Balas Review! :D
RosyMiranto18: Yah, baiklah... .w.a
Rendy: "Mungkin nanti kau bisa minta cewek yang pakai baju itu sama Kaichou..." -w-/
Grayson: "Aku belum pernah mendengar merek pancake seperti itu..." ._.
Alexia: "Aku hanya takut dengan reptil sebangsa kadal, tapi aku bisa pingsan kalau terlalu shock dengan sesuatu... Aku sudah lama punya penyakit jantung, tapi karena tidak mau membuat yang lain khawatir, jadinya aku pura-pura menganggapnya tidak serius..." ._.
Zen: "Kontes apa ya? Dan apa itu 'ef-ou-i'?" .w. (Nama boleh sama, tapi tampang, sifat, dan senjata beda jauh!)
Daren: "Ibuku orang Prancis, makanya aku bangga dengan itu!" -v-
Thanks for Review! :D
StrideRyuuki: Makanya itu aku bilang nggak jamin... -w-/
Zen: "Hah?" .w.a
Ini udah update! :D
Happy Reading! :D
Kejadian sebelumnya:
Ting tong!
"Ada apa ya?" tanya Luthias setelah membuka pintu dan melihat seseorang di depannya.
Orang itu terlihat gugup. "Apa benar ini markas Garuchan? Aku mau jadi anggota!"
"Yap! Ayo masuk!"
Ketika mereka melewati ruang tengah di lantai 3, tiba-tiba...
"Dia..." Orang itu menghampiri Rina yang sedang main dengan Kopen.
Gadis itu menatapnya dengan bingung. "Maaf, anda siapa ya?"
Chapter 69: Forgotten Sibling and Blue Griffin
"Kau tidak ingat aku?" tanya orang itu.
Rina menggeleng. "Bahkan aku tidak ingat masa laluku sama sekali!"
"Oooh... Baiklah..." Orang itu langsung pergi.
"Luthias, apa yang terjadi?" tanya Girl-chan yang baru datang.
"Tadi ada yang mau jadi anggota, terus pas ngeliat Rina, entah kenapa dia kayak kenal gitu..." jelas Luthias agak bingung.
"Aku akan bicara dengannya..." Si ketua Garuchan segera pergi mengikuti orang itu.
Seorang pemuda berambut coklat dengan mata coklat dan armor serba hitam sedang memeluk lutut di pojok perpustakaan.
"Hey!"
Dia mendongak dan mendapati gadis berambut hitam di depannya. "Kau salah satu anggota sini?"
"Lebih tepatnya, aku ketuanya..." Gadis itu menggaruk kepalanya. "Walaupun aneh, tapi memang begitu kenyataannya..."
Pemuda itu hanya ber-'oh' ria dan kembali menunduk.
"Ada apa?" tanya si ketua Garuchan.
Pemuda itu mendongak lagi. "Apa kau tau kenapa kakakku tidak ingat padaku?"
'Dia adiknya Rina?' batin Girl-chan agak kaget, kemudian dia berpikir sejenak. "Hmm, kau mau dengar bagaimana aku menemukannya?"
"Boleh..."
"Tapi aku perlu tau namamu dulu!"
"Jean..."
"Baiklah, Jean! Jadi begini..." Gadis itu memutar mata dan mencoba mengingat-ingat. "Dulu aku dan beberapa temanku menemukannya di sebuah laboratorium kosong, kemudian kami membawanya pergi dari tempat itu. Saat dia terbangun, aku menanyakan beberapa hal padanya dan dia bilang tidak ingat apa-apa. Alpha yang memeriksa kondisinya memberitahuku kalau ingatannya dihapus karena telah dibangkitkan menjadi Cyborg, mungkin itu yang membuatnya tidak ingat padamu."
"Begitu ya..." Jean menunduk sedih.
"Maaf telah membuatmu sedih..." Girl-chan mengusap kepala Jean. "Tapi kalau kau mau menemani Rina untuk beberapa hari, mungkin dia bisa sedikit mengingatnya..."
Jean mengangkat kepalanya dan tersenyum lembut. "Baiklah... Terima kasih sarannya..."
"Tidak masalah!" Si ketua Garuchan menepuk pundaknya dan membantu anak itu berdiri. "Oh, dan ngomong-ngomong, kau bisa memanggilku 'Kaichou', karena sekarang kau adalah bagian dari kami!"
"Tolong bantuannya, Kaichou!" Jean membungkuk sopan.
Gadis itu tersenyum ramah. "Tentu saja, dengan senang hati!"
