Balas Review! :D
AriFuKi 28423: Seharusnya kau sudah tau pelaku yang menculik Tsuchi-tan dari Chapter sebelumnya... ^^/
Teiron: "Ada alasan khusus, tapi itu rahasia!"
Sesekali ngelawak dikit di bagian TBC itu nggak apa kan? :V /
Ikyo: "Biasa aja kali nanggepinnya..." -w-'
Yah, terima kasih telah me-Review! :D
RosyMiranto18: Ahaha, sebenarnya aku tak bermaksud bikin screen yang agak nge-'feel' begitu... ^^a
Teiron: "Soalnya cuma Emy-chan yang lebih mudah dimintai bantuan, walaupun sifatnya rada begitu deh..."
Thundy: "Nyadar dikit lha! Tuh kucing ketemu Cerberus aja udah kabur, gimana sama Hanatamago yang ukurannya nyaris sebanteran dia?" -_-'
Kalau aku lebih suka memanggil Edgar di GSS dengan sebutan 'Edgy', biar greget! :V /
Edgar: *berusaha menghindari lemparan kapak dan gelitikan maut.*
Me: owo'a
Okay, Thanks for Review! :D
Happy Reading! :D
Chapter 8: Garuchan Squad (Chaotic) Sleepover Party
Saat para anggota Garuchan Squad sedang jalan-jalan keluar markas untuk refreshing...
"Hey minna~ Kita pesta piyama yuk~" ajak Rina sambil lompat-lompat.
"Pesta piyama?" tanya sebagian orang.
"Hmm, sebenernya aku mau tidur sendiri! Tapi karena Rina ngasih ide, sepertinya bagus!" timpal Tumma sambil mengangguk-angguk sendiri.
"Wah, iya tuh! Pasti seru! Aku setuju banget!" sahut Alisa bersemangat.
"Boleh juga tuh! Sepertinya menyenangkan!" dukung Lisa. "Ini bisa menambah pengalamanku dengan yang lainnya!"
"Yah, asal jangan ada kejadian aneh saja..." gumam Thundy sedikit risih karena merasa ada yang nggak beres jika mereka ngumpul bareng di satu ruangan.
"Siiiip! SEMUANYA, NANTI MALAM KITA NGADAIN PESTA PIYAMA YAAAAA!" teriak Salem dengan suara yang super duper kenceng.
"Eh? Tapi aku mau-"
Perkataan Teiron pun terpotong oleh Alpha yang berteriak, "IDE BAGUS!"
"Apa bagusnya pesta piyama? Kita kan tinggal satu markas! Sepertinya aku sering melihat kalian pakai piyama!" komentar Maurice.
"Pesta piyama tuh bukan buat ngeliat piyama satu sama lain, Rice!" balas Rendy sambil facepalm. "Maksudnya itu untuk lebih mengenal satu sama lain dan bersenang-senang bersama!"
"Aku udah kenal kalian, kok!" kata Edgar dengan tampang bodoh.
Vience pun langsung men-deathglare anak berambut pirang itu, sementara yang di-deathglare malah nyengir tanpa dosa. "Bercanda, deng!"
Gumaman setuju pun terdengar dari yang lainnya dan Teiron pun terpaksa membatalkan niatnya untuk berlatih tengah malam.
"Kyo, temenin beli DVD yuk!" ajak Thundy.
Ikyo hanya bisa mengangguk dan mereka berdua pun langsung ganti arah saat Adelia melambaikan tangan ke arah mereka.
"Kyo, belinya jangan kayak video -piiiip- yang ada di kamarmu ya!" saran gadis itu watados.
Ikyo pun langsung mencak-mencak sebelum Thundy menyeretnya pergi. "Udahlah, Kyo! Semua orang juga udah tau aib-mu, kok!"
Semua orang di Garuchan Squad sudah berkumpul di ruang tengah markas dan mereka sudah mempersiapkan barang apa aja yang akan dipakai selama pesta piyama.
Teiron membawa bukunya (sudah pasti), Edgar membawa Glaive-nya (jangan tanya kenapa dia bawa itu, gue juga nggak tau), dan Maurice membawa kue buatannya (yang dari tadi tergeletak di atas meja tanpa ada yang mau menyentuhnya).
Alpha sedang menunaikan tugas berat yang dibebankan di pundaknya: mendisiplinkan teman-temannya selama 5 menit.
Sebenarnya dia juga sih yang mau melakukan itu!
"Rice, jangan ngilang mulu lu! Nggak elit banget sih, berdiri di sini!"
"Heh Tumma, jangan cekikikan aja di situ sama Salem! Berdiri di sebelah Lisa!"
"EDGAR, SIMPEN NGGAK TUH GLAIVE?! CEPET GABUNG!"
Setelah mengorbankan setengah kotak suaranya, akhirnya mereka semua berdiri dengan posisi yang (hampir) rapi di tengah ruangan. Alpha yang sudah sakit tenggorokan pun memilih untuk puas dan buru-buru berdiri di depan mereka sambil mengeluarkan HP-nya.
