Balas Review! :D
I'mYaoiChan: Jangan diingetin lagi, entar dilempar bom lho! :V *dilempar beneran.*
Tumma: "Terima kasih banyak, Alex..." ^^
Sejujurnya, aku bisa saja membuat style-nya beneran di game... Tapi sayangnya reward Daily Mission udah keganti jadi M-coin, makanya aku rada males soal itu... -w-/
Thundy: "Salah siapa Paket Gaya dipake buat style yang nggak penting?"
Me: "Orang waktu itu nggak kepikiran..." -3-
Makasih Review-nya! :D
RosyMiranto18: Yah, aku nggak begitu mengikuti PoM sih... ^^a
Luthias: "Well, belakangan ini dia sering rewatch Kekkai Sensen di laptop-nya (itupun kadang di-skip cuma buat dengerin opening dan ending)..." ._.a
Ikyo: "Dia mana ngerti huruf 'kanji' (baik Jepang maupun Mandarin), orang bisanya cuma 'katakana' atau 'hiragana'! Jadi nulisnya itu イキヨ (katakana) atau いきよ (hiragana)!" -w-/
Alpha: "Ya ya, lelucon yang bagus, sampai-sampai aku ingin sekali menghajarmu..." *ngeluarin dark aura sambil megang senjata.*
Me: "Woah, woah! Tenanglah, Al!"
Alpha: *menghela nafas dan dark aura mulai hilang.* "Okay..."
Tumma: "Tidak masalah, semua orang pernah tertipu dengan hal tertentu... Aku hanya tidak suka jika hal itu dipermasalahkan terlalu berlebihan..." ^^
Alpha: "Tum, kau jadi lebih ceria sekarang..."
Tumma: "Kalau ada kalian, aku merasa lebih nyaman..." ^^
Ikyo: "Setidaknya itu lebih baik daripada terus-terus mengurung diri..."
Tumma: "Benar..." ^^
Luthias: "Aku sangat senang melihatmu seperti ini..." ^^
Ikyo: "Sepertinya kalian cukup akrab, he..." =_=
Yeah, Thanks for Review! :D
Happy Reading! :D
Chapter 20: Malam Jumat Para Cowok (feat Reha Squad)
Seorang pemuda serba hijau dengan kostum bebek sedang membaca buku di kamarnya.
"Sekarang Malam Jumat ya?" gumam Tumma si pemuda hijau itu saat menatap kalender di atas meja dan meneruskan kegiatannya sebelum...
Kruuuuyuuuuk~
"Anjiiir! Gue laper!" gerutu Tumma sambil beranjak dari kursi dan mengambil topeng bebeknya yang berada di atas kasur, kemudian memakai topeng itu dan berjalan keluar untuk mencari makanan.
Dia berharap ada makanan yang pas dengan dompetnya sekarang.
"Oy Tum, mau ke bawah?"
Tumma yang hendak menuruni tangga menengok ke arah sumber suara dan mendapati seorang pemuda berambut pirang spiky yang baru saja keluar dari kamarnya.
"Iya Sal, lu sendiri?" Tumma nanya balik.
"Mau beli nasi goreng di bawah!" jawab Salem sambil berlari kecil menghampiri Tumma.
"Tumben beli nasi goreng, biasanya juga kebab!" ujar Tumma sambil tertawa renyah.
"Lagi males gue!" balas Salem sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam kantong celana. "Eh, Tum! Lu ketawa Malam Jumat begini malah disamperin hantu, entar baru tau rasa lho!"
"Yang ada lu yang disamperin hantu!" celetuk Tumma usil. "Entar pas lu lagi nungguin pesanan, tau-tau tukang nasi gorengnya bermuka rata~"
"KUHAMPREEEEEET!" teriak Salem ketakutan. "Lu jangan nakut-nakutin gue deh!"
"Buahahaha! Ya elah, entar malem kita tidur bareng lagi ini!" hibur Tumma menenangkan Salem yang udah ketakutan setengah mati.
"Oh iya ya..." gumam Salem sambil manggut-manggut. "Eh, gue ke bawah dulu ya! Perut gue udah demo minta makan nih!"
