Balas Review! :D

I'mYaoiChan: Ahaha, salam kenal... ^^

Vience: "Anjir, pake dipraktekin!" *Yao Ming face.*

Thundy: "Gue cuma kesel aja dipanggil 'Kakek'... Siapa sih yang nyebarin itu?" =_=

Mathias: "Emang kenapa? Umur lu kan emang lebih tua dari badan lu!" :V

Thundy: "Urusai!" *setrum Mathias di tempat.*

Mathias: *tepar dengan badan gosong.*

Yah, makasih Review-nya! :D

RosyMiranto18: Jadi...

Thundy: =_= "Soal duel? Aku sedang tidak ingin membahasnya, soalnya terlalu capek sampai nggak muncul Chapter kemaren..." *pergi dengan langkah gontai.*

Me: "Bener juga ya..." ._.a

Rina: "Eh? Ajarin bikin kue cokelat? Boleh saja sih..."

Me: "Asal jangan masukin benda aneh aja..." -w-a

Alpha: "Sebenarnya kami hanya latihan basket, cuma entah kenapa pas Luthias cerita waktu dia dengerin kami ngobrol dari ruang tengah, aku nggak tau kalau itu bisa bikin ambigu..." ._.a

Vience: "Astaga, namaku diplesetin seenak pantatnya!" =w= "Oh, dan jangan ingatkan aku dengan screen 'kiamat' itu..."

Salem: "Hanya duel kartu semacam Yugi-Oh, tidak lebih sih, dan..." *tiba-tiba jadi murung.*

Rendy: "Se-sepertinya dia sedang tidak ingin membahas itu sekarang..." *menyeret Salem pergi.*

Luthias: *baru balik setelah ngasih paket ke tempat asalnya.* "Aku di-troll lagi..." TwT

Mathias: *nepuk punggung adiknya.*

Okay, Thanks for Review! :D

Happy Reading! :D


Chapter 24: Another Random Complications


Mari kita lihat kenistaan lain dari Garuchan Squad!


~Lampu Kamar Mandi~ (Vience dan Mathias)

"Vience, gantian pake kamar mandinya!" seru Mathias sambil gedor-gedor pintu kamar mandi dari luar.

"Sabar atuh, mandi tuh harus pake perasaan!" balas Vience yang masih sabunan.

"Huh, dasar!" keluh Mathias sebal.

Setelah itu, tiba-tiba lampu kamar mandi kedap-kedip secara bergantian.


Di luar kamar mandi, Mathias yang iseng sibuk memainkan tombol lampu. "Lampu disko! Jeb, ajeb ajeb, ajeb ajeb!"

"WOY, LU BOSEN HIDUP YA?!" omel Vience emosi.


~Sibuk~ (TeiLisa)

Suatu hari, Teiron dan Lisa sedang berada di sebuah kafe. Tapi...

"Lis, kamu ngapain ngeliatin dari tadi? Nggak makan?" tanya Teiron bingung ketika gadis itu memperhatikannya terus.

"Aku udah makan kok, itupun juga cuma pesen jus..." jawab Lisa.

Teiron malah makin bingung. "Eh? Terus kenapa ngajakin makan di sini?"

"Abisnya, belakangan ini kamu sibuk terus, jadinya aku jarang banget ketemu sama kamu... Karena itu, nggak apa kan ngeliatin kamu seharian?" jelas Lisa malu-malu.

"Huwaaaa- Uhuk uhuk, uhuk uhuk!" Teiron yang kaget saat sedang makan tiba-tiba tersedak.

Lisa yang melihatnya langsung panik. "T-Tei-kun, kamu baik-baik saja? Pelayan, cepat ambilkan air putih!"


~Bakteri~ (Maurice, Girl-chan, dan Alpha, feat KyoAdel)

Di ruang tengah markas Garuchan Squad, Girl-chan dan Maurice sedang ngumpet di belakang sofa demi menghindari sepatu kets milik Maurice yang mengeluarkan bau busuk disertai aura kematian.

"Rice, sepatu lu serem amat sih!" komentar Girl-chan.

"Kemaren kehujanan, terus lupa dicuci, jadinya gitu deh..." jelas Maurice risih.

