakukan ini sebagai gantinya."
"Tenang saja, Uzumaki-san. Aku sudah memaafkanmu karena kau sudah membantu saudariku yang lain."
"Ah, terima kasih atas pengertianmu."
Setelah menaruh banyak balok kayu itu. Entah bagaimana caranya, Naruto bisa terpisah dari Yotsuba saat pergi ke gudang. Sepertinya Yotsuba terlalu bersemangat untuk melakukannya, sampai-sampai ia meninggalkan Naruto.
Naruto yang sudah sampai kemudian melihat satu balok kayu terakhir. Ia mencoba mengangkatnya sendiri, tetapi rasanya sulit. Akan tetapi, tiba-tiba balok kayu yang ada ditangannya sangat ringan. Ketika ia melihat ke depan, ia terkejut karena mendapati Ichika yang ada di depannya.
"Are, Naruto-kun? Bukankah kau tidak bertugas di sini?"
"Aku hanya membantu Yotsuba, ini hanyalah sebuah balas budi karena dia sudah menggantikanku saat mencari Nino dan Itsuki yang tersesat di hutan."
"Begitu ternyata. Ngomong-ngomong, di sini dingin sekali. Seharusnya aku membawa jaketku."
Naruto yang mendengar itu hanya bisa berpikir, 'Salahmu sendiri karena memakai baju yang tipis seperti itu, bodoh.'
Kemudian, Ichika menatap Naruto dengan serius, "Naruto-kun, apa kau mau menari bersamaku di acara api unggun itu?"
"Eh? Tunggu dulu, ini serius?!"
Ichika cemberut, "Mou, kau pikir aku sedang bercanda, Naruto-kun?"
"Tidak sih. Hanya saja, sepertinya aku tidak bisa melakukannya."
Perkataan itu membuat Ichika menangis, Naruto yang melihat itu menjadi terkejut dengan bola mata yang membulat, "I-Ichika, mengapa kau menangis? Apa aku melakukan kesalahan?"
Respon Naruto membuat Ichika tersentak dengan air mata yang masih menetes dari wajahnya, "Eh? Tidak, bukan begitu. Maaf, bisa kita turunkan ini sebentar, Naruto-kun?"
Baru saja Naruto ingin menjawab, tetapi ia mendengar suara orang dari luar gudang. Ichika yang juga mendengar itu langsung saja menarik Naruto untuk merapat ke dinding bagian dalam yang ada di dekat pintu gudang.
Mereka terlihat berdiri bersampingan dengan batang kayu yang disandarkan di dinding. Ichika menatap dinding dan menyembunyikan wajahnya yang menangis, sementara Naruto menatap ke arah gudang.
"Ya, ayo kita cepat selesaikan dan kembali ke penginapan."
"Eh, sudah habis ternyata?"
"Kau benar, itu lebih cepat daripada yang kukira."
Tiba-tiba, terdengar suara Yotsuba yang memanggil dua orang gadis yang berada di dekat pintu gudang itu, "Permisi. Apa kalian melihat Uzumaki-san?"
"Uzumaki-san? Pria blonde itu?"
"Maaf, kami tidak melihatnya," balas gadis lainnya.
Ichika kemudian menatap Naruto dan tersenyum walaupun dengan air mata yang masih setia berada di ujung matanya, "Sebelumnya juga seperti ini, ya?"
Naruto yang melihat itu menghela nafasnya, "Hentikan senyum palsumu itu bodoh. Lagipula, kau menarikku ke sini agar tidak ada yang salah paham karena dirimu yang menangis seperti itu. Apa aku benar?"
"Kau selalu saja tepat sasaran, Naruto-kun."
Naruto yang mendengar itu kemudian melepaskan jaketnya dan memakaikannya pada Ichika, membuat gadis itu terkejut dengan bola mata yang membulat.
"Dengan begini, tidak akan ada yang melihatnya."
KLAP! DRAK! CLICK!
Pintu gudang itu ditutup, dan disusul dengan sebuah bunyi yang familiar di telinga Naruto. Naruto yang menyadari itu kemudian berjalan ke arah pintu gudang dan mencoba mendorongnya dari dalam. Akan tetapi, itu tidak berhasil dan justru membuat Naruto sweatdrop di tempatnya. Ia kemudian menatap Ichika.
"Ichika, sepertinya kita terkunci."
.
.
.
To Be Continued
.
.
Notes : Fic ini terinspirasi oleh beberapa fanfic tertentu dengan crossover Naruto x Quintessential Quintuplets. Hmm, ini project kedua gua dengan tipe fic yang multichapter. Gua bikin alurnya semi-canon tapi dengan banyak perubahan. Chapter 20 Up, jadi tolong buat reader gausah banyak protes dan Stay tune aja ye. Cukup doain gua biar banyak ide + sehat, secara perlahan nanti gua coba sebisa mungkin buat tamatin fic ini. Soalnya gua tim begadang buat ngelarin ini fic.
Next, gue gak bisa ngejawab review kalian satu per satu karena terlalu malas. Gua minimal baca review dari kalian, dan maksimal berakhir dengan baca PM dari reader or whoever else. Next. Jika fic ini diplagiat oleh oknum sampah yang nggak bertanggung jawab + tidak mendapat perizinan dari gua, bahkan gak naruh nama gua di tempat di mana dia ngepost cerita ini. Tolong bantu report / PM ke gua. Biar gua tinggal ikutan jadi tim report. Sebagai catatan, gua hanya memiliki akun FFN. Tidak ada yang di luar platform yang gua sebutkan.
Lagi dan lagi, gue ingin mempromosikan sesuatu di sini. Gue telah bergabung dengan sebuah Group Chat WhatsApp yang bernama Fanfic Community Indonesia, yang berisikan banyak author dan reader fanfiksi, bahkan platform lain. Di grup tersebut terdapat cukup banyak author senior, ataupun author baru seperti gue. Kepada siapapun yang berminat untuk bergabung, silahkan PM gue baik melalui web, ataupun aplikasi. Join with us! Feel like home! Let's move together!
Sepertinya hanya itu saja pesan gue kepada kalian. Sampai jumpa lagi. Jaa na!
FCI. Cursed-Eternal Out