"Betewe enewe beswe, gue nitip nasi goreng satu! Pedes, terus telornya diceplok aja!" seru Tumma kepada Salem yang berlari menuruni tangga. "Pake duit lu dulu, Sal! Nanti gue ganti!"
Beberapa saat kemudian...
"WOY, SAL! GUE JUGA NITIP NASI GORENG YA! JANGAN PEDES, TERUS TELORNYA DICAMPUR! PAKE DUIT LU DULU, ENTAR GUE GANTI!"
"IYEEEEE, AL! NGGAK USAH TERIAK-TERIAK DARI ATAS JUGA, NYET!"
"WOY, SAL! GUE NITIP NASI GORENG JUGA, JANGAN PEDES! DUITNYA ENTAR GUE GANTI!"
"ANJRIT! LU BELI AJA SENDIRI, GAR! TIGA AJA GUE UDAH RIBET, APALAGI EMPAT!"
"BAPET LU, SAL!"
"WOY, BERISIK! GUE LAGI MEDITASI, LU MALAH TERIAK-TERIAK!"
Sontak, Tumma, Alpha, dan Edgar yang berdiri di dekat tangga langsung masuk ke kamar mereka dengan cepat ketika melihat Thundy keluar kamar sambil memegang senjatanya.
Mereka sudah tau resiko macam-macam dengan Thundy.
Mungkin...
"Kamu udah booking, Eudo?"
Eudo mengangguk sambil membetulkan selimut yang ditaruhnya di atas pundak, sementara Teiron si pemuda berambut merah dengan piyama hijau itu berjalan di sampingnya sambil menenteng bantal.
"Dari kemaren malah udah bilang sama Ikyo!" lanjut Eudo sambil menutup mulut karena menguap. "Kalau nggak bilang, bisa-bisa malah ditempatin orang!"
"Bener juga sih..." gumam Teiron sambil melihat layar HP-nya.
Yah, saat para cowok Reha Squad menginap di markas Garuchan Squad bersama para cowok di sana (dan kadang sebaliknya), mereka punya kebiasaan unik: tidur bersama di ruang tengah setiap Malam Jumat.
Sebenarnya, mereka melakukan kebiasaan itu karena...
-Flashback-
Saat tengah malam...
"THUNDY, BUKA PINTUNYA!"
"RENDY, BUKAIN PINTUNYA! BURUAN, NGGAK PAKE LAMA!"
"EDGAR, BUKA PINTUNYA SEKARANG JUGAAAA!"
"EUDO, TEMENIN GUE TIDUR DONG!"
"GREENY! BIARIN GUE TIDUR SAMA LU, PLEASEEEEE!"
"REVAAAAAN! TIDUR BARENG DOOONG, SEREM NIIIH!"
-Flashback End-
Seperti itulah...
Ketika diselidiki, ternyata penyebabnya adalah suara tangisan yang konon berasal dari sebuah pohon mangga besar yang letaknya di sebelah markas Garuchan Squad.
Alhasil, mereka memutuskan untuk melakukan kebiasaan itu dan karena diketahui berkonsep 'siapa cepat dia dapat', mereka sering 'booking' untuk tempat tidur mereka nanti.
"Oy, Eu, Tei!"
Mereka berdua menengok dan mendapati Red berlari menghampiri mereka sambil menenteng bantalnya.
"Lho, nggak bareng Revan?" tanya Eudo kepada Red yang sekarang berjalan bersama mereka.
"Dianya nggak mau!" jawab Red singkat.
Eudo dan Teiron hanya ber-'oh' ria mendengarnya.
"Dianya yang nggak mau atau udah jalan duluan?" tanya Teiron.
"Tau deh, kayaknya dua-duanya!" jawab Red sambil manyun. "Oh iya, kita udah nyampe nih!"
Mereka pun segera berhamburan menuju tempat yang akan mereka tiduri, walaupun sempat membuat kecelakaan kecil karena Teiron nggak sengaja menginjak punggung Rei yang lagi tidur tengkurep dan Eudo nggak sengaja menginjak betis Edgar.
