Balas Review! :D

AriFuKi24823: Well, sebenarnya yang dimaksud itu boneka berbentuk Chung... ^^a Yap, bagian itu hasil remake dari ETP, aku kadang sering mengulang joke lama kalau kehabisan ide... ^^a Duh, saking singkatnya jadi bingung mau balas apa lagi, jadi terima kasih Review-nya! :D

RosyMiranto18: Errr, maksudnya Tsuchi-tan dan Hanatamago itu ukurannya hampir sama... Kalau Cerberus lebih besar dari mereka... ^^a

Maurice: "Kalau soal itu aku benar-benar nggak tau lho, sumpah!" owoV "Dan moncong-moncong, aye-aye itu apa ya?"

Thundy: "Setauku, itu sejenis hewan yang tinggal di Madagaskar..."

Maurice: "Oooh..." .o.

Soal festival itu, mungkin akan kujelaskan sebisanya... ^^a Okay, Thanks for Review! :D

Happy Reading! :D


Chapter 9: Let's Play Werewolf Game!


Hari ini Alisa, Rina, Lisa, Adelia, Teiron, dan Mathias sedang berada di ruang tengah Garuchan Squad setelah latihan yang melelahkan.

"Haaah, capek sekali! Ketua memang sangat kejam!" gerutu Teiron sambil duduk di sofa.

"Apa kau bilang, Tei-kun?" tanya Girl-chan yang muncul dari belakang dengan aura gelap di tubuhnya.

"Errr, nggak ada kok!" balas anak itu gelagapan.

"Sudahlah! Daripada ribut, lebih baik kita main game saja dabe~" usul Mathias bersemangat.

"Permainan apa?" tanya Alisa yang sedang tiduran di bawah sofa.

"Kita akan bermain werewolf game dabe~" jawab Mathias.

"Werewolf game? Apa itu seru?" tanya Rina sedikit tertarik.

Mathias mengangguk. "Tentu saja seru dabe! Kalian harus menebak siapa werewolf di antara kalian dan membuatnya mati sehingga villager tidak termakan olehnya!"

"Bagaimana, kalian mau dabe?" tanya Mathias.

"Baiklah, aku ikut!" Lisa menyetujui permainan yang dianjurkan Mathias.

"Aku juga!" timpal Adelia yang juga ingin ikut, kemudian disusul dengan anggukan dari yang lainnya.

"Baiklah, aku akan menjadi moderator dabe! Kalian duduk melingkar, tapi jangan terlalu dekat ya!" perintah Mathias sambil mengeluarkan setumpuk kartu dan duduk di lantai diikuti teman-temannya yang duduk mengelilinginya.

"Tunggu sebentar ya!" Mathias mulai mengocok kartu itu.

"Itu kartu apa?" tanya Rina yang memperhatikan Mathias dengan penasaran.

"Kartu ini untuk menentukan karakter yang akan kita mainkan dabe!" jawab Mathias.

"Karakter?" tanya Teiron yang juga ikut penasaran.

"Yap! Di sini karakter yang akan dimainkan ada enam dabe! Nanti ada yang akan menjadi werewolf, seer, villager, cupid, thief, dan guardian angel!" jelas Mathias. "Nah, silahkan tutup mata kalian dan bukalah saat aku sudah membagikan kartunya dabe!"

Mereka langsung menutup mata masing-masing.

"Jangan mengintip ya!"

"Berisik, cepat bagikan saja!" komentar Alisa.

"Ehehehe... Baiklah!" Mathias pun mulai membagikan kartu itu di tangan masing-masing.

Setelah selesai membagikan, Mathias pun berkata lagi, "Nah, buka mata kalian dabe!"

Semuanya pun membuka mata dan melihat kartu di tangan mereka. Alisa baru saja ingin berkomentar sebelum dihentikan Mathias. "Selama permainan, jangan ada yang berbicara! Yang boleh tau karakter kalian hanya kalian sendiri dabe!"

"Baiklah, kita mulai dabe! Saat karakter kalian kupanggil untuk membuka mata, kalian harus membukanya! Tapi kalau bukan karakter kalian, tetap pejamkan mata sampai aku berkata 'pagi hari pun tiba'!" Mathias menjelaskan permainan.

"Baik~" Rina terlihat bersemangat sekali.

"Oh iya, satu hal lagi! Saat kubilang 'malam hari pun tiba', kalian harus tutup mata dabe!" tambah Mathias.

