Balas Review! :D
I'mYaoiChan: Kurasa dia akan memaklumi itu... .w.a
Ashley: "Yah, agak jauh dari markas kami memang..."
Alpha: "Oh ayolah..." =w=
Makasih Review-nya! :D
RosyMiranto18: Aku tidak begitu suka durian, jadi...
Naya: "Hmm, buah yang kulitnya berduri itu ya? Aku jadi tertarik ingin mencobanya."
Salem: "Dia bisa memasak sih, hanya saja perlu ditemani agar tidak terjadi hal yang tak diinginkan..."
Kalau soal Gonyako, silakan cari sendiri penciptanya untuk menanyakan hal itu... .w./
Tartagus: "Aku lebih tertarik dengan roti melon (meronpan), tapi kalau anpan sih juga tidak apa-apa!"
Teiron: "Aku punya firasat buruk dengan apa yang terjadi pada proses ekspansi, tapi semoga saja tidak ada hal buruk yang terjadi..."
Thanks for Review! :D
Happy Reading! :D
Chapter 48: Drabble Collections (The Rules)
Drabble kali akan merekap ulang tiga peraturan yang pernah muncul di Chapter 'The Devil in Squad' beserta beberapa peraturan lainnya!
If you want to know, just check it out by yourself!
1. Salah satu dari anggota cowok punya masalah dengan penampilan, jadi jangan kaget bahkan takut melihatnya atau dia bakalan nangis!
Well, kalian pasti udah tau kan siapa yang kumaksud?
Kasus pertama di Chapter 'Observation Diary', pengungkapan di 'The Melancholy of Tumma-kun', kemudian 'ERL Double Activity', dan beberapa kasus lainnya sampai yang terbaru di Chapter sebelumnya!
Kurasa hanya itu yang bisa dijelaskan...
2. Jangan mempertanyakan beberapa hal atau hasilnya akan buruk!
Untuk info lebih lanjut, silakan baca ulang Chapter 'Forbidden Questions'!
Udah, itu aja!
3. Jangan memperlakukan hewan dengan kasar, karena di sini kami punya tiga ekor kucing, seekor musang, seekor naga, dan beberapa ekor Cerberus! (Tsuchi dihitung dalam kasus ini karena walaupun dia berbadan manusia, tapi dia tetaplah seekor kucing!)
Bagian ini dibuat setelah insiden Edgar membuang Tsuchi (Chapter 'Tsuchi-tan yang Terbuang').
Berhati-hatilah jika mau coba-coba menyakiti hewan-hewan di sini, karena siapa tau aja pemiliknya melihat dan langsung menjadi agresif.
Alexia sedang duduk di teras markas dan melihat Jeronium yang berkeliaran di depannya.
Entah karena iseng atau bosan atau takut atau benci atau yang lainnya (?), dia mengeluarkan ketapel yang entah dapat dari mana, kemudian membidik si naga dan...
PLETAK!
Raungan Jeronium menggelegar setelah terkena peluru ketapel barusan. *jangan bilang lu nggak tau suara raungan naga?*
Tapi Alexia tidak menyadari kalau sang pemilik naga berada di belakangnya dari tadi, kemudian kerah bajunya langsung ditarik sampai terangkat ke atas dan Vience membalikkan badan Alexia sambil memasang senyum angker.
"Oh bagus ya! Berani sekali nembak Jeronium pake ketapel!"
GLEK!
Hayoloh!
"Masih untung dia tidak buta..." gumam Daren sambil mengusap mata Jeronium yang terkena ketapel.
Nasib Alexia sekarang sangatlah memprihatinkan setelah dipukul dengan ranjau, ditusuk pedang, ditembak, dan digetok pake sekop oleh para Andreas yang marah karena naga mereka terluka olehnya.
Itu baru Jeronium lho!
Kalau sampai Tsuchi atau Flore yang terluka, Teiron sebagai 'ayah' mereka bisa melakukan yang lebih kejam dari itu.
Contohnya seperti ini!
