Balas Review! :D

I'mYaoiChan: Oke, aku nggak ngurus buat itu... -w-a

Alisa: "I don't care..." -.-/

Salem: "Panggilan macam apa itu?" =.=a

Makasih Review-nya! :D

RosyMiranto18: Yah, selamat ulang tahun... ^^/ *telat!*

Monika: "Kalau boleh meralat, yang terlibat kisah cinta segitiga itu sepupuku Alisa..." -.-/

Giro: "Terima kasih..." -w-

Thanks for Review-nya! :D

Happy Reading! :D


Kejadian sebelumnya:

"Nah, sudah beres!" Luthias menepuk tangannya setelah berhasil menjitak Salem sampai kepalanya benjol.

Salem hanya mengelus benjolan di kepalanya. "Maaf... Padahal cuma mau lemparin Alpha, tapi karena terlalu emosi, jadinya lemparin dia juga!"

"Alasan yang aneh..." gumam pemuda itu sweatdrop. "Tapi, danke, Luthias-pyon..."

Webek, webek...

"Kalian saling kenal ya?" tanya Alpha.

Luthias hanya menggaruk pipi dengan telunjuk. "Ya begitu deh..."


Chapter 40: Giro-nian Absurd Time (Giro: "Judul macam apa itu?!" *lempar tongkat gesek biola ke Girl-chan.*)


"Aku akan antarkan kau ke Kaichou!" Luthias menarik tangan pemuda itu, kemudian melirik Salem dan Alpha. "Kalian bereskan sisa pisau yang berserakan!

"Baik!"


Setelah itu...

"Woah, kau ke sini? Bagaimana bisa?!" tanya Girl-chan rada shock begitu mengenail pemuda itu.

"Entahlah... Semalam aku mimpi terlempar keluar angkasa, terus tak taunya malah terbangun di depan seorang pria kribo yang menyambutku di depan sebuah gerbang aneh... Dia memberiku sebuah kuas besar dan mengajariku bertarung dengan kuas itu, kemudian menyuruhku ke sini karena dia seperti tau aku punya hubungan dengan orang-orang di tempat ini..." jelas pemuda itu panjang lebar.

"Hmm, aku tidak tau harus bilang apa..." gumam gadis itu sweatdrop. "Tapi karena kau sudah di sini, aku izinkan kau jadi anggota!"

"Oke, tapi... Nggak apa nih kalau manggil pake nama asli?"

"Nggak apa, mereka semua udah tau kok! Tinggal perkenalkan diri saja di depan mereka!"

"Baiklah!"


~Gender~

"Anggota baru?" tanya Thundy.

"Yap!" Girl-chan mengangguk.

"Seperti apa?" tanya Rina antusias.

"Liat aja nanti!" Si ketua squad mengedipkan mata.

Semua anggota sudah berkumpul di ruang baca untuk melihat anggota baru mereka.

Kriiiet!

Luthias masuk ke dalam bersama pemuda tadi.

"Oke... Jadi, kita kedatangan teman baru... Yah, begitulah..." jelas Luthias dengan ekspresi ala kadarnya sambil menyikut pemuda di sebelahnya. "Nah, kenalin diri sana!"

"Dan usahakan pakai bahasa yang normal..." bisik Luthias sebelum dia berjalan pergi ke bangku kosong.

Pemuda itu berdehem sejenak. "Ehem! Errr, namaku Giro Catlite, salam kenal..."

(Note: Nama marganya dibaca 'Kyat-lait', kalau dibikin Jepang jadinya 'Kyatto-raito'.)

"Ada pertanyaan?" tanya Girl-chan.

Edward angkat tangan. "Kak Giro itu laki-laki atau perempuan?"

Webek, webek...

"Laki-laki..." jawab Giro seadanya.

Monika mengerutkan kening. "Masa? Kok mukanya kayak cewek ya?"

JLEB!

"Suaranya juga nggak mirip cowok!" timpal Alisa.

JLEB!

"Apa perlu kita telanjangi saja ya?"

Usul laknat dari Ikyo barusan sukses membuat beberapa orang menatapnya dengan wajah horror.

"IDE BAGUS!" sahut Mathias.

GLEK!

Giro yang melihat tanda bahaya berniat kabur dari ruangan itu, tapi pintunya malah ditutup sama Edgar.

"Maaf ya, tidak ada yang boleh keluar dari sini..." ujar Edgar dengan wajah datar dan aura hitam disertai sabit di tangan kiri.

Mathias langsung menariknya dan menahan Giro agar tidak kabur saat proses 'ditelanjangi'.


Begitu bajunya dibuka...

"ANJRIT, TWO PACK!"

Giro yang berhasil melepaskan diri langsung memakai kembali bajunya dan segera pergi dari situ.


Keesokan paginya...

Giro yang baru bangun tidur hanya memakai piyama setengah terbuka dan membawa handuk coklat berniat mandi, tapi malah dicegat seseorang berambut beige di depan kamar mandi.

"Kenapa?" tanya Giro bingung.

"Ini kamar mandi cowok, kamar mandi cewek di sebelah!"

NGEK!

"Oh begitu... Boleh kubisikin sesuatu?" pinta Giro.

Dia mendekatkan telinganya ke Giro, kemudian...

"GUE INI COWOK, BUKAN CEWEK, BUKAN JUGA HIDEYOSHI (?), APALAGI PICO (?!)!"