"Tenang, pake ini dong! Ampuh buat ngilangin bau nggak sedap!" ujar Alpha sambil mengeluarkan sebuah botol semprotan dan menyemprotkannya ke arah sepatu itu.

Alhasil, bau dan aura dari sepatu itu pun langsung lenyap seketika.

"Wah, hebat ya!" puji Girl-chan.

"Iya dong! Kalau pake itu, dijamin bakterinya langsung hilang!" balas Alpha bangga.

"Al, kalau bakteri yang itu bisa lenyap nggak?" tanya Maurice sambil menunjuk...

"Kyo, kamu sakit? Kok mukamu pucat?" tanya Adelia khawatir.

"Eeeh, Adel?! Ugh... Nggak nggak, aku sehat kok..." balas Ikyo gelagapan.

"Bener nih?" tanya Adelia makin khawatir.

"Iya, aku nggak apa-apa..." elak Ikyo yang blushing.

"Wah, kalau bakteri cinta mereka mah nggak ada obatnya Rice!" celetuk Alpha agak skeptis.


~Tebakan~ (Alisa dan Monika)

"Alisa, lu tau nggak hewan apa yang paling kejam sama temannya sendiri?" tanya Monika yang lagi tengkurep.

Alisa yang lagi main HP sambil tiduran nyahutin. "Apaan? Buaya?"

"Salah!"

"Hiu? Serigala? Anjing?"

"Bukan!"

"Terus apa dong?" tanya Alisa sambil bangun dan ikut tengkurep.

"Nyamuk TIKUNGunya..." jawab Monika datar.

Webek, webek...

"Mati aja lu setan!" bentak Alisa sambil menekan kepala Monika dengan bantal.

"GYAAAAAAAAAAAAH!"


~Cake-Fork?~ (Luthias, Tumma, dan Edward)

"Aku punya garpu!"

"Aku punya kue!"

"AH!"

"Jangan ditusuk!" seru Tumma dan Edward bersamaan.

"Mau dong, Kak Luthias!" (Edward)

"Buat aku aja, Luthias!" (Tumma)

"Lha?" Luthias hanya bisa sweatdrop selagi memegang garpu dan sepiring kue di tangannya.


~Mic Mati~ (Lucy, Vivi, Edgar, Salem, dan Rendy)

Saat ini beberapa anggota squad sedang kerja paruh waktu sebagai penyiar radio.

"Gue dapet salam dari Ethan, katanya mic gue nggak ada bunyinya!" ujar Lucy.

"Yaaah, berarti gue dari tadi cuap-cuap sendiri dong!" keluh Vivi.

"Oy, mic-nya mati nih!" seru Lucy saat seorang teknisi mendatangi mereka.

"Ya udah, tunggu bentar ya!" ujar teknisi itu sambil berjalan pergi.

"Jangan lama-lama!" seru Vivi.


Tapi beberapa menit kemudian...

"Gimana? Udah nyala kan?" tanya sang teknisi sambil ngancungin jempol.

"Nyala sih nyala, tapi nggak gini juga kale..." gumam Lucy dan Vivi sweatdrop karena ternyata...

Mic-nya malah dikasih lampu kerlap-kerlip kayak lampu disko.


Di sisi lain...

"Et dah, mereka berdua kenapa coba?" tanya Edgar saat melihat Rendy dan Salem lagi nangis di pojokan, kemudian menghampiri mereka. "Oy, lu pada kenapa sih?"

"Ini Gar, mic radio-nya mati... Hiks, hiks..." jawab Salem sesegukan.

"Lu nangisin mic mati juga, Ren?" tanya Edgar ke Rendy.

"Iya, Gar... Hiks hiks..." balas Rendy masih terisak.

Tapi tak taunya...

"Ren, kita doain yuk..."

"Iya Sal, keluarganya udah dikabarin?"

Mic-nya malah dikubur kayak orang meninggal.

"Ya Tuhan, temen-temen gue pada stress semua..." gumam Edgar sambil mijit kening.


~Sate~ (Elwa, feat Reha Squad)

"Red, lu mau sate nggak?" tanya Revan sambil nunjuk Elwa yang lagi bakar sate di depan markas Garuchan Squad dan dikelilingi oleh para cowok Reha Squad lainnya.

