Balas Review! :D
RosyMiranto18: Sayangnya mereka nggak bawa senjata kalau sedang liburan... ^^a Well, Thanks for Review! :D
I'mYaoiChan: Rak portable tuh ukurannya setengah kali rak biasa, jadi jangan heran kenapa bisa dibawa-bawa ke dalam kereta... ^^/
Thundy: "Aku tidak akan melakukan itu, Kidori OC orang lho!"
Kapan-kapan mampirlah ke fic 'Heroes Gakuen', walaupun humor-nya nggak terlalu lucu sih... ^^/ *promosi terselubung.* Yah, terima kasih Review-nya! :D
Happy Reading! :D
Chapter 17: Atarashī menbā no debyū (Hasil Google translate... :V / *plak!*)
Kriiiiiiiiiiiiiing!
Suara dari telepon rumah itu, akan menjadi awal dari debut pertama anggota baru Garuchan Squad.
~Mysterious Message~
Setelah beberapa menit telepon itu berbunyi, Teiron pun segera mengangkat panggilan. "Halo?"
"Apa benar ini Garuchan Squad?"
"Iya benar, ada apa ya?"
"Bisa panggilkan yang namanya Alisa?"
"Errr, baiklah... Tunggu sebentar!" Teiron menaruh gagang telepon di atas meja, kemudian pergi ke ruang tengah. "Aliiisaaaaaa!"
"Kenapa sih?" tanya Alisa ketus ketika sedang main 'Game of Doubt' dengan para cewek.
Cowok berkacamata itu menunjuk ke belakang. "Telepon untukmu!"
"Iya iya, dan lain kali manggilnya biasa aja! Suara lu cempreng banget, tau!" Alisa berdiri dan segera menuju ke tempat telepon.
Setelah itu, dia mengangkat gagang telepon. "Ada apa?"
"Besok aku akan menyusulmu sebagai anggota squad, jadi tunggu aku di sana! Dadah sepupu!"
Panggilan pun berakhir dan Alisa yang kebingungan karena belum sempat membalas menaruh gagang telepon di tempatnya.
~Kedatangan~
Sehari setelah telepon itu...
"Anggota baru itu akan datang hari ini, tapi aku ada urusan! Jadi tolong gantikan aku buat nyambut dia ya!" pinta Girl-chan sambil menepuk pelan pundak Alisa yang duduk di sebelahnya, kemudian berbisik. "Itupun kalau dia memang kerabatmu..."
"Baiklah..." balas Alisa.
Sang pemimpin squad pun berdiri dan berjalan pergi.
Beberapa menit setelah kepergian gadis itu, Alisa terlihat bertopang dagu sambil memikirkan sesuatu. Tapi tiba-tiba...
SYUUUUUNG!
Dia melihat sesuatu di atas langit dan jika dilihat lebih dekat...
Rupanya ada seorang gadis yang menaiki paralayang menuju ke markas Garuchan Squad, tepatnya ke arah...
BRAAAAAAAK!
Alisa mangap, beberapa orang yang keluar markas karena suara barusan pun juga ikutan mangap.
"Oy, tadi ada suara ap- Mein Gott..." Thundy langsung cengo begitu melihat...
Seorang gadis berambut coklat yang tersangkut bersama paralayang-nya di atas pohon (dan parahnya lagi, pohon yang dimaksud adalah pohon tempat Ikyo biasa tidur-tiduran).
Setelah setengah jam kemudian...
"Perkenalkan! Ini sepupuku, Monika Merirosvo! Teman baru kita!" ujar Alisa memperkenalkan gadis tadi di depan teman-temannya.
"Alisa!" panggil Monika. "Kemana pemimpin squad ini?"
"Dia pergi!" Thundy yang menjawab pertanyaan barusan. "Nanti juga balik lagi kok!"
"Oooh..." Monika manggut-manggut. "Tapi, bagaimana dengan paralayang-ku?"
"Tenang saja, Nik! Ikyo jagonya melepaskan barang di atas pohon lho!" hibur Alpha watados. "Lagipula, aku bisa memperbaikinya jika ada yang rusak!"
"Tega kalian, mentang-mentang nyangkut di pohon kesayangan gue juga..." keluh Ikyo sambil sibuk misuh-misuh dan berusaha melepaskan paralayang Monika dari atas pohon.
Setelah itu, Alisa mengantar Monika ke kamarnya.
Urusan paralayang? Ikyo sudah melepaskannya dari atas pohon dan Alpha hanya perlu mengecek kondisinya untuk memastikan tidak ada yang rusak.
