Balas Review! :D

I'mYaoiChan: Hmm, telingaku kurang tajam kalau bedain suara dalam lagu duet atau grup, jadi maaf... -w-/

Ikyo: "Abisnya dia nggak keliatan kayak cowok sih..."

Emy: "Yoi!" :V b

Thundy: =_=

Luthias: "Aku berani taruhan kalau doujin itu bakalan disebar..." =.="

Giro: "Sama..." =w="

Jawabannya... Lihat saja entar! ^^/ Makasih Review-nya! :D

RosyMiranto18: Ah iya, entah kenapa aku belum kalah puasa tahun ini, padahal dua tahun sebelumnya udah kalah gara-gara haid! :V a

Giro: "Si kribo? Namanya Dev K, aneh emang..." =w=a

Salem: "Aku nggak incest kayak Edward sama kakaknya, okay?" =.=/

Kurasa dinamit itu bukan ide yang bagus... *melirik Luthias.*

Luthias: "Hah? Kenapa?"

Me: "Nggak!"

Thanks for Review! :D

Happy Reading! :D


Special Chapter: Hidden Screen Part 2


Mari kita bahas lagi beberapa kejadian yang tak tersorot di fic ini! ^^/


Screen 6: Duel Gaje (Sebelum Chapter 'Ultah si Pawang Naga')

Di ruang baca...

"Oy Sal, duel!" ajak Alpha sambil menaruh sebuah tumpukan kartu di atas meja tempat Salem duduk.

"Hooo, oke! Siapa takut?" balas Salem sambil menaruh kartu miliknya.

"Eh? Ternyata Salem duelist toh?" tanya Maurice yang mulai menonton Salem dan Alpha.

Salem hanya mengangguk sambil mengambil sebuah kartu. "Masih pemula!"


Satu setengah jam kemudian...

"AAARGH! MANA PEMULA SIH?!" tanya Alpha kesal.

"Lho, kenapa? Gue emang pemula kan?" tanya Salem santai sambil membereskan kartunya.

"PEMULA APANYA?! LU MENANG TIGA KALI BERTURUT-TURUT, BEGO!" teriak Alpha yang masih kesal.

"Lha, orang gue pake atribut acak doang..." jawab Salem santai.

"PALA LU PEYANG, SINI GUE LIAT KARTU LU APA AJA!" tantang Alpha.

"Yeee, nggak percaya amat sih..." balas Salem sweatdrop sambil menyodorkan kartunya.

Alpha langsung melihat isi kartunya.

'Anjrit! Random banget kartu-nya!' batin Alpha kaget.

"Udah puas kan?" tanya Salem.

"Kok punya lu aneh banget isinya?" tanya Alpha penasaran dan memberikan kartu tadi kepada sang empunya.

"Yah emang kayak gitu kok, mau diapain lagi coba?" jawab Salem seadanya dan Alpha hanya bisa sweatdrop.


Di lain kesempatan, Alpha duel dengan Monika dan hasilnya, duel dimenangkan oleh Monika dan Alpha langsung pundung.

"Argh! Lagi?!" gerutu Alpha sambil ngacak-ngacak rambutnya.

"Al, kau itu terlalu lemah sih!" timpal Lucy dengan nada sedikit mengejek.

Alpha hanya bisa manyun. Teiron yang mendengar keributan di sana dari tempat duduknya menutup buku bacaan sebentar dan menghampiri mereka.

"Oy Al, lu lawan Salem yang deck-nya acak-acakan begitu aja kalah, gimana lawan deck-nya Monika?" tanya Teiron sambil mengeluarkan sebuah kartu dari saku celana Alpha dan melihatnya sebentar, kemudian memasukannya kembali ke tempat semula.


Screen 7: Salem and Alpha Stalking Part (Daily Life of The Blind Girl)

"Lu mau kemana, Al?" tanya Salem yang melihat Alpha berniat keluar.

"Ke Supermarket doang!" jawab Alpha singkat.

"Mau ngapain? Stalking orang?"

GLEK!

Alpha gelagapan mendengar pertanyaan tadi. "Errr, nggak juga..."

"Gue ikut!"

"Eh?!"

"Pokoknya ikut!"

"Serah lu deh..." Alpha hanya bisa pasrah. 'Aura SisCon-nya kuat banget jiiir!'


Setelah itu...

"Al, entar kita ngikutinnya pake ini aja!" Salem ngasih sebuah tudung ke Alpha.

Alpha memasang wajah skeptis. "Serius?"

Salem mengangguk. "Emangnya ada yang salah?"

Alpha hanya menggeleng. "Nggak!"

'Padahal Eris udah bilang jangan pake penyamaran yang mencolok! Haduuuh...' batin Alpha yang ingin sekali facepalm saat itu juga.