"Maaf Rev, aku nggak suka sate, tapi..." Red menggantungkan kalimatnya. "Aku sukanya kamu!"

DUAAAAAAAAR!

"HUWAAAAAA! ELWA MELEDAK!"

Red dan Revan yang melihat kejadian itu langsung sweatdrop.

"Lu sih pake gombal segala..." gumam Revan risih.


~Artinya?~ (ThunEmy)

"Thun-kun, 'ich liebe dich' itu artinya apa?" tanya Emy suatu hari.

"Hmm, artinya 'aku cinta kamu'..." balas Thundy yang lagi baca buku.

"Oh, makasih ya!"

"Iya..."

Tapi begitu Thundy menyadari sesuatu...

"Bego, itu cuma artinya doang! Doyan amat lu modus sama gue!" bentak Thundy blushing berat.

Emy malah meletin lidah sambil garuk kepala. "Ketauan ya? Ehe~"


~Pertanyaan~ (Bibi Rilen dan Rina)

"Bibi Rilen, aku boleh nanya nggak?" tanya Rina.

Bibi Rilen yang sedang memotong sayuran menengok ke arahnya. "Mau nanya apa, Rina?"

"Anu, perkosa itu apa ya?"

KRAK!

Webek, webek...

Suasana pun mulai hening setelah suara pisau yang menghentak talenan barusan.

'Aku harus jawab apa ya?' batin Bibi Rilen yang bingung harus menjelaskan apa ke Rina.


~Tong Seng~ (Ashley, feat Alexia dan Exoray dari fic 'Heroes Gakuen')

Ashley sedang jalan-jalan di taman kota ketika mendengar sesuatu.

"Tong!"

"Seng!"

"Tong!"

"Seng!"

"TONG!"

"SENG!"


Begitu Ashley menemukan asal suara, ternyata...

"TONG!"

"SENG!"

Dia mendapati Alexia sedang megang sebuah tong besi dan Exoray sedang megang selembar seng.

"Kalian ngapain sih?" tanya Ashley yang kebingungan melihat kelakuan kedua kakak-beradik Mercowlya itu.


~Phobia~ (KyoAdel)

Ikyo sedang membaca buku tentang phobia ditemani Adelia di sebelahnya.

"Ailurophobia takut kucing, Arachnophobia takut laba-laba, Cynophobia takut anjing, Entomophobia takut serangga, Equinophobia takut kuda..." Ikyo menengok ke arah Adelia. "Oh iya, Del, kau ini punya phobia nggak sih?"

"Hmm, aku tuh takutnya kamu Philophobia sama aku..." jawab Adelia malu-malu.

"Philophobia? Apaan tuh?" tanya Ikyo bingung.

"Cari aja di buku itu..."

Ikyo segera mencari phobia yang dimaksud di bukunya. "Philo, Philo, Philo..."

Tapi setelah melihat artinya...

"Eeeeh?! A-aku nggak Philophobia sama kamu!" bantah Ikyo blushing berat.

'Kyo emang manis kalau lagi salting!' batin Adelia dengan senyum tipis.


~Pukul Tikus di Lubang~ (Teiron, Emy, Thundy, dan Elwa)

"Emy tangani bagian kanan, Thundy bagian kiri, dan aku bagian tengah!" komando Teiron.

"Oke!" balas kedua temannya bersamaan.

Kemudian...

PLUK!

Ada yang keluar dari lubang paling tengah.

"Itu dia!"

Mereka bertiga pun langsung heboh mukul-mukul.

"Pukul!"

"Itu di sana!"

"Baru mau dipukul!"

"Ada lagi tuh!"

"Hey kalian, itu bukan untuk 'three player'..." gumam Elwa yang sweatdrop melihat kelakuan ketiga orang itu.


~Mentahan~ (Edgar dan Edward)

"Edward, kalau mau kasih kue nanti nggak usah repot-repot, mending kasih mentahannya aja!" nasihat Edgar suatu hari.

"Oooh, oke Kak!" balas Edward.


Setelah itu...

"Kak Edgar, aku udah nyiapin yang Kakak minta!"

"Mana?"

"Tadaaaa!"

Edward malah nunjukin bahan-bahan yang biasa dipakai untuk membuat kue. You know-lah, kayak terigu, telur, baking soda, dan kawan-kawannya.

