Previous Chapter
"Tentu saja kau bisa melakukan segalanya untuk menunjukkan kapabilitas yang kau miliki. Saat ini, semuanya berada di tahap yang sama sebagai murid dan guru. Membuat situasinya sama dan tidak ada yang berbeda."
"Dengan itu, kau bisa melakukan sesuatu untuk orang lain dan menghilangkan beban yang menumpuk pada dirimu sendiri. Kau hanya perlu melakukan hal yang bisa kau lakukan, yaitu membimbing dan membantu saudarimu dengan apa yang kau miliki."
"Terakhir, ini akan berlaku untuk semuanya. Percayalah kalau mereka juga akan melakukan hal yang sama untukmu. Karena aku tahu bahwa kalian memiliki hubungan yang sangat kuat dan kalian tidak akan pernah meninggalkan satu sama lain …."
Dengan berakhirnya penjelasan Naruto, membuat pertahanan Yotsuba pecah. Ia menangis dalam diam. Dirinya senang dikarenakan sekarang ia mendapatkan kesempatan untuk berubah dan tidak membebani yang lain. Tidak hanya itu, itu juga dikarenakan kehadiran Naruto yang benar-benar menjadi sosok ayah bagi dirinya sendiri.
Ia sangat bersyukur telah bertemu Naruto sebagai pembimbingnya. Ia tidak pernah menyesal karena sudah diajari Naruto. Itu semua berkat rasa perhatian, kepedulian, kasih sayang dan kepercayaan yang lelaki itu berikan. Walaupun hanya sebatas teman, itu sudah sangat berarti bagi dirinya.
"Loh, kau menangis?"
"A-aku hanya kelilipan saja, Uzumaki-san …."
Naruto menyeringai, "Sayang sekali. Kau tidak memiliki bakat untuk berbohong, Yotsuba …."
"Urusai, Uzumaki-san!" ucap Yotsuba sembari menggembungkan pipinya. Naruto yang melihat Yotsuba cemberut hanya bisa tertawa. Walaupun seperti itu, Yotsuba tidak melepas pandangannya sedikit pun terhadap Naruto.
Saat ini, ia merasa kalau sekarang dirinya sedang merasa berdebar-debar terhadap sesuatu. Tidak hanya itu, ia merasa kalau sebuah perasaan asing muncul di dalam dirinya. Ia bahkan sampai blushing ketika memikirkan apa yang ia rasakan saat ini, terutama ketika dirinya bersama dengan Naruto.
'Perasaan apa ini? Apakah aku mulai menyukai Uzumaki-san?'
.
.
.
I'm In Trouble
Disclaimer :
Naruto by Masashi Kishimoto
5-toubun no Hanayome by Negi Haruba
Pair : ?
Rate : T
Mark :
"Naruto." : Berbicara
Naruto : PoV Start / Flashback Start / Letter or Announcement Content
Naruto : Efek suara (Sfx) / Skip Time / Previous Chapter
'Naruto.' : Pikiran atau Batin
["Naruto."] : Berbicara melalui pesan atau panggilan telepon
Genre : School, Drama, Family, Hurt/Comfort, Romance, Tragedy
Warning : Semi-Canon, Alternate Universe, Alternate Fact & Reality, Original & Other Character, dan Out of Character.
.
.
At The Other Side : Naruto House
Terlihat Naruko yang sedang membersihkan rumah. Ia melakukan banyak hal seperti menyapu, mengepel, dan lain-lain. Ia juga terlihat sangat bersemangat ketika melakukan pekerjaan itu sampai ia selesai. Kemudian, ia duduk tepat di depan meja belajar yang sering digunakan oleh Naruto.
"Wah, begitu banyak kertas untuk latihan untuk mereka. Walaupun sudah dirapikan oleh Nii-chan, aku selalu senang ketika melihatnya. Sepertinya pesan Tou-chan dan Kaa-chan sudah diterapkan oleh Nii-chan dengan baik."
Merasa bosan, ia membuka beberapa laci yang ada di meja belajar itu. Betapa terkejutnya dirinya, ketika ia menemukan sebuah botol yang berisi obat-obatan dari dalam laci meja belajar milik kakaknya. Membuat dirinya bertanya-tanya akan hal yang ia temukan.