Screen 8: Meet and Greet Mercowlya Siblings (Half Wolf Syndrome)

"Permisi..." Pemuda pirang itu membuka pintu depan markas.

"Oh, Alexia! Nyari kakakmu ya? Dia di ruang baca!" ujar Bibi Rilen yang baru keluar dari ruang tengah.

Dia hanya mengangguk dan segera pergi ke ruang baca.


"Kak Lucy!"

Yang bersangkutan menengok.

"Otou-chan!" Lucy langsung bangun dari duduknya dan berlari untuk memeluk sang adik.

"Dia adikmu?" tanya Naya.

Lucy melepaskan pelukannya. "Iya, ini adikku Alexia!"

"Salam kenal! Ngomong-ngomong, kau buta ya?" tanya Alexia menyadari mata Naya yang diperban.

"Iya benar, tapi aku bisa melihat lagi berkat ini." Naya memperlihatkan gelang di tangannya.

Alexia hanya ber-'oh' ria.

Untung Salem lagi keluar, soalnya kalau nggak, bisa terancam leher Alexia!


Beberapa minggu setelahnya...

"Lex, sini bentar deh!" panggil Emy.

Alexia yang sedang berkunjung menghampirinya. "Hah? Ada ap-"

SYUUUT!

Alexia langsung dibungkus pake karung oleh Emy yang segera membawanya pergi.


Dua jam kemudian...

"Ada yang liat Otou-chan nggak?" tanya Lucy ke para cowok yang main UNO.

"Kita nggak tau, Lucy, maaf..." balas Rendy datar.

BRAK!

Pintu pun dibanting oleh Alexia yang manyun dan segera pergi ke lantai atas.

"Dia kenapa coba?" tanya Alpha bingung.

Kemudian datanglah Emy yang cengar-cengir.

"Lu kenapa sih?" tanya Thundy risih.

"Nggak!" balas Emy watados.

Thundy hanya geleng-geleng. "Oh iya, kegiatan lu di sono gimana?"

"Lumayan lancar deh~" Emy melenggang pergi dari situ.

Thundy pun sukses dibuat sweatdrop mendengarnya.


Screen 9: Nigou and Flore (Balada Kucing Baru)

Di saat Hato, Tsuchi, dan Girl-chan sedang mengobrol, Nigou menyelonong pergi entah kemana, sampai akhirnya melihat seekor kucing kecil berbulu hitam-putih di bawah pohon.

Nigou mendekati kucing itu dan mengendusinya dari belakang, tapi si kucing kecil yang menyadari dirinya diendus langsung berbalik dan...

"Miaaaaaaw!"

Dia langsung memanjat ke atas pohon.

"Arf arf!"

Dan ketiga makhluk yang sedang mengobrol langsung menengok ke arah mereka.

"Maaf Hato, aku lupa cerita kalau ada kucing baru di sini, dan dia sama parahnya dengan Teiron..." jelas Girl-chan sweatdrop. "Tsuchi, kamu turunkan Flore ya!"

"Nyaw!" Tsuchi langsung menghampiri pohon itu dan memanjatnya sampai tiba ke tempat Flore, kemudian mengulurkan tangan. "Nyaw, nyaw nyaw!"

Flore perlahan mendekati tangan Tsuchi dan dia mengangkat si kucing kecil yang langsung memanjat ke pundaknya, kemudian Tsuchi perlahan turun dari pohon dan kembali menghampiri mereka. Nigou sendiri mengikutinya dan berdiri di dekat kaki Hato.

"Jadi namanya Flore ya?" Hato memperhatikan Flore yang bertengger di bahu Tsuchi dengan badan gemetar karena ketakutan.

"Nyaw!" Tsuchi mengangguk.

"Miaaaaw..." ajak Flore yang masih ketakutan.

"Nyaw, nyaw nyaw nyaw, nyaaaw!" Tsuchi segera pergi ke dalam markas.

"Hnnn!" Nigou hanya menunduk sedih.

"Tidak apa-apa, Nigou! Mungkin dia belum terbiasa dengan kita, woof!" hibur Hato.


Screen 10: Tiga Tamu, Teriakan Everywhere, dan Cara Membedakan (Giro-nian Absurd Time -plus sambungan ke Chapter 29 fic Reha Squad-)

Ting tong!

"Sepertinya ada tamu..." gumam Tumma saat mendengar suara barusan. "Aku pergi dulu!"

Tumma langsung menghilang dari hadapan Giro dan sukses membuatnya jawdrop.

Luthias menghampiri Giro dan menepuk pundaknya. "Dia punya kemampuan teleport, jadi jangan kaget jika dia menghilang begitu saja..."


Di depan pintu, terlihat tiga orang tamu di sana.