"Ya Tuhan... Punya adek kok gini amat ya?" keluh Edgar yang langsung pundung di pojokan.


~Kucing Makan Rumput~ (Rina dan Tumma)

Rina dan Tumma sedang duduk-duduk di teras depan markas.

"Tum, liat deh! Tsuchi lagi makan rumput tuh!" ujar Rina sambil menunjuk Tsuchi-tan yang makan rumput tak jauh dari mereka. "Bukannya kucing itu karnivora, kok makan rumput juga?"

"Hmm, itu karena... Sebentar!" Tumma sibuk menghabiskan jus yang diminumnya, kemudian menjelaskan dengan nada ala profesor. "Kucing memakan rumput untuk membantu proses pencernaannya. Serat pada rumput mempermudah kucing untuk memuntahkan bulu-bulu yang tertelan saat dia menjilati tubuhnya dan benda asing lain yang termakan. Karena jika tidak dimuntahkan, itu akan menyebabkan kucing susah BAB, mengurangi nafsu makan, lemas, dan sebagainya."

Rina yang mendengarkan penjelasan Tumma hanya manggut-manggut. "Oooh, begitu ya..."


~Merusak Hubungan~ (Rendy)

"Ugh, bosan... Jadi pengen ngerusak hubungan orang deh..." keluh Rendy yang lagi jalan-jalan.

Tapi tiba-tiba, dia melihat sesuatu.

"Mbak, itu cowok mbak ya?" tanya Rendy sambil menghampiri sepasang kekasih.

"Iya..." jawab si cewek.

"Cowoknya nggak sayang sama mbak deh! Masa tega nyebar asap rokok di depan cewek? Kan racun tuh!"

"Auh nih, udah dikasih tau masih aja bandel!"

"Lagian, kalau cowoknya nggak bisa jaga kesehatan sendiri, gimana mau jagain mbak?"

"Ooh, jadi kamu nggak sayang lagi sama aku?"

"Lho, kok kamu jadi nggak percaya sama aku?"

"Kamu pilih aku atau rokok?! Kalau rokok, kita putus saja!"

"Apa-apaan sih?! Ini kan hak aku ngerokok!"

"Ehehe, hati jadi lega..." celetuk Rendy yang pergi meninggalkan mereka.


~Nembak~ (Salem, Vience, dan Ashley, feat Kidori dari fic Bessekai buatan AriFuKi)

"Guys! Gue abis nembak cewek di SDeath Squad!" seru Salem suatu hari.

"Wah hebat!" ujar Vience kagum.

"Terus gimana?" tanya Kidori penasaran.

"Dia bilangnya 'kita temenan aja ya', perih cuy..." Salem malah nangis sambil megang dada.

Webek, webek...

"Pelaku Friendzone arah jam 12, bonceng tiga, tembak aja ban-nya biar jatoh!" komando Vience sambil menggertakkan tangan disertai dark aura.

"Okay!" balas Kidori sambil nyiapin sniper.

"Jangan nangis Sal, nggak ada balon nih..." hibur Ashley prihatin.

"Bacot!" sembur Salem yang pundung di pojokan.


~Sirine~ (Girl-chan)

Wiiuu wiiuu! Ngibuul ngibuul!

"Ngapain sih nyalain sirine? Berisik! Udah malem juga!" keluh Girl-chan setengah ngantuk serta memakai daster kuning, dan di depannya terdapat tiga orang pria berseragam coklat yang naik motor.

"Hak kita dong, kita ini kan petugas!" kata salah satu dari mereka.

"Tapi kan ada aturannya juga!" balas Girl-chan sedikit sebal.

"Kayak situ tau aturan aja!" timpal salah satu dari temannya.

"Iye, yang bunyiin kan kita, bukan situ!" sambung teman yang satunya.

"Masalahnya, ngapain kalian naik motor pake sirine di dalam markas gue?!" bentak Girl-chan sambil nyalain lampu dan...

DOEEEEENG!

Ternyata mereka bertiga emang lagi di dalam ruang tengah markasnya.

"Lha, iya juga ya..."