"Tunggu, obat apa ini? Aku tidak pernah melihat Nii-chan mengonsumsinya. Apakah Nii-chan mengalami sebuah penyakit yang serius?"
Bagi Naruko sendiri, Naruto adalah sosok kakak yang sangat mengerti dengan keadaan yang mereka miliki. Tidak hanya itu, ia sangat tahu kalau Naruto sudah melakukan banyak pekerjaan keras untuk menghidupi dirinya.
Akan tetapi, dirinya sama sekali tidak tahu apa saja yang dihadapi dan dirasakan oleh kakaknya dalam jangka waktu yang sangat panjang setelah orang tua mereka sudah tidak ada. Hal itu membuat dirinya kebingungan.
'Apa yang kau sembunyikan dariku, Nii-chan?'
.
With Naruto and Nakano Quintuplets
"Kalian pergi ke mana? Mengapa kalian lama sekali?"
"Naruto, di mana kau menemukan Yotsuba?" ucap Miku yang menambahkan perkataan Nino. Saat ini, mereka semua sudah berkumpul bersama dan duduk di kursi yang tersedia di taman hiburan itu untuk beristirahat sejenak.
"Aku diseret Itsuki-chan untuk mencoba banyak wahana yang ada di sini," ujar Ichika sembari tertawa kecil.
"Ya, aku melihatnya. Ada yang sangat bersemangat, ada juga yang dipaksa walaupun sudah kelelahan," ucap Naruto yang direspon dengan tawa dari yang lainnya, kecuali Itsuki. Itsuki justru mengalihkan pandangannya karena malu.
Naruto melanjutkan, "Setidaknya, aku sudah tidak melihat kejenuhan dari wajah kalian. Membuat diriku tenang karena rencanaku untuk membawa kalian ke sini sudah berjalan dengan lancar. Aku harap, setelah ini kita bisa belajar seperti biasa lagi tanpa kendala sedikit pun."
"Kami juga berharap seperti itu, Naruto-kun …," ucap Ichika mewakili yang lainnya. Sementara itu, Miku masih menatap Naruto dengan tajam.
"Kau belum menjawab pertanyaan dariku, Naruto …."
Naruto menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal, "Maaf, Miku. Aku lupa. Umm, aku menemukan Yotsuba yang ternyata bersembunyi di dalam wahana bianglala. Ia belajar di sana."
"Urusai, Uzumaki-san …."
"Oi, aku hanya menjawab kenyataan yang sudah kulihat. Lagipula, aku juga akan membicarakan rencana yang aku buat untuk kalian."
"Rencana apa yang kau maksud, Uzumaki?" tanya Nino yang penasaran.
"Rencana simpel yang akan sangat membantu untuk kalian semua. Kalian semua akan mendapatkan keuntungan dari sana."
"Tapi, bagaimana caranya?" tanya Itsuki yang terlihat kebingungan.
"Kujelaskan secara singkat, aku berniat untuk menerapkan metode di mana kalian semua akan saling mengajari satu sama lain. Karena kalian semua memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, itu semua bisa dikembangkan bila kita semua saling bekerja sama."
"Tentunya, aku juga akan membantu kalian. Tapi, kalian sudah pasti tahu kalau diriku tidak memiliki waktu yang penuh karena pekerjaan yang aku lakukan. Maka dari itu, aku mengambil cara yang lebih bisa diaplikasikan kepada semuanya dan bisa dilakukan dengan tanpa adanya diriku."
Mendengar penjelasan Naruto membuat empat Nakano terkejut, kecuali Yotsuba yang memang sudah tahu dari awal.
"T-tapi, kami belum pernah mengajari satu sama lain. Apalagi jika dalam urusan belajar. Apakah kami bisa melakukan hal yang sama seperti dirimu, Naruto?" tanya Miku.
"Tentu saja kalian bisa. Kehadiranku sebagai guru kalian itu tidak hanya untuk mengajari kalian berbagai ilmu, tapi juga untuk mengajari kalian sesuatu yang baru. Diriku juga tetap membantu kalian dari awal sampai akhir, karena aku tidak akan melepaskan tanggung jawab yang kumiliki untuk saat ini."
"Selama rencana ini bagus, kurasa tidak masalah. Kita hanya perlu mengikuti apa yang Uzumaki itu rencanakan untuk kita. Iya kan, minna?"