Lagipula, untuk apa Monika pakai bawa paralayang ke Garuchan Squad? Kayak nggak ada kendaraan aja!
"Kenapa kamarnya kurang luas begini ya?" keluh Monika rada sebal.
"Pemimpin kami kadang suka menerima tamu yang menginap!" jelas Alisa. "Lagipula, tidak semua orang di sini yang punya kamar pribadi! Ikyo misalnya, dia suka tidur dimana saja: di sofa, di pohon, di pojok ruangan, bahkan kalau perlu, dia mau aja tidur di genteng dengan senang hati!"
Monika sweatdrop, sementara yang dibicarakan langsung bersin di depan Maurice yang sedang nyusun kartu remi menjadi menara. Alhasil, menara kartu itu pun langsung rubuh berhamburan.
"Kyo, hidungmu mampet?" tanya Maurice rada ambigu (entah antara nanya atau nyumpahin).
Ikyo mengusap hidungnya dengan sebal. "Gue juga nggak tau kenapa bisa bersin begini..."
"Kayaknya ada yang ngomongin lu deh..."
"Masa sih?"
"Iyo, mas rubah..."
"Oooh..."
Back to Monika and Alisa...
"Mendingan lu cepet beres-beres deh! Oh iya, nih!" Alisa melemparkan gulungan kertas ke arah Monika.
Monika menangkap kertas itu dan membukanya. "Apa ini?"
Alisa melipat tangan. "Denah markas, hafalin aja biar lu nggak nyasar!"
"Kayak gue pernah nyasar aja!" Monika sweatdrop kuadrat mendengar alasan sepupunya barusan.
~Muntah Mie~
Setelah Monika selesai unpacking...
"Yosh! Sebagai penyambutan, ayo makan-makan!" ajak Alpha bersemangat. "Bagaimana kalau masak mie?"
"Ide bagus! Aku yang buat!" Emy langsung kabur ke dapur.
"Taruhan, ini pasti ada apa-apanya..." bisik Teiron.
"Ja, Ich stimme auch mit Ihnen (aku juga sependapat denganmu)..." balas Thundy pelan.
Setelah sepuluh menit kemudian...
"Errr, nggak salah nih? Kenapa dilebihin satu?" tanya Alpha rada bingung saat menghitung jumlah mangkuk di atas meja.
Emy nyengir jahil. "Gue mau ngerjain Ikyo!"
Alpha mengangkat alis. "Caranya?"
"Gue bakalan kasih ilusi ke mangkuk mie-nya, terus gue kasih ke dia, biar entar dikiranya semur daging!" jelas Emy yang isengnya mulai kumat.
"Cerdas..." gumam Alpha dengan senyum miris.
Setelah itu...
"Kyo~" panggil Emy.
Yang bersangkutan menengok dengan cuek. "Kenapa?"
Gadis itu menyodorkan mangkuk yang dibawanya. "Nih, semur daging untukmu!"
"Oh, makasih ya!" Si rubah pun pergi membawa mangkuk itu untuk dimakan di tempat lain.
'Kyo, Kyo... Mau aja lu ditipu sama dia!' batin Thundy dan Teiron yang melihat itu dari kejauhan.
Ikyo melahap makanannya sampai habis, tapi setelah menaruh mangkuk itu di atas wastafel...
"Ughmm..."
Dia langsung menutup mulut dan kabur ke kamar mandi, kemudian...
"Hueeeeeeeeek!"
Suara yang tak enak didengar pun mulai terdengar di dalam sana.
Monika yang baru selesai makan dan meletakkan mangkuk-nya di wastafel hanya bisa speechless mendengar suara barusan.
Beberapa menit kemudian, Ikyo pun keluar kamar mandi dengan wajah pucat.
"Kau kenapa?" tanya Monika.
Ikyo memegangi perut dengan tangan kanan dan menyangga badan di atas meja dengan tangan kiri. "Aneh banget deh... Masa semur yang kumakan berubah jadi mie?"
"Oooh..." Monika manggut-manggut. "Mungkin kau baru saja ditipu..."
"Hah? Jangan-jangan-"
Ikyo langsung mengeluarkan aura hitam pekat dan segera keluar dari dapur, kemudian...
"EMY KAMPRET, SINI LU! BERANI-BERANINYA LU NIPU GUE!"
"Bener kan..." Monika langsung sweatdrop mendengar teriakan barusan.
~Pisang~
Bibi Rilen yang baru pulang belanja memasuki dapur dan menaruh belanjaan di atas meja makan, kemudian membuka lemari penyimpanan untuk meletakkan sebagian barang.