GUBRAK!

Dia langsung pingsan di tempat.

Giro hanya memasang tampang cuek, kemudian dia memilih untuk masuk dan mandi.


Tidak jauh dari situ, Teiron ngakak guling-guling melihat sobatnya yang diteriaki sampai pingsan.


~Lari Pagi~

Giro dan Teiron sedang lari pagi di taman kota.

"Giro, tungguin dong!"

"Ayolah, lambat banget sih!"


Kemudian mereka berdua berhenti untuk istirahat sejenak.

"Semangat dong, kan masih muda!" ujar Giro sambil melipat tangan.

Teiron hanya ngos-ngosan. "Capek tau, Giro! Lagian kenapa kamu masih olahraga sih? Badanmu kan udah bagus begitu!"

"Ya iya dong harus tetap olahraga, kalau rajin bisa manjangin umur!" balas Giro.

"Nggak mungkin!" sahut seseorang. "Kesehatan dan umur itu Tuhan yang menentukan!"

"Siapa itu?" tanya Teiron bingung.

"Nggak tau tuh, Teiron-pyon, tapi kayaknya dia ngomong ke kita deh!" balas Giro.


Mereka berdua menghampiri orang tadi.

"Ada apa ya?" tanya Teiron.

"Iya, ada apa nih sampe mau ngomong sama kita?" sambung Giro.

"Kalian jangan sok tau ya! Kesehatan dan umur tuh di tangan Tuhan, jadi nggak ada yang namanya manjangin umur!" jelas orang itu.

"Oh gitu ya?" Tiba-tiba Giro mengeluarkan dark aura sambil menggertakkan tangannya. "Coba sini, tadi situ bilangnya sehat sama umur di tangan Tuhan kan?"


Setelah itu...

"Ayo pulang!" ajak Giro sambil menarik Teiron.

"Eeeh? Gi-Giro, itu dia nggak apa-apa kan? Maafkan teman saya ya!" tanya Teiron yang sedikit kasihan dengan kondisi orang itu.

"Tenang aja! Sehat dan umur di tangan Tuhan, kalau belum waktunya juga nggak bakalan mati dia! Kan dia udah bilang sendiri!"

Jangan ditanya apa yang baru saja Giro lakukan ke orang itu!


~Chase, Gift, and Dynamite~

Sepasang kakak beradik terlihat memasuki perkarangan markas.

"Hey, kalian siapa ya?" tanya Giro yang berpapasan dengan mereka di depan pintu masuk.

"Kau anggota baru?" Salah satu dari mereka yang merupakan sang kakak nanya balik.

Giro hanya mengangguk. "Ja, namaku Giro..."

"Oh... Aku Alex dan ini adikku Andre!" Dia menepuk punggung adiknya.

"Salam kenal Kak!"

"Hem!" Giro kembali mengangguk.

"WOY KAMBING, SINI LU! KITA MAU BALAS DENDAM KARENA TELAH MELUKAI REVAN!"

Mereka bertiga menengok dan mendapati sepasang pria kembar mengejar Mathias.

"Itu Red sama Rone ngapain ngejar Mathias?" tanya Alex sweatdrop.

"Nggak tau!" balas Giro ikutan sweatdrop.

Luthias ikutan nimbrung. "Tadi itu siapa yang teri- Oh, Alex dan Andre! Kalian nyari Naya ya? Masuk aja, dia di dalam kok!"

"Makasih Kak Luthias!"

"Aku nitip Andre dulu bentar, soalnya ada kerjaan!"

"Ah iya, nggak apa kok!"

Alex hanya mengangguk dan pergi.

"Ayo masuk!" Luthias menuntun Andre masuk diikuti Giro.


Di ruang tengah...

"Oh, ada Andre. Ayo sini, aku baru saja membuat teh." ajak Naya yang duduk di sofa.

Andre ikut duduk di sofa dan mereka berdua mulai mengobrol.


Giro yang berniat menanyakan sesuatu langsung ditarik menjauh oleh Rendy.

"Apaan sih?" tanya Giro bingung.

"Jangan tanyakan apapun yang berhubungan dengan mata Naya!" nasihat Rendy datar.

Giro menaikkan alis. "Emangnya kenapa?"

"Dia tuh punya adek 'SisCon' parah! Kalau lu nanyain matanya Naya, lu bisa dilempar pisau sama dia!" jelas Rendy sambil melipat tangan.

"Adeknya siapa?" tanya Giro penasaran.

"Tuh, yang rambutnya pirang spiky di sono, namanya Salem!" Rendy nunjuk Salem yang lagi main UNO bareng Alpha, Maurice, dan Teiron di pojokan. "Mumpung mood-nya lagi baik, jangan pernah nanyain itu deh!"

"Oke oke..." Giro hanya mangut-mangut, walaupun sebenarnya masih penasaran. "Makasih info-nya, hmm..."

"Rendy..."

"Ah iya, makasih Rendy-pyon!"

"-pyon?" Rendy mengerutkan kening.

Girl-chan yang muncul entah sejak kapan di belakang Rendy menepuk punggungnya. "Dia kebiasaan manggil orang seperti itu, Ren, jadi maklumi saja!"

"Baiklah..." Rendy langsung pergi.

"Oh iya, Luthias mana?" tanya si ketua squad ke Giro.