"Hadoooh... Yang barusan nginjek punggung gue siapaaa..." rintih Rei yang hampir sekarat.
"Eudo! Lu kalau mau lewat bilang permisi apa, jangan pake acara nginjek betis gue segala!" gerutu Edgar sambil memijit betisnya yang sakit karena diinjak Eudo barusan.
"Sorry, nggak sengaja! Ehehe!" balas Eudo yang langsung merebahkan diri di tempatnya.
"Tinggal siapa lagi yang belum ke sini?" tanya Ikyo sambil tidur tengkurap di tempatnya.
"Kayaknya udah nggak ada lagi deh!" jawab Rone sambil menengok ke arah tangga.
"Sekarang udah jam berapa sih?" tanya Teiron sambil memeluk bantalnya.
"Sekarang jam..." Tumma melirik layar HP-nya. "Jam setengah sepuluh!"
"Oy, oy! Yang bawa lotion nyamuk bagi doong~" kata Alpha sambil membalikkan badan.
"Gue nggak bawa!" balas Rendy sambil menyelimuti diri. "Ketinggalan di kamar gue!"
"Gue lupa beli!" sahut Eris.
"Gue nggak punya..." timpal Lectro datar.
"Kalau nggak punya nggak usah bilang!" sembur Edgar agak kesal.
"Udah, beli aja sekarang!" seru Vience sambil menenggelamkan kepalanya di atas bantal.
"Lu aja yang beli, gue mager nih!" celetuk Jung sambil menyelimuti diri.
"Gue juga mager tau!" gerutu Vience sedikit kesal.
"Ya udah, biar gue yang beliin!" seru Ethan sambil beranjak bangun dan berjalan keluar.
"Buruan, jangan lama-lama!" seru Eris dari tempatnya.
"Revan, aku pinjem selimut kamu dooong!" seru Red sambil memegangi salah satu ujung selimut yang dipakai Revan.
Revan menunjuk tangga dengan dagunya. "Ambil sendiri sana!"
"Nggak mau, aah! Di atas gelap!" sahut Red sambil menutupi diri dengan bantal.
"Kalau nggak mau ambil ya nggak gue pinjemin!" balas Revan santai sambil membalikkan badan.
"Aaah, Revan tega!"
"Woy, ini udah gue beliin!" seru Ethan tiba-tiba sambil melempari satu per satu lotion nyamuk yang dibelinya barusan.
"Thanks banget ya!" seru Eris sambil menangkap lotion nyamuk yang dilempar Ethan barusan.
"Udah yuk! Langsung tidur! Hoaeem~" ajak Luthias sambil merebahkan dirinya.
"Lampunya gue matiin ye!" ujar Ikyo yang mengantuk berat sambil mematikan lampu.
CEKLIK!
Beberapa menit kemudian, hampir semuanya sudah tertidur pulas. Tapi tiba-tiba, terdengar suara cekikikan yang sedikit mengganggu.
"Hnn! Siapa sih yang ketawa cekikikan?" tanya Rone yang terbangun karena suara itu.
"Anjir! Berisik woy!" gerutu Salem sambil menutupi kepalanya dengan bantal.
"Woy, yang ketawa siapa sih?!" gerutu Mathias.
"Eh, ini udah malem! Jangan ketawa!" nasihat Maurice yang ikut terbangun.
"Ya Tuhan! Itu siapa yang ketawa cekikikan?!" tanya Eudo agak kesal.
"Nyalain lampunya, Red!" perintah Rei.
"Oke, Aniki!"
CEKLEK!
Ketauan sudah siapa yang tertawa cekikikan barusan dan ternyata dia adalah...
Lectro yang lagi tertawa cekikikan sambil baca doujin Yaoi di HP.
"Ya Tuhan!" Vience langsung facepalm.
"Lectro!" seru Ethan agak frustasi. "Lu ngapain baca begituan malem-malem?!"
Lectro yang tadinya asyik dengan kegiatan sendiri langsung menengok ke belakang dan mendapati teman-temannya menatapnya seolah mengatakan 'Tidur lu! Jangan ketawa cekikikan!' sambil mengeluarkan aura mengerikan.