Flore yang sedang jalan-jalan sendirian berpapasan dengan tiga anak tidak dikenal.
"Hey lihat, ada kucing kecil!"
"Ayo jahili dia!"
Salah satu dari mereka menarik tengkuk Flore dan mengangkatnya.
"Miaaaaw!"
"Enaknya diapain ya?"
"Gini aja!" Salah satu temannya menarik ekor Flore dan membuat kucing kecil itu menjerit kesakitan.
Mereka malah tertawa dan anak yang satu lagi menarik kuping Flore untuk membuatnya menjerit lagi.
"Kalau aku jadi kalian, sebaiknya turunkan dia dan pergi!"
Mereka bertiga menengok dan mendapati...
Teiron...
Berdiri di depan mereka...
Sambil melipat tangan...
Dan mengeluarkan dark aura...
Beserta Golem di belakangnya...
Bayangin aja sendiri seberapa seremnya!
Anak yang memegang Flore tadi menurunkan kucing kecil itu pelan-pelan, kemudian dia dan kedua temannya mundur perlahan dan langsung kabur tunggang-langgang karena takut dihajar Golem.
"Miaw!" Flore mendekati Teiron dan mengusel kakinya.
Teiron mengangkat kucing kecil itu dalam sebuah gendongan dan mengusap kepalanya. "Lain kali jangan pergi sendirian, bahaya lho!"
"Miaw!"
Di sisi lain, Ikyo yang melihat kejadian itu dari atas gedung yang berseberangan dengan posisi mereka hanya bisa tepuk jidat.
"Hadeh, ngapain juga dia pake summon Golem?" tanya Ikyo sambil mijit kening.
Pokoknya nggak bakalan kebayang gimana jadinya kalau Golem Teiron sampai beneran menghajar anak-anak tadi!
4. Jangan pernah menyuruh Rendy memukul sesuatu, bahaya!
Mungkin ini terdengar sepele, tapi sebenarnya patut diwaspadai!
Setiap kali dia ngomong 'Geom Slash', pasti ada aja benda yang kebelah sama dia. Entah itu mukul semangka pake koran bekas, piñata yang digantung di atas pohon, atau bahkan mukul bola baseball.
Karena aku udah pernah bahas bagian bola baseball dan bagian semangka udah dibahas di fic Author sebelah (fic Reha Squad if you don't get it), aku akan ceritakan bagian piñata-nya saja!
"Untuk apa sih itu digantung?" tanya Maurice bingung saat melihat Mathias menggantung sebuah boneka kuda yang terbuat dari kertas warna-warni.
"Kalau kalian bisa memukulnya sampai pecah dengan mata tertutup, kalian bisa dapat permen!" jelas Mathias.
"Permen?!" Tiba-tiba Edward nongol. "Aku mau nyoba dong!"
"Bentar ya!"
Mathias turun dari pohon dan pergi ke dalam markas, kemudian kembali lagi dengan membawa tongkat panjang.
"Pegang ini dulu!" Mathias memberikan tongkat itu ke Edward, kemudian berdiri di belakang sambil mengeluarkan saputangan dan menutup matanya. "Sekarang cobalah berjalan lima langkah ke depan!"
"Baik!"
Edward berjalan ke depan dan mencoba memukul, tapi entah kenapa tongkatnya malah lepas dan melayang ke...
PLETAK!
Mathias kicep, Maurice segera ngumpet ke belakang Mathias, sementara Edward yang membuka penutup matanya langsung shock karena melihat...
Kepala kakaknya benjol kena tongkat tadi.
"EEEEEDWAAAAAAAAAARD!"
"Hiks, hiks..." Edward hanya bisa menangis setelah dipukuli abis-abisan oleh kakaknya sampai babak belur.
"Gar, kejam amat sih sama adek sendiri..." gumam Arie sweatdrop saat melihat Edgar masih duduk diam di pojok teras sambil melipat tangan dan mengeluarkan aura hitam.