"Luthias-pyon? Katanya dia keluar lagi abis nganterin Andre-pyon ke ruang tengah nemuin Naya-pyon!" jelas Giro.

Gadis itu hanya ber-'oh' ria. "Mau susulin?"

Giro hanya mengangguk dan mereka berdua pergi keluar.


Back to the outside...

"Oh, cuma nganterin paket toh?" tanya Luthias sambil melipat tangan ketika seorang gadis pirang muncul sambil membawa paket di tangannya.

"Begitulah, ketua-nya ada?"

"Ada apa nyari?" Girl-chan nongol bareng Giro di belakang.

"Ini, paket dari Rosy-san!" Gadis itu menyerahkan paket yang dibawanya.

"Makasih!" Si ketua squad menerima paket itu.

"Udah kan? Aku mau masuk!" sela Luthias sedikit risih.

"Tapi sebelum itu..." Gadis pirang tadi menengadahkan tangan. "Mana tongkatku?"

"Nih!" Luthias mengeluarkan sebuah tongkat sihir dan menyerahkan ke gadis pirang itu. "Lain kali jangan lempar sembarangan lagi, Enara!"

"Akan kuingat itu, kembarannya Boss Dan!" Enara langsung pergi.

Ketiga orang itu hanya sweatdrop berjamaah melihat kepergiannya.

"Oke, sebaiknya aku harus cepat-cepat bawa ini ke dalam!" Girl-chan masuk ke dalam sambil membawa paket itu.

"Moncong-moncong, itu apa ya?" Giro menunjuk sesuatu di depan.

Luthias menengok dan langsung terbelalak begitu melihat...

Di depan pintu gerbang...

Ada sedrum dinamit...

Yang ternyata...

TERSULUT!

Luthias yang panik tingkat dewa langsung berlari ke arah benda itu dan...

DUAAAAAAK! SYUUUUUUUUUNG!

Menendangnya sekuat tenaga sampai terbang entah kemana.

Giro langsung jawdrop melihat kejadian barusan.

"Nah, sudah selesai!" Luthias menepuk tangannya setelah menendang dinamit barusan.


~Ghost and Beast~

"Di sini yang tinggal berapa banyak sih?" tanya Giro penasaran sambil duduk-duduk di lantai ruang baca.

Maurice yang kebetulan berada di sebelahnya ikut nimbrung. "Dua puluh lima orang manusia, sesosok hantu, seekor rubah, tiga ekor kucing, seekor musang, seekor naga, dan beberapa ekor Cerberus..."

"Detail amat..." gumam Giro risih. "Tapi, kok aku nggak liat rubah di sekitar sini ya?"

"Oh itu? 'Rubah' yang kumaksud ada di sana!" Maurice menunjuk Ikyo yang tidur tengkurap di pojokan dengan aksen rubahnya.

Giro yang melihatnya hanya ber-'oh' ria dengan sweatdrop di kepalanya.

Ketika mengalihkan pandangan ke arah lain, dia melihat sesosok gadis yang melayang di rak tinggi.

"Maurice-pyon, dia itu, hantu kan?" Giro menunjuk gadis tadi.

Maurice melihat arah yang ditunjuk dan mengangguk. "Iya, Ashley memang hantu, kau takut ya?"

Giro menggeleng pelan. "Nein, aku hanya kaget saja!"

"Oh iya, di sini ada 13 laki-laki dan 13 perempuan!"

"Tunggu, dia nggak dihitung?" Giro menunjuk Tsuchi yang sedang belajar menulis.

"Tsuchi itu aslinya kucing, jadi tidak dihitung!"

Giro ber-'oh' ria lagi.

"Tapi kau perlu tau satu hal, ada seseorang di sini yang sedikit... Errr, penakut... Dia punya masalah dengan penampilan, jadi dia tidak ingin berhadapan dengan orang baru untuk sementara..." Maurice menggaruk kepala. "Mungkin kalau kau mau melihatnya sendiri silakan saja, tapi jangan kaget ya!"


Di lantai atas...

"Kamarnya di sekitar sini kan?"

Giro berkeliling koridor lantai atas, sampai akhirnya melihat salah satu pintu kamar yang terbuka.

"Mungkin di sini..."

Dia berjalan ke arah kamar itu dan mengintip sedikit dan melihat...

'M-monster buruk rupa?'

Giro perlahan-lahan menjauh dari kamar itu dan segera kabur.


Setelah itu...

"Monster? Kurasa itu si 'dia' yang dilihat Giro barusan!"

"Aku sudah mengingatkannya untuk tidak kaget, tapi sepertinya percuma saja..."

"Kalian membicarakan apa?"

Ketiga anak berkacamata itu menengok dan mendapati Tumma nimbrung di dekat mereka.

Teiron berusaha mencari jawaban yang tepat. "Errr, kami sedang membicarakan si Gi- Ah iya, kau kan tidak ada saat perkenalan anak baru..."

"Anak baru ya?" Tumma menunduk sedih. "Sepertinya dia akan takut padaku..."

'Mulai lagi deh...' batin mereka bertiga sedikit tidak enak hati.

"Aku akan cari dia..." bisik Luthias sambil berjalan pergi dari ruang baca.


Di ruang tengah, Giro terlihat gemetar sambil duduk di sofa.