~Parodi Star Wars~ (Maurice, feat John D Hopper OC-nya Bigfoot)

"Johnsith, kau tak bisa kemana-mana lagi!" seru Maurice yang berperan sebagai 'Jedi' kepada John yang menjadi 'Dark Sith'. "Kau harus membayar semua roti yang telah kau makan diam-diam!"

CRASH!

Ketika Maurice mengarahkan force-nya ke arah John, force itu malah hancur.

Maurice langsung cengo melihat force-nya yang hancur. "Lha, kok malah hancur?! Apa kabar force gue coba?!"

Ketika dilihat, ternyata...

"Walah, ternyata benda itu lebih kuat dari force toh!" ujar Maurice kagum sambil memegang kacamatanya.

Di balik jubah John yang robek kena tebasan force Maurice, terdapat kumpulan HP Nokia 3310 yang diikat di badannya dan yang bersangkutan malah tertidur pulas.


~Bebek Goreng~ (Vivi dan Monika)

"Nik, bebek goreng itu paling enak apanya hayoh?" tanya Vivi.

"Bagian dadanya, kan banyak daging tuh!" jawab Monika.

"Salah, ada yang lebih enak selain itu!" balas Vivi.

"Masa sih? Apaan tuh?" tanya Monika penasaran.

"Huruf 'B'-nya, coba bayangin aja tanpa huruf 'B'!" jelas Vivi watados.

"Anjir, eek goreng! Kampret lu!" umpat Monika.


~Lagu Hujan~ (Bibi Rilen)

"Wah, hujan gede!" ujar Bibi Rilen yang melihat kondisi cuaca dari jendela, kemudian dia melihat sebuah gitar nyender di dekat kursi. "Eh, ada gitar nganggur! Coba mainin deh, daripada bosan!"

Bibi Rilen mengambil gitar itu dan duduk di kursi. "Ah, nyanyi lagu itu aja biar nggak bete!"

"Tik tik tik, bunyi hujan di atas genteng. Airnya turun, tidak terkira. Cobalah tengok, keluar jendela. Kain jemuran, basah semua."

Webek, webek...

"Waduh, lupa! Jemuran belum diangkat semua, entar jadi basah deh!" Bibi Rilen langsung kabur dengan panik.


~Lelucon Garing~ (Alpha dan Lisa)

"Lis, gue punya tebakan! Siapa pembalap motor yang punya kerja sambilan sebagai pembaca?" tanya Alpha.

"Eh, siapa Kak? Aku nggak tau!" Lisa mulai mikir. "Errr, Lorenzo bukan?"

"Salah!" balas Alpha. "Yang benar adalah... Valentino 'Rossi'-Miranto~"

"Ya-yang bener tuh Rosy, Kak Al! Tulisannya tuh eR-O-eS-Ye..." ralat Lisa sweatdrop.


~Korban Spoiler~ (Luthias)

Suatu hari, Luthias sedang berada di toko buku dan melihat buku best seller yang telah diangkat ke layar kaca. "Wih, kayaknya seru nih!"

Ketika pergi ke kasir untuk membayar buku yang dibelinya, dia melihat dua orang sedang mengobrol di depannya.

"Eh, udah nonton film-nya kan?" tanya salah satu dari mereka.

'Wah, apa mereka sedang membicarakan film dari buku yang akan kubeli ya?' batin Luthias menyimak pembicaraan.

"Udah, seru banget! Apalagi pas tokoh utamanya mati di akhir film!" jawab temannya.

JEGEEEEEEEER!

"Spoiler bro!"

"Ups, maaf!"

'Ya Tuhan, apa dosaku sampai kena spoiler begini?' batin Luthias yang berusaha menahan air mata setelah mendengar hal itu.


~Pacaran~ (Mathias)

Mathias sedang jalan-jalan ketika mendengar sebuah percakapan.

"Aku minta putus!"

"Kok minta putus?"

'Pacaran siang-siang?' batin Mathias bingung.

"Kita udah nggak cocok lagi!"

"Kok bisa gitu? Jelasin dong say!"

"Hadeh, itu siapa sih?" Mathias segera mencari sumber suara dan ternyata...

"Aku sukanya tulang ikan dingin, tapi kamu sukanya tulang ikan langsung!"

Sepasang kucing.

GUBRAK!

Alhasil, Mathias langsung tumbang melihatnya.