"Ya!" ucap empat kembar Nakano secara bersamaan untuk menanggapi perkataan Nino, membuat Naruto tersenyum karena itu. Di sisi lain, Itsuki memikirkan suatu hal sembari menatap langit yang mulai senja.
'Uzumaki-kun menerapkan metode yang sangat berkesinambungan dengan keinginanku sebagai guru. Apakah aku bisa melakukannya, Kaa-san?'
"Apa yang kau pikirkan, Itsuki?"
Tentu saja, perkataan dari Naruto mengejutkan Itsuki. Sejak awal, Naruto memang sudah memperhatikan Itsuki. Naruto menyadari kalau gadis itu sedang bimbang dikarenakan suatu hal tertentu.
"T-tidak ada …."
"Kau itu tidak ada bakat untuk berbohong, baka …," ucap Naruto sembari menyeringai kecil.
Mendengar itu membuat Itsuki cemberut dan dan dihiasi dengan tawa kecil dari yang lainnya. Naruto yang menyadari hari semakin sore mulai berinisiatif untuk mengajak mereka pulang, "Minna, ayo kita kembali. Waktu bermain sudah selesai, aku harus pulang agar bisa makan malam bersama Naruko …."
"Baiklah."
Mereka berjalan secara bersamaan, beruntung mereka memiliki rute yang searah. Di sisi lain, Itsuki yang berada di paling belakang menatap punggung Naruto yang ada di depannya.
'Kurasa, aku harus menjelaskan apa yang kupikirkan kepada Uzumaki-kun.'
.
[0_0]
.
Skip Time : Nakano Quintuplets Residence
"Kita berpisah di sini. Sampai jumpa besok di sekolah, minna …."
"Ya, Uzumaki-san. Sampai jumpa besok …," ucap Yotsuba mewakili yang lain. Mendengar itu membuat Naruto mulai berjalan menjauhi kediaman mereka. Akan tetapi, langkahnya terhenti ketika Itsuki memanggilnya.
"Tunggu dulu, Uzumaki-kun. Ada yang ingin kubicarakan denganmu secara empat mata."
Mendengar itu membuat Naruto dan empat kembar Nakano yang lain menjadi penasaran. Ichika kemudian tersenyum jahil.
"Jadi, kau mau menyatakan perasaanmu kepada Naruto-kun?"
Godaan dari Ichika tentu saja membuat wajah Itsuki memerah, begitu pun dengan Naruto. Itsuki dengan cepat menggelengkan kepala dan menyilangkan kedua tangannya.
"B-bukan seperti itu! A-aku hanya ingin membicarakan sesuatu yang penting dengan Uzumaki-kun!"
"Sudah jelas hal yang sangat penting adalah perasaanmu itu, kan?"
Mendengar itu membuat Itsuki over-blushing sampai-sampai ada asap yang keluar dari kepalanya. Perkataan Ichika sudah tepat sasaran, tapi mereka semua tidak tahu jika dirinya memiliki perasaan kepada Naruto. Hanya saja, yang ingin ia bicarakan dengan Naruto bukanlah itu.
Naruto yang sudah tidak tahan mulai berinisiatif untuk menarik Itsuki pergi dari sana. Melihat keduanya pergi membuat Ichika tertawa. Setelah itu, mereka berempat masuk ke kediaman mereka.
.
With Naruto and Itsuki
"Ichika itu memang benar-benar ahli dalam menggoda seseorang."
"Kau benar, Uzumaki-kun," ucap Itsuki yang setuju dengan perkataan Naruto.
Mereka berdua saat ini duduk di tangga yang berada di dekat sungai dan berperan sebagai penghubung jalan ke arah kediaman lima kembar Nakano. Karena tidak ada pembicaraan, membuat Naruto berinisiatif untuk bicara terlebih dahulu.
"Jadi, apa yang ingin kau bicarakan denganku? Atau itu karena hal yang kau pikirkan beberapa saat yang lalu?"
"Tepat sekali, Uzumaki-kun. Jadi begini …."
.
"Begitulah yang terjadi, Uzumaki-kun. Menurutmu, apakah aku bisa meraih apa yang kuinginkan?"
Naruto kemudian mengelus kepala Itsuki dengan lembut, membuat wajah Itsuki memerah karena itu. Naruto tersenyum kecil dan berkata, "Kurasa, aku tidak salah kalau memperhatikan dirimu yang sangat ingin menjadi seperti Kaa-san."
