Chapter 30 akhirnya rilis, seperti biasa banyak Typo dan penulisan yang tidak rapi

akan di perbaiki di masa mendatang

.

.

.

.


CHAPTER - 30

Dalam pengawalan oleh Kolonel Ledonir Kisaka, Archangel memasuki pangkalan rahasia Pulau Onogoro. Di kursi navigator, Mu melihat kembali ke kapten. Dia tampak linglung. Uzumi dan asistennya menyaksikan kapal berlabuh. Dokter dan tentara lain sedang mendorong tandu, Bantuan medis datang untuk mereka yang terluka parah membutuhkan perawatan lebih lanjut.

Cagalli mondar-mandir dengan cemas sambil menunggu tapi akhirnya dia kehilangan kesabaran dan berlari menuju kapal, untuk memastikan kabar kalau temannya, Kira masih hidup. Saat dia naik ke kapal, Dia melihat tiga mobile suit berdiri di hangar. Dia mengenali AGE-1 dan Buster, tapi ada satu tapi mobile Suit baru, Tapi dia tidak punya waktu untuk memikirkannya. Dia melaju ke beberapa koridor, mencari ke setiap sudut dengan begitu cepat, Dia akhirnya melihat wajah yang dikenalnya.

"Kira!" dia memanggil.

"Cagalli?" Kira yang terkejut melihat gadis itu tiba-tiba melompat kearahnya.

"Dasar bodoh!" Suaranya bergetar karena emosi, dia meninju dadanya dengan sisi tinjunya. Dia mengangkat dirinya sedikit dan tergagap, matanya berkaca-kaca. "Kupikir kau sudah mati! Dasar brengsek!"

Kira tersenyum bahagia melihat ada orang yang mengkawatirkannya.

"Aku minta maaf." Ucap Pemuda itu sambil menenangkan gadis yang menagis.

Saat Cagalli mengusap air matanya, dia teringat hal penting lain yang harus dia sampaikan. "Benar juga! Kira aku bertemu dengan Arthurn."

"Arthurn!?" Mendengar nama Arthurn Kira tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya.

"Ya, kami pergi mencarimu, tapi malah menemukannya." Cagalli menjawab, "Dia terlihat sangat hancur. Dia terus mengatakan bahwa dia telah membunuhmu dan itu sangat menyakitinya."

"Ada banyak hal yang terjadi di antara Kita selama pertempuran terakhir." Kira menundukan kepalannya dengan wajah sedih dan suasana menjadi sunyi.

"Sepertinya aku datang disaat yang salah." Suara lain memecahkan kesunyian.

Cagalli berbalik, dan melihat wajah lain yang dia kenal.

"Flit, Kau Baik-baik saja!" Cagalli terseyum bahagia melihat Flit baik-baik saja.

"Maaf Cagalli. ini mengkin mendadak tapi aku butuh bantuanmu."


Pada saat yang sama, Murrue dan kru anjungan menyambut Tuan Uzumi di atas Archangel.

"Terima kasih telah datang membantu kami sekali lagi, Tuan." Katanya sambil membungkuk sopan. "Kami berutang padamu."

Uzumi mengangguk. "Mengingat situasinya, kru Anda akan diawasi dengan ketat untuk saat ini." Dia berkata, "Demi keamanan, kami belum bisa membuat Anda terlalu disambut."

"Saya mengerti."

"Dengan hancurnya JOSH-A, segala sesuatunya berubah ke arah yang baru. Setelah Anda memiliki waktu istirahat, saya akan memberi Anda apa yang kami ketahui tentang laporan berita terbaru." Uzumi melanjutkan, "Tapi saya khawatir jika Anda mendengarnya, Anda mungkin akan mempertanyakan mengapa Anda memilih untuk menjadi bagian dari militer."