"Sudahlah, biarkan saja." ujar Naya sambil membawa kotak P3K dan mendekati korban kekejaman Edgar (alias adiknya sendiri). "Edward, sini Kakak obati."
Edward berhenti menangis dan membiarkan Naya mengobatinya.
"Emangnya dia kenapa?" tanya Tumma.
"Edgar marah gara-gara kepalanya benjol dilempar tongkat sama Edward, padahal itu nggak sengaja! Kasihan banget dipukulin sampe segitunya..." jelas Salem sambil mijit kening.
"Itu apa ya?" tanya Rendy saat melihat benda yang tergantung di atas pohon.
Dia tak sengaja melihat tongkat tadi dan mengambilnya, kemudian memfokuskan pandangan pada benda itu dan...
"Geom Slash!"
Satu pukulan darinya sukses membuat benda itu terbelah dua dan menjatuhkan hujan permen di atasnya.
"Nah, selesai." Naya menepuk tangannya setelah mengobati Edward.
Kemudian Rendy datang membawa setumpuk permen.
Edward yang melihatnya langsung berbinar-binar. "Permen!"
"Untukmu saja, tadi munggut pas mecahin benda di atas pohon!" Rendy memberikan permen itu ke Edward.
"Makasih, Kak Rendy!"
Oke, ini absurd, tapi biarlah...
5. Baik pairing Straight, Yaoi, maupun Yuri, semuanya diizinkan di sini, asal jangan kebablasan!
Di sebuah squad, terkadang ada banyak kisah cinta lho!
Di sini pun juga sama...
Entah itu yang resmi kayak TeiLisa, KyoAdel, ThunEmy, VieVi, EdgarNaya (bahkan yang ini udah tunangan lho!), LuthiasGiro (eh?), ataupun yang belum diketahui kebenarannya macam MathiasKaichou (ups!).
Kalau cuma bermesraan mah boleh aja sih...
Tapi kalau udah kebablasan ke adegan 'itu'... Sebaiknya tanya Emy saja, dia udah sering 'begitu' sama Thundy lho! (Tapi semoga aja dia nggak... You know lha!)
6. Jika sampai merusak barang di markas, hukumannya sangat berat!
Dua contoh:
Ketika Mathias merusak beberapa barang karena kaget setelah tak sengaja melihat Tumma tanpa kostum, dia dihukum push up plus didudukin si ketua squad (Chapter 'The Melancholy of Tumma-kun').
Ketika Teiron menghancurkan tembok karena mendengar perdebatan Alpha dan Lisa (Chapter 'Sometime Always Like That...'), selain harus bayar ganti rugi dengan tabungan beli cupcake-nya selama dua bulan, dia juga dihukum jalan-jalan dengan Hato seharian dan diawasi ketat. (Awal mula doujin HatoTei kah? :V *ditimpuk batu bata.*)
Sisanya tidak bisa dijelaskan, jadi jangan sampai merusak barang baik disengaja maupun tidak!
7. Biasakanlah dirimu dengan anggota squad lainnya, karena terkadang mereka rada sableng!
"Squad ini dari luar emang terlihat normal, tapi kalau udah agak lama di sini, pasti bakalan ketauan sablengnya!" ujar Girl-chan ke Primarin.
Primarin mengangkat alis. "Contohnya?"
"Tuh!" Si ketua squad nunjuk ke arah...
Rendy dan Salem yang lagi perang kayak ninja Konoha, kemudian diganggu Mathias dengan...
"Yuurei no jutsu!"
"GYAAAAAAAAAAH! HENTIKAN!" jerit Salem sambil kabur.
"KAMPRET LU, MATHIAS!" umpat Rendy ikutan kabur plus ngancungin jari tengah.
"SINI KALIAN!" Mathias nyodorin pancingan dengan boneka hantu di ujungnya sambil mengejar mereka.
'Serius aku harus tinggal sama mereka?' batin Primarin sweatdrop. "Kaichou, kau pasti bercanda!"