Setelah beberapa menit terdiam, Monika terheran-heran melihat dua sisir pisang di atas meja makan.
"Errr, permisi?" panggil Monika.
"Iya?" tanya Bibi Rilen sambil menengok ke arah Monika. "Ada apa?"
Monika menunjuk pisang tadi. "Itu pisang siapa?"
Wanita itu melirik sesaat ke arah meja makan. "Oh itu? Tadi Bibi dikasih sama Manami-san pas lewat di depan rumah SDeath Squad! Nanti mau Bibi kasih buat Ketua, dia suka pisang lho!"
Monika hanya manggut-manggut mendengarnya.
"Yo~" sapa Girl-chan yang baru nongol.
Bibi Rilen menengok. "Wah, kebetulan! Ada pisang untukmu!"
"Pisang?" Girl-chan melirik meja makan. "Padahal aku ngarep risol, tapi nggak apalah!"
"Mungkin lain kali..." balas Bibi Rilen.
"Ya sudah!" Gadis itu mengambil sesisir pisang. "Makasih, Bibi Rilen!"
"Kenapa bawanya cuma satu?" tanya Monika bingung.
"Kalau kau mau juga ya ambil saja!" balas Girl-chan.
Monika menggeleng. "Tidak, terima kasih... Aku tidak suka pisang..."
"Baiklah!" Girl-chan pun pergi dari dapur.
Karena tidak tau mau ngapain, Monika memutuskan untuk pergi ke ruang baca dan melihat Teiron yang sedang serius membaca di sana. Dia pun mendekati cowok berkacamata itu dan duduk di depannya.
Ketika memperhatikan rambut merah Teiron, Monika teringat sesuatu. "Hey, bocah merah!"
Anak itu menurunkan bukunya sambil mengerutkan kening. "Namaku Teiron!"
"Oh, oke... Jadi, kau punya kerabat di sini?" tanya Monika to the point.
"Bibiku..." jawab Teiron singkat. "Kau sempat bertemu dengannya di dapur kan?"
Monika terheran-heran. "Jadi dia bibimu? Kukira kakakmu!"
"Sebenarnya dia terlalu tua untuk disebut 'Bibi' sih... Umurnya sudah kepala empat..." jelas Teiron agak risih.
"Begitu ya..." Monika manggut-manggut. "Lalu, aku dari tadi tidak melihat pemimpin di sini!"
Teiron langsung mangap. "Hah? Masa sih? Padahal kulit kecoklatannya mencolok lho!"
"Eh?" Monika langsung bengong.
"Aneh, padahal cuma dia saja yang kulitnya unik di sini! Atau jangan-jangan..." Teiron memasang wajah lugu sambil memperhatikan Monika dari ujung kepala sampai ujung kaki. "Kau ini, anak baru ya?"
"Be-begitulah..." Monika hanya bisa sweatdrop dengan tingkah Teiron, kemudian teringat sesuatu. "Ah iya, biasanya dia pergi kemana?"
"Ke kamarnya, lantai dua! Atau mungkin ke ruang tengah, tinggal nyebrang dari sini!"
"Baiklah..." Monika pun keluar dari ruang baca.
Ketika sampai di ruang tengah, dia langsung mangap begitu mendapati...
Si gadis berkulit coklat yang sedang duduk di sofa sambil asik makan pisang dan beberapa kulit pisang terlihat berserakan di atas meja di depannya.
Tidak jauh dari situ, rupanya ada Mathias dan Thundy yang memasang tampang nanar setelah melihat pemandangan absurd tersebut.
"En flok af bananer brugt alene?! Hvor forfærdeligt (Sesisir pisang dihabiskan sendiri?! Mengerikan sekali)!"
"Ja, schrecklich! Finde zehn Bananen allein ist nicht in der Lage, geschweige denn ein Bündel Bananen (Iya, mengerikan! Makan sepuluh buah pisang saja sudah tidak sanggup, apalagi sesisir pisang)!"
Sementara Girl-chan, dia masih asik makan pisang dan sudah melahap pisang terakhirnya. Begitu pisangnya habis, dia baru menyadari keberadaan Monika.
"Oh, hay! Ehehehe..." Gadis berambut hitam itu malah nyengir tanpa dosa karena menyadari kelakuannya barusan. "Kau baru tau kalau aku pemimpin di sini?"
"Iya, ternyata kau cukup pintar untuk menyamar sebagai anggota..." gumam Monika sweatdrop.
Girl-chan menggaruk kepalanya. "Yah, soalnya aku senang berbaur dengan anggota lain... Lagipula, rata-rata anggota di sini masih remaja lho!"