Di siang Hari, beberapa Jam setelah Archangel berlabuh. Sambil dipimpin oleh seorang petugas militer ORB, Flit berjalan menyusuri koridor menuju fasilitas yang berbeda. Tak lama berjalan, mereka sampai didepan pintu kantor. petugas tersebut terlebih memberi laporan kepada orang yang berada didalam ruangan dan kemudian dia mempersilahkan Flit untuk masuk, Flit mengucapkan Terima kasih kepada petugas itu sebelum masuk kedalam ruangan.

"Selamat datang, Flit."

Ketika Flit memasuki Ruangan dia di sambut oleh seorang wanita berambut cokelat. wanita itu adalah Erica Simons, seorang teknisi senior ORB yang pernah meminta bantuan Flit dan Kira dalam pengembangan M1.

"Silahkan duduk." Ucapnya sambil mempersilahkan Flit untuk duduk.

"aku dengar dari Cagalli kau ingin bertemu dengan-ku?"

"Yah, aku butuh peralatan baru untuk AGE-1."

"Tentu. Tapi, senjata sepeti apa yang kau inginkan?"

Flit mengeluarkan FLashDrive dari sakunya, "Aku telah menyusun cetak birunya dan juga semua data yang kau butuhkan didalam sini." Kemudian Flit menyerahkannya pada Erica.

"Aku tidak masalah jika kau membuat penambahan pada cetak birunya, selama itu berkerja dengan benar tanpa membebani AGE-1."

Erica menghubungkan Flashdrive ke komputernya dan melihat data yang dia terima sejenak.

"Aku membutuhkan waktu untuk memepelajari datanya dahulu, aku akan menghubugimu lagi nanti."

"Aku tidak masalah. Lalu, Bagaimana dengan biayanya?" Tanya Flit.

"Tidak perlu khawatir Cagalli bilang dia akan menanggung semuanya, selain itu kau juga sudah membantu kami dalam pengembangan M1."

"Kalau begitu baguslah." Ucap Flit yang kemudian berdiri untuk pergi. "Kalau begitu aku nantikan karya-mu."

"Aku akan berusaha memenuhi ekspetasimu."


Malam itu, Murrue dan Mu, Flit, Kira, Cagalli, dan Kisaka berkumpul untuk berbicara dengan Uzumi tentang berita terbaru mengenai apa yang terjadi disisi lain dunia. Mereka menjelaskan apa yang terjadi di Alaska.

"Jadi mereka menggunakan Sistem Cyclops." Uzumi bergumam, "Bahkan jika informasi bocor dan mereka mengetahui bahwa JOSH-A adalah targetnya, menggunakan senjata seperti itu adalah tindakan yang ekstrim."

"Tidak dapat disangkal bahwa apa yang mereka lakukan memusnahkan delapan puluh persen pasukan ZAFT." Kisaka berkata, "Namun, Eurasia telah lumpuh berkat fakta bahwa banyak pemimpin militer mereka juga ada di sana. Pada akhirnya, itu semua tentang perhitungan di atas kertas bagi mereka yang merencanakannya. Mereka melenyapkan sejumlah besar tentara musuh dan mengamankan kendali atas semua Aliansi Bumi di tangan mereka."

"Dan hasilnya adalah ini." Uzumi menambahkan, "Federasi Atlantik menyalahkan ZAFT atas penghancuran pangkalan dan menggunakannya sebagai seruan. Untuk menambah retorikanya, ia juga menekan semua negara netral untuk bersatu melawan ZAFT. Negara mana pun yang tidak melakukannya akan dinyatakan sebagai pendukung ZAFT dan karena itu musuh. Tidak terkecuali Orb."

"Yang mereka inginkan hanyalah kekuatan Orb!" seru Cagalli. Itu adalah hal yang wajar, ORB adalah pelopor dalam banyak teknologi terbaru, negara seperti ini merupakan kotak Pandora bagi mereka yang menginginkan senjata untuk perang.