"Aku mulai bosan, jadi cepatlah!" gerutu Alisa kesal.

"Baiklah dabe! Malam hari pun tiba!" ujar Mathias memulai permainan.

Semua pemain pun langsung menutup mata.

"Werewolf buka matamu dabe!" perintah Mathias.

Adelia yang mendapat kartu 'werewolf' langsung membuka mata.

"Siapa yang ingin kau bunuh dabe?" tanya Mathias kepada 'si werewolf'.

Adelia menggeleng karena tidak ingin membunuh siapapun di sini.

Mathias berdiri untuk mendekati Adelia dan berbisik pelan. "Kau kan jadi werewolf, jadi pilih saja! Lagipula mereka tidak akan mati beneran, hanya keluar dari permainan saja! Tunjuk satu orang dabe!"

Adelia mengangguk dan menunjuk Girl-chan.

"Baiklah, werewolf tutup matamu!" perintah Mathias. "Seer buka matamu dabe!"

Girl-chan membuka matanya.

"Siapa yang ingin kau ketahui identitasnya dabe?" tanya Mathias kepada 'si seer'.

Girl-chan berpikir sejenak karena dia harus memilih dengan tepat dan ketika matanya tertuju kepada Adelia, dia menunjuk yang bersangkutan.

"Dia werewolf dabe!"

Girl-chan sedikit terkejut dan kemudian mengangguk paham.

"Tutup matamu dabe!" perintah Mathias. "Baiklah, thief buka matamu dabe!"

Teiron membuka matanya.

"Kau ingin menukarkan karaktermu dengan siapa dabe?" tanya Mathias.

Teiron langsung menunjuk Alisa.

"Baiklah, kau menjadi villager dabe!" bisik Mathias memberitahu Teiron dan berdiri lagi untuk mendekati Alisa.

"Orang yang kutepuk kepalanya akan menjadi thief dabe!" Mathias menepuk pelan kepala Alisa.

"Guardian angel buka matamu dabe!"

Rina membuka matanya.

"Siapa yang ingin kau lindungi supaya tidak termakan oleh werewolf dabe?"

Rina malah menunjuk Tsuchi-tan yang menonton dari kejauhan dan Mathias hanya bisa tepuk jidat.

"Orang, yang ingin, kau lindungi?" Mathias mengulangi pertanyaannya dengan sedikit penekanan.

Rina berpikir sejenak dan kemudian menunjuk Alisa.

"Baiklah tutup matamu dabe!" perintah Mathias. "Cupid buka matamu dabe!"

Kali ini giliran Lisa yang membuka matanya.

"Nah, siapa yang ingin kau jadikan pasangan hidupmu dabe?" tanya Mathias.

Lisa yang melihat hanya ada satu cowok di antara mereka menunjuk Teiron dengan wajah memerah. Mathias pun berusaha menahan tawa.

"Baiklah! Bagi orang yang kutepuk pundaknya, buka matamu dan lihat siapa pasangan hidupmu dabe~"

Mathias menepuk pundak Teiron, kemudian yang bersangkutan membuka matanya dan langsung kaget ketika mata kehijauannya bertemu dengan mata kuning Lisa.

Sementara Mathias hanya bisa menatap kedua anak itu dengan cengiran lebar. "Nah, tutup mata kalian dabe~"

"Pagi hari pun tiba dabe~"

Mereka semua membuka mata dan Mathias tersenyum.

"Tadi malam ada yang terbunuh, dan dia adalah Kaichou-chan dabe!" kata Mathias sambil menunjuk Girl-chan.

"Jadi aku mati?" tanya Girl-chan.

"Yap! Kau tidak bisa bermain lagi dan jangan beritahu mereka siapa werewolf-nya dabe!" jawab Mathias sambil terkekeh ria.

'Sialan kau, Adelia!' umpat Girl-chan dalam hati.

"Nah, silahkan kalian berargumen siapa werewolf di antara kalian dabe!"

Mereka semua malah menunjuk Alisa.

"Oy, kalian menuduhku werewolf?!" tanya Alisa sewot dan mereka semua hanya mengangguk.

'Pacarmu kan Werewolf!' balas mereka dalam hati.

Maurice pun langsung bersin dari kejauhan.

"Oke, kau bisa meyakinkan mereka kalau kau bukan werewolf dabe!" ujar Mathias.

"Baiklah!" Alisa berdehem sebentar. "Aku bukan werewolf, aku ini thief!"

