Balas Review! :D

RosyMiranto18: Aku tidak begitu ingin membahasnya... Lagipula, Kaichou-chan itu hanya salah satu panggilan untukku lho... ^^a

Ikyo: "Walaupun hanya makan daging, tapi aku masih bisa minum air putih (terkadang juga teh sih)..." =.=a

Thundy: "Biarkan Teiron yang melakukannya, itu urusannya! Lagipula elemen petirku hanya kugunakan untuk menyetrum gadis menyebalkan itu!" *yang namanya Lightning Mage pasti elemennya petir saja!*

Oke, terima kasih Review-nya! :D

Happy Reading! :D


Chapter 11: Onsen Time!


"Hey, teman-teman! Kita ke onsen yuk!" ajak Salem suatu hari kepada para anggota cowok lainnya.

"Onsen?" tanya Maurice penasaran.

Edgar memutar mata. "Pemandian air panas, memangnya kalian nggak pernah berendam di dalam air hangat gitu?"

"Pernah sekali, waktu dipaksa mandi karena basah kuyup gara-gara hujan!" celetuk Ikyo tanpa ekspresi.

"Itu mah lain cerita, Kyo..." timpal Teiron sweatdrop.

"Sesekali liburan ke onsen nggak apa kan?" tanya Salem memelas.

"Boleh juga sih... Aku sangat ingin mencobanya dari dulu..." gumam Mathias sambil manggut-manggut.

"Apa aku harus ikut?" tanya Tumma.

"HARUS!" Mereka semua (kecuali Mathias) langsung memasang evil face.

Yah taulah, mereka dari dulu sangat penasaran dengan tampang asli si 'bebek santet' itu.

Tumma menelan ludah, tapi dia langsung teringat sesuatu. "Tapi sayangnya nggak bisa, Ketua menyuruhku untuk menjaga markas bersama Bibi Rilen selama dia dan para gadis lainnya pergi ke onsen..."

"CURANG!" pekik mereka semua (kecuali Tumma) kaget berjamaah.

"Kok mereka nggak bilang-bilang?!" tanya Mathias.

"Konspirasi wahyudi!" seru Alpha yang langsung dijitak Vience.

"Konspirasi endasmu?!" bentak Vience.

"Langsung susul aja yuk!" usul Rendy beringasan.

"AYOOOOOOOOO!"

Dan Tumma pun langsung ditinggal sendirian oleh teman-temannya.

"Mereka langsung pergi tanpa persiapan, benar-benar deh..." gumam Tumma sweatdrop.


Setelah beberapa menit kemudian, para cowok pun sudah sampai di sebuah onsen yang jaraknya tidak terlalu jauh dari markas (yang diduga tempat para cewek berada mengingat onsen itu satu-satunya di sana). Mereka pun masuk ke bagian pria dan berendam di sana.

"Aaah, rasanya enak sekali! Lelahnya jadi hilang!" ujar Alpha setelah memasukkan kakinya.

"Kau benar..." timpal Maurice sambil meluruskan kakinya.

"Belagu kalian, padahal aku yang paling capek di sini!" sembur Teiron kesal.

"Maaf, Tei..." balas kedua temannya risih.


"Aku merasa muda..." gumam Ikyo sambil meniru gaya kakek-kakek.

"Syukurlah, kek..." balas Vience datar.

"Iya, cu..."

"Jangan berlagak kayak kakek-cucu kalian!" sembur Edgar yang masih berpakaian lengkap dan belum masuk sambil menjitak kedua orang itu.

"Lho, Gar, nggak masuk?" tanya Thundy yang kondisinya sama kayak Edgar.

"Kau sendiri nggak, Thun?" Edgar nanya balik.

"Tidak..." jawab Thundy datar. "Gar, kalau nggak mau mandi, jangan berdiri di si-"

BYUR!

"-tu..."

"Kampret! Jangan tarik gue!" sembur Edgar yang ditarik masuk dengan pakaian lengkap.

"Nikmati saja, Edgy~" ujar Salem sambil membuka baju Edgar.

"Woy brengsek, lepasin gue!" Edgar berontak selagi ditahan oleh Ikyo dan Vience agar tidak kabur.

"Telat ngomong lu, Thun..." Mathias hanya bisa sweatdrop melihat pemandangan nista itu.


Sementara di bagian wanita...

"Hmm?"

"Kenapa, Lucy?" tanya Alisa heran saat melihat Lucy menunjukkan ekspresi aneh.

"Kok airnya jadi panas ya?" tanya Lucy.

"Hah? Namanya juga pemandian air panas, ya pasti panas lha!" jawab Alisa sweatdrop.

"Bukan itu... Ini lebih panas lagi..."

Wajah Lucy perlahan memerah karena kepanasan dan sukses membuat para gadis lainnya terheran-heran melihatnya, apalagi saat air di sekitar Lucy mulai mendidih.

