Balas Review! :D
I'mYaoiChan: Biar nggak mainstream! :V / *dilempar granat.*
Edgar: "Mesum endasmu?!" =_=
Makasih Review-nya! :D
RosyMiranto18: Yah, maklumi saja kalau petanya membingungkan... ^^a
Naya: "Kalau aku biasa saja, tapi kalau Salem aku tidak yakin..."
Edgar: "Aku saja!" *ambil kapaknya dan langsung pergi nyari Saphire.*
Teiron: "Boneka yang buat Moku dialihkan ke Luthias saja, dia (mungkin) tidak akan mau menerimanya!"
Thanks for Review! :D
Happy Reading! :D
Chapter 47: Expansion and Idol Girl
Pagi ini para anggota laki-laki di Garuchan Squad tengah dilanda kepanikan massal karena dua hal.
Pertama, para perempuan pergi liburan sejak kemarin.
Kedua, tidak ada yang memasak sehingga mereka tidak punya makanan saat ini.
Tapi untungnya, Mathias, Vience, dan Grayson berbaik hati menjadi koki sementara.
Yah, walaupun menu sarapannya hanya sekedar sandwich, telur dadar, dan pancake.
"Maaf ya anak-anak, hanya itu yang bisa kami buat..." ujar Grayson sedikit tidak enak hati.
"Tidak apa-apa, Tuan Grayson. Itu sudah cukup." balas Naya sambil menyantap sandwich tanpa daging bagiannya.
Tunggu, kok Naya masih ada di markas?
"Panggil Paman saja..." gumam Grayson sambil melirik ke arah lain. "Kalian ngapain makan daging mentah?"
Jangan lupakan Ikyo yang punya cadangan daging untuk dimakan (dan tentu saja dia berbaik hati membaginya untuk Tsuchi mengingat kucing sepertinya juga butuh daging).
"Kami hanya bisa makan daging, Pak!" jawab Ikyo datar.
Grayson hanya bisa sweatdrop mendengarnya.
Setelah sarapan...
"Apa benar rumah ini mau diperluas?" tanya Naya di sebelah adiknya.
"Katanya sih begitu..." jawab Salem yang main catur sama Rendy.
"Siapa yang bayar?" tanya Naya lagi.
Salem angkat bahu. "Entahlah, Kaichou nggak mau kasih tau..."
"Kalian liat Tumma nggak?" tanya Arie yang menghampiri mereka.
"Dia bilang mau keluar sebentar, ngajak Tsuchi jalan-jalan..." balas Rendy.
Arie hanya ber-'oh' ria dan berjalan pergi.
"Terus kalau tempat ini diperluas, kita mau tinggal dimana?" tanya Rendy. "Kalau ke Reha Squad mah ogah, entar malah kena 'ceramah no jutsu' dari Takano gara-gara bikin rumahnya porak-poranda kayak waktu itu!"
-Flashback-
Suasana di markas Reha Squad terlihat ricuh karena Lucy mulai menyanyi dengan absurd-nya.
"Cio, cio, cio, cio werwekewer! Cio, cio, cio, cio werwekewer! Aku anak Indonesia, sehat dan kuat. Karena mama memberi, batu batere ABC. Sehat, kuat, rajin begadang, setiap, malam, mencuri ayam. Ssttt... Ayam jago Pak RT~"
"Uwo, uwo, ayam jago Pak RT!" (Vivi)
"Asem, lagu macam apa ini!?" (Rei)
"Warbyazah!" (Alpha)
"Lucy mulai nyanyi lagi!" (Vience)
"Cio, cio, cio, cio werwekewer! Cio, cio, cio, cio werwekewer! Pok... Ame, ame. Belalang, kupu-kupu. Siang makan nasi, kalo malam minum Ciu~"
"Minum Ciu~" (Vivi)
"What the hell?!" (Alex)
"Biadab nih lagu!" (Maya)
"Au ah!" (Catherine)
"Oh Ibu dan Ayah, selamat malam~ Kupergi begadang sampai tahun depan~ Selamat begadang nak penuh semangat, rajinlah begadang agar engkau jadi Bastard~ Bohongi gurumu, tampolin temanmu~ Itulah namanya kau murid bajingan!"