Monika hanya manggut-manggut mendengarnya.
Tanpa diduga, Ikyo nongol di belakang sofa. "Ngomongin apa?"
"Oh, halo Kyo!" sapa Girl-chan watados. "Eh iya, aku mau tanya sesuatu padamu..."
"Soal apa?"
"Coba kau jelaskan padaku, kenapa bisa ada bekas mie di kamar mandi?"
GLEK!
Ikyo langsung menjauh sepuluh meter setelah mendengar pertanyaan barusan.
'Da-darimana dia tau itu?!'
"Kyo..." panggil Girl-chan sambil menengok dengan senyum lebar yang terlihat biasa, tapi terkesan mengerikan jika kau bisa merasakan aura hitam dari gadis itu.
Monika sendiri hanya bisa terdiam karena tidak tau harus bagaimana.
"Bersihkan itu, sekarang!" perintah Girl-chan.
"Ba-baik!" Ikyo langsung kabur ke kamar mandi untuk membersihkan bekas muntahannya.
Monika pun segera pergi keluar dan membuat catatan mental untuk tidak mencari masalah dengan sang pemimpin squad.
~Aib Para Cowok~
"Gunting, batu, kertas!"
Alpha dan Teiron sedang main Jankenpo di depan markas.
Monika pun datang menghampiri. "Lagi ngapain?"
"Main aja sih, mau ikut?" tawar Alpha.
Monika angkat bahu. "Boleh saja, aku sedang tidak ada kerjaan!"
Mereka bertiga pun mulai bermain.
"Gunting, batu, kertas!" Sama-sama batu.
"Gunting, batu, kertas!" Sama-sama kertas.
"Gunting, batu, kertas!" Sama-sama gunting.
"Gunting, batu, kertas!" Sama-sama kertas.
"Gunting, batu, kertas!" Sama-sama gunting.
"Gunting, batu, kertas!" Sama-sama batu.
"Gunting, batu, kertas!" Sama-sama gunting.
"Gunting, batu, kertas!" Sama-sama batu.
"Gunting, batu, kertas!" Sama-sama kertas.
Kapan selesainya kalau begitu terus?
Entah kenapa, tiba-tiba Alpha berseringai licik. "Wah, kayaknya ada anjing nyasar tuh!"
"Hah?! Dimana?!" tanya Teiron panik.
"Kau kalah!"
"Eh?" Begitu Teiron melihat posisi tangannya...
Satu kertas lawan dua gunting.
"ALPHA KAMPRET! SINI LU!" pekik Teiron sambil mengejar Alpha yang langsung kabur.
Monika sendiri hanya bisa sweatdrop melihat kelakuan kedua orang itu.
Setelah beberapa menit kejar-kejaran, Teiron berhasil menangkap Alpha dan memasukkan tikus ke dalam jaketnya.
"Gyaaaaaah! Aduhduhduhduh, gataaaaaal!" jerit Alpha sambil garuk-garuk punggung plus muter-muter di tempat.
Teiron malah ngakak guling-guling. "Ngoahahahaha! Rasain tuh dijejelin tikus!"
"Tega lu, Ron!"
Setelah berhasil mengeluarkan tikus dari jaketnya, Alpha pun mengeluarkan boneka Oddy.
Iya, Oddy yang itu, anjing temennya Garfield.
Teiron yang melihat boneka itu langsung menelan ludah, kemudian...
"HYAAAAAAAAAAAAAAA!"
Jeritan cempreng Teiron langsung terdengar ke seluruh penjuru markas.
"BALIK LU KE SINI, BIAR GUE BISA BALAS DENDAM!" teriak Alpha sambil mengejar si Earth Mage Cynophobia itu.
"OGAH!" balas Teiron sambil mempercepat larinya.
Monika yang melihat itu hanya bisa melongo dan berusaha mencerna apa yang sedang terjadi.
'Jadi, Teiron takut anjing dan Alpha takut tikus?' batin Monika menyimpulkan. 'Aneh banget!'
Ikyo yang baru nongol hanya bisa menghela nafas melihat kedua temannya bertengkar seperti itu.
"Sudahlah, jangan bertengkar kalian!" lerai Ikyo. "Lebih baik nonton film yuk!"
"Eh?" Kedua orang yang sibuk adu gelut itu langsung berhenti ketika mendengar perkataan teman mereka barusan.
"Film apaan?" tanya Monika penasaran.
"Ikut aja sini!" Ikyo mengajak mereka bertiga masuk ke dalam markas.
