Balas Review! :D
I'mYaoiChan: Pffft... *ditebas Salem.*
Teiron: *menatap tajam kedua kucingnya.*
Flore: *menunduk takut.* "A-aku bisa jelaskan, Papa..."
Emy: "Kondisi hati Thun-kun lebih parah lagi dari itu..." ._.
Makasih Review-nya! :D
StrideRyuuki: Hmm...
Ikyo: "Hah? Kenapa aku yang disalahkan?" =A="
Emy: "Bukan diduain sih, cuma rebutan, tapi... Aku tidak bisa beritahu..." ._.
Yah, ini udah lanjut kok! ^^/
RosyMiranto18: Yah, nggak juga sih... .w.a
Mathias: "Membayangkannya saja sudah ngeri..." *merinding.* "Oh, dia paling sering nonton Spongebob, Kemono Friends, PAW Patrol, Pengu-" *langsung digeplak Ikyo.*
Emy: "Aku rasa bukan itu juga sih..." ._.
Aku akan mem-publish itu kapan-kapan... .w./ Thanks for Review! :D
Happy Reading! :D
Chapter 66: Akuma no Shinseki
"Apa yang terjadi dengannya?" tanya Teiron heran begitu mendapati Flore pulang dalam keadaan pucat.
"Dia hanya sedikit shock karena sesuatu..." jawab Adelia sambil menenangkan Flore.
Teiron mengangkat alis. "Shock kenapa?"
"Tadi Natsuko cerita kalau dia nge-drift tiba-tiba pas nganterin Flore pulang!" jelas Ikyo datar.
Teiron langsung sweatdrop mendengarnya.
Di suatu tempat, Girl-chan dan Reha sedang dalam perjalanan pulang ke markas.
"Entah kenapa aku merasa diikuti seseorang..." gumam Girl-chan sedikit tidak nyaman.
"Cuma perasaan doang kan? Santai aja lha!" balas Reha.
"Iya sih, tapi kan gue takut keulang kayak kejadian Vincent waktu itu..."
"Itu udah lama, jangan dibahas lagi!"
Gadis itu memilih untuk diam dan terus berjalan.
Tapi tanpa mereka sadari, ada sesuatu yang terbang di atas langit dan menuju ke arah mereka dengan kecepatan tinggi.
"Awas!"
Girl-chan segera mendorong pemuda di sebelahnya sampai tiarap sehingga mereka tidak terkena serangan tadi.
"Apa itu?"
Kemudian muncul seorang pria yang memakai jubah bertudung, bermata abu-abu, memegang sebuah pedang di tangan kanan, beserta sepasang sayap kelelawar di punggung sedang melayang di depan mereka.
"Ups, sepertinya aku tak sengaja menyerang kalian!" ujar pria itu watados sambil memanggul pedangnya (cmiiw).
"Tak sengaja katamu?! Tadi itu kau hampir saja membunuh kami, dasar iblis bodoh!" balas Girl-chan emosi.
"Woah, dari mana kau tau kalau aku ini iblis?"
"Dari sayapmu itu udah keliatan jelas, tau!"
"Ohoho, benar juga!" Dia perlahan mendarat dengan santai dan berjalan menghampiri mereka. "Kalau boleh, siapa di antara kalian yang merupakan ketua Garuchan?"
Reha menunjuk gadis di sebelahnya dengan watados.
"Eh sikampret, gue belum ngomong udah main nunjuk aja!" umpat Girl-chan kesal. "Kalau lu bukan temen gue, udah dari dulu gue tendang kalian semua dari markas!"
"Hmm?" Pria itu mendekati gadis itu dan memperhatikannya dengan seksama.
'Pedang itu...' Reha terbelalak begitu menyadari pedang yang dipegangnya.
Sementara Girl-chan sedikit mengerutkan kening ketika adu tatapan dengannya. "Heeeh, kenapa matamu mengingatkanku pada Arie ya?"