"Uwo, uwo, kau murid bajingan!" (Vivi)
"Hadeh! Gue nyerah dah!" (Emy)
"Bodoh amat!" (Alisa)
"Warbyadab dasar!" (Rendy)
Tiba-tiba...
"Kami pu-"
Yuki yang membuka pintu hanya terdiam melihat keadaan markas yang berantakan kayak kapal pecah disertai konser dadakan.
Tiba-tiba Bibi Rilen muncul entah dari mana dan menjewer Lucy turun dari meja yang dijadikan panggung dadakan. Yuki membuka pintu yang sebelah dan langsung kabur sambil menarik Bibi Rilen.
"KALIAN SEMUA! BERESKAN SEKARANG JUGA! AYAH TAK MAU TAU!" teriak Takano dengan dark aura dari pintu yang dibukakan Yuki barusan.
Mereka semua langsung kelabakan membereskan ruang tengah yang berantakan kayak kapal pecah, sementara Takano memperhatikan mereka sambil mengeluarkan death aura dan memakai topi tentara yang entah dapet dari mana.
BRAK!
"CEPET! JANGAN KELAMAAN! HEH! JANGAN KELELAT-KELELET AJA, YANG BENER KERJANYA!"
"Siap Pak!"
Setelah agak lama kemudian...
"Huaah! Capek!" kata Teiron yang ambruk di sofa setelah ikut bersihin ruang tengah Reha Squad.
Mereka bersihinnya bukan hanya diberesin doang, tapi sampe disapu, dipel, dilap, dicelupin (!?) ruangannya sampai bersih bening seperti tanpa kaca (eh?) di bawah pengawasan mandor terganas.
"Capeeeek!" timpal Silica ikut tiduran di lantai.
"Lain kali jangan diulangi lagi, paham?" kata Takano sambil minum teh yang disiapkan Mia.
"Paham!"
-Flashback End-
Salem memutar mata. "Iya juga sih..."
Naya tak sengaja melihat Giro yang berjalan sambil baca koran. "Kau sedang baca apa, Giro?"
"Ini, berita hari ini sedikit... Gimana ya?" Giro menghampiri mereka dan memberikan korannya. "Pokoknya baca saja!"
Naya mengambil koran itu dan membaca sebuah berita yang terdapat foto seorang gadis berambut coklat tua beserta tulisan seperti ini:
Seorang Idol Girl sedang mencari squad setelah keluar dari agensi yang menaunginya.
Konon kabarnya, kriteria squad yang ingin dimasukinya hanya satu: pemimpinnya harus perempuan asli.
'Berita macam apa ini?' batin Rendy dan Salem skeptis.
Kriiiiiiiiiiing!
Giro segera pergi untuk mengangkat telepon. "Halo?"
"Hay Giro, ini aku!"
"Oh, Adelia-pyon, kenapa?"
"Begini, kakak sepupuku mau meminjamkan rumahnya untuk kita tinggali sementara selama markas diperluas!"
"Hah? Masa sih?"
"Iya, tapi apa Kaichou mau?"
"Entahlah, beritahu saja dia!"
"Oke, akan kuberitahu! Sampai jumpa!"
Giro menutup panggilan dan kembali menghampiri mereka.
"Dari siapa?" tanya Naya.
"Adelia-pyon, kakak sepupunya mau pinjami rumah untuk tempat tinggal sementara saat markas diperluas..." jelas Giro.
Kedua cowok di depannya mengangkat alis. "Serius?"
Giro mengangguk. "Yap, makanya itu dia mau ngasih tau Rara-pyon..."
Tapi bicara soal Idol Girl di bagian sebelumnya...
"Cih, rata-rata squad yang kutemui ketuanya hode semua!" gerutu seorang gadis yang memakai kacamata hitam, jaket bertudung, dan celana panjang.
(Hode = Cowok yang nyamar jadi cewek, yang seperti ini cukup banyak di game online dan media sosial. Kalau udah tau ya udah, cuma ingetin aja! -w-/)
Kemudian dia tak sengaja bertabrakan dengan seorang anak kecil yang berlari dari arah berlawanan.