"A-apa maksudmu, Uzumaki-kun?"
"Saat permasalahanmu dengan Nino memuncak, kau bilang kalau dirimu ingin berperan sebagai Kaa-san di keluarga kalian. Aku juga tahu dari mereka kalau kau selalu mengunjungi makam Kaa-san pada tanggal yang sama di setiap bulannya, aku yakin itu karena alasan tertentu."
"Ditambah lagi, kau terlihat memikirkan sesuatu ketika aku menjelaskan metode yang kugunakan. Itu pasti karena ada sangkut pautnya dengan apa yang menjadi cita-citamu. Apa aku salah, Itsuki?"
"Tidak, Uzumaki-kun. Penjelasanmu sangat tepat dan akurat," jawab Itsuki sembari tersenyum. Ia kemudian melanjutkan dengan menunjukkan ekspresi yang ragu, "Menurutmu, apa yang harus kulakukan? Aku bingung."
"Pertama-tama, kau harus menetapkan apa yang kau inginkan. Jika kau ingin mengubah keinginanmu selain menjadi guru, itu tidak masalah. Berhubung ucapan dari Shimoda-san waktu itu ada benarnya, untuk mengikuti kesuksesan itu tidak harus selalu dengan cara yang sama."
"Jadi, kau ingin aku mengubah cita-cita yang sudah sangat aku inginkan sejak lama?" ucap Itsuki yang mulai murung.
CTAK!
"Aku belum selesai berbicara, baka," ucap Naruto yang menyentil dahi Itsuki dengan keras, membuat gadis itu meringis kesakitan.
"Uh, baiklah. Lanjutkan, Uzumaki-kun …."
"Aku tidak memintamu untuk melakukan itu. Itu semua karena aku melihat betapa besarnya keinginanmu untuk menjadi guru seperti Kaa-san. Maka dari itu, aku sarankan agar dirimu mencari alasan yang tepat untuk menjadi guru."
"Jika kau bertanya bagaimana caranya? Caranya sangat mudah, ketika kalian mulai saling mengajari satu sama lain. Cobalah cari sesuatu dari sana. Jika kau sudah menemukannya, itu akan menjadi faktor dasar atas perkembangan dirimu untuk mengejar cita-citamu."
Itsuki tersenyum dan berkata, "Saranmu tidak ada bedanya dengan perkataan Shimoda-san saat itu. Sesuai perkataan kalian, aku akan mencari alasan untuk diriku sendiri. Aku percaya kalau diriku akan menemukannya di dalam metode yang akan kau terapkan pada kami."
Melihat Itsuki yang optimis membuat Naruto tersenyum kecil dan berkata, "Itu baru namanya semangat. Aku tunggu hasil yang baik darimu, Itsuki. Sampai jumpa …."
Dengan berakhirnya ucapan itu, Naruto mulai bangun dan pergi dari sana. Meninggalkan Itsuki sendirian di sana. Gadis itu tersenyum lembut dan tidak melepaskan pandangannya kepada Naruto yang berjalan semakin menjauh.
'Arigatou, Uzumaki-kun ….'
.
[0_0]
.
Skip Time : Naruto House
"Tadaima …."
"Okaeri …."
Naruto kemudian masuk ke ruang tamu, ia melihat Naruko yang sedang duduk di sana. Naruko yang melihat Naruto mulai bangun dan menghampiri sang kakak.
"Nii-chan, ada yang ingin kutanyakan."
"Katakan saja, Naruko."
Setelah itu, Naruko pergi untuk mengambil sesuatu. Membuat Naruto kebingungan karena hal itu. Setelah beberapa saat, Naruko kembali dengan membawa sebuah botol yang berisi obat. Naruto yang melihat itu seketika sangat terkejut.
'Jadi, Naruko menemukan obat yang kusembunyikan? Aku sangat beruntung karena aku selalu membawa hasil tes medisku di dalam dompet milikku. Jika aku menaruhnya di rumah, pasti akan terjadi sesuatu yang merepotkan.'
Naruko kemudian menunjukkan apa yang ia bawa kepada Naruko, "Ini obat apa, Nii-chan? Aku menemukannya dari dalam laci meja belajarmu."