"Tidak apa-apa, dulu kami juga kaget melihatnya seperti itu..." ujar Bibi Rilen sambil membawakan teh untuk menenangkan si pemuda yang ketakutan barusan. "Tumma itu anak yang baik, hanya saja dia sedikit penakut karena penampilannya yang buruk rupa..."

Luthias pun masuk ke ruang tengah. "Permisi..."

Bibi Rilen menengok. "Iya, Luthias?"

"Tadi Giro, baru saja melihat Tumma ya?" tanya Luthias memastikan.

Giro mengangguk. "Dari mana kau tau?"

Luthias menghela nafas. "Tadi aku sedang ngobrol dengan Teiron dan Maurice di ruang baca, Tumma nggak sengaja nimbrung dan... Yah, terjadi lagi..."

Bibi Rilen menyodorkan cangkir teh yang dibawanya. "Nah, kamu minum dulu teh-nya!"

Giro hanya mengangguk dan meminum teh-nya.

Kemudian Tumma muncul dari pintu depan dan berniat ke dapur. Dia sempat melihat Giro sebentar, tapi langsung memalingkan wajah dan pergi.

Giro merasa agak kasihan dan sedikit bersalah karenanya. "Begitu ya..."


Tumma mengambil air di dispenser dan meminumnya. Air mata sempat menggenangi wajahnya sebelum...

Puk puk!

Dia menengok dan mendapati Giro menepuk pundaknya.

"Hay..."

Tumma menghapus air matanya. "Hay..."

"Aku sudah mendengar semuanya, maaf ya..."

Tumma tersenyum tipis. "Iya, tidak apa-apa..."

Suasana mulai hening sesaat.

"Ngomong-ngomong, namamu Tumma ya? Aku Giro, anak baru..."

Tumma mengangguk kecil. "Hmm, salam kenal..."


"Aku harap mereka bisa mengakrabkan diri untuk beberapa hari ke depan..." gumam Luthias yang melihat mereka dari kejauhan.


~Karaoke~

"Karaoke yok, biar nggak bosen!" ajak Lucy.

"Kuy ajalah!" sahut Alpha.

"Undi, undi!" seru Vivi.

Setelah diundi, Edgar dapat giliran pertama. Tapi saat memilih lagu...

"Gue butuh dua orang lagi, soalnya lagunya buat bertiga!"

"Apa judulnya?" tanya Rendy.

"Dead Line Circus!"

"Gue nggak ikutan ya! Gue solo singer aja!" ujar Mathias watados.

Edgar langsung sweatdrop. "Siapa juga yang mau nawarin lu?"

"Gar, gue ikut ya!" seru Vience.

"Hmm, gue juga deh..." gumam Salem agak ragu.

Dan mereka mulai bersiap.


(Edgar) Doukashitenda hiasobi SHOWTIME, odoketa PIERO (Pierrot) moyase

Doukasen ni hi o tsukero, itsuwari no emi wa Guilty

(Salem) "Kyou seikyou!" tte kyousei shichattenda

Kuukyo ni juuji kittara. Saa, ikuze? Stand up! Ready?

DEAD LINE de odore

(Vience) Shuumatsu o, shuumatsu ni [ Week End — World's End ]

Bouzen, kono yoru o nurikaeteku shuumaku no nai CIRCUS

(Salem) Kami-sama datte gussuri neteru jikan nan ja nee?

Donna inori mo todokya shinai sa

(All) Bukkowareta yoru ni mayocchatte, fuange na kao mo itoshii ne

Nani mo kamo wasurete, asobimasho?

Nannara mou kurucchatte, kimi mo kochiragawa e oide yo

Hashagou ze, moetsukiru made

(Salem) Issee notte notte miro dootai? Ima ni mo okkochi sou daro

Tamanori nante fuantei sa, kimi no kokoro no you ni

(Vience) Rakka shitenda shiten mawattenda

Ikite chakuchi suru made. Saa, agake! Stand up! Baby?

DEAD LINE o kizame

(Edgar) Shounen kara, shoujo made [ Boy's End — Girl's End ]

Totsuzen, saitei na yoru ni tsuresararete GAME OVER

(Vience) Hako o aketara kawaii BUNNY-chan ga toujou?

Joudan daro? Naka ni wa zetsubou dake sa

(All) Buppanashite sakende tondetta, aware na himei no dangan wa

Dokka douke butte butsukatte, kietettanda

Yukai na DEAD LINE CIRCUS, fuzaketa yume ni tandeki shiyou ka

Detarame na yoru o utae!

(Edgar) Soko no kimi mo SUTEEJI (Stage) ni tatte minaikai?

Choudo sakki PIERO yaku ga hai ni natta... ja nai ya

Inaku natta tokoro da. Saa, youkoso!

(Salem) Bukkowareta yoru ni mayochatte, fuange na kao mo itoshii ne

Nani mo kamo wasurete, asobimasho?

(All) Nannara mou kurucchatte, kimi mo kochiragawa e oide yo

Hashagouze, come on! Lady!

Itsuka sakende tondetta, aware na himei no dangan wa

Dokka douke butte butsukatte, kietettanda

Yukai na DEAD LINE CIRCUS, fuzaketa yume ni tandeki shiyou ka

Detarame na yoru o utae!


"Oke, apa selanjutnya?" tanya Ikyo.

Thundy mengecek daftar lagu. "Lagu untuk berdua, judulnya 'Magnet'! Kalau bisa sih cowok dengan cowok atau cewek dengan cewek, soalnya lagunya tentang hubungan terlarang!"