Di ruang tengah markas, Mathias tengah sibuk mengobrak-abrik sekumpulan kaset untuk mencari film apa akan ditonton hari ini.
Beberapa anggota squad lainnya juga terlihat sedang duduk-duduk di lantai dan keempat orang yang baru masuk pun segera bergabung dengan mereka.
"Enaknya nonton apa nih?" tanya Mathias meminta pendapat kawan-kawannya.
"Sinetron 'Sendal yang Tertukar'!" sahut Salem.
"Jangan, film 'Venus di Ujung Jari' saja!" ujar Vience.
"Film 'Tikus Loncat Indah'!" seru Teiron jahil.
"HEH!" timpal Alpha emosi.
"Drama 'Bola yang Tersangkut di Parabola'!" usul Tumma watados.
"Drama macam apa itu?!" sembur Rendy sambil melirik sinis Tumma.
"Yah, pokoknya lebih sedih dari 'SyT' gitu deh! Edgar aja sampe nangis lho!" jelas Tumma.
"HAH?! EDGAR NANGIS KARENA DRAMA?! LU PUNYA VIDEO-NYA?!" tanya Salem antusias.
Kemudian muncullah aura hitam pekat dari orang yang bersangkutan.
"Punya kok, tapi tolong iket Edgar dulu ya! Dia mau ngamuk tuh!" saran Tumma.
Alhasil, Ikyo dan Vience langsung mengikat Edgar sebelum dia benar-benar ngamuk.
Tumma mengeluarkan sebuah kaset dan memberikannya kepada Mathias yang langsung memutarnya.
Video pun memperlihatkan Edgar yang sedang menonton TV sendirian di ruang tengah.
Air mata terlihat menggenangi ujung mata cowok itu, sampai akhirnya...
"HUWEEEEEEEEEEEEE!"
Reaksi mereka semua setelah menonton video itu?
"Ya Tuhan..."
"Ciyus itu Edgar?"
"Pffffft..."
"AHAHAHAHAHAHAHAHAHA!"
Semua orang yang menonton video barusan langsung ngakak guling-guling. Edgar yang terlanjur malu langsung pundung di pojokan dalam keadaan masih terikat.
"Sabar ya..." hibur Monika sambil menepuk punggung Edgar.
(Cowok yang takut anjing dan tikus itu tidak normal, tapi cowok yang nangis cuma gara-gara drama picisan jauh lebih parah dari abnormal! -Monika-)
~Salah Paham~
Alpha sedang jalan-jalan dengan hati yang riang, sampai dia tak sengaja melihat Alisa dengan seorang cowok berambut pirang jabrik dari kejauhan.
"Yo Alpha, apa kabar?" tanya Salem yang nggak nyadar dengan asap di kepala Alpha.
Tiba-tiba terdengarlah musik dramatis nan lebay.
Salem langsung cengo. "Hah? Apa ini?"
"Lumpuhkanlah-"
"Al, gue udah bosan sama lagu itu!"
"Lumpuhkanlah Mathias setelah aku bunuh diriiiiiiiii!"
"Eeeh?! Kok bunuh diri sih?! HUWAAAAA! AKU MASIH MAU MAIN GAME DENGANMU!"
Kemudian datanglah Monika yang memegang es krim. "Alisa sama Mathias bagi-bagi es krim gratis tuh, kalian mau nggak?"
"Tuh kan, cuma salah pa- Eh Alpha, tanganmu kok berdarah?!" jerit Salem panik.
Monika mencolek 'darah' itu dan mencicipinya. "Ini kan cuma saus tomat, nggak usah lebay deh!"
~Baseball dan 'Tiga Nasihat'~
Hari ini Garuchan Squad sedang bertanding baseball melawan Reha Squad.
Sekarang giliran Alex yang melempar, Rendy yang menjadi pemukul, serta Yosuke dari Kyou Squad sebagai penangkap.
"Reha Squad, Go! Alex, semangat!" teriak teman-teman Alex.
"Ayo, Garuchan Squad! Ayo, Rendy!" teriak para anggota cowok Garuchan Squad.
"Dengan dukungan teman-temanku, zekkouchou!" teriak Alex sambil melempar bola.
WUSSSSSH!
"Geom Slash!"
Bola pun langsung hancur berkeping-keping terkena jurus itu.
"Eh?" Para penonton langsung melongo.
"Seharusnya aku tidak mengajak 'Si Kembaran Thundy' ikutan main..." keluh Edgar yang menonton kejadian tersebut dari kejauhan.
Setelah itu...