"Katakan kejuuuuu!" serunya sambil nyengir lebar dan lampu blitz kamera HP itu pun menyala.
Sayangnya, karena kaget dan tidak siap, para makhluk dodol itu pun malah berbalik dengan rusuh dan saling mendorong satu sama lain sampai akhirnya mereka semua pun langsung terjatuh menjadi satu tumpukan wafer renyah (?).
"Hehehe! Nanti bakalan gue post di FB!" kata Alpha puas.
"JADI DARI TADI CUMA BUAT FOTO-FOTO DOANG?! BILANG KEK DARI TADI!" protes Ikyo kesal karena kegiatan ngasah cakarnya terganggu (bukan gara-gara tertimpa orang).
Kita mau pesta piyama, Kyo! Bukan mau berburu!
Sementara Teiron (yang sialnya mendarat paling bawah) sibuk memeriksa dirinya karena takut ada tulang yang patah.
Nggak heran juga sih! Soalnya dia tertimpa Vience dan Tumma yang notabene lebih besar darinya.
"Terus, kita ngapain?" tanya Rendy yang masih bisa kalem.
Tiba-tiba terdengar suara menggelegar yang entah dari mana asalnya.
"Eh? Hujan ya?" tanya Rina sambil mengecek jendela. "Tapi jendelanya nggak basah kok!"
"Eh? Itu, suara perut gue!" jawab Vience yang sukses membuat teman-temannya langsung ber-gubrak ria di tempat. "GUE LAPEEEEER! MAKAN DULU, YUUUUK!"
"Vience, lu nyadar nggak kalau kita baru aja makan sejam yang lalu?" tanya Edgar sarkastik.
Vience hanya bisa manyun. "Iya tau, tapi gue laper!"
Teiron pun bersyukur karena dia tertimpa Vience yang belum makan lagi.
"Nih, makan aja kue-nya Maurice!" saran Alpha watados sambil menyerahkan kotak makanan itu.
"Oy, gue masih mau hidup!" pekik Vience dan berakhir digigit oleh yang bersangkutan dalam mode serigala.
Alhasil, Vience pun terpaksa memuaskan perutnya dengan memakan sisa tulang milik Cerberus-nya Adelia. (Harap jangan dicoba di rumah ya!)
Sementara itu, Lisa sibuk memasukkan DVD yang baru saja diberikan Thundy. Begitu menyala, dia langsung mengencangkan volume-nya agar yang lainnya menyadari kalau film-nya sudah mulai tanpa harus mengorbankan kotak suaranya seperti Alpha. Sontak, mereka semua langsung mengerumuni TV seperti gerombolan ngengat yang baru kembali ke sarangnya (?).
"Film apaan nih?" tanya Adelia.
"Film por-" Salem langsung ditonjok duluan sama Rendy sebelum dia selesai ngomong.
"Nggak mungkin Thundy beli film begituan, tapi kalau Ikyo..." celetuk Alisa sambil melirik Ikyo yang langsung membalasnya dengan sebuah deathglare.
Kalau tatapan bisa membunuh, mungkin Alisa udah koit di tempat saat itu juga!
"Film action kok!" timpal Tumma yang mulai nggak tahan dengan keberisikan teman-temannya tersebut.
Setelah terjadi acara rebutan tempat duduk, popcorn, dan minuman, akhirnya mereka bisa duduk dengan tenang. Setidaknya, setenang mungkin dengan adanya para tukang komen seperti Salem dan Alpha.
"Woooooow! Mereka bertatapan, saling mendekat, dan..."
Para Reader yang baik hati dan budiman pasti lebih memilih untuk membiarkan mereka berkonsentrasi dengan film-nya.
"Mana si Emy?" tanya Maurice setelah setengah film berlalu.
Rasanya aneh juga jika sosok gadis Sorcerer itu tidak terlihat di ruangan.
"Nggak tau juga deh! Tadi dia kabur ke supermarket sambil menggumamkan sesuatu tentang Sake!" jawab Teiron yang sibuk cekik-mencekik dengan Alpha entah karena apa.
Tiba-tiba pintu ruangan dibuka (baca: dibanting) dengan keras dan di sana terdapat Elemy yang berdiri dengan baju yang terlihat basah serta mata yang nggak fokus.
Film-nya pun terabaikan dan mereka semua langsung menatap horror Elemy seolah menganggap teman mereka baru saja diperkaos (?) orang.
"Thun-kun~" panggil gadis itu sambil berseringai.
Orang yang dimaksud pun langsung menelan ludah melihatnya dan begitu menyadari sesuatu, dia pun berteriak, "KABUUUUUUUR!"
Sontak, mereka semua pun langsung melakukan apa yang dari tadi ingin mereka lakukan: buru-buru ngacir dari tempat itu.
Sebagian besar dari mereka berhasil selamat sentosa keluar ruangan dan menjadikan kamar-kamar terdekat sebagai bunker darurat, kecuali Thundy, Edgar, Ikyo, Alpha, dan Salem yang berdesak-desakan di kamar mandi.
"Woy, kasih tempat kek! Gue kedempet nih!"