"Nyaaa!" Anak itu jatuh terduduk.
"Wah, maaf maaf!" seru gadis itu panik dan membantunya berdiri. "Kau tidak apa-apa?"
Anak itu mengangguk.
"Siapa namamu? Apa orang tuamu di sini?"
"Nyaw, nyaw nyaw, nyaw nyaw nyaw!"
"Eh?" Gadis itu langsung bingung karena tidak paham. 'Kok ngomongnya kayak suara kucing?'
Anak itu malah memasang tatapan 'Kau tidak mengerti bahasaku ya?', kemudian pergi meninggalkannya.
Si gadis segera mengikutinya. "Hey, tunggu!"
Anak itu tidak berhenti berlari, sampai...
"Tsuchi, kau dari mana saja?" tanya Tumma yang ternyata mencarinya.
"Kyaaaah!" Gadis itu terkejut melihat Tumma.
Dan terjadi lagi, kejadian lama yang terulang~ *lu nyanyi?*
"Pe-permisi..." Tumma langsung pergi tanpa alasan.
"Nyaw, nyaaaw!" Tsuchi segera menyusul Tumma.
Gadis itu mengikuti mereka sampai akhirnya tiba di depan markas Garuchan Squad.
"Tum, tadi aku mencari- Kau kenapa?" Arie kaget ketika tiba-tiba Tumma memeluknya dan menangis sesegukan.
"Nyaw, nyaw nyaw nyaw, nyaw nyaw..." jelas Tsuchi.
Arie yang sedikit paham bahasa kucing mencoba menenangkan temannya. "Hey sudahlah, jangan sedih!"
Si gadis yang merasa bersalah menghampiri mereka. "Pe-permisi... Maaf ya... Aku-"
"Tidak apa-apa, dia selalu begini..." potong Arie. "Tum, ayolah, dia udah minta maaf!"
"Nyaw nyaw!" timpal Tsuchi.
Tumma melepaskan pelukan dan menghapus air matanya, kemudian mendekati gadis itu. "Yah, tidak masalah..."
"Tapi kalau boleh bertanya..." Gadis itu menunjuk Tsuchi. "Kenapa dia berbicara seperti kucing?"
Tumma tersenyum tipis. "Tsuchi itu memang kucing..."
"Hah?" Gadis itu memperhatikan Tsuchi lebih detail dan baru menyadari keberadaan telinga dan ekor kucingnya.
Tsuchi hanya memiringkan kepala. "Nyaw nyaw?"
Gadis itu terlihat bingung. "Aku tidak mengerti bahasamu, bisa gunakan bahasa manusia?"
Tsuchi menggeleng.
"Hmm, bagaimana kalau kita masuk saja?" usul Arie.
"Sebenarnya kulitku putih, tapi berubah warna karena suatu kejadian..."
"Begitu ya..."
Si gadis dan Tumma saling mengobrol ketika Arie datang membawa sepiring Cinnamon Roll dan dua gelas teh.
Tsuchi mendekati gadis itu dengan wajah penasaran. "Nyaw, nyaw nyaw nyaw, nyaw nyaw?"
"Dia bilang kau belum memberitahu namamu pada kami!" jelas Tumma.
"Ah iya, benar juga!" Gadis itu tepuk jidat. "Namaku Primarin! Aku sedang mencari squad saat ini, tapi yang ketuanya beneran cewek!"
Tumma dan Arie saling berpandangan dan Primarin tidak tau kalau mereka sedang telepati.
'Apa Kaichou perlu tau ini?' (Arie)
'Entahlah, aku tidak yakin...' (Tumma)
"Nyaw nyaw?" Sepertinya Tsuchi juga tidak mengerti dengan apa yang mereka pikirkan.
BRAAAAK!
"Nyaaaa!" Tsuchi langsung melompat ke pangkuan Primarin karena kaget.
"Hej, I'm- Eh?" Mathias yang baru pulang sambil mendobrak pintu langsung cengo melihat Primarin. "Dia siapa ya?"
Tumma menggaruk kepala. "Errr, bagaimana menjelaskannya ya?"
Rendy yang kebetulan lewat di depan pintu ruang tengah langsung mangap lebar.