Alex sedang sedih karena pertandingannya dibatalkan.
Salem sangat marah karena ada yang mengejek Rendy akibat kejadian yang sama.
Dan Yosuke malu karena dia menceritakan kejadian itu juga di depan teman-teman Kyou Squad-nya.
Tiba-tiba muncullah Lucy, Vivi, dan Monika.
"Jika kau sedang sedih, hilangkanlah kesedihanmu!" ujar Lucy kepada Alex sambil memberikannya sekotak kue.
"Jika kau sedang marah, hilangkanlah kemarahanmu!" sahut Vivi sambil menepuk pundak Salem.
"Tapi jika kau malu... JANGAN PERNAH menghilangkan kemaluanmu!"
Semua orang yang berada di sana (baik Garuchan Squad, Reha Squad, maupun Kyou Squad) langsung terdiam mendengarnya. Kemudian...
"MONIKA, TIDAK SOPAN! KAU DIHUKUM MEMBERSIHKAN MARKAS SAAT PULANG NANTI!"
Tidak jauh dari situ, Lucy dan Vivi terkekeh ria sambil high five karena berhasil menipu Monika.
~Keep Smile!~
"Ayam goreng itu milikku, kembalikan!" seru Alisa.
"Nggak! Aku yang lihat duluan, berarti ini punyaku! Menyerah sajalah!" balas Monika nggak mau kalah.
"Sudahlah dabe, Goldan Rare Trio punya kekuatan baru lho~" lerai Mathias.
"Hah? Kekuatan baru? Masa sih?" tanya Alisa dan Monika terheran-heran.
"Iya dabe! Tengok tuh! Mereka udah siap!" jawab Mathias sambil menunjuk...
Golden Rare Trio yang sedang mengeluarkan speaker.
Tiba-tiba terdengar musik yang... Gimana ngasih taunya ya? *plak!*
"PENONTON, KEEP SMILE!"
Alisa dan Monika langsung cengo, sementara Mathias mencari lagu Harlem Shake untuk mengalahkan mereka.
~Klinik Edgar~
"Kyo sayang, aku punya pantun lho~" kata Adelia tiba-tiba.
Ikyo sedikit bingung. "Pantunnya kayak gimana?"
"Di genteng ada pepaya!"
"Artinya?"
"Kyo ganteng, aku yang punya!"
Ikyo kaget, Monika dan Alisa yang mengintip dari belakang juga kaget.
"Bukan cuma dia, Nik! Tengok tuh!" ujar Alisa sambil menunjuk Thundy.
"Waaah! Ada permen! Emy-chan, bagi dong!" pinta Thundy dengan aura childish yang sangat mengganggu Emy.
"Kok bisa?" tanya Monika makin kaget.
"Dulu, saya kalem dan terlalu pemalu!" kata Adelia.
"Dulu, saya Tsundere dan suka marahin Emy!" kata Thundy.
"Setelah berobat ke Klinik Edgar, kami jadi OOC! Terimakasih, Klinik Edgar!" teriak mereka berdua kompak.
Emy dan Ikyo jawdrop, sementara Alisa dan Monika langsung teriak. "EDGAAAAAAAAAAAR!"
~Berburu Kutu dan 'Tenggelam'~
Monika sedang jalan-jalan keliling lantai dua markas Garuchan Squad ketika mendengar suara di salah satu kamar.
"Eh, dimana itunya sih?"
"Cari aja terus!"
"Aduh, aduh, jangan keras-keras!"
"Oy, gue dapet satu nih!"
"Cepet gituin!"
Monika yang curiga langsung menendang pintu dan...
BRAK!
"Eh?" Dia langsung bengong.
"Kenapa, Nik?"
"Kalian ngapain sih?"
"Berburu kutu!"
Rupanya hanya dua orang cowok berkacamata yang sedang berburu kutu di kepala sang pemimpin squad.
"Udah, Nik! Duduk aja sini!" ujar Girl-chan sambil menepuk lantai sebagai isyarat untuk duduk.
Monika pun duduk di lantai sambil menjaga jarak agar tidak ketularan. Teiron dan Maurice melanjutkan perburuan mereka.
"Kalian liat Thun-kun nggak?" tanya Emy yang berada di depan pintu.
"Kami nggak liat Thundy dari tadi!" balas Teiron tanpa menengok sama sekali.
"Mungkin dia 'tenggelam'..." timpal Maurice watados.
"Oooh..." Emy pun langsung pergi.
"Hah? 'Tenggelam'?" tanya Monika yang sempat bingung dengan maksud Maurice barusan.