Mathias melirik adiknya yang sedang minum dan memasang seringai licik.

"Greeny sama Giro aja gimana?"

BRUUUUUUUUSH!

"A-apa?!" Giro langsung kaget.

"Ayo! Ayo! Ayo!" Beberapa orang langsung menyoraki mereka.

"Gimana nih?" bisik Giro meminta saran.

Luthias mengelap mulutnya dan memasang ekspresi seadanya. "Mau gimana lagi? Ayo ajalah!"

Mau tidak mau mereka terpaksa melakukannya.


(Giro) kabosoi hi ga kokoro no hashi ni tomoru

itsu no ma ni ka moehirogaru netsujou

watashi no chou fukisoku ni tobimawari

anata no te ni rinpun o tsuketa

(Luthias) karamiau yubi hodoite

kuchibiru kara shita e to

yurusarenai koto naraba

naosara moeagaru no

(Both) dakiyosete hoshii tashikamete hoshii

machigai nado nai n da to omowasete

kisu o shite nurikaete hoshii

miwaku no toki ni yoishire oborete itai no

(Luthias) sokubaku shite motto hitsuyou to shite

itoshii nara shuuchaku o misetsukete

"okashii" no ga tamaranaku suki ni naru

ikeru toko made ikeba ii yo

(Giro) mayoikonda kokoro nara

kantan ni tokete yuku

yasashisa nante kanjiru

hima nado nai kurai ni

(Both) kurikaeshita no wa ano yume ja nakute

magire mo nai genjitsu no watashitachi

furete kara modorenai to shiru

sore de ii no dare yori mo taisetsu na anata

(Giro) yoake ga kuru to fuan de

naite shimau watashi ni

"daijoubu" to sasayaita

anata mo naite ita no

(Both) dakiyosete hoshii tashikamete hoshii

machigai nado nai n da to omowasete

kisu o shite nurikaete hoshii

miwaku no toki ni yoishire oboretai

(Luthias) hikiyosete magunetto no you ni

tatoe itsuka hanarete mo meguriau

(Both) furete ite modorenakute ii

sore de ii no dare yori mo taisetsu na anata


Mereka pun langsung mendapat tepuk tangan meriah.

"Lagu solo, tapi judulnya..." Teiron sedikit mengerutkan kening.

"Kenapa?" tanya Maurice bingung.

Teiron memasang wajah datar. "Ini mah lagu yang biasa dinyanyiin Mathias sampe nangis-nangis..."

"Apaan judulnya?" tanya Emy.

"Servant of Evil..."

Sriiiiiiing!

Semua orang langsung melirik Mathias.

"Nyanyi nggak lu?" Edgar masang evil smirk. "Katanya solo singer, heh?"

Skakmat!

Mathias hanya menghela nafas pasrah. "Haaah, oke oke..."

Dan dia pun mulai bernyanyi.


Kimi wa oujo boku wa meshitsukai

Unmei wakatsu aware na futago

Kimi wo mamoru sono tame naraba

Boku wa aku ni datte natte yaru

Kitai no naka bokura wa umareta

Shukufuku suru wa kyoukai no kane

Otonatachi no katte na tsugou de

Bokura no mirai wa futatsu ni saketa

Tatoe sekai no subete ga

Kimi no teki ni narou to mo

Boku ga kimi wo mamoru kara

Kimi wa soko de waratte ite

Kimi wa oujo boku wa meshitsukai

Unmei wakatsu aware na futago

Kimi wo mamoru sono tame naraba

Boku wa aku ni datte natte yaru

Tonari no kuni e dekaketa toki ni

Machi de mikaketa midori no ano ko

Sono yasashige na koe to egao ni

Hitome de boku wa koi ni ochimashita

Dakedo oujo ga ano ko no koto

Keshite hoshii to negau nara

Boku wa sore ni kotaeyou

Doushite? Namida ga tomaranai

Kimi wa oujo boku wa meshitsukai

Unmei wakatsu kuruoshiki futago

"Kyou no oyatsu wa BURIOSSHU da yo"

Kimi wa warau mujaki ni warau

Mou sugu kono kuni wa owaru darou

Ikareru kokumintachi no te de

Kore ga mukui da to iu no naraba

Boku wa aete sore ni sakaraou

"Hora boku no fuku wo kashite ageru"

"Kore wo kite sugu onigenasai"

"Daijoubu bokura wa futago da yo"

"Kitto dare ni mo wakaranai sa"

Boku wa oujo kimi wa toubousha

Unmei wakatsu kanashiki futago

Kimi wo aku da to iu no naraba

Boku datte onaji chi ga nagareteru

Mukashi mukashi aru tokoro ni

Akugyaku hidou no oukoku no

Chouten ni kunrin shiteta

Totemo kawaii boku no kyoudai

Tatoe sekai no subete ga (Tsui ni sono toki wa yatte kite)

Kimi no teki ni narou to mo (Owari wo tsugeru kane ga naru)

Boku ga kimi wo mamoru kara (Minshuu nado ni wa me mo kurezu)

Kimi wa dokoka de waratte ite (Kimi wa watashi no kuchiguse wo iu)

Kimi wa oujo boku wa meshitsukai

Unmei wakatsu aware na futago

Kimi wo mamoru sono tame naraba

Boku wa aku ni datte natte yaru

Moshimo umarekawareru naraba

Sono toki wa mata asonde ne


"Udah kan? Gue mau ke toilet dulu!" Mathias langsung kabur.