~Bakar-Bakaran~ (Alisa, feat Enara OC-nya Rosy-san)

Alisa sedang bakar-bakaran di halaman belakang markas.

Setelah beberapa saat, gadis itu menyadari kalau apinya semakin kecil akibat menipisnya bahan bakar.

"Ngapain?" tanya Enara yang kebetulan lewat.

"Bakar-bakaran!" jawab Alisa. "Oh iya, bisa cariin bahan bakar nggak?"

"Gampang!" balas Enara yang langsung kabur dan kembali dengan setumpuk kertas.

Alisa langsung membakar kertas-kertas itu dan tak sengaja melihat tulisan 'Daftar Mengerjai Orang' di salah satu kertas.

"Dari mana lu dapat kertas ini?" tanya Alisa.

"Dari kamar Boss Dan!" jawab Enara enteng.

"ENARAAAAAAAA, AKAN KUBUNUH KAU!"

Jangan ditanya siapa yang teriak di atas barusan.


~Kode Pamer~ (Lucy, feat Austin OC-nya Aiko-san)

"Wah, ada paket nyasar nih!" ujar Austin setelah menerima sebuah paket.

"Paket nyasar kok dipamerin?" tanya Lucy bingung.


Keesokan harinya...

"Waduh, ini mah rezeki anak soleh!" celetuk Austin sambil memperlihatkan figure terbarunya.

"Terserah deh!" balas Lucy cuek.


Keesokan harinya lagi...

"Gue nggak mau nebar garam sih, tapi-"

"Lu pengen pamerin SSR kan?" tanya Lucy memotong perkataan Austin. "Sorry ya, gue masih punya banyak garam di markas!"


Keesokan harinya lagi dan lagi...

"Wih, ada anugerah yang jatuh dari dimensi sebelah nih!" seru Austin sambil memperlihatkan barang yang baru dibelinya.

"Tinggal bilang 'gue pengen pamer' bisa nggak sih?!" tanya Lucy agak emosi.


Bonus:

"Ada yang liat topiku nggak?" tanya Teiron kepada beberapa orang di teras markas.

"Nggak tau..." jawab mereka semua datar.

Teiron hanya garuk-garuk kepala dan berjalan pergi. "Aneh, kok bisa hilang ya?"


Ketika dia sedang keliling halaman depan, ada seekor anjing husky datang menghampirinya dengan benda yang dia cari di kepala anjing itu.

Dan kejadian selanjutnya bisa diliat di akhir Chapter 11 fic Reha Squad! :V / *bilang aja males ceritain ulang!*


Di ruang tengah...

"Kambuh lagi?" tanya Ikyo yang terbangun dari tidurnya setelah mendengar suara teriakan yang sangat familiar dari halaman depan.

Thundy menutup buku yang dibacanya dan menaruh buku itu di atas meja, kemudian berdiri dari sofa. "Liatin yuk!"

Ikyo mengangguk setuju dan bangun dari tempatnya tidur di pojok ruang tengah, kemudian kedua orang itu pergi ke halaman depan.


Ketika sampai di sana, mereka melihat Teiron nemplok di atas pohon, beberapa orang yang mengerumuninya di bawah, beserta anjing tadi.

"Ada apa ini?" tanya Ikyo sambil menepuk pundak Vience yang berada di kerumunan paling belakang.

Vience hanya menunjuk ke arah anjing yang masih memakai topi Teiron.

"I-itu Hato kan?" tanya Ikyo yang mengenali anjing tadi.

"Sepertinya..." Thundy berjalan ke arah anjing itu dan mengambil topi di atas kepalanya. "Nah, sekarang kamu kembali ke pemilikmu ya!"

"Woof!" Hato pun langsung pergi dari tempat itu.

"Ron, turunlah! Anjingnya udah pergi!" seru Emy meyakinkan.

"Iya iya..." Teiron langsung turun dari pohon, tapi begitu sampai di bawah...

"Kenapa?" tanya Maurice saat Teiron memasang tampang jijik ke arah topinya yang berada di tangan Thundy.

"Topiku bersihin dulu dong! Aku jijik sama bekas liurnya!"

GUBRAK!