"Itu hanya obat untuk meredam gejala sakit kepala," ucap Naruto yang mengambil botol obat dari tangan Naruko, tentu saja itu adalah sebuah kebohongan terbesar yang sudah ia lakukan. Naruko yang mendengar jawaban dari sang kakak pun merespon.
"Begitu ternyata. Baiklah, aku tidak akan bertanya lebih jauh lagi …."
Naruto tidak membalas. Sembari tersenyum, ia justru mengelus kepala Naruko dengan lembut. Setelah itu, ia pergi meninggalkan Naruko untuk menaruh kembali obat miliknya itu.
'Aku harus mengatakan kebohongan ini kepada adikku sendiri. Maafkan aku, Naruko. Kau tidak boleh mengetahuinya untuk saat ini, aku hanya ingin kau mengetahui keadaanku yang sebenarnya di waktu yang tepat.'
Di sisi lain, Naruko terlihat memikirkan sesuatu. Itu dikarenakan dirinya menyadari sebuah kejanggalan yang ia pikir adalah sebuah kebenaran yang disembunyikan. Terutama dari obat milik kakaknya yang sudah ia lihat.
'Kurasa, aku harus mengecek kembali apa yang kubaca beberapa hari yang lalu ….'
Naruko kemudian mengambil handphone miliknya dan mencari apa yang ia inginkan. Tidak butuh waktu lama untuk menemukannya, karena hal yang ia telusuri dan ia sempat buka masih tersimpan di sana.
'Ini dia. Sebentar akan kubaca ulang.'
Naruko kemudian sedikit terkejut setelah membacanya. Berkat informasi yang ia dapatkan, ia tahu dengan pasti bahwa obat sakit kepala biasanya dikemas dalam bentuk sachet atau blister yang jumlah obatnya itu lebih sedikit.
Sementara itu, obat yang ia temukan dikemas dalam bentuk botol dengan jumlah obat yang sangat banyak dan itu melebihi ekspektasi yang ia pikirkan. Hal itulah yang membuat kecurigaan dalam dirinya tidak menghilang sama sekali.
'Semoga pemikiranku ini salah. Kuharap kau tidak menyembunyikan apapun dariku, Nii-chan ….'
.
.
.
To Be Continued
.
.
Notes : Fic ini terinspirasi oleh beberapa fanfic tertentu dengan crossover Naruto x Quintessential Quintuplets. Hmm, ini project kedua gua dengan tipe fic yang multichapter. Gua bikin alurnya semi-canon tapi dengan banyak perubahan.
Sial, sebulan lebih baru update. Maaf ye kalau updatenya agak lama, karena gua banyak tugas dan kerjaan secara tiba-tiba. Semoga kalian selalu bersabar dan mau menunggu karena kerangka ficnya ini sudah kelar dan gua udah nyiapin banyak chapter yang udah ditabung.
Chapter 34 Up, jadi tolong buat reader gausah banyak protes dan Stay tune aja ye. Cukup doain gua biar banyak ide + sehat + dapat banyak waktu bebas, secara perlahan nanti gua coba sebisa mungkin buat tamatin fic ini. Soalnya gua tim begadang buat ngelarin ini fic.
Next, gue gak bisa ngejawab review kalian satu per satu karena terlalu malas. Gua minimal baca review dari kalian, dan maksimal berakhir dengan baca PM dari reader or whoever else. Next. Jika fic ini diplagiat oleh oknum sampah yang nggak bertanggung jawab + tidak mendapat perizinan dari gua, bahkan gak naruh nama gua di tempat di mana dia ngepost cerita ini. Tolong bantu report / PM ke gua. Biar gua tinggal ikutan jadi tim report. Sebagai catatan, gua hanya memiliki akun FFN. Tidak ada yang di luar platform yang gua sebutkan.
Lagi dan lagi, gue ingin mempromosikan sesuatu di sini. Gue telah bergabung dengan sebuah Group Chat WhatsApp yang bernama Fanfic Community Indonesia, yang berisikan banyak author dan reader fanfiksi, bahkan platform lain. Di grup tersebut terdapat cukup banyak author senior, ataupun author baru seperti gue. Kepada siapapun yang berminat untuk bergabung, silahkan PM gue baik melalui web, ataupun aplikasi. Join with us! Feel like home! Let's move together!
Sepertinya hanya itu saja pesan gue kepada kalian. Sampai jumpa lagi. Jaa na!
FCI. Cursed-Eternal Out
