Balas Review! :D
ReHabiLiTASi (namanya susah amat!): Sejujurnya, Vience minum kopi campur oli mesin (yang nggak sengaja dicampur sama Mathias) itu sebelum main ToD lho... ^^/ Yah, terima kasih telah me-Review! :D
Catatan: Kalau mau add FB kasih tau dulu namanya biar nanti bisa di-confirm...
RosyMiranto18: Kalau main itu sambil mabuk pasti hasilnya buruk, jadi aku nggak yakin buat lakuin itu... Tapi mungkin benda itu disimpan dulu untuk sementara... ^^a
Edgar: "Emangnya sesekali ngajak main nggak boleh ya?" -_-
Salem: "Kebab? Aku belum pernah coba, tapi boleh juga sih..."
Aku akan mencoba membuatnya, Enara, aku janji... ^^V Baiklah, Thanks for Review! :D
Happy Reading! :D
Chapter 14: Random Complications (Again)
~Civil War?~ (Alpha, Salem, Ikyo)
"Enakan Hotdog!"
"Enakan Kebab!"
Ketika Alpha dan Salem lagi berdebat soal makanan, tiba-tiba...
WUUUUSH!
Muncullah Ikyo di antara mereka dan mendarat dengan sekeranjang pakaian di tangannya. "Perdebatan bisa memicu pertengkaran antar teman!"
"Wuih, Super Hero Landing!" seru Alpha kagum sambil tepuk tangan.
"Keren!" puji Salem ikutan tepuk tangan.
"Kyo, cuciannya udah kering?" tanya Bibi Rilen.
~Remes~ (Lisa, Teiron, Thundy)
"Tei-kun, coba remes deh!" pinta Lisa.
Gyout gyout!
"Wah, kenyal banget!" ujar Teiron kagum.
"Lagi ngapain sih?" tanya Thundy yang baru nongol.
"Eh, ada Thundy!" sahut Teiron.
"Ini lho, aku minta Tei-kun remes milikku!" jelas Lisa.
"Mana sini aku coba!" Thundy mendekati kedua orang itu.
Gyout gyout!
"Bagus kan?" tanya Lisa.
"Lebih kenyal lho!" timpal Teiron.
"Iya sih, ini kan 'Squishy' mahal, wajar lebih kenyal!" ujar Thundy sambil meremas sebuah mainan di tangannya.
"Yoi, aku kan nabung buat beli itu! Mumpung limited edition!" balas Lisa bangga.
~Band~ (Lucy, Alisa, Rina, Emy, Vivi, Vience)
"Halo, hari ini kami akan membawakan empat buah lagu! Oke, kita mulai dari lagu pertama, judulnya 'Galau Tuh Ada Lima'!" ujar Lucy sebagai vokalis.
"Galau tuh ada lima, rupa-rupa namanya~ Nangis, pusing, kelabu~ Mau muntah dan pilu~"
"Auwo auwo, hiz hiz!" Vivi mulai heboh.
"Oh kasihan..." (Vience)
"Sedih gue dengernya..." (Emy)
"Kita ngapain ya?" tanya Rina.
"Mau ruqiyah lu!" jawab Alisa.
"Oke, kita akan membawakan lagu kedua yang berjudul 'Potong Bebek Angsa'!"
"Potong bebek angsa, masak di kuali~ Jomblo udah lama, nyesek tiap hari~ Galau ke sini, galau ke sana~ La la la la la la la la la, tai!"
"Auwo, auwo, auwo!" Vivi heboh lagi.
"Ya ampun, sedih cyin!" (Emy)
"Parah, parah..." (Vience)
"Aku galham sama lagunya..." gumam Rina bingung.
"Bodoh amat!" balas Alisa rada sebal.
"Kami akan bawakan lagu ketiga, judulnya 'Aku yang Dulu'!"
"Aku yang dulu bukanlah yang sekarang~ Dulu di kandang, sekarang ku di empang~ Dulu dulu dulu kulitku hitam, sekarang ku cantik rupawan~ Hidupku dulunya seorang sarjana, pulang malam digoda om-om~ Gara-gara wajahku terlalu cantik, lebih cantik dari Lady Gaga~ Sekolah dulu tak punya rok panjang, terpaksa kumaling jemuran tante-tante~ Tetapi ternyata ku salah bawa, malah ambil seprei bekas ompol~ Aku yang dulu bukanlah yang sekarang, dulu ku waras sekarang udah sableng~ Dulu dulu dulu ku tidur di kos, sekarang nginep di kuburan~"
"Auwo, auwo! Sepreiku bekas ompol, auwo!" Vivi kembali heboh.
"Coeg sekali!" (Emy)
"Bangke, curhatan anak kos!" (Vience)
"Tempat macam apa ini? Berisik amat!" keluh Rina.