Kemudian setelah itu...

"HUWAAAAAAAAAAAAAAA!"

Semua orang langsung sweatdrop berjamaah mendengar jeritan barusan.

"Gue yang udah sering denger lagunya aja nggak separah itu..." gumam Giro risih.

Karaoke terakhir dengan absurd-nya! :V


~Kerja Sambilan~

"Rara-pyon, ada kerjaan bagus nggak sih di sekitar sini? Aku bosan!"

Si ketua squad berpikir sejenak. "Entahlah, kalau ngecek iklan di koran juga belum tentu dapet sih..."

Giro hanya mengetuk meja sambil menopang dagu. "Haaah, aku bisa mati bosan tanpa biola..."

"Ya ya ya, aku tau kau mudah bosan jika tidak main biola..." Girl-chan menepuk pundak pemuda di sebelahnya. "Tapi aku janji akan mencarikan biola baru untukmu!"

Giro hanya menghela nafas dan berjalan pergi.


"Oy Gir, mau main?" tanya Alpha yang main PS di ruang tengah.

"Manggil tuh yang lengkap, aku tuh bukan 'Gear' otomotif tau!" sembur Giro sambil pergi keluar markas.


Dia duduk di teras dengan wajah bosan dan menopang dagu.

"Lagi bosan?"

Giro mendongak dan mendapati Thundy berdiri di depannya. "Begitulah..."

Si pemuda biru duduk di sebelahnya. "Mungkin ini terdengar kurang menarik, tapi ada kerja sambilan sebagai tukang cat di kota, mau ambil?"

"Yah mau aja sih, daripada mati bosan karena tidak ada biola..."

"Serius nih? Bahkan pakai 'kuas' itu?"

Giro hanya mengangguk.

"Apa itu tidak masalah? Soalnya 'kuas' itu, punya fungsi lain..."

"Fungsi lain seperti 'talisman' dan patung neraka?"

"Kukira kau tidak tau!"

"Aku masih belajar menggunakan 'kuas' itu, tapi sekarang aku perlu menggunakannya untuk hal lain..."

"Terserah padamu!"


Sekarang Giro sedang berada di depan tembok pada salah satu sudut kota dengan memegang 'kuas'-nya.

"Baiklah, mari kita mulai..."

Dan dia pun mulai mengecat.


~Tragedi Keju Cair~

"Lapar..." keluh Giro yang lemes di sofa.

"Kebetulan Tumma dan aku baru manggang kue, kau mau?" tanya Teiron yang baru muncul dari dapur.

Giro hanya mengangguk dan berdiri dari sofa, kemudian berjalan ke ruang makan dengan langkah gontai.


"Inuugujaq, Giro! Kau kelaparan ya?" tanya Tumma yang melihat keberadaan Giro di depan pintu.

"Hmm yah, begitu deh..." balas Giro lesu. "Sejak kapan kau bisa bicara bahasa dari tempat Luthias-pyon?"

Tumma malah nyengir. "Aku belajar!"

Giro hanya menghela nafas dan duduk di salah satu kursi yang ada, kemudian dia mengambil sepotong kue dari loyang di atas meja dan memakannya.

"Hmm, kok krim kuenya agak asin ya?" tanya Giro kebingungan.

"Itu keju cair, bukan krim kue..." ralat Teiron.

"Ugh..." Tiba-tiba wajah Giro mulai memucat dan menutup mulut, kemudian langsung kabur ke wastafel dapur dan...

"HUUEEEEEEEEEEEEEEEEK!"

Tumma dan Teiron hanya bisa sweatdrop mendengar suara absurd barusan.

"Kok dia muntah ya? Emangnya aku masukin bahan yang salah?" tanya Tumma agak risih.

Teiron hanya angkat bahu.

Luthias yang baru nongol mencoba kue tadi dan mengerutkan kening. "Kurasa ini bukan salah bahan kue-nya, tapi salah krimnya! Kenapa kalian pakai keju cair buat krimnya?"

"Krim kue-nya udah abis gara-gara dipake perang sama Alpha dan Maurice..." jelas Teiron datar dan sukses membuat Luthias sweatdrop.

"Emangnya ada yang salah dengan keju cair?" tanya Tumma bingung.

Luthias hanya menghela nafas dan mengelus dada dengan tampang frustasi. "Giro alergi keju..."

Giro kembali ke ruang makan setelah selesai muntah dan kumur-kumur dengan air keran yang dicampur lIstErIn (?).

"Kenapa kalian nggak bilang kalau pake keju cair?!" omel Giro sebal.

"Ya maaf, kami kan tidak tau..." balas Tumma merasa bersalah.


~Dangerous SisCon~

Giro masih penasaran dengan mata Naya, jadi dia memutuskan untuk menanyakan langsung ke orangnya tanpa tau bahaya yang akan terjadi.

"Naya-pyon, boleh bertanya?"

"Tentu saja."

"Matamu kenapa ya? Kok bisa begitu?"

Teiron dan Luthias yang mendengar pertanyaan barusan langsung panik seketika. "JANGAN TANYAKAN ITU PADANYA!"

Tapi sayangnya terlambat, karena...

Sriiiiiiiing!

"Tadi apa yang baru saja kau tanyakan ke kakakku, heh?"