Uzumi mengangguk dan melanjutkan. "Seperti yang Anda semua ketahui, negara kami adalah salah satu dari sedikit yang menerima Koordinator, karena kami tidak percaya orang harus dinilai berdasarkan apakah gen mereka telah ditambah atau tidak. Menambahkan label hanya akan memperkuat gesekan di antara keduanya." Dia menoleh ke arah para pemuda. "Contohnya Flit dan Kira, dia adalah Natural dan dia adalah seorang Koordinator. Fakta ini adalah sesuatu yang mereka sendiri tidak dapat kendalikan." Dia mengalihkan perhatiannya ke Murrue. "Saya tidak percaya pada kebijakan Federasi Atlantik, karena mencap setiap Koordinator sebagai musuh dan mempromosikan kekerasan terhadap mereka hanya untuk alasan itu." Dia berhenti sebentar. "Jadi pertanyaannya adalah siapa yang benar-benar melawan siapa dan apa alasan sebenarnya dari perang ini?"

"Dengan segala hormat, Tuan," kata Mu, "bukankah posisi Anda hanya idealis? Maksud saya, akan selalu ada Koordinator yang memandang rendah Natural dan Natural yang akan cemburu pada Koordinator. Maaf, tapi itu saja cara itu."

"Saya tahu itu." Uzumi berkata, "Namun, jika kita menyerah begitu saja untuk mencoba memperbaiki situasi kita, itu bisa membuat kita menghancurkan satu sama lain. Pada saat itu, yang bisa dilakukan hanyalah melihat ke belakang dan menyesal." Dia berdiri. "Apakah kamu ingin melakukan itu hanya karena seluruh dunia? Aku mengerti jika kamu merasa mengkhianati mereka yang seragam yang kamu kenakan, tetapi kamu harus membuat keputusan apa pun dengan hati-hati dan hidup bersama mereka."

Semua orang diam, mengingat apa yang dikatakan Tuan Uzumi. Dia membuat banyak poin, tetapi pada akhirnya pilihan itu masih akan sulit dibuat.


Flit sedang duduk di hangar sambil memegang Haro dalam mode komputer di kedua tangannya, di sedang melihat album foto yang tersimpan didalam memori Haro, dia tersenyum lembut ketika melihat foto dirinya dan teman-temannya, foto dirinya dengan Kio yang masih Bayi, Foto, saat Putrinya lahir, Foto dirinya dengan Asemu saat hari pertama Akademi, dia terus menggerser ke foto yang lain tanpa dia sadari matanya mulai basah, hingga ketika dia berhenti foto pernikahannya dengan Emily, Flit tidak bisa menahan rasa rindunya lagi dan air mata mulai mengalir.

'Kio, Unoa, Flit, Emily... AKu merindukan kalian.'

'Kio, maaf karena menyeretmu kedalam perang.'

'Unoa, Flit maaf karena aku tidak bisa menjadi ayah yang baik.'

'Emily, maaf karena aku tidak pernah bisa membahagiakanmu.'

'Aku menyayangi kalian semua'

Semua perasaan yang dipendam oleh Flit akhirnya keluar, bahkan pria yang menjadi Monster di medan perang seperti dirinya masihlah seorang manusia yang bisa merasakan kesepian.

*Clank*

Flit mendengar suara kaleng terjatuh, dia mengankat pandangannya dan melihat Cagalli yang berdiri tak jauh darinya, dan di lantai terdapat dua kaleng kopi yang jatuh dari tangannya. Cagalli yang melihat Flit menangis langsung berlari kearahnya dengan khawatir. Bediri dihadapannya anak laki-laki itu dan tidak menyadari kalau wajah mereka saling berdekatan.

"Apa kau baik-baik saja? Apa kau merasa tak enak badan?" Cagalli tidak bisa menahan rasa khawatirnya, dia tidak menyangka kalau akan menyaksikan anak laki-laki yang biasanya selalu bersikap keras dan kuat, kini menangis dihadapannya.

Flit, dengan cepat mengembalikan HARO ke mode normal dan menyeka air matanya.

"Tidak apa-apa, aku baik-baik saja." Ucap Pemuda itu.

"Jangan bohong. jika kau punya masalah, kau bisa ceritakan padaku, aku akan membantumu."