"Lu ke kuburan aja sono kalau mau sepi!" sembur Alisa sewot.
"Oke, kami akan membawakan lagu terakhir berjudul 'Kolam Susu'!"
"Perasaan gue nggak enak nih..." gumam Vience.
"Bukan lautan, oppai dalam kutang~ Enak dipegang, empuk tak bertulang~ Kata orang bikin bayi itu gampang~ Buka baju, masuk kamar, mesra-mesraan~"
"Oh no, oh yes, auwo auwo!"
"Bazeng! Saya suka, saya suka!"
"Kampret, lagu macam apa itu?"
"Warbyadab!"
"Oh no, oh yeah, ikkeh-ikkeh kimochi, crot!" (EH?!)
~Icip-Icip~ (Edgar, Maurice)
Sekarang Edgar sedang memasak karena Bibi Rilen pergi latihan.
"Hari ini masak buncis ah!"
"Hmm, kurang garam kayaknya!"
"Kurang pedas, tambah cabe!"
"Pedes, tambah gula deh!"
"Pas! Tapi, kok kurang renyah ya? Masak lebih lama aja deh!"
"Sedikit lagi! Oh, tambah lada aja biar mantep!"
Setelah selesai...
"Punyaku kok dikit ya?" tanya Maurice bingung saat melihat buncisnya.
"Ehehe..." Edgar hanya masang tampang watados.
~Pesan Ayam~ (Mathias)
Suatu hari, Mathias sedang berada di sebuah restoran.
"Mbak, pesen ayam krispinya satu ya!" ujar Mathias.
Tiba-tiba pelayannya buka baju. "Mas maunya yang dada..."
"Eeeeh?! Apa-apaan ini?!"
Kemudian si pelayan pamerin kakinya. "Atau yang paha?"
"Bazeeeeng!"
"HUWAAAAARGH! MIMPI APA GUE BARUSAN?!" jerit Mathias stress di tempat tidurnya.
Ternyata hanya mimpi.
~Password Wi-Fi~ (Adelia)
"Chiki-chan, boleh minta hotspot nggak?" tanya Adelia saat berkunjung ke rumah Chiki.
"Boleh kok!" jawab Chiki sambil main HP.
"Password-nya apa?"
"AdelsayangKyo!"
Tiba-tiba Adelia langsung blushing. "A-apa? Coba ulang lagi!"
"AdelsayangKyo, emangnya kenapa?" tanya Chiki bingung.
"Ya nggak ada sih..." balas Adelia yang masih blushing. "Ini nggak pake spasi kan?"
"Nggak kok!"
~Lampu Lalu Lintas~ (Ashley)
Suatu hari, Ashley sedang berada di pinggir jalan raya dan ketika melihat lampu lalu lintas, dia teringat teman-temannya di Garuchan Squad.
"Hmm, lampu hijau itu Thundy... Lampu kuning itu Lisa, Vience, Edgar, Salem, dan Mathias... Dan lampu merah itu Teiron..."
(Catatan: Ashley sebagai hantu yang lebih sering muncul di malam hari hampir tidak pernah melihat warna biru, jadi jangan heran kenapa dia salah mengira kalau warna rambut Thundy itu hijau!)
~Gangguin Orang Pacaran~ (Emy, Lucy, Vience, Vivi)
"Eh Lucy, ada yang pacaran tuh!" seru Emy kepada Lucy saat melihat Vivi dan Vience berduaan.
"Gangguin yuk!" ajak Lucy dan kedua gadis itu pun langsung menghampiri mereka.
"Permisi..." ujar Emy.
"Di suatu hari, tanpa sengaja kita bertemu~" Lucy bernyanyi sambil main gitar.
"Vivi-chan, kalau denger lagu ini jadi inget kamu deh!" kata Vience menggombal.
"Ah Vieny~" Vivi tersipu mendengarnya.
Tapi tiba-tiba Lucy langsung nyanyi heboh. "IWAK PEYEK! IWAK PEYEK! IWAK PEYEK SEGO JAGUNG!"
"Demi dewa..." gumam Vivi dengan tampang Yao Ming versi cewek.
Vience dan Emy juga ikutan pasang tampang Yao Ming.
Setelah itu...
"Ganggu orang pacaran aja lu nyet!" sembur Vivi sambil melempar sepatu ke arah kedua gadis tadi.
"Lari coeg!" seru Emy sambil kabur bareng Lucy.
~Pacaran di Toilet~ (Ikyo, Adelia, Thundy)
"Oy Del, kau mau bawa aku kemana sih?!"
"Bentar lagi juga nyampe kok, Kyo! Nah, di sini!"
"Masa harus ke toilet?!"
"Biarin aja, kan asik kalau terkunci berdua di sini!"