"Rendy-pyon, tadi Mathias-pyon baru pu- Hey hey!" Giro yang baru datang langsung didorong Rendy menjauhi pintu.
"Sssst!" Rendy memberi isyarat untuk diam.
"Apaan sih?!" tanya Giro agak sewot.
"Gadis itu, gadis di berita itu, dia di sini!" balas Rendy panik.
Grio sedikit kaget. "Eh? Serius?"
Rendy mengeluarkan koran tadi dan mereka berdua mengintip dari balik pintu untuk membandingkan foto di berita dengan 'sang tamu'.
"Eh buset, ternyata emang bener!" celetuk Giro. "Terus mau ngapain dia di sini?"
Rendy angkat bahu. "Nggak tau! Tapi kalau ada Tumma, pasti dia abis ka-"
BLETAK! BLETAK!
Entah kenapa mereka malah dipukul seseorang dari belakang dan begitu menengok...
"Ikyo(-pyon)?!"
"Kalian berdua ngalangin jalan, minggir minggir!" Ikyo mendorong mereka berdua.
Tapi entah karena kepeleset atau apa...
GUBRAK!
Ketiganya malah jatuh bersamaan di depan pintu.
"Lu pada ngapain sih? Kalau mau main smackdown jangan di depan pintu!" nasihat Mathias dengan wajah datar.
Ikyo yang tidak terima langsung bangun dengan tampang sebal. "Siapa juga yang mau gulat?! Mereka yang ngalangin jalan!"
Mathias malah sweatdrop. "Ya udah sih, nggak usah ngotot..."
"Au ah!" Si rubah langsung pergi ke dapur.
Webek, webek...
Suasana mulai hening seketika, apalagi ketika Rendy dan Giro memilih untuk pergi ke tempat lain.
"Ngomong-ngomong, di sini yang jadi ketua siapa ya?" tanya Primarin memecah keheningan.
"Orangnya lagi pergi, mungkin akan kembali nanti..." jawab Mathias seadanya.
"Tapi dia beneran cewek kan? Soalnya squad yang kutemui sebelumnya hode semua!"
Mathias dan Tumma langsung sweatdrop mendengarnya, sementara Arie hanya bingung karena tidak tau maksud dari 'hode' barusan.
Tumma melirik Mathias dengan tatapan 'Kurasa dia perlu bukti!' dan si jabrik hanya mengangguk setuju.
Meanwhile...
"Bagaimana liburan kalian?" tanya Ikyo saat menyambut para perempuan yang baru pulang dari liburan.
"Ahaha, lumayan!" jawab Girl-chan watados.
"Oh iya, tadi ada cewek di ruang tengah! Orang baru ya?"
"Eh?"
Webek, webek...
Suasana mulai hening sesaat, sampai...
WUUUUUUSSSH!
"Woy, jawab pertanyaan gue dulu!" seru Ikyo sewot ketika mendapati si ketua squad langsung kabur begitu saja.
BRAAAAAAAK!
Pintu kembali didobrak dan semua orang di ruang tengah langsung tersentak sesaat.
Mathias kembali memasang wajah datar. "Kaichou, lain kali jangan dobrak sembarangan!"
"Gue yang jadi ketua kenapa lu yang nasehatin?!" tanya Girl-chan sewot. "Lagian lu kan juga suka dobrak pintu!"
Mathias hanya bisa sweatdrop. "Selow aja kale, ini kan lagi ada tamu..."
"Hah?" Gadis itu baru menyadari keberadaan Primarin dan hanya bisa menggaruk kepala dengan cengiran lebar. "Ehehehe... Maaf..."
Primarin mengerutkan kening karena tidak yakin kalau gadis di depannya itu adalah sang ketua.
Mathias mencolek Primarin dan membisikkan sesuatu. "Percaya atau tidak, gadis itu ketua squad ini! Hanya saja dia emang begitu!"
"Kaichou, ada apa ini?" tanya Bibi Rilen yang baru masuk.
"Ah, tidak apa-apa, Bibi... Hanya ada tamu saja..." jelas Girl-chan watados.
Bibi Rilen hanya ber-'oh' ria dan pergi ke dapur.