"Lectro! Tidur sekarang juga!" perintah Eudo geram.
"Ma-maaf ya!" kata Lectro agak ketakutan sambil menyelimuti diri.
"Udaah! Tidur, tidur!" seru Rendy sambil mematikan lampu ruangan.
CEKLEK!
Setelah lampunya dimatikan, suasana pun kembali tenang seperti sebelumnya. Tapi...
"Pppppffffttt!"
"Pppppppffftt! Aduuh! Goblok bener tuh!"
"Ikutan liat dong! Pppffftt!"
Kejadian yang sama terulang kembali!
"Woy! Yang ketawa siapa lagi tuh?!" gerutu Teiron sambil menutup kepalanya dengan bantal. "Kasihani gue apa!"
Beberapa saat kemudian...
PLAK! PLAK! PLAK!
CEKLEK!
Tiga gamparan sadis dari Edgar diarahkan kepada Vience, Salem, dan Eris yang menghasilkan sebuah cap tangan di pipi mereka.
"Lu bertiga bukannya tidur, malah nonton video lucu!" komentar Maurice sambil melihat layar HP mereka.
"Udah ya, ini terakhir ada yang ketawa di sini!" gerutu Mathias sambil bangun untuk mematikan lampu.
CEKLEK!
"Heeeeeey~ Sexy Foxy~ Opp, opp, opp, opp, opp~ Oppa Gangnam Style~"
"Anjrit! Siapa yang nyanyi tuh?" tanya Jung setengah berbisik sambil menahan tawa.
"Kayaknya gue tau siapa yang nyanyi!" timpal Ikyo yang juga ikut menahan tawa, kemudian...
BUUUUK!
CEKLEK!
Hampir semua yang tadinya tertidur pulas langsung terbangun ketika melihat Ikyo memberikan hadiah untuk Alpha berupa...
Hantaman palu di kepala.
"Kenapa ada yang pake acara nyanyi segala coba?" gumam Luthias sambil facepalm meratapi nasib mereka yang selalu gagal tidur kali ini.
"Ka-ka-katanya ketawa nggak boleh, ja-jadinya gue nyanyi..." ujar Alpha yang hampir sekarat karena dihantam palu oleh temannya sendiri.
"Tidur lu pada!" gerutu Ethan setengah mengantuk sambil berjalan menuju sakelar lampu dan mematikannya.
CEKLEK!
Suasana pun kembali hening, bahkan lebih hening dari sebelumnya. Sayangnya, keadaan yang diimpikan beberapa orang itu hanya bertahan sebentar karena...
"Fukai fukai, kiri no naka youen ni hibiku koe... Oide oide, kono mori no motto okufukaku made..."
"Mein Gott! Itu siapa yang nyanyi sambil bisik-bisik?!" gerutu Thundy setengah berbisik sambil terus menyelimuti diri dengan selimut.
"Eh, Malam Jumat woy! Nyadar kek aah! Serem nih!" timpal Maurice yang sudah gemetaran di balik selimutnya.
"Yang nyanyi siapa sih?!" tanya Eudo yang sepertinya mulai frustasi.
"Grrrrrrrrrrrrrrr..."
"Woy! Jangan bikin suasana tambah horror!" Teiron yang setengah ketakutan (atau mungkin benar-benar sudah ketakutan) mengeratkan pelukan pada bantalnya.
"Woy, gue ingetin ya! Malem Jumat jangan nyanyi yang nggak-nggak!" gerutu Thundy.
"Noh, yang nyanyi tuh! Udah stop woy!" timpal Luthias yang sudah menutupi kepalanya dengan bantal.
Karena kesal, Thundy mengambil bantal dan mengarahkannya ke...
BUUUGGH! BUUUGGGGH!
CEKLEK!
Rendy yang sekarang babak belur dipukul bantal oleh Thundy dan Vience (yang ikut terganggu).
"Udah kek aaah!" gerutu Rei sambil menutupi kepalanya dengan bantal.
"Ini lama-lama nggak bakalan tidur semua deh!" cerocos Ethan kesal.