"Inget, peraturan pertama jangan ketakutan melihat salah satu anggotanya... Emangnya ada apa ya dengan anggotanya?"

Kriiieet!

"Ya?" Tumma pun membukakan pintu, tapi...

GEDEBUGH!

"Jeff! Oi! Jangan pingsan!"

"Kadal, eh, kadal! Anjrit, kaget gue!"

Kondisi para tamu? Seorang Black Spear pingsan, seorang Mutant kaget plus panik, dan seorang Crow melatah.

"Hiks... Maaf, kalian takut ya, melihatku?"

Ya ampun, dia baru pulih malah dibikin nangis lagi! =w="

"Ah! Bukan bukan, aku biasa aja kok, nggak apa-apa." hibur si Mutant (Gumo) sambil menyadarkan si Black Spear yang pingsan (Jeff) dengan menamparnya berkali-kali. "Oi! Bangun!"

"Aku hanya kaget saja melihatmu... Ya, kecuali dia... Dia dari sananya emang udah panikan, jadi bakalan pingsan kalau panik banget." jelas si Crow (Karasuma) datar.

"Oh... Ya udah, kalian mau masuk? Silahkan..."

"Permisi, maaf merepotkan..."


Di ruang tengah, ketiga tamu yang duduk di sofa disajikan teh dan sepiring Cinammon Roll oleh Tumma.

Oh, dan ngomong-ngomong, Andre masih ada kok! Hanya saja dia dan Naya pindah ke ruang baca. Lagipula Salem nggak bakalan marah kalau Andre nanya soal 'itu' ke kakaknya karena dia masih sayang nyawa agar Naya tidak sedih kalau tau adiknya tewas setelah dia tunangan.


Salem: "Sebentar! Sejak kapan Kak Naya dan Edgar tunangan?" oAo

Edward: "Dari bulan lalu, Kak Salem! Waktu itu ayahku datang ke markas, terus pas tau Kak Edgar suka sama Kak Naya, mereka langsung disuruh tunangan!"

Salem: "Oooh..." =.=


"GYAAAAA! LEPASIN GUE! KENAPA LU KE SINI LAGI SIH?! DAN KENAPA ADA GUE JUGA DI SITU!?"

"Teriakan siapa itu?" tanya Gumo risih saat mendengar teriakan barusan.

"HOI! TOLONGIN GUE LEPAS DARI MAKHLUK INI! GYAAA!"

"Itu temanku, mungkin ada anjing nyasar yang berkunjung, soalnya dia Cynophobia..." jelas Tumma seadanya. "Ayo dimakan kue-nya!"

Mereka bertiga mengambil sepotong untuk masing-masing dan memakannya.


"HYAAAAAAAAAAAAAAAH!"

"Kalau yang itu aku tidak kenal..." gumam Tumma sweatdrop sebelum ada yang bertanya.

"HYAAAAAAAAAH!"

"Kenapa banyak banget yang teriak ya?" tanya Jeff bingung.

"Entahlah..." Tumma hanya angkat bahu.


Kemudian terdengar suara teriakan beberapa orang disertai suara ledakan dan tembakan.

"EH KAMBING, BALIK LU KE SINI! JANGAN LARI!"

"HUWAAAA! MAAFIN GUE, RED! RONE! GUE HANYA KEBAWA EMOSI!"

"NGGAK ADA AMPUN! LU HARUS JADI BONEKA LATIHAN TEMBAK GUE DI MARKAS! BALIK SINI LU, KAMBING!"

"Siapa itu 'Kambing'?" tanya Karasuma sweatdrop.

"Itu julukan salah satu temanku..." jelas Tumma seadanya.

"TIDAAAAAAAAAAAK!"

Ketiga tamu itu sukses dibuat sweatdrop mendengarnya.

"Sepertinya akan ada yang dieksekusi hari ini..." gumam Tumma sedikit merinding.


SYUUUUT! JEGEEEEER!

Kemudian terjadi guncangan sesaat di seluruh markas.

"HUWAAAAAAAAAA!"

"Sebenarnya apa yang terjadi di luar?"

"Aku tidak tau, kalaupun tau juga tidak penting..."

"GYAAAAAAAAA! KENAPA HARUS LU LAGI SIH?!"

Keempat orang itu langsung sweatdrop berjamaah mendengarnya.

"Aku tidak tau dan tidak mau tau dengan apa yang terjadi di luar..."


Meanwhile...

"Hei! Ini roti dengan selai ka- Huwa! Moku! Teiron!"

Giro yang baru nongol di ruang makan langsung jawdrop begitu melihat...

Seorang Lightning Mage diterjang dua Earth Mage yang SANGAT MIRIP!

