Balas Review! :D

StrideRyuuki: Kurasa itu agak susah dicari... (Sebenarnya udah bikin yang versi FemProta, liat aja di FB-ku!) 'w'/

Teiron: "Hah?" =A="

Yah, ini udah lanjut kok! ^^

Tambahan: Kau ini beneran sultan nggak sih? (BILANG AJA MAU MINTA DI-GIFT, DASAR KERE! *kalau nggak mau dibilang matre.*)

RosyMiranto18: Aku sedang mengerjakannya, jadi agak lama sih, mengingat aku sedang mencari sedikit info aja... ^^a

Teiron: "Terima kasih sarannya, tapi dia sudah lama belajar menulis..." -w-/

Flore: "Hanya kardus dengan selimut di dalamnya, tidak lebih!" :3

Mathias: "Aku tidak tau, terlalu sibuk ngurus kerjaan sampai nggak bisa ngawasin mereka..." =w=a

Edgar: "Aku hanya belajar mengungkapkan perasaan doang, nggak menjurus ke hal 'itu'!" =_="

Arie: "Memangnya salah ya kalau cosplay jadi Minato?" ._.

Tumma: "Sepertinya..."

Thanks for Review! :D

Happy Reading! :D


Chapter 63: The Desperate Day for Some People


"Kesel gue, kesel! Masa gue harus nunggu lebaran tahun depan biar bisa beli Hero Ticket?!"


"Dia kenapa ya?" tanya Revan bingung begitu melihat si gadis merangkap ketua Garuchan itu stress sendiri di pojok perpustakaan.

"Biasa, stress berkepanjangan kalau lagi ngidam sesuatu..." jawab Thundy datar.

Revan langsung sweatdrop.

"Kalian liat Salem nggak?" tanya Edgar yang menghampiri mereka.

"Nggak tau, kenapa emang?"

"Depresi, semalem abis mimpi kakaknya berubah jadi cowok..." jelas Edgar tanpa ekspresi.

Kali ini giliran Duo Tsundere itu yang sweatdrop.


Bicara soal Salem, dia tengah menjedukkan kepalanya ke salah satu pohon di kebun.


"Kenapa dia?"

"Stress! Dulu dia pernah mimpi para cowok berubah jadi cewek, sekarang dia malah depresi gara-gara mimpi kakaknya jadi cowok!"

"Oooh..."

Tapi, kalau dipikir-pikir...

Rendy nyadar nggak sih dia ngobrol sama siapa?

Dia langsung menengok ke sebelah dengan wajah horror dan...

"Halo..."

"KEPALA BUNTUNG!"


"Daren?"

"Kenapa, Musket?"

"Tadi siapa yang teriak, dayo?" tanya Musket penasaran.

Daren hanya angkat bahu. "Paling juga Duo Penakut ngeliat hantu gentayangan..."

"Heee..."


Di sisi lain...

"Kak Tsuchi!"

"Nyaw?" (Kenapa?)

"Main yuk!"

"Nyaw nyaw, nyaw nyaw nyaw!" (Boleh saja sih, asal jangan sama pria yang namanya Vincent!)

"Eh, kenapa? Paman Vincent kan orang baik!"

"Nyaw nyaw nyaw?" (Kamu masih ingat nggak kejadian itu?)


-Flashback-

"Ada yang lihat Tsuchi dan Flore?" tanya Teiron.

"Ada yang liat Kopen?" tanya Luthias.

"Ada yang liat Nyanko?" tanya Kazegami.


Mereka bertiga mencari keempat kucing itu sampai ke kebun, tapi...

"NyanNyanNyanNyanNyanNyan!"

"MiawMiawMiaw!"

"NyawNyawNyawNyaw!"

"MeongMeongMeong!"

Bisa tebak siapa yang lagi dikerubutin kucing sambil tertawa dan memegang snack kucing?

"Uwah~ Imutnya~"

"Vi-Vin-"

Vincent mengeluarkan dark aura sambil memutar kepalanya ke belakang. "Kalian... Lupakan semua ini!"

"Uwaaaah! Ampuni kami, Mercer-sama!"

-Flashback End-


"Oh iya ya..."


Tidak jauh dari mereka, ada sepasang Werewolf jantan yang ngomongin hal lain.

"Kalau dipikir-pikir, Hato dan Tsuchi, Flore dan Nigou, mereka punya banyak persamaan ya..." gumam Maurice sambil menopang dagu.

"Persamaan apa?" tanya Mitsumu.

"Tsuchi dan Hato jadi manusia tanpa diketahui sebabnya, Flore dan Nigou jadi manusia karena terkena ramuan Emy, terus mereka sama-sama berstatus adik-kakak di masing-masing kalangan (Tsuchi-Flore di kalangan kucing, Hato-Nigou di kalangan anjing)." jelas Maurice dengan pose berpikir.

Mitsumu hanya manggut-manggut. "Benar juga sih..."


Sementara itu...

"Tum?"

"Ya?"

"Kamu masih inget nggak pas kita dikejar-kejar sepupunya Ethan?"

"Masih..."


-Flashback-

"Ya, siapa?"

Ketika Tumma membuka pintu, tiba-tiba...

Kretek!

Klik!

Klotok klotok!

Psshhtt!

"Monster ogre harus masuk koleksi kami!"

"GYAAAAAAAAA!"

Tumma langsung dikejar-kejar keliling markas oleh tujuh orang tamu.

"Dia milikku!"

"Milikku!"

"Milikku!"

"SOMEBODY HELP MEEEEEEEE! ARIIIE!"

"Ya?" Arie malah langsung keluar dengan polosnya tanpa tau apa yang terjadi.

"Wah, ada Devil Ranger! Aku mau sayapnya!" seru seorang gadis yang melihat Arie.

"GYAAAAAA!"

Dan kejar-kejaran pun terjadi sampai sepuluh kali putaran.


Setelah pengejaran kemudian...

"Emm... Maafkan kami ya... Kami tak tau kalau kalian anggota sini..." gumam mereka bertujuh bersamaan ke Tumma dan Arie.

"Baiklah... Than, mereka siapa emangnya?" tanya Arie.

"Sepupu gue... Sunny, Prisma, Eddie, Rama, Riri, Leon, dan Sisca..." jelas Ethan memperkenalkan sepupu-sepupunya.

"Kok mereka malah seneng liat monster-monsteran gitu ya?" tanya Tumma penasaran. "Biasanya orang-orang bakalan ketakutan..."

"Karena... Keluarga Goldwind itu Monster Hunter, jadi kalau liat monster yang ada malah dikejar-kejar." jawab Ethan datar.

-Flashback End-


Arie langsung merinding. "Ngeri ya?"

Tumma mengangguk. "Sangat..."


Di tempat lain...

"Gou!"

"Hm?"

"Gou!"

"Kenapa sih?"

"Gou!"

"Iya, siapa?"

"Gou!"

"Flore ya? Masih ngantuk nih..."

Yang bersangkutan malah nyanyi. "Gouchu-Gouchu di perut, curi semua nutrisiii~ Tapi tak perlu takuuut, ada konterpeeiin!"

"Kontermeks, Flore, Kontermeks!" ralat Nigou.

Flore meliriknya dengan wajah curiga. "Hmm, jadi selama ini kamu itu cacing ya?"

"Terus aku dikira nyeri otot gitu?" balas Nigou sweatdrop.


To Be Continue, bukan Tuan Butuh Cerutu (?)...


Awalannya emang curhatan saking stress-nya, jadi maklumi saja... -w-/

Chapter depan Flore mau bikin diary, silakan request apa yang mau ditanyakan... 'v'/

Review! :D