Tiba-tiba Primarin berdiri dan menghampiri si ketua squad. "Aku mau jadi anggota!"
"Hah?!" Gadis itu mangap lebar. "K-k-ka-kau se-se-serius?!"
"Iya!" Primarin mengangguk dan memegangi kedua tangan si ketua squad. "Jadi kumohon, terima aku sebagai anggota!"
"Errr, gimana ya?" Girl-chan mendongak sedikit dan berpikir sebentar. "Boleh saja kok... Walaupun tadi sempat kaget sih..."
Primarin membungkuk sebentar. "Kalau begitu tolong bantuannya, Kaichou-san!"
Girl-chan memutar mata ke atas. "Yah, baiklah..."
"Kakak bukannya Idol Girl yang itu ya?" tanya Edward yang kebetulan lewat sambil makan permen.
"Idol Girl?!" Si ketua squad kembali mangap.
"EEEEEEEEEEH?!" Sebagian anggota squad lainnya ikutan kaget.
'Sudah kuduga...' batin Salem, Rendy, dan Giro yang ternyata udah tau dari awal.
"Nyaw!" Tsuchi memberikan koran pada Girl-chan yang langsung mengambilnya dan membaca sebuah berita.
Tiba-tiba dia langsung terbelalak melihat berita itu, kemudian memperhatikan Primarin dan foto di koran itu secara bergantian.
"Aku tidak menyangka kalau anggota baru squad-ku adalah seorang Idol Girl... Sungguh luar bi(n)asa..." gumam si ketua squad sambil memegangi kening dan berniat pergi. "Aku permisi dulu, kepalaku perlu pendinginan untuk sementara..."
Primarin kebingungan melihat gadis itu pergi. "Dia kenapa ya?"
Semua orang kebingungan karena tidak tau harus menjelaskan apa, sampai akhirnya Thundy datang menghampiri.
"Biar kujelaskan saja, jadi begini..."
-Flashback- (Timeline: Kira-kira sebelum Chapter 'Daily Life of The Blind Girl'.)
"Si Bigfoot kampret ngapain coba ngasih ginian?!" gerutu Girl-chan yang memegang sebuah kaset.
"Emangnya itu apaan?" tanya Thundy yang muncul dari belakang.
Si ketua squad menengok dengan wajah sebal. "Kaset video Fighter Idol dari squad sebelah, lu pada mau nonton?"
Si rambut biru hanya angkat bahu. "Ya boleh aja sih, kebetulan kami lagi nggak ada tontonan..."
Gadis itu melempar kaset tadi ke Thundy dan duduk di sofa sambil melipat tangan dan kakinya, kemudian Thundy memasukkan kaset itu ketika kelima orang lainnya duduk di lantai karena penasaran.
"Ada apa ini?" tanya Ikyo.
"Liat aja!" balas Girl-chan singkat.
"Semuanya, salam kenal! Kami dari Gonyako dan kami adalah Fighter Idol!"
"Kami semua akan membuat jiwa kalian nyan-nyan dengan irama serangan kami."
"Well, kayaknya boleh juga..." gumam Alpha sedikit antusias.
"Dimulai dari perkenalan, aku Shuri. Dengan shuriken dan pisau ini, kemampuanku berguna dengan serangan semi-range. Bisa memantulkan musuh dengan kekuatan besar."
"Yah, pisau yang berbahaya..." gumam Teiron dengan tampang bosan.
"Aku Angel, monster imut dari neraka yang menyegel musuh di udara dan membawanya ke neraka. Jangan khawatir, karena untuk fans-ku, mereka akan kubawa ke dalam duniaku yang sangat menyenangkan, hehehehe." Angel mengedipkan mata.
Keenam cowok yang menonton langsung bergidik geli.
"Entahlah, sepertinya kita kurang sreg dengan mereka..." gumam Ikyo sambil melipat tangan.
"Perkenalkan, Desper, seorang ahli Desert Eagle. Pistolku menembak semua orang yang menghalangi jalan kami menuju puncak. Ya, kalau kalian mau ditembak pun, aku akan menembak kalian dengan cintaku, chuu!"