"Kurasa kau werewolf Ali-chan, kau berbohong..." Suara datar nan pelan Adelia menentang dengan berani.

"Hey! Aku sudah berkata jujur, tapi kalian masih tak percaya! Memangnya boleh begitu ya?" tanya Alisa.

"Hmm..." Mathias menggaruk kepalanya. "Boleh saja dabe! Pernyataan orang tersebut tidak pasti benar, bahkan bisa saja dia mengaku sebagai karakter orang lain!"

Mathias pun langsung dihadiahi tatapan tajam dari Alisa.

"Su-sudahlah! Sekarang kita vote saja siapa yang memilih Alisa sebagai werewolf dabe!" usul Mathias.

"Baiklah!" koor mereka semua serempak.

"Silahkan angkat tangan yang menduga Alisa sebagai werewolf dabe!"

Semua orang mengangkat tangan, kecuali Alisa sendiri.

"Baiklah, Alisa keluar dari permainan!" ujar Mathias.

Alisa langsung menatap tajam mereka semua seolah mengatakan 'awas saja kalian'.

"Nah, mari kita lanjutkan permainan! Malam hari pun tiba dabe!" Mathias melanjutkan permainan dan mereka semua menutup mata (kecuali Girl-chan, Alisa, dan Mathias sendiri).

"Werewolf buka matamu dabe!" perintah Mathias.

Adelia membuka matanya.

"Siapa yang ingin kau bunuh dabe?"

Adelia berpikir sejenak, kemudian langsung menunjuk Rina.

"Tutup matamu dabe!"

"Baiklah, guardian angel buka matamu dabe!"

Rina membuka matanya.

"Siapa yang ingin kau lindungi dabe?"

Rina malah menunjuk Adelia dan Mathias hanya tersenyum. "Baiklah, kau bisa menutup matamu lagi dabe!"

"Pagi hari pun tiba~"

Mereka yang masih bermain membuka matanya.

"Tadi malam yang terbunuh adalah Rina!" Mathias menunjuk Rina yang menatapnya dengan bingung. "Baiklah, kalian bertiga silahkan berargumen dabe!"

"Yang pasti..." Teiron menopang dagunya. "Aku dan Lisa bukan werewolf, karena dia cupid dan aku pasangannya!"

"CIE CIE! EHEM EHEM! UHUK UHUK!" Terdengar suara batuk yang sengaja dibuat-buat dari ketiga orang gadis yang sudah kalah duluan.

"Nggak usah pura-pura batuk kalian!" sembur Teiron yang merona setara dengan warna rambutnya.

"Adelia pasti werewolf!" seru Teiron menunjuk Adelia dengan sangat yakin.

"Tei-kun, Adel-chan nggak mungkin jadi werewolf! Dia kan baik!"

Adelia langsung menyeringai tipis saat mendengar jawaban Lisa barusan.

Teiron mencubiti pipi Lisa karena gregetan. "Lis, memangnya siapa lagi yang bukan werewolf di antara kita? Bukannya sudah jelas kalau kau cupid dan aku pasanganmu?"

Lisa pun akhirnya menyerah. "Baiklah, aku pilih Adel-chan saja!"

"Baiklah, sudah diputuskan bahwa Adelia mati dan dialah werewolf-nya dabe!" ujar Mathias sambil bertepuk tangan sebagai tanda permainan berakhir.

"Tidak kusangka Adelia werewolf, diam-diam menghanyutkan..." gumam Girl-chan.

"Ternyata dia lebih kejam dari werewolf aslinya..." Rina melirik Maurice yang baru saja lewat tidak jauh dari tempat mereka.

"Permainannya seru ya, Mathias-san!" kata Adelia sambil tersenyum tipis.

"Iya, aku suka permainannya!" timpal Lisa yang tersenyum riang.

"Senang permainannya atau karena menjadi pasangan Teiron, heh?" Girl-chan menyikut lengan Lisa dan yang bersangkutan hanya bisa menunduk.

Mereka semua pun tertawa. Rasa lelah mereka telah terobati dengan permainan werewolf itu.


To Be Continue, bukan Tempe Bacem Cabe (?)...


Aku nggak pernah main, tapi pernah liat dari sebuah fanfic, jadi harap maklumi saja... ^^/

Soal Mathias yang ngomong 'dabe' di akhir dialognya, yah sebenarnya disengaja karena itu memang dialek khas-nya (Ibaraki dialect if i don't wrong)... Memang aneh sih, tapi mau gimana lagi? ^^a

Review! :D