"PANAAAAAAS!" jerit Lucy yang langsung melompat keluar, kemudian menabrak pembatas antara bagian pria dan wanita sampai rubuh.

Parahnya lagi, rupanya di bagian pria terdapat para anggota cowok yang sukses membuat suasana semakin heboh karena jeritan mereka.

"KYAAAAAAAAA!"

"ASTAGA KAMBING!"

"SEJAK KAPAN MEREKA ADA DI SANA?!"

"MUAHAHAHAHAHAHAHAHAHA!" Suara tawa pun terdengar di suatu tempat dan ketika mereka semua menengok...

"Emy?!"

Rupanya terdapat seorang gadis berambut coklat twintail yang tertawa di pojokan.

"GYAHAHAHAHAHAHAHA! TADI ITU LUCU SEKALI!" Sang pelaku, Elemy, memukuli tembok di dekatnya untuk mengurangi tawa.

"Jadi semua ini karena ulahmu?!" tanya seluruh orang di tempat itu berjamaah.

Thundy pun berjalan menyambangi bagian wanita dan langsung menjewer telinga Elemy.

"Aduh duh duh!" Gadis itu meringis sambil memegangi telinganya yang dijewer barusan.

"Kita perlu bicara saat pulang nanti!" ujar Thundy ketus sambil melirik para gadis lainnya. "Lebih baik kalian dirikan lagi pembatasnya! Nanti kita bisa ditendang rame-rame!"

BRAK!

Tiba-tiba pintu didobrak oleh seorang cowok gendut berkacamata.

"Tadi ribut kenapa sih?" tanya cowok itu.

"Biasa, ulah cewek rese ini..." Thundy menunjuk Elemy dengan tambang sebal.

"Kita balik aja yuk!" ajak seorang pria berambut pirang dengan baju besi dan topi koboi di belakang cowok tadi.

"Ya udah deh, Russell!" balas cowok itu.

Dan mereka berdua pun meninggalkan tempat itu.


Sepulang dari onsen...

"BAKAYARO!" bentak Thundy sambil menabok Elemy dengan buku tebal.

"Ugh..." Elemy memegangi wajahnya yang ditabok barusan. "Apa salahku sih?"

"Banyak! Kau mau kusetrum sampai mati, hah?!" jawab Thundy sewot.

"Te-tenanglah, Thun!" ujar Teiron yang berusaha menenangkan temannya.

"Cuma segitu doang kok emosi?" tanya Alpha watados.

"CUMA?! YANG KAYAK GITU LU BILANG CUMA?!" sembur Thundy makin emosi.

"Sudahlah, jangan bertengkar kalian!" lerai Girl-chan yang berusaha mengembalikan topik pembicaraan. "Sekarang mau kita apakan si Emy?"

"Aku tau!" seru Mathias tiba-tiba.

"Apa itu?" tanya mereka semua (Golden Rare Trio, Thundy, Elemy, dan Girl-chan) penasaran.

"SURUH DIA PAKE SWEATER INI!" teriak Mathias sambil memperlihatkan sebuah sweater dengan bolongan di bagian belakang (yang entah didapatnya dari mana).

"I-itu kan, Virgin Killer Sweater!" Alpha langsung terbelalak melihat sweater itu.

Ikyo langsung menutup hidung karena takut ketauan nosebleed bayangin Elemy pakai sweater itu.

'Tolong jangan pakai itu, tolong jangan pakai itu!' pinta Teiron dalam hati karena nggak kuat bayangin apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Dari mana kau dapat itu, Mathy?" tanya Girl-chan agak skeptis.

"Itu rahasia, Kaichou-chan~" jawab Mathias sambil nyengir lebar (dan sukses membuat gadis itu sweatdrop) sambil melirik Elemy. "Gimana?"

"Ehehe, dengan senang hati~" Elemy nyengir watados. "Dari dulu aku sangat ingin memakainya!"

GUBRAK!

Kelima orang lainnya langsung tumbang mendengar hal itu.


Setelah adegan ganti baju yang sengaja dilewatkan demi menghemat words...

"Wow..." Golden Rare Trio langsung kagum melihat seberapa seksinya Elemy dengan sweater itu.

"Gimana pendapatmu, Thun?" tanya Mathias sambil menyikut Thundy dengan cengiran jahil. "Pacarmu cantik kan?"

Si rambut biru hanya memalingkan wajahnya yang merona. "No comment..."

Girl-chan sendiri hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kejadian itu.


Bonus:

"Kita main apa, nih?" tanya Teiron kepada teman-temannya untuk menghilangkan bosan.

"Main TeNyaSamKa aja!" usul Mathias.

Webek, webek...

"Itu permainan apaan ya?" tanya Maurice bingung.

"Singkatan dari TEpuk NYAmuk SAMbung KAta dabe~" jelas Mathias watados.