"Betewe enewe beswe, gue mau ke toilet dulu! Kebelet nih!" ujar Vience sambil berlari kecil ke arah toilet.
"Udah gitu AC-nya dingin banget lagi!" komentar Red sambil merapatkan selimutnya dan melihat pengaturan suhu AC. "Alamak! Suhu-nya enam belas derajat!"
"Pantesan dingin!" ujar Revan yang baru saja terbangun.
"Gedein dong! Gue nggak kuat dingin niiih~" pinta Maurice sambil gemetaran di balik selimutnya.
"Dua derajat ya?" tanya Luthias datar sambil meraih remote AC.
"Gile lu, Greeny! Itu udah dingin banget, tau!" seru Mathias.
"Muke gileee! Lu mau bekuin satu ruangan?!" sembur Ikyo. "Dua puluh satu derajat aja!"
Luthias segera mengatur suhu AC yang kelewat dingin dan berjalan menuju sakelar.
Tapi saat dia ingin mematikan lampu, tiba-tiba...
BYAAAR! PETTT!
"Wah, mati sendiri... Padahal belum ditekan sakelarnya..." komentar Luthias yang masih berdiri di depan sakelar.
"WOY! YANG ISENG MATIIN LAMPU TOILET SIAPA SIH?!" teriak Vience dari toilet.
"NGGAK ADA YANG ISENGIN LU, VIENCE! YANG LAIN MASIH DI SINI SEMUA!" balas Eris.
"Aaah! Nggak lucu, nih!" gerutu Rone. "Lu sih, Rendy! Pake acara nyanyi segala!"
"Tau tuh! Suara jelek kayak gitu juga!" timpal Mathias.
"Kenapa lu berdua malah nyalahin gue?!" gerutu Rendy agak kesal.
"Karena lu yang terakhir nyanyi!" sahut mereka semua (kecuali Rendy dan Vience) bersamaan.
"Sebentar deh! Kok hawanya panas begini?" tanya Tumma sambil mengipasi diri.
"Iya ya! Gerah!" timpal Teiron sambil ikut mengipasi diri.
"Orang AC-nya mati, mau gimana lagi?" sahut Alpha sambil melepaskan selimutnya.
"Ah~ Buka baju aja ah~" celetuk Red sambil melepas baju yang dikenakannya.
"HADOOOOOOH! JANGAN LEPAS BAJU APAAA!"
"BAKAJIN! PAKE BAJUNYA SEKARANG JUGA!"
"Maaf! Sekarang jam berapa?" tanya Jung mengalihkan suasana yang sempat ricuh tersebut.
"Gue liat HP dulu!" jawab Thundy sambil menatap layar HP-nya. "Jam dua belas kurang..."
"Sebentar! LU BARUSAN BILANG JAM BERAPA, THUNDY?!" tanya Ikyo panik.
"Jam dua belas kurang..." jawab Thundy datar.
"Jadi kita dari jam setengah sepuluh sampe jam dua belas kurang nggak tidur-tidur?!" tanya Ethan nggak kalah panik.
"Lha, di sini gelap juga?" tanya Vience yang baru balik dari toilet. "Gue kira cuma di toilet doang yang gelap!"
"Dari tadi lu di toilet ngapain aja, nyeeeeet?!" tanya Salem sebal.
"Gue keluar sebentar ya! Mau ngadem sekalian nanya orang!" kata Ikyo sambil berjalan keluar.
"Kyo, gue ikut!" seru Thundy sambil berlari keluar mengikuti Ikyo.
"Gue juga, Kyo!" seru Edgar sambil berlari menghampiri temannya yang sekarang berada di luar.
"Sekalian aja kita begadang!" gerutu Rei sambil melepaskan selimutnya.
"Gue setuju tuh!" sahut Alpha.
"Eh, lu semua! Keluar yuk!"
Tiba-tiba Thundy menyembulkan kepala dari luar dan tangannya memegang sekaleng root beer dingin.
Walah! Malam-malam malah minum es!
"Lho, emangnya kenapa?" tanya Red heran.
"Pemadaman bergilir, satu kompleks mati semua!" jawab Thundy sambil menutup pintu.
Webek, webek...