"Beneran, aku baik-baik saja." "Ngomong-ngomong wajahmu terlalu dekat."

Wajah Cagalli memerah ketika dia sadar kalau majahnya berada sangat dekat dengan wajah anak laki-laki itu, dia segera mundur.

"Jadi kenapa kau ada disini?" tanya Flit.

"Ah benar juga." Seolah mengingat tujuannya, Cagalli berlari kembali untuk mengambil kopi kaleng yang dia jatuhkan, dan berjalan kembali kearah pemuda itu."

"Ini untukmu." Ucap Cagalli sambil menyerahkan kopi kaleng itu kepada flit.

"Terima kasih." Flit meraih kopi itu bangun dan membiarkan Gadis itu duduk disampingnya."

Mereka duduk bersebelahan, hanya meminum kopi tanpa membicarakan apapun. Cagalli sesekali melihat kearah Flit dengan pandangan khawatir, dia awalnya berniat untuk menanyakan kembali alasan Flit menangis, tapi pada akhirnya dia memutuskan untuk tidak bertanya. Dia tidak ingin membuat mengganggu perasaan pemuda itu.

Flit yang menyadari gelagat gadis itu mengehla nafas.

"Tidak perlu khawatir, aku hanya merindukan rumahku." Flit memberi jawaban untuk membuat gadis itu berhenti khawatir.

"Rumah?" Cagali bergumam

"…. Mungkin saja aku mencari tempat yang bisa ku panggil rumah."

"Aku telah bertarung untuk waktu yang lama demi mencapai ambisiku. Tapi sekarang….. Aku kehilangan tujuanku, aku kehilangan semua yang berharha bagiku…. Dan aku kehilangan tempat yang bisa ku panggil rumah."

Cagalli mengingat malam dimana dia mendengar percakapan Flit dengan Ayahnya.

Gadis itu berdiri dan menatap Pemuda itu, "Flit. Aku tahu ini tidak bisa membuatmu lebih baik, tapi…. Kau bisa menganggap ORB sebagai rumahmu." Melekatan tangan kanannya di dadanya, "Aku berjanji akan membantumu, agar kau bisa tinggal dengan tenang tanpa harus bertarung." Ucap gadis itu, matanya menunjukan kepedulian dan ketulusan.

"Terima kasih, Cagalli." Ucap Flit sambil tersenyum, dia merasa bahagia dengan ketulusan Cagalli.

Ketika Cagalli melihat senyuman Flit, Jantungnya berdebar dan wajahnya mulai memerah.

Tiba-tiba, Kisaka berlari menghampiri mereka. Mereka berdua bisa melihat dari ekspresinya yang muram bahwa ada sesuatu yang salah. "Kami baru saja mendengar bahwa Porta Panama dikepung oleh ZAFT. Tampaknya pertempuran dimulai saat fajar."


Tidak butuh waktu lama untuk mendengar kabar tentang serangan itu sampai ke kru Archangel lainnya. Semua orang duduk diam. Mereka mengantisipasi bahwa ZAFT entah bagaimana akan menyerang balik setelah Alaska, tetapi mereka tidak mengira akan secepat ini dan melawan Panama.

"ZAFT benar-benar berusaha keras untuk yang satu ini." Mu menghela nafas, "Mereka pasti putus asa."

"Tapi kenapa?" Miriallia bergumam, "Begitu banyak orang terbunuh di Alaska, jadi mengapa lebih banyak darah yang harus ditumpahkan?"

"jawabannya sederhana, Mereka ingin membalas dendam." Flit memberikan jawabannya,

"Kita semua tahu seberapa banyak prajurit yang gugur di Alaska, kekesalan akan kekalahan dan kesedihan akan kehilangan banyak nyawa menjadi bahan bakar untuk membangkitkan kemarahan dan kebencian, dan memanfaatkan ini. Mereka menlancarkan serangan dengan alasan untuk membalasakan dendam prajurit yang gugur di Alaska."

Semua orang terdiam dan merenung mendengar jawaban dari Flit.