"Arie Feuerpfeil?"
Gadis itu terkejut. "Kau kenal dia?"
"Dia kerabat jauhku!"
Reha menepuk pundak Girl-chan dan menariknya menjauh. "Lu inget nggak pas gue gift Jinrah kemaren?"
"Aha, napa emang?"
"Dia anggota baru lu..."
Webek, webek...
Aura hitam langsung menguar dari tubuh gadis itu. "Gue bener-bener pengen nendang squad lu keluar dari markas gue sekarang juga!"
"Ampun, mbak!"
Si ketua Garuchan hanya menghela nafas panjang dan kembali menghampiri pria tadi. "Jadi, kalau kau kenal dia, kau ingin masuk squad kan?"
Pria itu mengangguk. "Yap!"
"Baik, kau diterima! Tapi aku berani jamin kedatanganmu tidak akan disambut baik oleh seseorang!"
"Aku tau kok!"
Di markas...
"Firasatku agak nggak enak belakangan ini..." gumam Arie agak merinding di saat sedang tiduran di kasur gantungnya.
Alexia mendatangi Arie dengan membawa sebuah amplop. "Oy Arie, ada surat buat lu nih!"
Arie mengerutkan kening, kemudian bangun dari kasurnya dan berdiri di hadapan pemuda pirang itu. "Dari siapa?"
"Nggak tau! Nggak ada nama pengirimnya, tapi ada nama lu soalnya!" Alexia memberikan surat itu dan pergi.
Kemudian Arie membuka amplopnya dan membaca isi surat tersebut.
Hola! Apa kabar, Arie?
Aku ingin mengunjungimu hari ini, sekalian tinggal (aku udah minta izin sama ketuanya lho)!
Be ready to welcome me, dude! ;)
-Zen-
Arie langsung merobek-robek surat itu dengan kesal. "Pantesan aja perasaanku nggak enak!"
"Ada apa, Arie?" tanya Tumma yang kebingungan dengan kejadian tadi.
Arie menengok dengan wajah horror. "Dia mau ke sini!"
"Siapa?"
"Ehm, soal i-"
"ARIE!"
"KODOK LOMPAT!" Arie langsung loncat ke arah Tumma dan memeluknya dengan erat.
"Ne? Masih kagetan seperti biasanya, Arie?"
Arie segera melepaskan diri dari Tumma dan melipat tangan dengan tampang sebal. "Cih, kau sendiri masih saja jahil seperti biasanya, Zen!"
Pria bernama Zen itu hanya tertawa selagi memanggul pedangnya di pundak. "Memang ada benarnya sih!"
"Kalian saling kenal?" tanya Tumma.
"Well, yeah! Benar sekali, Mr. Green Guy!"
"Dia punya nama, bodoh!" sembur Arie. "Oh, dan ngomong-ngomong, bagaimana bisa kau muncul sesaat setelah aku menerima suratmu?"
"Oh, itu? Ceritanya cukup panjang~"
"Kau mau dibakar, hah?!"
Tumma sedikit bingung dengan perubahan sikap Arie di depan Zen.
"Zen, ketua Garuchan mencarimu tuh! Disuruh ke perpus!" ujar Ethan yang muncul bareng Frost.
"Oh, baiklah!" Zen langsung pergi.
Ethan sedikit heran dengan Tumma. "Hey Tum, tumben nggak nangis! Biasanya kalau ada orang baru sering begitu!"
"Kalau Zen nggak kaget Tumma nggak bakalan nangis, bodoh!" sembur Arie sambil pergi meninggalkan mereka.
"Dia kenapa ya?" tanya Frost heran.
"Entah, sepertinya dia punya dendam kesumat dengan Zen..." jawab Tumma ikutan heran sambil menggaruk kepala.
"Mirip Vience sama Tartagus ya!" celetuk Ethan.
"Yap..." Tumma mengangguk setuju. "Mungkin kita perlu biarkan Arie dulu untuk sementara..."