"MATI LAMPU?!"
"PEMADAMAN BERGILIR?!"
Itu-lah efek pemadaman bergilir secara tiba-tiba!
"Bad luck anak squad..."
"Bakar PLN, bakar PLN!"
"Teiron menggila, Teiron menggila!"
"Gue tabok mulut lu, Alpha!"
"Keluar, keluar!"
Acara tidur bersama pun gagal dan berganti menjadi acara begadang bersama.
"Eh, cuy! Di luar adem bener ya!" ujar Mathias sambil rebahan di teras markas Garuchan Squad.
"Gue pengen jajan..." gumam Maurice sambil ngulet di lantai teras.
"Warung sebelah buka tuh! Barusan gue beli root beer di sono!" timpal Thundy sambil meneguk root beer kalengnya.
"Hadeeeh... Ya Tuhan! Gue pewe di sini..." gumam Eris sambil rebahan di lantai teras kayak ikan teri yang baru diangkat dari penggorengan dan siap dijual (?).
Baru saja mereka merasakan kedamaian, tiba-tiba terusik oleh...
Huuhuuhuuhuu~
"Ya ampun! Baru juga gue merasa tenang di sini!" gumam Rei sambil facepalm.
"Sampe sekarang masih nggak tau juga itu suara apaan!" komentar Alpha.
"Nah itu, gue setuju!" sahut Lectro.
"Rev! Temenin ke atas yuk!" ajak Red sambil menggandeng tangan Revan.
"Mau ngapain?!" tanya Revan setengah panik karena tangannya ditarik seenak pantatnya oleh ehemSeme-nyaehem itu.
"Mau ngambil senter di kamar!" jawab Red santai sambil terus menarik tangan Revan dan masuk ke dalam.
"Eh? Ngambil senter ya? Gue juga ambil senter deh!" ujar Edgar sambil masuk.
"Gue ambil pedang dulu!" seru Vience sambil berlari memasuki markas.
"Mereka berempat mau ngapain sih? Bunuh diri bareng?" tanya Tumma sambil menengok ke arah pintu.
"Muke gile! Masa bunuh diri pake senter segala?!" celetuk Maurice kaget.
"Ya habisnya, Vience sampe ngambil senjatanya segala!" timpal Jung datar.
"Guys! Kayaknya mereka mau ngecek itu deh!" seru Teiron sambil menunjuk sebuah pohon mangga besar yang dekat dengan markas Garuchan Squad.
"Kata orang sering kedengeran suara nangis di situ kan?" tanya Ethan sambil menunjuk pohon itu.
"Katanya, makanya mereka inisiatif buat ngecek pohon itu!" jawab Rone.
Beberapa menit kemudian, Edgar kembali sambil membawa senter, diikuti Red dan Revan yang membawa senter masing-masing, serta Vience yang membawa senjatanya.
"Oy! Lu mau ngapain sih?" tanya Eudo sambil menunjuk pedang yang dibawa Vience.
"Menurut lu?" jawab Vience singkat. "Oy! Langsung ke sono aja yuk!"
"Ya udah, ayo!" sahut Red sambil berlari menuju pohon mangga besar itu diikuti Rone, Revan, Edgar, dan Vience. "Gue yang manjat pohonnya ya!"
"Hati-hati, Red!" seru Teiron sambil melambaikan tangan.
"Oke deh!" sahut Red yang sekarang sedang memanjat pohon tersebut sambil membawa senter. "Oh iya, sumber suaranya dari mana?"
"Kayaknya dari dahan yang itu deh!" seru Edgar sambil menunjuk dengan senternya yang menyala.
"Awas! Entar jatuh!" seru Revan khawatir.
"Ciye, perhatian! Uhuk!" celetuk Alpha sambil pura-pura batuk.
"Uhuk, ciye, uhuk!" timpal Eris ikut-ikutan.
"Apaan sih lu berdua?! Siapa tau aja kan dia tiba-tiba jatuh?!" sanggah Revan sewot.
"WOY! KE BAWAH SINI DEH!" teriak Red dari atas pohon.
"Ada apaan? Maling ya?" tanya Vience sambil menyiapkan pedangnya.