Sebuah pisau...

Sudah menempel...

Di dekat lehernya...

Dan di belakangnya...

Ada Salem...

Yang memasang...

Senyum angker...

Serem? SANGAT PAKE BANGET!

'Buset, beneran SisCon nih orang! Gue aja nggak separah ini sama Schwester!' batin Giro shock berat.

(Schwester = Kakak perempuan dalam Bahasa Jerman. Giro emang punya sih, tapi itu udah lain cerita kalau dibahas di sini.)

"Salem, sudahlah! Dia hanya bertanya saja, tidak apa-apa kok!" nasihat Naya.

"Cih!" Salem terpaksa menjauhkan pisaunya dari leher Giro.

Giro memegangi lehernya untuk memastikan tidak ada luka gores.

"Aku perlu mendinginkan kepala sejenak..." Salem berjalan pergi.

Tapi sebelum benar-benar pergi, dia melirik Giro dengan tatapan 'Lain kali awas saja ya!' dan segera pergi.


Pesan Moral untuk Hari Ini: Berhati-hatilah jika Salem sudah memasuki mode 'SisCon', karena bisa saja dia bakalan membuat hujan pisau di sini!


Setelah itu...

"Ternyata yang dikatakan Rendy-pyon itu benar, Salem-pyon emang SisCon!" ujar Giro sedikit merinding.

"Kan udah dibilangin, makanya jangan tanyakan itu!" nasihat Luthias sambil mengelus dada dengan tampang frustasi.

"Aku kan hanya penasaran!"

"Tapi masih untung dia restuin Edgar karena status-nya sebagai a- Udah napa, nggak usah segitunya!" Teiron langsung risih melihat tatapan tajam Salem dari kejauhan.


~Percakapan Ambigu~

"Aku masukin ya, Giro! Kamu yakin udah aman?"

"J-ja, udah aku cek kok, aman..."

Tapi kemudian...

"Aaaaaaaargh!"

"Lu-Luthias-pyon? Kau baik-baik saja?" tanya Giro panik.

"Katanya udah aman! Makanya cek sakelar-nya dua kali dong! Kesetrum kan jadinya!" nasihat Luthias sambil memegangi tangannya yang kesetrum karena baru saja mengganti bohlam pada lampu kamarnya.

Giro hanya menggaruk kepala. "Be-beklager..."


Di lain kesempatan...

"Siap ya, aku basahin dulu nih!"

"J-ja, pelan-pelan ya..."

"Iya, aku pegang ya?"

"A-aah, pelan-pelan... Sa-sakit... A-ah..."

"Tahan ya, ini udah dikasih alkohol kok, tinggal diperban! Makanya kalau lari tuh hati-hati!" nasihat Luthias sambil mengusap luka di lutut Giro dengan kain yang dibasahi alkohol.

Giro hanya duduk di kursi taman selagi Luthias mengobati lukanya. "I-iya, maaf..."

"Kalian nggak mau es krim nih?" tanya Mathias sambil menjilati es krim batangan.

"Bentar, aku obati Giro dulu!" balas Luthias.

"Aku mau es krim, Mathias-pyon! Rasa cokelat ya!" sahut Giro.

"Oke deh!" Mathias langsung pergi.


~Hubungan~

"Thias, boleh nanya nggak?" tanya Emy.

"Nanya apaan?" Luthias nanya balik sambil minum kopi.

"Kamu punya hubungan khusus dengan Giro ya?"

BRUUUUUUUSH!

"Hah? Tau dari mana tuh?! Ngaco ih!" bantah Luthias agak sebal sambil mengelap mulutnya.

"Abisnya kalian kayaknya udah lama kenal sampe sedeket itu!" balas Emy watados.

Luthias memutar mata dan meletakkan gelas kopi-nya di atas meja. "Kami hanya teman dekat saja, tidak lebih..."

"Aaaah, masa? Tapi kalian lebih mirip sepasang kekasih deh, jangan-jangan kalian pacaran ya?"

Oke fix, lain kali jangan biarkan dia keseringan main sama Iris! Mode fujo-nya parah banget! =w="a

GLEK!

Kalau udah panik begini, Luthias terpaksa pakai cara yang diajarkan kakaknya, yaitu...

"EMY, DI LUAR ADA KELELAWAR RAKSASA MAU NYULIK THUNDY!"

Ngibul...

"Hah? Mana?!"

Dan begonya Emy mau aja ditipu!

Luthias langsung memanfaatkan kesempatan itu untuk kabur.


"Haciuh! Siapa yang membicarakanku ya?" (Giro)

"Aku tidak tau kenapa, tapi sepertinya aku ingin sekali menghajar seseorang hari ini..." (Thundy)


Special Bonus: Thun-kun no Jirenma

Saat ini Thundy sedang mengalami dilema paling besar dalam hidupnya.

Seperti apa? Lihat saja di bawah ini!


~Emy and Alucard~

Nggak cuma Alfred yang benci sama Alucard, Emy juga!

Alasannya terdengar sepele, tapi cukup absurd: Ternyata Alucard nembak Thundy.


"Van, kalau lu mau nyamperin jangan nunggu di depan markas gue! Takutnya kalau dia ngikutin bakalan runyam entar, soalnya belakangan ini Emy lagi ngambek!"