Kembali ke Panama, pertempuran berkecamuk, dengan tidak ada pihak yang memiliki keunggulan yang menentukan. Dari pusat komando, petugas Aliansi menyaksikan GINN menghancurkan bunker, ZnO naik ke pantai, dan Duel serta sekelompok DINN menembak jatuh pesawat musuh.

"Ini tidak terlihat bagus, Pak." Seorang petugas bergumam, "Apa yang harus kita lakukan?"

Komandan mendongak, ekspresinya netral. "Hanya ada satu hal yang harus dilakukan." Dia berkata, "Kerahkan Korps Otonom ke-13."

"anda ingin menggunakan Dagger?" rekannya bertanya, "Tapi Pak, semua peralatan mereka belum selesai dipasang."

Mata komandan menyipit. "Aku bilang kerahkan mereka. Lagi pula, ini adalah waktu yang tepat untuk mengejutkan para Koordinator itu."

"Ya pak."


Seiring berlalunya hari, semua orang menunggu dengan cemas berita tentang pertempuran itu. Kru Archangel, Flit, serta Cagalli berkumpul, bertanya-tanya kapan pembaruan berikutnya dan bagaimana hasilnya. Panama dijaga ketat, tetapi ZAFT didorong oleh semangat. Peluang tampaknya menguntungkan Aliansi, tetapi yang sebaliknya dipikirkan di JOSH-A. Semua orang mengalihkan perhatian mereka ke Tuan Uzumi dan Kisaka saat mereka masuk.

"Semuanya," kata Uzumi dengan sungguh-sungguh, "kami mendapat kabar bahwa Porta Panama telah jatuh."

Riak keterkejutan menyebar melalui mereka yang mendengar berita itu dan diikuti keheningan yang mencengangkan.

"Bagaimana ZAFT bisa melakukannya setelah kekalahan mereka di Alaska?" tanya Cagalli.

Kisaka melangkah maju. "Kami tidak tahu persis semua detailnya, tetapi tampaknya selama pertempuran, Pasukan Bumi menang sementara ketika mereka mengerahkan tim mobile suit mereka sendiri." Ini adalah berita mengejutkan lainnya. Earth Alliance sekarang telah mengembangkan model mobile suit produksi massal. "Semuanya menguntungkan mereka sampai pasukan ZAFT menggunakan semacam senjata EMP untuk melawan Aliansi. Itu melumpuhkan semua mesin mereka dan memusnahkan Massdrive." Dia berhenti sebentar. "Terlebih lagi, ada laporan bahwa tentara ZAFT membantai pasukan Aliansi Bumi yang menyerah sebagai pembalasan untuk Alaska."

Murrue tidak tahu harus berpikir apa sekarang. Pertama JOSH-A dan sekarang Panama. Semua terjadi begitu cepat dan begitu banyak nyawa yang hilang sebagai akibatnya. Dia tidak bisa mulai membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya.


Beberapa hari berlalu. Flit sedang berada di hanggar besama dengan Kira, dia baru saja membantu pemuda Kordinator itu untuk melakukan pengecekan berkala. Mu La Flaga datang bergabung dengan mereka. Dia bertanya khususnya pada kira,

"apakah kalian benar-benar berniat bertarung, meskipun kalian sendirian.?" Dia telah mengawasi mereka selama ini. Dia telah melihat betapa banyaknya pertempuran yang membuat mereka menderita.

"Aku hanya akan melakukan apa yang aku bisa, dan apa aku percaya benar." Jawab Flit..

"Aku juga sama." Kira mengangguk setuju dengan jawaban Flit, Lanjutnya "Aku tidak ingin keadaan terus seperti ini. Dan menurutku, segala sesuatunya tidak akan terselesaikan jika terus begini."

Sesaat kemudian Cagalli datang ke arah mereka. Dia bilang kalau Erica Simmons memanggil mereka. Sepertinya dia punya sesuatu untuk ditunjukkan pada mereka.