"Kok, Teiron-pyon, ada dua?"

Teiron yang menyadari keberadaan Giro langsung panik seketika. "Tu-tunggu dulu, Giro! A-aku bisa jelaskan!"


Setelah itu...

"Oooh, begitu..." Giro hanya mangut-mangut setelah mendengar penjelasan Teiron barusan. "Tapi bagaimana cara membedakan kalian ya? Habisnya mirip sih!"

"Teiron takut anjing dan suka cupcake!" jelas Alpha.

"Moku takut kucing dan doyan makan roti selai kacang!" sambung Pyro.

"Yang lebih spesifik?"

Teiron menggulung salah satu lengan bajunya dan terlihat banyak bekas luka cakar di lengannya.

(Note: Di sini Teiron pakai baju lengan panjang warna coklat dan celana jeans, sementara Moku pakai baju Earth Mage yang biasanya.)

"Dari mana kau dapat luka itu?" tanya Moku.

"Waktu Tsuchi masih jadi kucing, dia sering mencakarku saat dimandikan..." jelas Teiron datar sambil membetulkan lengan bajunya.

Moku hanya ber-'oh' ria, walaupun sempat merinding setelah mengetahui fakta bahwa Tsuchi aslinya seekor kucing.


Bonus:

"Hmm..." Girl-chan terlihat merenung di sofa.

Teiron yang melihat si ketua squad menghampirinya. "Ada apa, Kaichou?"

"Aku barusan dapat pesan dari Reha, katanya dia bikin squad baru..."

"Eh? Serius? Terus, nasib mereka gimana?"

"Mereka masih di squad lama kok, cuma katanya buat jaga-jaga aja..."

Teiron hanya ber-'oh' ria.

"Ah iya, satu hal!"

"Kenapa lagi?"

"Belakangan ini aku sering merasa kalau ada yang mengikuti salah satu dari kita... Entah siapa aku tidak tau, tapi takutnya dia bukan orang baik-baik..."


Di luar markas...

"Sejak kapan ada besi batangan menancap di sini?" tanya seorang pria yang kebingungan melihat kumpulan besi batangan menancap di halaman depan markas.

"Entahlah, mungkin itu ulah Tieying..." jawab si gadis pirang yang bersamanya.

"Wah, Enara, apa kabar?" sapa Mathias ke gadis pirang tadi.

"Yo, Boss Dan! Aku baik kok!" balas Enara. "Sekalian bawa Stephan juga!"

Sebuah mobil Ferrari Enzo berhenti di depan markas dan dua orang keluar dari dalam mobil itu.

"Kau yakin di sini?" tanya si gadis.

"Yap, sepertinya memang di sini tempatnya..." jawab si pria.

"Hay, Eddie, Tanya!" sapa Enara kepada kedua orang itu.

"Wah, Enara udah sampai duluan!" celetuk Tanya.

"Mana Hans?" tanya 'Eddie', lengkapnya Edgar Van Enzo.

"Entar juga ke sini kok!" balas Enara.

"Halo semua!" sapa seorang pria pirang yang baru sampai.

"Baru dibicarakan udah datang! Hay Hans!" sahut Enara.

"Kalian ke sini mau ngapain ya?" tanya Mathias.

"Hanya berkunjung..." jawab Stephan datar.

"Luthias mana ya?" tanya Hans.

"Nyari aku?" Tiba-tiba yang bersangkutan nongol di belakang Mathias.

"Nah, sudah lengkap! Ayo kita main badminton!" ajak Hans.

"Boleh!" sahut Mathias bersemangat.

"Tapi itu bisa dibersihin dulu nggak nih?" Stephan menunjuk ke halaman depan yang dihiasi besi batangan.

Duo Jabrik yang melihatnya langsung sweatdrop.


Setengah jam kemudian...

"Ayo Boss Dan, kita main badminton yang lain daripada yang lain! Soalnya kok-nya kita ganti dengan-"

Tiba-tiba perkataan Enara terpotong oleh melayangnya sebuah dinamit yang TERSULUT ke arah Duo Jabrik itu.

"HYAAAAH! Luthias refleks menendangnya ke sembarang arah dan...

DUAAAAR!

Dinamit itu langsung meledak di semak-semak sampai hancur berkeping-keping.

Semua orang yang melihat aksi Luthias barusan malah tepuk tangan.

Jangan tanya apa yang terjadi setelahnya...


To Be Continue, bukan Terangkan Bangunan Cuaca (?)...


Kepalaku pusing pas bikin ini, jadi maaf kalau makin aneh... -w-/

Bocoran buat Chapter depan: Kisah empat musim 'si hijau' dan pertemuan dengan teman lama.

Clue buat character baru: Iblis bersenjatakan panah api.

Review! :D