Vience menyemburkan minumannya. "Bahkan Lucy aja nggak kayak gitu!"
"Kalau adeknya di sini, paling lu udah ditembak di kepala setelah ngomong yang tadi!" timpal Ikyo datar plus sedikit sinis.
"Joker, nyan! Dari anggota Gonyako, akulah kucing pertama yang paling imut di sini, nyan. Diriku sangat ringan, makanya sering membuat musuh bingung karena aku suka melompat."
"Imutan kucing gue daripada lu!" komentar Teiron yang mulai mengeluarkan dark aura.
"Ron, jangan ngamuk!" pinta Maurice sedikit ketakutan.
"S-sebenarnya aku hanya seorang inisiator combo biasa. Tapi, aku janji akan membuat kalian terpukau dengan aura-ku, nyan."
"A-aku Yun, Spearmaster di sini. Kalau memojokkan musuh, aku dan tombakku adalah ahlinya. Aku jamin musuh akan sulit menyerang karena aku tidak akan membiarkan mereka membuka serangan, n-nyan..."
Thundy melirik si ketua squad yang terlihat stress dan hanya bisa geleng-geleng. "Kurasa Fighter Idol bukanlah hal yang bagus..."
"Mulai sekarang, untuk seluruh fans yang ada di sana, kami mohon bantuannya! Tunggulah debut pertarungan pertama kami!"
"Ada yang mau jadi fans-nya?" tanya Alpha.
"Nggak, makasih!" jawab Girl-chan datar, kemudian berdiri dan pergi.
-Flashback End-
"Dia tidak begitu suka Idol Girl karena hal itu..." jelas Thundy menyimpulkan.
Primarin hanya ber-'oh' ria.
Meanwhile...
"Kau terlihat stress..." ujar Luthias yang melihat si ketua squad duduk bersender pada salah satu kursi beroda (yang kayak kursi kantoran) di ruang baca dengan kepala dikompres kain basah. "Ada masalah?"
"Sedikit, tapi tidak apa-apa..." jawab Girl-chan seadanya.
Luthias melihat koran yang berada di atas meja dan membacanya.
"Seorang Idol Girl sedang mencari squad..." Luthias mengerutkan kening. "Ini nggak ada hubungannya dengan kita kan?"
"Sayangnya iya..." Gadis itu melebarkan kain dan menutupi sebagian wajahnya. "Dan percaya atau tidak, dia anggota baru di sini..."
Webek, webek...
Luthias hanya ber-'oh' ria dengan wajah risih.
"Aku Primarin Ghiamelis! Kalian bisa panggil Prima, Marin, atau Ghia!"
"Terdengar kayak nama evolusi terakhir dari Popplio di Pokemon Sun and Moon!" celetuk Alpha.
"Itu mah Primarina!" timpal Saphire sweatdrop.
"Lu main juga, Sap?"
"Yoi, gue main yang Moon! Lu main yang Sun nggak? Starter lu apaan?"
"Main kok! Gue milihnya Rowlet, soalnya evolusi akhirnya keren banget, kayak Robin Hood!"
"Gue mah Litten, soalnya evolusi akhirnya sangar! Eh iya, kapan-kapan transfer Pokemon yuk!"
"Oke!"
Abaikan saja kedua cowok gamer itu! Nggak ada pentingnya kok!
"Ada alasan lain kenapa masuk squad ini?" tanya Mathias penasaran. "Soalnya alasanmu yang tadi itu... Errr, maaf ya, agak ngaco..."
"Nggak..." jawab Primarin watados.
Mathias hanya bisa sweatdrop. "Oke, fine..."
Kemudian si ketua squad masuk ke ruangan.
"Bagaimana keadaan kepalamu?" tanya Thundy.
"Agak baikan..." jawab Girl-chan seadanya. "Oh iya, malam ini kita harus siap-siap pindah!"
Primarin terbelalak. "Hah?! Pindah?! Padahal kan aku baru masuk!"
"Pindahnya cuma sebentar doang! Lagipula ini bukan digusur, cuma diperluas saja kok! Kami kekurangan tempat untuk orang baru dan ada yang berbaik hati membayar biaya ekspansi tempat ini, jadi tidak perlu dipikirkan!" jelas gadis itu sambil mijit kening. "Haaah, sepertinya kepalaku perlu dikompres lagi..."