Bonus: (Sedikit alternate timeline -kalau bisa dibilang begitu- dari Chapter 'Amnesia' di fic Reha Squad, ini terjadi sebelum kedatangan Primarin dan acara pindahan karena ekspansi.)
Teiron sedang jalan-jalan ketika...
"Teiwoof~"
Dia melihat Hato ingin menerjangnya.
"GYAAAAAAAAAAAAAAH!"
Dia langsung loncat ke pohon jambu sebelum berhasil ditangkap.
"Teiwoof, ayo turun!"
"NGGAK MAU! PERGI NGGAK LU!" usir Teiron yang nemplok di dahan pohon.
Tidak jauh dari situ, ada Red dan Rone yang sweatdrop melihatnya.
"A... Hah? Sampe segitunya?" tanya Red bingung.
"Pernah lebih parah lagi, dia sampe ngelemparin Hato pake kaleng makanan di supermarket karena diikutin." jelas Rone.
"Hee..."
"PERGI NGGAK LU ATAU GUE TIMPUK PAKE JAMBU!" bentak Teiron.
Hato diam saja, bahkan sekarang Nigou malah ikut-ikutan melihat Teiron nangkring di pohon jambu.
Nah lho!
"Teiwoof, sini, aku mau main!"
"Arf arf!"
"Red, Rone, tolongin gue dong! Anjingnya dibawa dulu!" pinta Teiron.
"Tinggalin aja yuk!" ajak Red.
Mereka berdua langsung meninggalkan tempat itu dan Teiron yang masih nangkring di atas pohon hanya bisa menjerit frustasi.
Kasihan, oh kasihan, oh kasihan, aduh kasihan! :V *dilempar jambu.*
Di depan markas Garuchan Squad, kedua orang tadi memencet bel pintu dan tidak ada jawaban sama sekali, kemudian Rone membuat sebuah candaan ke Red.
"Hei Red, coba deh gini!" Rone menirukan orang menendang bola. "Nah, terus bilang 'Bazeng' pas mau nendang ke depan!"
"Hmm, menarik... Biar kucoba!" Red mengambil ancang-ancang dan bersiap menendang udara.
Tapi...
"BA-"
"Ya? Siapa?" Pintu terbuka dan...
"ZENG!"
DUAGH!
"Aaah, pasti sakit..."
Sekarang ini Mathias sedang menjadi 'Bebek Nungging' sambil memegangi area keramatnya di pojok ruang tengah.
"Dia baik-baik saja kan? Apa yang terjadi?" tanya Tumma yang agak risih melihat kondisi Mathias dan menaruh teh untuk kedua tamu di atas meja.
"Tadi 'anu'-nya abis ditendang sama Red..." jelas Rone.
"Oh, jadi gitu toh..." gumam Tumma sweatdrop setelah mendengar cerita barusan. "Ngenes amat hidupnya..."
"Oh iya, sebelumnya aku ingin memberitahu sesuatu yang agak penting." ujar Rone setelah menyeruput teh-nya.
"Apa itu?" tanya Tumma.
"Red... Dia... Amnesia total, dia tidak mengingat siapapun, apapun, bahkan dirinya sendiri..." jawab Rone sambil melipat tangan.
"Eh? Red, dia lupa ingatan?" tanya Alpha yang numpang lewat.
"Ya, begitulah..."
"Apa yang menjadi penyebab amnesianya Red?" tanya Lisa.
"Gini..."
Rone menceritakan semuanya, mulai dari Ryuuga yang berusaha berdamai dengan anak kandungnya setelah sebuah kejadian di masa lalu mereka, sampai Red yang kepeleset dan jatuh dari atap dengan bagian belakang kepala mendarat duluan.
"Setelah itu dia dilarikan ke ICU dan koma selama seminggu. Tapi setelah itu dia dipindahkan ke ruangan biasa setelah kondisinya stabil, tapi masih belum sadarkan diri." ujar Rone.
Tanpa diduga, para penyimak ceritanya malah tambah rame, bahkan mereka sampai prihatin dengan Red yang kebingungan melihat mereka semua.
"Ada yang salah?"