Di tempat lain, kedua orang yang sempat dibicarakan langsung bersin bersamaan saat sedang double date dengan pacar masing-masing.
Kembali ke markas...
"Jadi, anggota baru?" tanya Alpha ke Girl-chan.
Gadis itu mengangguk dan memasang tatapan 'sebutkan namamu' saat melirik Zen.
"Zen Húfurinn, itu lengkapnya!"
"Kaichou, jelaskan padaku tentang semua ini!" bentak Arie yang tiba-tiba masuk ke perpustakaan.
"Errr, soal itu..." Girl-chan menggaruk kepala, kemudian menunjuk Reha. "Salahkan si kampret ini! Kemaren dia abis gift Jinrah ke gue, jadinya Zen masuk ke sini!"
Arie sempat bengong sesaat, tapi begitu menyadari bentuk pedang yang dipegang Zen...
"JADI MAKSUDMU, ZEN JINRAH YANG DIDAPAT DARI GIFT?!" pekik Arie emosi dan sukses membuat semua orang di perpustakaan tutup kuping.
"Yap, dan yap..." balas gadis itu seadanya. "Aku tidak tau apa masalahmu dengannya, tapi serius! Kalian mirip Vience sama Tartagus tau nggak?"
Dan kejadian bersin pun terulang kembali.
"Keh..." Arie langsung pergi dengan kesal.
Zen yang melihat itu tersenyum miris. "Well... Dia sudah memusuhiku sejak lama sih, dan ceritanya cukup panjang..."
"Oke..." Si ketua Garuchan hanya memasang wajah risih. "Zen, kau bisa keliling sendiri kan? Aku tidak bisa menemani karena ada sedikit urusan!"
"Baiklah!" Zen segera keluar.
Setelah Zen pergi, Girl-chan baru teringat sesuatu. "Thundy kemana ya? Kok dari tadi nggak keliatan?"
"Au dah, kabur kali!" balas Alpha datar.
"Yang bener aja lu?!" sembur Revan kaget.
"Kalau emang beneran sih biarin aja, entar juga balik!" ujar gadis itu cuek.
"Kalau nggak balik juga?" tanya Reha.
"Aku akan menyalahkan Alucard untuk semua ini!" Si ketua Garuchan menatap tajam pemuda itu sesaat, kemudian langsung pergi.
"Tapi..." Sepertinya Reha belum memberitahu sesuatu.
Begitu Girl-chan berpapasan dengan Alucard yang baru lewat di depannya, gadis itu kembali menghampiri Reha. "Aku berubah pikiran, ternyata keadaannya kacau..."
"Itu yang mau gue bilang..."
Di tempat lain, sesosok rambut biru terlihat berlari ke arah hutan sampai tiba di depan sebuah jurang.
Karena merasa sesuatu yang membebaninya terlalu berat, akhirnya dia nekat melompat ke jurang itu.
Hal terakhir yang dia ingat sebelum melompat adalah suara teriakan seseorang yang memanggilnya.
To Be Continue, bukan Tren Baju Centil (?)...
Zen Húfurinn (Jinrah): Kerabat jauh Arie. Dia juga iblis, tapi lebih sering memperlihatkan sayapnya (jangan tanyakan soal tanduknya). Orangnya rada easygoing, tapi sedikit menyebalkan di mata Arie. Dia mengetahui beberapa rahasia dari Arie yang tidak diketahui orang lain, begitu pula sebaliknya. Memelihara burung bernama Firen (spoiler: akan muncul Chapter depan).
Kalau inspirasi namanya itu antara Mystic Messenger dan Persona Q, yah dari dua itu aja sih... -w-/
Dan bagian akhirnya, jangan tanya aja deh! Sebenarnya sedikit spoiler buat side story, tapi aku nggak jamin bakalan baper ya... .w./
Chapter depan referensi Hetalia lagi, silakan ditebak! :V /
Review! :D