"Yang bener aja?! Kau sih enak, tapi malah aku yang sengsara!"
"Ah, udahlah! Meskipun sengsara dibawa asik aja, lagipula kalau kita berdua di sini kan bisa... Hehehehe~" Adelia mulai tertawa laknat dan sukses membuat Ikyo blushing nggak karuan.
"Bisa apaan?! Lu serem banget, deh! Gue mau keluar!" teriak Ikyo dengan sangat lebay-nya.
"Nggak apa-apa kok, hanya satu hal!"
"Apaan?!"
"Ciumlah aku sekali saja ya!" Gadis berkacamata itu mendekatkan wajahnya ke wajah Ikyo.
"A-Adelia..."
Si rubah pun terpaksa mendekatkan wajahnya untuk bersiap mencium Adelia, tapi...
"CIUM NIH LAKBAN!"
Tiba-tiba sepasang tangan langsung menempelkan lakban di bibir kedua orang yang monyong kayak ikan cucut dan sukses membuat mereka kaget setengah sekarat (?).
"Dilarang pacaran di dalam markas, apalagi di toilet! ITU DILARANG!" omel Thundy yang tiba-tiba muncul dari dalam jamban. (HOEK!)
"DAFUQ?! SEJAK KAPAN LU ADA DI SITU, THUN?!" teriak Ikyo dengan lebay-nya (dan juga entah gimana cara lakban di mulutnya bisa lepas begitu saja).
"Sejak Negara Baltic bersatu Menyerang Russia, dogol! Gue udah tau niat bejat lu berdua, jadi gue langsung ngumpet di dalem jamban! Lu berdua keluar dari sini dan awas saja kalau pacaran lagi, gue setrum lu berdua!" bentak Thundy panjang lebar dan langsung memasuki jamban.
Yuck! Tuh orang jijay banget sih!
~Macan Lepas~ (Rina, Alisa)
"Rina, gue beliin baju buat lu nih! Buat jalan-jalan!" kata Alisa sambil menyerahkan sebuah pakaian.
"Wah, makasih ya Ali-chan!" balas Rina senang.
Beberapa menit kemudian...
"Gimana?" tanya Rina setelah ganti baju.
"Cocok banget!" puji Alisa sambil mengancungkan jempol.
Saat jalan-jalan...
"Kok orang-orang pada ngeliatin ya?" tanya Rina bingung saat melihat keadaan sekitar.
"Udah biarin aja!" balas Alisa cuek.
DOR!
"HYAAAH!" jerit Rina yang nyaris terkena peluru nyasar.
"Macan lepas nggak boleh berkeliaran sembarangan!" ujar seorang pemuda berambut hitam dengan mata biru dan pakaian ala prajurit Revolusi Amerika yang menembaki Rina barusan.
"Huwaaaa! Aku bukan macan lepas!" seru Rina yang langsung kabur.
"Lari aja Rina, biar sehat!" usul Alisa sambil ikutan lari.
~Racun atau Amanah?~ (Alpha, Teiron)
"Huuh, lagi asik main game malah disuruh beli buku sama Teiron!" gerutu Alpha di depan sebuah gramedia.
"Jadi ini bukunya?" Kemudian perhatian Alpha teralihkan oleh...
"Waaah, ada kaset game diskon!"
Tiba-tiba dia teringat Teiron yang memohon kepadanya dengan puppy eyes. "Tolong beliin ya? Aku sudah lama pengen beli, tapi nggak sempet!"
'Aku juga sudah lama nabung, tapi game itu nggak pernah kebeli...' batin Alpha pusing, kemudian muncullah iblis dan malaikat di sebelahnya.
"Udah beli aja, entar keburu nggak diskon lagi lho!" kata sang iblis.
"Jangan, beli bukunya saja! Amanah orang jangan dilanggar!" seru si malaikat.
Alpha pun mulai bingung dengan pikirannya sendiri.
Setelah sejam kemudian...
"Haah, aku nggak tega nih! Jadinya terpaksa beli buku buat Teiron!" keluh Alpha tidak enak hati.
Dia pun menghampiri Teiron yang sedang berkutat dengan laptop-nya. "Ron, nih bukunya!"
"Wah, makasih ya Al!" sahut anak itu senang.
"Lagi ngapain sih?" tanya Alpha sambil duduk di sebelah temannya.
"Liat-liat internet doang!" jawab Teiron singkat. "Oh iya, tadi ada yang jual kaset game murah lho! Mau nggak?"
Alpha langsung nimbrung di sebelahnya. "Eh, benarkah?! Wah, lebih murah dari yang di gramed! Rezeki emang nggak kemana ya!"
"Jadi mau nggak?" tanya Teiron sweatdrop.
~Gerhana~ (Lisa, Ashley)
"Huwaaaaa!" jerit Lisa tiba-tiba.