"Kasihan... Dia baru mau mendapatkan kebahagiaan, tapi malah mendapatkan sebuah cobaan." gumam Naya yang merenung karena mendengar cerita Rone barusan.
"Berarti dia tidak ingat siapa kita semua?" tanya Edward yang matanya udah basah.
"Nggak, seratus persen dia tidak tau siapa kalian sama sekali... FYI, dia sempat mau kabur dari rumah sakit saat baru sadar." jawab Rone.
"Hiks... Kenapa gue jadi nangis sih?" gumam Ikyo yang tersentuh dengan cerita Rone.
"Huweeeee! Sedih, dayo!" Musket udah nangis duluan.
"Terlalu memprihatinkan..." komentar Edgar datar, padahal sebenernya mau nangis juga.
"Aduh, kasihannya..." timpal Adelia dan Elwa sambil menutup hidung dengan tisu.
Bahkan Rina, Vivi, Lucy, dan Lisa udah nangis duluan.
"Berarti kita harus kenalin diri lagi dong sama Red?" tanya Saphire yang meperin ingus di baju Daren dan berakhir dengan tabokan di kepala.
"Mau nggak mau, tapi harus iya..." jawab Rone seadanya.
Sepertinya ini akan menjadi hari yang sangat panjang untuk Red...
"Aku sedikit prihatin padamu, Red... Tapi mau gimana lagi?" ujar si ketua squad sambil menghela nafas. "Sebagai pengingat, aku ketua di sini! Namaku Rara, tapi panggil saja Girl-chan!"
Kemudian gadis itu menyikut Giro di sebelahnya dan dia terlihat agak canggung. "Errr... Mein name ist Giro Catlite, salam kenal Red-pyon!"
"-pyon?" tanya Red bingung.
"Dia biasa manggil orang seperti itu, maklumi saja..." jelas Luthias seadanya. "Luthias Oersted, dan orang yang tadi kau tendang di bagian 'anu'-nya itu kakakku, Mathias Køhler!"
"Kalian saudara, tapi kok beda marga ya?" tanya Red kembali bingung.
"Yah, sejujurnya kami berasal dari negara yang berbeda... Aku dari Greenland, sementara Aniki dari Denmark..." jelas Luthias sambil menggaruk pipi dengan telunjuk.
Red hanya ber-'oh' ria.
"Arie Feuerpfeil, dan aku ini iblis, lihat?" Arie menunjuk tanduk dan mengepak sedikit sayapnya.
"Nyaw?" Tsuchi nongol dari belakang sofa yang diduduki kedua tamu sambil menggendong Mocha serta di kedua pundaknya ada Flore dan Kopen.
"Itu Tsuchi, dan dia kucing!" jelas Tumma. "Yang di gendongannya itu musangku, Mocha! Kucing kecil hitam-putih di pundak kirinya Flore, sementara kucing coklat-putih berbulu lebat di pundak kanannya Kopen!"
Kemudian para anggota lainnya ikut memperkenalkan diri, kecuali yang sempat ketemu di tempat lain kayak Thundy dan Teiron.
Setelah itu...
"Bagaimana keadaanmu?" tanya Rone yang duduk di sebelah Red.
"Yah, lumayan..." jawab Red.
"Ingatlah, mereka adalah teman-teman kita semua. Ya, biarpun ada yang ngeselin juga sih." kata Rone sambil melipat tangan.
"Misalnya?"
"Teiron, suka cupcake, orangnya blak-blakan ("Sebenarnya nggak juga sih..." ralat Bibi Rilen.) dan benci sama anjing. Mathias, si Kambing yang tadi jadi korbanmu. Emy, ca(disensor demi keselamatan dunia) tapi agak sedeng. Salem si Siscon yang suka pingsan kalau liat anak kembar, dan masih banyak lagi sih..." jelas Rone.
"Owh..."
To Be Continue, bukan Trap Build Credit (?)...
Chapter tentang peraturan ini agak aneh sih, jadi ya begitulah... ^^a
Review! :D