"Baik, baik..." Thundy yang sweatdrop mengeluarkan sebuah saputangan dan membersihkan bekas liur Hato di topi Teiron, kemudian dia memberikannya setelah selesai dibersihkan. "Nih!"

"Wah, makasih ya Thun!" Teiron memakai topinya dengan wajah sumringah.

"Hmm..." Thundy hanya mengangguk kecil dengan senyum tulus.

Wait, wait, WAIT!

NGIIUUUNG, NGIIUUUNG!

MAYDAY, MAYDAY!

Semua orang langsung cengo melihat Thundy senyum.

"What the Hell, Thundy?!" (Ikyo langsung mangap lebar)

"Demi Dewa, apaan tuh?!" (Maurice speechless parah dengan hal itu)

"Sialan, kamera gue pake ketinggalan lagi!" (Vience mengutuk dirinya yang lupa bawa kamera)

"Ya Tuhan... Dia beneran senyum?" (Teiron langsung pingsan)

"Wadoh, gue jadi gatel pengen cubit pipinya!" (Emy gemes sendiri dengan senyuman pacarnya)

"VEEERDAAAAAAAAAMNT!" Thundy langsung kabur ke dalam markas dengan wajah merah padam.


Di dalam markas...

"Tadi di depan ada kejadian apaan sih?" tanya Vivi.

Vience menghela nafas risih. "Itu, tadi anjingnya Red balikin topi Teiron, terus Thundy senyum..."

"Eh? Senyum? Masa sih? Bukannya dia nggak pernah senyum ya? Ada buktinya nggak?" tanya Vivi bertubi-tubi.

Vience menggeleng. "Nggak... Kamera gue ketinggalan soalnya..."

Vivi langsung kecewa. "Yaaah, berarti hoax do-"

"Vi, Lucy punya foto Thundy lagi senyum tuh!" seru Monika memotong pembicaraan dari ruang tengah.

Alhasil, mereka berdua langsung pergi ke ruang tengah dan mendapati beberapa anggota cewek (ditambah Silica dan Mia yang datang berkunjung) mengerumuni Lucy. Keduanya pun ikut mengerumuni Lucy karena penasaran.

"Eh buset, itu beneran Thundy?"

"Alamak, senyumnya kok cakep amat ya?"

"Lucy, bagi fotonya dong! Mau gue sebar ke FB nih!"

"Gue juga, Lucy! Buat pajangan di kamar gue!"

"Ah elah lu, Emy! Pengen amat sih ngeliat pacar senyum tiap hari!"

"Ya iya dong, abisnya dia ogah senyum sih!"


Sementara yang bersangkutan hanya bisa pundung di pojokan dengan aura suram.

"Bunuh saja aku sekarang..." gumam Thundy frustasi.


Di sisi lain, Salem sedang jalan-jalan keliling markas dan melihat beberapa hal.

Di koridor terlihat Edgar dan Edward lagi kejar-kejaran.

Di ruang baca ada Alpha yang lagi ngajarin Lisa gunain laptop.

Di dapur terdapat Luthias yang nyuruh Mathias bawain beberapa bahan buat masak kue.

Salem hanya menghela nafas risih.

"Aku iri dengan mereka..." gumamnya sambil naik ke lantai atas.


Di kamarnya, dia sedang duduk di atas kasur sambil memperhatikan sebuah foto di tangannya.

"Sudah dua tahun ya..."


To Be Continue, bukan This's Break Comment (?)...


Fun Fact:

1. Walaupun kadang Mathias dan Vience suka kerja sama ngerjain orang, tapi mereka sendiri nggak pernah akrab satu sama lain.

2. Monika dan Alisa kadang bisa ribut soal masalah sepele, padahal saudara sepupu.

3. Elwa alergi pasangan Yaoi dan dia bisa saja meledak jika ada pasangan yang menggombal di dekatnya.

4. Sengaja cantumin beberapa OC tamu biar greget! :V /

5. Hmm, perlukan kubikin fic spin-off untuk bagian terakhir itu? *lirik seseorang.*


Ahaha, aku tak harus ngomong gimana lagi untuk ini... ^^a

Oh, dan jangan ingatkan tentang kejadian 'OOC-ness' di Chapter 'Observation Diary', itu udah lain cerita... :V /

Review! :D