Cagaali membawa Kapten Ramius, La Flaga, Flit dan Kira ke pabrik Morgenroete tempat Erica menunggu mereka.

"Sepertinya semuanya sudah berkumpul, kalau begitu lewat sini."

Pintu besar bergeser terbuka dan semua orang melihat Mobile Suit yang tidak asing. Itu adalah AGE-1 yang telah mendapat peningkatan. Peningkatannya terdiri dari armor tambahan dan persenjataan baru dalam bentuk sepasang Shield Rifles yang dipasang di lengan. Secara penampilan itu sangat menyerupai dengan AGE-1 Full Glansa, satu-satunya bagian yang berbeda adalah persenjataan yang berada dipunggunya yang terdapat empat meriam.

"Hoo… Kau menyelesaiakan Ini lebih cepat dari yang ku perkirakan."

"Ya mau bagaimana lagi, Tuan putri meminta kita untuk memprioritaskan projek ini."

"hei, Erica!" Cagalli berteriak marah pada Erica yang membocorkan Rahasia mereka. Selain membayar semua biaya untuk peningkatan AGE-1, Sepertinya Cagalli, juga meminta Erica dan tim-nya untuk memprioritaskan projek ini.

Erica sedikit tertawa sebelum melanjutkan penjelasannya.

"Aku membuat sedikit perubahan pada Meriam Glastron, dengan membuatnya menjadi empat meriam." Dia membahkan, "Selain itu untuk menjaga agar tidak membenani bobot AGE-1, aku mengubah ukuran Meriam Glastron itu menjadi sedikit lebih kecil dari yang ada di cetak biru."

"Bagaimana dengan kekuatannya?" Tanya Flit.

"Tidak perlu khawatir, baik dari segi serangan dan jangkauan ini melampaui Meriam Agni milik Strike."

"Itu bagus." Flit Tersenyum sambil menatap AGE-1 yang telah diperbarui.

"Dan masih ada satu lagi." Erica berjalan memandu mereka ke pabrik lain yang terletak tidak jauh.

"Kupikir aku harus mengembalikannya padamu sekarang setelah kamu kembali." kata Erica.

Pintu besar lain bergeser terbuka dan semua orang tersentak melihat apa yang ada di dalamnya. Berdiri di depan mereka adalah GAT-X105 Strike Gundam, yang telah diperbaiki sepenuhnya dan dikembalikan ke kondisi semula.

"Setelah memperbaikinya, aku menginstal OS yang kalian buat untuk kami. Aku pikir kali ini mereka akan kemudikan oleh orang lain." Erica Menjelaskan.

"Jadi sekarang bisa di gunakan oleh Natural?" Tanya Mu.

"Tepat Sekali"

"Aku akan mengemudikannya!" seru Cagalli tiba-tiba dan penuh semangat, mengejutkan yang lain. "Oh, kamu juga tidak keberatan kan? " Dia bertanya penuh harap pada Murrue.

"Tidak, kamu tidak bisa." Mu menegaskan dengan tegas.

"Eh? Kenapa?!" Sang putri merengek.

Mu tersenyum, "Karena aku yang akan mengemudikan mesin itu."

Murrue terkejut. "Komandan La Flaga?"

"Gelar itu tidak berarti apa-apa lagi." Mu berkata, "Aku sudah banyak berpikir, dan membulatkan tekad." Dia menyeringai. "Selain itu, kita tidak bisa membiarkan mereka berdua bertarung sendirian, jadi kupikir aku akan membantu." Ia lalu menoleh ke Flit. "Jadi, bagaimana kalau kita melakukan sparring?"

Flit sedikit tersenyum. "Anda yakin tentang ini? Aku mungkin akan sedikir berlebihan"

"Itu lebih baik."

Murrue tidak percaya mendengar keputusan La Flaga, tapi dia juga mengagumi pendiriannya untuk melakukan apa yang dia yakini. Murrue akhirnya berpikir bahwa dirinya juga harus mengambil keputusan sebelum terlambat.

.

.

.

BERSAMBUNG -