"Kenapa, Lis?" tanya Ashley bingung.
"Tadi aku abis ngeliat gerhana dengan mata telanjang..." jelas Lisa.
Ashley sedikit shock. "Waduh! Gerhana matahari?"
"Bu-bukan, tapi dompetku yang gerhana! Ketutupan sama daftar hutang dan tagihan!" balas Lisa sambil menutup sebelah mata dan memperlihatkan dompetnya.
"Gyaaaah! Ngeri!" Ashley ikut menutup mata.
~Tebakan Garing~ (Salem, Maurice)
Mari kita lihat percakapan kedua orang berikut ini.
-Part 1-
"Rice, Rice, gue punya tebakan nih!"
"Tebakan apa?"
"Apa nama daerah di Jakarta yang pedeeees banget?"
"Errr, Pondok Cabe bukan?"
"Salah! Yang bener, Chililitan!"
"Eeeh? Itu mah Cililitan!"
-Part 2-
"Rice, mau tebakan lain nggak?"
"Iya deh, apaan?"
"Apa nama daerah di Jakarta yang tiap tahun selalu diganti?"
"Etto, emangnya ada ya?"
"Ada dong! Jawabannya, Klender!"
"Sal, itu mah kalender! Ka-len-der!"
-Part 3-
"Rice, gue ada tebakan lagi nih!"
"Tebakan apalagi, Sal?"
"Sayur-sayur apa yang gedeeee banget?"
"Errr, terong belanda bukan?"
"Salah! Yang bener... Dinosayurus!"
"I-itu mah dinosaurus, Sal..."
-Part 4-
"Rice, gue punya tebakan baru lho!"
"Apa itu?"
"Hitam, lonjong, panjang, letaknya di selangkangan, apa hayo?"
"Eeeh?! Itu kan, anu, errr..."
"Jawabannya adalah rem becak!"
"Be-benar juga sih, kukira jawabannya..."
~Sahur~ (Edgar, Mathias)
"Thias, kalau mau bangunin sahur jangan rusuh ya!" nasihat Edgar suatu hari.
"Yoi, santai aja bro!" balas Mathias.
"Jangan teriak-teriak, yang penting kedengeran!"
"Iya, Gar, iya!"
Saat dini hari...
"Sahuuuur... Sahur Gar... Sahuuuuur..."
"Iya sih nggak teriak-teriak, tapi nggak gini juga keles..." gumam Edgar risih karena rupanya Mathias bangunin dia dengan cara bisik-bisik di sebelahnya. "Dan jauh-jauh lu dari kasur gue!"
Bonus:
Pagi ini para anggota Garuchan Squad melakukan rutinitas pagi mereka: sarapan dengan makanan kesukaan masing-masing.
Adelia hanya bengong melihat makanannya dan saking bengongnya, matanya nggak berkedip saat dihinggapi lalat. (HEH!)
"Del, lu kena-" Sebelum Emy selesai ngomong, tiba-tiba keluar lampu dari atas kepalanya.
"Pssst, Kyo~ Sini deh!" seru Emy manggil Ikyo.
"Ada apaan?" tanya Ikyo.
"Liatin Adelia tuh, kayaknya lagi bengong!" jawab Emy watados.
"Del? Adelia!" Ikyo mengibaskan tangannya di depan wajah gadis itu.
"Aaah, ma-maaf Kyo... Aku sedang melamun..." kata Adelia seadanya.
"Emangnya lagi ngelamunin apa sih?" tanya Ikyo.
"Kalau itu, dia lagi ngelamuni- Hyaargh!" Perkataan Emy langsung dipotong oleh sebuah pisau yang menancap di kepalanya.
"Tidak apa-apa, jangan dengarkan dia!" ujar Adelia mengalihkan topik.
Ikyo langsung sweatdrop dengan apa yang baru saja terjadi di depan matanya, sementara Thundy yang melihat kejadian itu hanya geleng-geleng kepala.
"Dasar, dibilangin jangan digangguin..." gumam Thundy pelan.
"Oke, abaikan saja pertanyaan barusan! Jaa na!" Emy langsung keluar lewat jendela (?).
Eh, tunggu dulu! Jendela?
PRAAAANG!
"WOY SORCERER AUTIS, LIAT-LIAT DULU KALAU MAU KELUAR!" pekik Thundy emosi.
"Jangan samain gue dengan bocah autis dari Italia itu!" balas Emy dari luar markas.
Beberapa orang lainnya hanya bisa sweatdrop berjamaah dengan kejadian itu.
To Be Continue, bukan Tampar Bakul Cece (?)...
Yah, sebenarnya drabble belakangan ini sih hasil stalking beberapa fanpage, so jangan tanya apa yang mirip... -w-/
Review! :D