"Nih, tangkep!" seru Red sambil melempar sesuatu dari atas dan ditangkap oleh Rone.
"Apaan nih? Lucu bener!" gumam Rone sambil menggendong sesuatu yang dilempar Red barusan.
"Barusan lu nemu beginian di atas?!" tanya Edgar setengah terkejut sambil menunjuk sesuatu yang digendong Rone.
"Itu apaan?" tanya Teiron sambil berlari kecil menghampiri Rone yang tengah menggendong sesuatu.
"Gue nemu di atas sono! Ternyata sumber suaranya dari situ!" jawab Red sambil turun dari pohon.
"Rone! Lu gendong apaan sih?" tanya Maurice sambil menghampiri mereka.
"Musang!"
Ternyata selama ini, seekor musang yang sekarang berada di gendongan Rone itu-lah yang selalu mengganggu para cowok dengan mengumandangkan suara tangisan dari atas pohon mangga besar tersebut.
"Akhirnya ketauan juga siapa yang bikin gue nggak bisa tidur tiap malem Jumat!" ujar Mathias lega sambil mengusap dadanya.
"Eits! Musangnya gue foto dulu~" seru Alpha sambil memotret musang itu dengan kamera HP-nya.
"Lu mah apa-apa pasti difoto!" komentar Eudo singkat.
"Maklum! Demi blog-nya itu!" sahut Edgar sweatdrop.
"Al! Bagi foto musangnya, dong! Biar dimasukin ke FB, nih!" kata Vience sambil menyalakan bluetooth HP-nya.
"Gue juga, dong! Buat instagram gue~" timpal Salem yang ikut menyalakan bluetooth HP-nya.
"Wah~ Kayaknya kamu laris difotoin nih..." gumam Luthias gemas sambil menyentuh pipi musang itu dengan ujung jarinya.
Belum berakhir kebahagiaan mereka, tiba-tiba...
"Woy! Lampunya udah nyala!" seru Ikyo saat melihat lampu yang menyala kembali.
"Akhirnya nyala juga~" seru mereka semua kompak sambil sujud syukur dengan bahagia karena lampu menyala kembali dan mereka bisa melanjutkan...
"Tapi, tiba-tiba gue jadi nggak bisa tidur nih!" ujar Ethan spontan.
"Sama! Tiba-tiba nggak ngantuk gue!" sahut Maurice.
"Terus, musangnya gimana?" tanya Jung.
"Gampang! Kita pelihara aja musangnya! Problem solved, kan?" jawab Vience santai.
"Betul juga! Nanti kan ada yang bisa diajakin main kalau bosan!" sahut Tumma bersemangat.
"Oh iya ya! Tapi, biaya makannya gimana?" tanya Salem bingung.
"Patungan atuh, makanya mikir dong!" jawab Rendy sambil menoel dahi Salem.
"Masuk yuk! Banyak nyamuk nih!" ajak Rei sambil menepuki nyamuk yang hinggap di lengannya.
"Udah yuk, masuk!" ajak Mathias sambil membuka pintu markas Garuchan Squad dan masuk ke dalam diikuti yang lainnya.
Setelah kejadian itu, mereka tidak pernah mendengar suara tangisan lagi.
Meskipun demikian, mereka tetap melakukan tradisi tidur bersama tiap Malam Jumat dan mereka juga mendapatkan peliharaan baru...
Seekor musang.
To Be Continue, bukan Tampar Baka Candela (?)...
Fun Fact:
1. Lagu yang dinyanyikan Rendy judulnya 'Trick and Treat' dari Kagamine Twins.
2. Tumma masih memakai kostumnya kalau mau keluar markas, dia masih belum terbiasa keluar tanpa kostum.
Sebenarnya ini udah pernah di fic ETP dan HGAD, entah kenapa pengen aja bikin kayak gini... -w-/
Karena ini hanya menceritakan para cowok, jadi jangan tanya kemana para ceweknya! :V /
Chapter depan akan menceritakan kejadian yang nggak tercantum di Chapter-Chapter sebelumnya, jadi tunggu saja! ^^/
Review! :D