"Memangnya lu doang? Gue juga, bego! Al, geseran!"
"Udah nggak ada tempat lagi!"
"Gar, lu nginjek kaki gue!"
Tiba-tiba Alpha merasakan bola lampu yang menyala di atas kepalanya. "Thun, lu inget nggak pas kita ikut festival di Mikawa bulan lalu? Si Emy kurang lebih kayak gini juga, kan?"
"Yap! Kalau nggak salah, dia kebanyakan minum Sake yang disediakan di sana, terus nari-nari gaje di tengah lapangan!" jawab Thundy sambil memijit kakinya yang terinjak barusan.
Ketiga orang lainnya pun langsung cengo. "JADI MAKSUDNYA, EMY OVERDOSIS SAKE?!"
Moncong-moncong, memangnya overdosis Sake seperti itu ya?
"'Benar! Biasanya kalau udah kayak gitu, dia bakalan nyari korban buat (setidaknya) nari-nari sambil minum Sake bareng dia dan dengerin rancauannya sedikit! Setelah itu, dia bakalan tenang kok!"
Entah kenapa, tiba-tiba Thundy berseringai licik ke arah Ikyo dan Edgar setelah mengatakan hal barusan. Sementara yang ditatap hanya membalasnya dengan kalem sebelum mereka menyadari maksud seringai barusan.
"Jangan coba-coba!" cegat Ikyo gemetaran, sementara Edgar hanya bisa memasang tampang horror.
Tapi sayangnya, kedua orang lainnya sudah memasang seringai yang sama dan sepersekian detik kemudian, pintu kamar mandi pun terbuka dan ditutup lagi dengan pengurangan dua orang di dalamnya.
"Mari kita berdoa untuk keselamatan mereka!" ujar Alpha sok alim.
Sementara Salem udah nggak tahan lagi buat ngakak di tempat saat itu juga.
Siapa yang nggak bakalan ketawa dengerin Elemy nyanyi sambil melakukan apa yang terdengar seperti pengejaran maraton keliling ruangan diikuti teriakan Ikyo dan Edgar.
Setelah 15 menit, tawa Salem pun mereda dan keadaan di luar kamar mandi mulai hening. Thundy perlahan mulai membuka satu-satunya batas yang tadi berhasil menyelamatkan mereka dan mengintip keluar hanya untuk disambut oleh dua orang yang berpelukan sambil melirik tajam ke arah mereka.
Yah, meskipun mereka tau tindakan itu sangat berbahaya bagi keselamatan masing-masing, nggak ada yang bisa berhenti ngakak saat melihat kedua cowok itu berlumuran Sake dari ujung kepala sampai ujung kaki sambil memegang sesuatu yang terlihat seperti sebotol Sake segar. Sang pelaku sendiri sudah tertidur pulas di sofa dengan damainya seolah tidak terjadi apa-apa.
"Setidaknya, kalian sudah dapat facial dan lulur sendiri!" komentar Alpha sambil memegangi perutnya karena kebanyakan tertawa sebelum Ikyo menyumpel mulutnya dengan botol Sake.
"Makan tuh!" geram Ikyo yang langsung ditarik Edgar untuk membersihkan diri sebelum si rubah sempat menjadikan Alpha daging cincang.
Setelah keduanya pergi, Salem pun dengan bangganya berteriak kalau ancaman sudah berhasil ditangani dan satu per satu dari mereka pun keluar sambil memperhatikan Elemy yang seperti 'lempar batu sembunyi tangan'.
"Emy-chan kenapa lagi?" tanya Teiron.
"Nggak apa-apa, Ron! Hanya overdosis Sake kok!" jawab Alpha yang sukses membuat semua orang menengok ke arahnya dengan tatapan cengo plus bingung.
'OD Sake? Yang benar saja?!' batin mereka semua.
"Terus kalian apakan?" tanya Lisa.
"One of our briliant idea!" jawab Salem sambil nyengir dan sukses membuat gadis itu tidak yakin harus bertanya lebih lanjut atau tidak.
Thundy hanya bisa memperhatikan sekeliling ruangan yang seperti baru saja dilewati Godzilla dan membuat catatan mental untuk mengawasi SEMUA teman-temannya sampai acara pesta piyama selesai.
Benar kan, pasti ada saja kejadian kalau mereka semua ngumpul!
Keesokan harinya...
"Bibi bingung kenapa markas bisa berantakan begini, apalagi hanya ada si Emy yang tidur di sofa (itupun keadaannya kacau banget)! Sebenarnya apa yang terjadi di sini?" tanya Bibi Rilen bingung selagi sibuk membersihkan ruangan bersama sang pemimpin squad.
"Entahlah, mungkin mereka baru saja mengadakan pesta dan berakhir dengan kekacauan..." balas Girl-chan watados.
Di luar markas, mereka yang mengadakan pesta piyama malah tertidur di dekat pohon.
To Be Continue, bukan Tebas Boneka Chung (?)...
Ehehe, setidaknya cerita absurd ini bisa sedikit menghibur kan? :3
Review! :D