"Cara mainnya gimana tuh?" tanya Salem penasaran.

"Lu baca aja fic-nya Dissa yang 'JaNime High School Day 3' Chapter 3, BATU JUMRAH!" jawab Mathias sewot.

Alhasil, para cowok lainnya pun langsung ngakak mendengar hal itu.

"Sal, kayaknya julukan itu cocok banget sama lu!" komentar Alpha di tengah tawanya.

Mereka semua tambah ngakak, sementara Salem hanya bisa manyun.

"Sudahlah, mendingan lu jelasin aja!" usul Edgar.

"Oke, aturannya begini! Kita membentuk lingkaran, lalu lakukan senam tepuk nyamuk sambil mengucapkan satu kata, kemudian orang di sebelahnya melakukan gerakan yang sama dengan kata yang suku kata pertamanya sama dengan suku kata terakhir dari kata sebelumnya!" jelas Mathias panjang lebar. "Oh iya, yang salah atau kelamaan harus push up! Paham dabe?"

"Pahamin aja deh..." balas mereka semua yang sweatdrop mendengar penjelasan panjang itu.

"Nah, mari kita mulai dabe!" seru Mathias.


Sebelum kita lihat permainan mereka, perhatikan susunan barisan melingkar (?) berikut ini!

Ikyo - Alpha - Teiron - Thundy - Maurice - Vience - Rendy - Salem - Edgar - Tumma - Mathias

Yosh, kita mulai saja!


PLOK! PLOK! PLOK! PLOK!

"Mawar!" kata Ikyo.

PLOK! PLOK! PLOK! PLOK!

"Waras!" lanjut Alpha.

PLOK! PLOK! PLOK! PLOK!

"Rasi!" sambung Teiron.

PLOK! PLOK! PLOK! PLOK!

"Sisi..." ujar Thundy datar.

"SIIIIIIIIIIIIIII?!" jerit Maurice gelagapan.

"Lanjut aja!" seru Edgar.

PLOK! PLOK! PLOK! PLOK!

"SIMULASI!" pekik Maurice.

"SIIIIIIIIIIIIIIIIIII!" jerit Vience stress.

"Abisnya aku bingung mau jawab apa..." balas Maurice risih.

PLOK! PLOK! PLOK! PLOK!

"SIRKULASI!" pekik Vience

"SIIIIIIIIIIIIIIIIIII!" jerit Rendy.

PLOK! PLOK! PLOK! PLOK!

"SILIKON!" sambung Rendy.

"Cepet amat berakhirnya..." komentar Thundy.

PLOK! PLOK! PLOK! PLOK!

"Kondisi!" lanjut Salem.

PLOK! PLOK! PLOK! PLOK!

"Situasi..." sambung Edgar datar.

"SIIIIIIIIIIIIIIIIIIII!" jerit Tumma.

PLOK! PLOK! PLOK! PLOK!

"Sikat!" ujar Tumma agak jengkel.

"TIDAAAAAAAAAAAAAAAK!" jerit Alpha.

"Udah deh, jangan lebay!" sembur Ikyo.

PLOK! PLOK! PLOK! PLOK!

"Katun!" kata Mathias.

PLOK! PLOK! PLOK! PLOK!

"Unggas!" sambung Ikyo.

Tiba-tiba Alpha langsung nyengir jahil.

PLOK! PLOK! PLOK! PLOK!

"ASASI!" pekik Alpha bersemangat.

"SIIIIIIIIIIIIIIIIIII!" teriak Teiron yang langsung ambruk dan para penonton malah tepuk tangan.

PLOK! PLOK! PLOK! PLOK!

"Siesta!" seru Teiron setelah bangkit dari masa tepar (?).

PLOK! PLOK! PLOK! PLOK!

"Tato!" lanjut Thundy.

PLOK! PLOK! PLOK! PLOK!

"Tofu!" sambung Maurice sambil mengedipkan mata ke arah Vience yang udah nyengir jahil.

PLOK! PLOK! PLOK! PLOK!

"FUNGSI~"

"SIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII!" pekik Rendy.

"Cepetan jawabnya!" seru Tumma.

PLOK! PLOK! PLOK! PLOK!

"Siasat!" ujar Rendy.

PLOK! PLOK! PLOK! PLOK!

"Saturasi!" sambung Salem kalem. (Yo dawg!)

"SIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII!" teriak Edgar yang langsung stress dan berlari memutari ruangan sambil mengacak-acak rambutnya.

"Woy Edgar, balik ke sini atau push up!" ancam Ikyo.

Edgar pun langsung kembali ke dalam lingkaran.

"Permainan ini gila banget ya..." bisik Teiron kepada Thundy.

"Aku setuju..." balas Thundy pelan.


To Be Continue, bukan Tarian Balap Cacing (?)...


Ah iya, karena aku kepikiran dari fic lain, jadi maaf kalau aneh... ^^/

Review! :D