"Itu istilah kalau kelamaan di kamar mandi..." jelas Girl-chan sambil 'membunuh' kutu hasil perburuan kedua temannya.
Monika pun hanya ber-'oh' ria.
"Ada yang liat Thundy?" tanya Mathias.
"Dia 'tenggelam'!" jawab mereka berempat serentak.
Mathias langsung tepuk jidat. "Waduh, gawat deh!"
"Apanya yang gawat?" tanya Maurice.
"Tadi bir di kamar gue hilang satu kardus, terus gue sempet liat dia sempoyongan di dapur!" jelas Mathias sambil mijit kening.
'Jangan-jangan-'
Girl-chan dan Teiron langsung kabur keluar kamar.
Rupanya di depan kamar mandi sudah ada banyak orang yang berkerumun di sana.
"Minggir-minggir, ada yang 'tenggelam' di dalam!" perintah Girl-chan.
Mereka semua pun langsung menyingkir, kemudian Teiron segera melompat dan...
BRAAAAAAAAK!
"Wih, keren!" ujar Alpha dan Salem sambil tepuk tangan melihat aksi Teiron yang menendang pintu sampai terbuka, tapi...
BLETAK! BLETAK!
Mereka malah dilempari batu bata oleh yang bersangkutan.
"Ini bukan sirkus, bego!" bentak Teiron sebal.
Girl-chan segera masuk ke dalam kamar mandi dan mendapati...
Sesosok cowok berambut biru yang tergeletak di dalam bak mandi air hangat dengan wajah merah padam.
"CEPAT TELPON AMBULANS!"
Bonus:
"Katanya ada anggota baru lagi ya?" tanya Ikyo.
"Kayaknya sih..." jawab Maurice seadanya.
Saat ini mereka berdua beserta Alpha, Vience, Salem, dan Edgar sedang ngumpul di restoran yang sama sewaktu Vivi, Lucy, dan Rina makan di sana (sebelum insiden 'Monster dan Kentut').
"Guys, lu pada mau nobar berita hari ini nggak? Bentar lagi mau tayang lho!" tawar Alpha yang lagi mainin gadget-nya.
Kelima cowok lainnya langsung mengerumuni Alpha yang membuka aplikasi 'TV Mobile'.
Layar pun berubah menjadi pemandangan dimana terdapat seorang cowok berambut biru yang sedang memegang mic.
"Berita terkini! Dikarenakan pemimpin kami kegirangan gara-gara dapet Skadi dari RHS (Rare Hero Scroll) dari Event hari ini, seorang OC dari fic ETP, sebut saja L.O, mendapat tawaran untuk ikutan mejeng di Garuchan Squad, ya begitulah..."
"Thundy jadi presenter? Lucu banget!" komentar Vience.
"L.O? Jadi penasaran..." gumam Salem antusias.
"Mari kita simak cuplikan penyambutan berikut ini!"
Kamera menghadap ke sudut lain HQ dimana terlihat sang pemimpin Garuchan Squad bersama seorang cowok berambut putih keperakan dengan gaya stylish.
"Welcome to the squad, Green-kun!" sambut Girl-chan kegirangan sambil tebar-tebar glitter.
"Ya, terima kasih..." balas cowok itu agak risih.
"Yo, ada apa ini?" sapa Mathias yang rada bingung.
"Oh, Mathy! Aku baru saja merekrut adik kesayanganmu, lho!" jawab Girl-chan.
Mathias yang baru nyadar memperhatikan cowok itu dari kepala sampai kaki. "Greeny?"
"Halo, Aniki..." sapa cowok itu rada risih.
"GREENY!" pekik Mathias yang langsung meluk cowok itu.
Cowok itu hanya memasang tampang skeptis. "Aku rapopo..."
Kamera pun kembali mengarah kepada Thundy. "Sekian berita hari ini, sampai jumpa di lain waktu!"
Reaksi keenam cowok itu setelah menyaksikan berita barusan?
'Jadi begitu rupa anggota barunya?' batin mereka semua yang langsung kabur ke Homebase Garuchan Squad.
Di depan Homebase...
"Mana yang lain?" tanya Tumma bingung.
"Mungkin ngumpul dulu..." jawab Rendy seadanya.
Kemudian muncullah keenam cowok barusan dengan cara yang tidak elit: Salem kesandung batu dan jatuh ke tanah, diikuti kelima temannya yang kesandung batu yang sama dan menimpa badannya.
"Ya elah..." gumam kedua orang itu sweatdrop.
Setelah itu...
"Kapan dia akan datang?" tanya Edgar ketika semua anggota cowok beserta sang pemimpin squad sedang ngumpul di depan Homebase.