Luthias datang membawa sekantong es batu dan meletakkannya di atas kepala gadis itu.
"Terima kasih..."
"Terus kenapa harus malam ini?" tanya Thundy.
"Karena tempat ini mau diperluas besok pagi..." balas gadis itu datar. "Walaupun cuma diperluas buat penambahan ruangan di bagian belakang markas, tapi kalau sampai mengganggu ya sama aja bohong!"
'Sepertinya nanti aku harus memindahkan kandang Jeronium ke tempat lain...' batin Vience agak was-was mengingat kandang naganya berada di belakang.
Setelah pembicaraan yang cukup panjang, akhirnya mereka semua sepakat untuk pindah sementara.
Tapi tidak semuanya sih...
"Ashley, bisa awasi tempat ini selagi kami pindah sebentar? Setidaknya awasi proses ekspansi tanpa mengganggu pekerjanya!"
"Baiklah, Master!"
Biarkan saja Ashley jadi pengawas untuk sementara, selama dia tidak mengganggu proses ekspansi.
"Nah, di sini!" Adelia menunjuk sebuah rumah besar yang jaraknya agak jauh dari markas mereka.
"Jauh juga ya!" celetuk Alpha.
"Hanya ini yang terdekat, sisanya jauh semua, bahkan ada yang letaknya berseberangan dengan markas baru squad sebelah!" jelas Adelia datar.
"Kenapa nggak ke situ aja?" tanya Tartagus yang sukses dijitak Vience.
"Sama aja jauhnya, bego! Oh, jangan bilang lu mau modus ya?" sembur Vience sinis.
"Modus?" Semua orang kebingungan mendengarnya.
"Belakangan ini dia sering chatting sama Iris!" jelas Vience.
Golden Rare Trio plus Thundy langsung masang wajah horror seolah mengatakan 'Iris si Fujo yang itu?!' ke Vience.
"Maaf Arta-san, ruangan di rumah yang itu tidak cukup untuk kita semua!" Adelia berjalan ke depan rumah untuk membuka pintu.
Tartagus langsung kecewa. "Baiklah..."
"Kamarnya di lantai atas dan ada 16 ruangan, kita ada 35 orang, jadi ada ruangan yang ditempati lebih dari dua orang! Kamar mandinya hanya ada dua, jadi kalau mau mandi harus ngantri!"
"Tsuchi sama Teiron dan Bibi Rilen, para Andreas satu kamar, sisanya cari teman kamar sendiri, usahakan cewek-cewek atau cowok-cowok!"
Tapi entah kenapa, Emy dan Adelia malah meluk pasangan masing-masing. "Kami nggak mau pisah!"
Girl-chan hanya bisa sweatdrop. "Terserah kalian..."
Kemudian Girl-chan menunjuk Salem dan Alexia. "Khusus kalian, temani kakak-kakak kalian!"
"Kaichou, apa itu tidak curang?" tanya Alpha agak risih.
"Napa? Mereka berdua tuh siscon! Emangnya lu, si lolicon yang pernah dihajar kakeknya Iris?"
JLEB!
Alpha langsung pundung di pojokan dengan aura suram.
"Terus, kau sendiri sama siapa?" tanya Elwa.
"Sendirian pun jadi~" Girl-chan nyengir watados. "Kalau kau tidak ada teman juga nggak apa kok!"
Elwa menggeleng. "Nggak usah, aku sama Lisa aja..."
"Nggak apa sih!" Girl-chan angkat bahu dengan senyum miris. "Oh iya, Primarin, mending sekamar sama aku aja sini!"
Primarin menghela nafas pasrah. "Baiklah..."
Jadi pembagian kamarnya adalah...