Revan mengingat-ingat pesan Thundy di telepon ketika berjalan ke markas Garuchan Squad (tentunya setelah memastikan tidak ada yang mengikuti).


Mereka memutuskan untuk ketemuan di depan pohon tempat Mocha ditemukan. (Entah kenapa pasti ada yang nggak beres!)

"Nggak ada yang ngikutin kan?" tanya Thundy memastikan.

"Kurasa aman, ayo ajalah!" ajak Revan.

Tapi belum selangkah mereka pergi, tiba-tiba Thundy sudah dirangkul dari belakang oleh Emy yang mengeluarkan dark aura.

"Thun-kun, pilih aku atau Alucard?"

'Waduh, si Emy jadi Yandere nih!' batin Revan cengo.

"A-ah..." Sepertinya Thundy mulai bimbang. "Bi-bisa lepaskan?"

"Nggak mau! Jawab dulu pertanyaanku!"

Thundy hanya menghela nafas pasrah dan membalikkan badan. "Baik, ini jawabanku!"

Setelah itu kedua bibir mereka saling bertemu dalam sebuah ciuman.

"Sudah puas?"

Emy hanya mengangguk.

Revan yang awalnya hanya cuek tiba-tiba menatap horror ke arah seseorang di semak-semak.

"EMY, CEPAT UNGSIKAN THUNDY SEKARANG!" pekik Revan sambil kabur.

Melihat keberadaan Alucard, Emy langsung ikutan kabur sambil menggotong Thundy dengan bridal style.

"Kenapa kalian bawa dia kabur?" tanya Alucard.

"AKU TIDAK AKAN MENYERAHKAN THUN-KUN PADAMU!" pekik Emy sambil mempercepat larinya.


~That Nightmare...~

Thundy bermimpi terikat rantai dan melihat dua orang yang familiar saling bertarung di hadapannya.

"Itu kan..."

Rupanya mereka Emy dan Alucard.

"Nein, kumohon, hentikan..."

Tapi suaranya tidak terdengar oleh mereka yang terus bertarung, sampai akhirnya...

Slash!

Dia melihat Emy mendapat tebasan di bagian perut dari Alucard dan tergeletak di tanah.

Setelah memastikan lawannya sudah tak berdaya, Alucard mulai mendekati Thundy.

"Jangan, menjauhlah dariku..."

Alucard tidak mendengarkan dan semakin dekat, tapi kemudian...

Emy menggunakan tenaganya yang tersisa untuk teleport dan memunggungi Alucard untuk melindungi Thundy.

Manik biru itu terbelalak ketika melihat Alucard mulai mengangkat pedangnya dan bersiap menebas...


"TIDAAAAAK!"

Thundy terbangun dengan nafas tersenggal-senggal dan wajah pucat.

"Thun-kun?"

Dia menengok dan mendapati Emy yang baru terbangun di kasurnya.

Sepertinya dia lupa kalau Emy sering numpang tidur di kamarnya.

"Kau tidak apa-apa? Sepertinya kau baru saja mimpi buruk!"

Thundy hanya menggeleng. "Nein..."

Emy mengerutkan kening. "Jangan bohong, Thun-kun! Aku tau kau pasti baru saja mimpi buruk!"

Thundy membalikkan badan dan berusaha menahan apa yang tidak ingin dia keluarkan.

Emy memperhatikan Thundy lebih dekat dan mendapati air mata yang hampir menetes.

"Thun-kun..." Gadis itu memeluk Thundy dari belakang. "Tidak apa-apa, keluarkan saja..."

Setelah pelukan dilepaskan, air mata mulai membasahi wajahnya dan dia mencoba menatap Emy.

"A-aku..."

"Ceritakan saja, aku akan mendengarkan..."

Kemudian sebuah pelukan hangat langsung diarahkan pada gadis itu.

"Kumohon... Bantu aku... Aku, tidak mau, dihantui, Alucard..."

"Tentu saja, aku akan membantumu..."

Kemudian bibir mereka saling bersentuhan.


Keesokan paginya...

"Kaichou, bisa tolong bangunkan mereka?" pinta Bibi Rilen mengingat Thundy dan Emy belum kelihatan di ruang makan.

"Baiklah, Bibi..." Girl-chan segera pergi ke lantai atas.


Dia melihat pintu kamar seseorang yang terbuka sedikit dan mengintip sebentar ke dalam. Tapi...

"Oh my..." Gadis itu langsung menutup rapat pintu kamar.

"Ada apa, Kaichou?" tanya Tumma yang baru keluar dari kamarnya.

"Errr, sebaiknya kau tidak perlu tau..." usul si ketua squad sambil mendorong Tumma menjauh dari kamar itu.

Jangan ditanya apa yang baru saja dia lihat!


To Be Continue, bukan Touring Bait Crime (?)...


Giro Catlite (Gangrim): Anggota baru dengan muka kayak cewek. Doyan makan yang manis, tapi alergi keju. Suka manggil orang dengan suffix '-pyon'. Punya hubungan 'khusus' dengan Luthias.


Bingung kan? Sama, gue juga... *plak!*

Kalau boleh kasih tau satu hal, sebenarnya senjata Giro itu biola, tapi karena di LS nggak ada Hero dengan senjata itu, jadinya aku bikin dia jadi Gangrim dengan senjata kuas. Hmm, yah... -w-a

Chapter depan masuk Hidden Screen lagi, silakan request jika berminat... -w-/

Review! :D