"Bentar lagi sih..." balas Mathias.
Kemudian, muncullah sesuatu dari kejauhan dan...
"Aluu..." sapa seorang cowok berambut jabrik yang memegang Ice Spear sambil menaiki 'ice board' dan nge-drift (?). (Note: Kalau tau D Hold Skadi pasti ngerti deh!)
"Halo..." balas para cowok (kecuali Mathias) rada bingung.
"Luthiasimik ateqarpunga, Kalaallit Nunaatminngaaneerpunga..." ujar cowok itu tanpa ekspresi.
"Hah?" Kesepuluh anggota cowok yang mendengar itu langsung mangap.
"Errr, Greeny... Bisakah kau pakai bahasa yang mereka mengerti?" pinta Mathias agak risih dan cowok tadi langsung tepuk jidat.
"Aah, beklager... Kebiasaan..." gumamnya merasa tidak enak hati.
"Maaf kawan-kawan, kalimat yang dia katakan barusan adalah bahasa dari negaranya! Luthias itu orang Greenland!" jelas Girl-chan agak risih.
"Oooh, Greenland..." Mereka hanya manggut-manggut.
"Pertanyaan, apa di sana sangat dingin?" tanya Teiron sambil mengangkat tangan dan sukses membuat teman-temannya sweatdrop akut (bahkan Thundy sampai tepuk jidat mendengarnya).
"Untuk orang biasa tentu saja, tapi bagi orang di tempatku tidak terlalu..." jawab Luthias sambil tersenyum kecil.
"Yah, sebaiknya kita masuk saja... Anggota yang lain sudah menunggu di dalam..." usul Mathias sambil menarik tangan Luthias memasuki Homebase diikuti yang lainnya.
"Psst, Ketua..." bisik Vience di sebelah Girl-chan. "Kalau boleh tau, tadi kenapa Luthias dipanggil 'Greeny'?"
"Kan tadi udah dibilangin, dia itu orang Greenland..." balas Girl-chan sweatdrop.
Di ruang tengah, rupanya para anggota cewek sudah menunggu di sana.
"Anggota barunya cowok?"
"Katanya dia orang Greenland, bener nggak sih?"
"Kok mirip Mathias ya? Cuma beda warna rambut sama mata doang!"
"Tapi gitu-gitu imut deh!"
"Gimana sifatnya tuh?"
"Kayaknya dia orang baik-baik..."
"Ehem!" Bibi Rilen berdehem untuk menghentikan suasana yang agak rame karena para cewek yang ngegosip, kemudian mengalihkan pandangan ke arah Luthias. "Tolong perkenalkan dirimu, nak!"
"Dan cobalah untuk menggunakan bahasa yang normal..." nasihat Mathias yang berbisik di sebelahnya.
Anak itu mengangguk. "Errr, namaku Luthias Oersted! Sa-salam kenal semuanya!"
Mathias mengalihkan topik. "Ada pertanyaan?"
Rina mengangkat tangan. "Luthias dan Mathias saudara ya? Kok mirip sih?"
Webek, webek...
"Begitulah..." balas kedua orang itu agak skeptis.
To Be Continue, bukan Timbal Balik Cepat (?)...
Yang kejadian pisang, muntah mie, dan berburu kutu itu true story sih, yah begitulah... ^^a
Mari kita rekap data anggota yang belum masuk perkenalan!
Monika Merirosvo (Captain Hook): Anggota baru yang judes dan rada tomboi. Sepupunya Alisa.
Lucia Mercowlya/Lucy (Desperado): Berbeda dengan yang di Heroes Gakuen, yang ini rada dingin dan cuek, yah walaupun somplaknya masih ada sih...
Vivi Violapayaso (Smile Joker): Tipe yang ceria dan akrab dengan siapa saja, tapi kalau marah sangat sadis. Pacarnya Vience.
Mathias Køhler (Terra): Aslinya personifikasi Denmark. Sifatnya rada somplak dan merupakan pemabuk kelas kakap. Kadang suka mengakhiri dialognya dengan suffix 'dabe'.
Luthias Oersted (Skadi): Anak baru setelah Monika. Adiknya Mathias merangkap personifikasi Greenland. Seorang anak pendiam dan kutu buku. Aslinya dia pakai kacamata, tapi kadang dilepas ketika akan bertempur atau kegiatan lainnya (lagipula dia tidak punya rabun mata sehingga tidak harus selalu pakai kacamata seperti Teiron).
Udah, itu aja! ^^/
Review! :D