1. Teiron-Tsuchi-Bibi Rilen
2. Adelia-Ikyo (Ikyo: "Beneran dimasukin?" =_=/Me: "Sorry Kyo, itu permintaan Adel-nya sendiri!")
3. Grayson-Maurice
4. Emy-Thundy
5. Tartagus-Vience-Saphire-Daren
6. Alisa-Monika
7. Mathias-Luthias
8. Naya-Salem
9. Musket-Rendy (Rendy: "Kenapa harus dia?" =w=/Me: "Aku nggak punya ide, emangnya lu mau tukeran sama Alpha? Dia sekamar sama Giro lho!"/Rendy: "Nggak usah, ogah gue sama trap!" =w=)
10. Arie-Tumma
11. Alexia-Lucy
12. Vivi-Rina
13. Giro-Alpha (Alpha: "Kenapa harus sama makhluk jejadian itu sih?" =w=/Me: "Lu mau tukeran sama Rendy, sekamar bareng Lucky Abrams kedua?"/Alpha: "Nggak, makasih!" =w=)
14. Lisa-Elwa
15. Kaichou-Primarin
16. Edgar-Edward
Udah itu aja!
Keesokan harinya...
"Hoaaaaam..." Arie berjalan di koridor lantai dua sambil menguap lebar dan bertemu Luthias. "Pagi, Luth..."
Luthias (yang saat ini belum pakai kacamata) mengucek mata. "Hmm... Kumoorn..."
Arie sedikit bingung. "A-apa?"
"Selamat pagi dalam bahasa Greenland..." jelas Luthias to the point.
Arie hanya ber-'oh' ria.
Di sisi lain, Primarin yang masih tidur merasa ada yang nyelip di dalam selimutnya dan ketika dilihat...
"KYAAAAAAAH! INI KUCING SIAPA?!"
Kedua orang tadi segera ke kamar Primarin dan melihat gadis itu memegangi seekor kucing kecil di bagian tengkuk.
"Tadi aku dengar ada teria-" Teiron yang baru datang langsung kaget saat mengenali kucing itu. "Flore!"
"Miaw..."
"Kenapa harus ada kucing di sini?!" Primarin berniat melempar Flore keluar jendela, tapi segera dicegat oleh Luthias dan Teiron segera mengamankan kucing kecil itu.
"Walaupun dia suka nyelip di dalam selimut orang, tapi kau tidak boleh melakukan itu! Sebagian orang di sini suka kucing, termasuk Kaichou!" nasihat Luthias.
"Lagipula, di dalam peraturan resmi Garuchan Squad nomor tiga, kita tidak boleh memperlakukan hewan dengan kasar karena ada tiga ekor kucing, seekor musang, seekor naga, dan beberapa ekor Cerberus!" jelas Arie mengutip peraturan yang pernah dia baca.
'Bisa juga dia hafal peraturan...' batin Teiron dan Luthias kagum.
"Ngomong-ngomong, kita harus segera bergegas, karena nanti bakalan panjang antriannya..." Arie segera melesat keluar kamar.
"Antrian apa?" tanya Primarin bingung.
"Antrian kamar mandi, emangnya apaan lagi? Kata Adelia kamar mandi di sini cuma ada dua..." balas Teiron datar.
Kedua orang lainnya segera pergi keluar kamar.
"Oy, cepetan mandinya!"
"Iya nih, gue ada jadwal latihan tau nggak?!"
"Lu kate kita demen nunggu lama gitu?!"
Primarin yang keluar paling akhir hanya bisa mangap melihat antrian kamar mandi perempuan yang cukup rusuh dan terpaksa menunggu sampai semua perempuan selesai mandi.
To Be Continue, bukan Tinta Bercak Cuka (?)...
Primarin Ghiamelis (Idol Destroyer): Idol Girl yang masuk squad karena alasan sepele. Hal-hal lainnya belum diketahui untuk saat ini.
Salahkan event login yang dapet Hero Idol sampai-sampai gue masukin anak baru itu, dengan begini jadi makin rame... :V a
Q: Kenapa nggak milih Hero Idol lain aja?
A: Gue milihnya Hero Idol yang tipe Range karena Hero tipe Melee di squad udah kebanyakan! :V /
Q: Kok milih Idol Destroyer? Idol Robin kan bisa buat support tuh!
A: Persetan dengan support, orang char gue cuma buat pajangan karakter fic doang! :V a
Ah sudahlah, yang penting begitulah... :V /
Review! :D