The other side...
"Oy Zen!" panggil Arie.
"Kenapa, Rie?" tanya yang bersangkutan.
Arie melipat tangan di belakang kepala sambil bersender di tembok. "Hubunganmu sama si Meila gimana kabarnya?"
"Masih jalan kok!" jawab Zen singkat.
"Oh, kukira dia udah minta putus gara-gara disuruh motret foto-foto memalukan itu!" balas Arie watados.
"..." Zen langsung terdiam. "Kamu ngarep aku putus ya?"
"Sangat!"
Di tempat lain...
"Ada yang liat sepatuku?" tanya Vience yang bertelanjang kaki.
"Menekedele!" Mathias angkat bahu. "Emangnya lu taruh dimana?"
"Gue taruh di bawah kasur, tapi pagi-pagi langsung hilang!"
Giro mendongak ke atas dan melihat sesuatu. "Yang di atas situ, sepatumu bukan?"
Vience dan Mathias ikut mendongak dan mendapati...
Sepatu boot milik Vience tergeletak di atas lampu gantung.
"Ebuset, siapa yang naruh di atas situ?!" tanya Mathias kaget.
"Lu ya yang naruh?!" bentak Vience menuduh Mathias.
"Eh kampret, jangan nuduh gue! Gue dari tadi nggak di sini, bego!" bantah Mathias sewot.
"Terus siapa?!"
Di belakang mereka, Tartagus mencoba mengendap-endap untuk menjauhi tempat itu.
"Kau sedang apa, Tartagus-pyon?" tanya Giro yang melihatnya.
Kedua makhluk pirang itu menengok, dan tiba-tiba Vience langsung mengeluarkan aura hitam. "Kau..."
Alhasil, Mathias dan Giro segera jaga jarak sejauh mungkin dan...
"KEMBALI KE SINI, DASAR SAUS TARTAR SIALAN!"
"AMPUNI AKU, VIENY! AKU HANYA ISENG!"
"NGGAK ADA AMPUN!"
"Mereka kenapa ya?" tanya Andre kebingungan saat melihat kejar-kejaran di depannya.
"Nggak tau dan nggak mau tau..." balas Daren yang mengabaikan kedua orang itu.
Meanwhile...
"Ehm, Thun?"
"Ja?"
"Dari mana kau dapat Griffin itu?" Revan menunjuk makhluk biru di pangkuan temannya.
"Kemarin aku sedang duduk di tepi sungai dan dia muncul dari semak-semak. Karena dia ingin dipelihara, jadi kubawa pulang." jelas Thundy sambil mengusap kepala Greif dan tersenyum. "Lagipula, sejak kecil aku ingin sekali memelihara Griffin..."
"Tapi, masalahnya..." Revan tidak melanjutkan kalimatnya karena melihat Thundy sedang memeluk Greif dengan senyum bahagia dan mau tidak mau dia ikut tersenyum. 'Aku belum pernah melihat dia sebahagia itu sebelumnya, tapi syukur aja deh...'
Special Bonus: Our Blue Mage Birthday
Ketika Thundy baru pulang ke markas, dia mendapat sambutan di pintu gerbang dari si ketua Garuchan dan Teiron yang memberinya masing-masing setangkai mawar biru. Dia hanya menerima mawar itu dan membawanya sambil memasuki markas dengan wajah bingung.
Begitu tiba di lantai 3, Elwa juga memberinya mawar biru, disusul Maurice dan pamannya, Mathias, Luthias, dan Giro, kemudian Rina, Adelia, Musket, serta Flore dan Tsuchi.
Di lantai 4, beberapa orang lainnya juga melakukan hal yang sama, seperti Ikyo, Ashley, Alexia, Bibi Rilen, Alpha dan Lisa, bahkan sampai Alucard beserta kedua adik perempuannya, dan juga Greif.
Mawar biru lainnya terus berdatangan dan dia mengumpulkan semua mawar yang diterimanya menjadi sebuah buket besar untuk dibawa ke kamar.
Begitu sampai di depan kamarnya di lantai 5, Emy sudah berada di sana dan menyelipkan setangkai mawar merah di antara mawar biru yang dibawa Thundy. Kemudian gadis itu mencium keningnya dan berbisik:
"Alles Gute zum Geburtstag, mein Liebhaber..."
Senyum bahagia mulai menghiasi wajah si pemuda biru yang mendekap buket mawarnya.
"Danke schön..."
To Be Continue, bukan Turquoise Bleeding Curve (?)...
Jean Cioccolato (Death Knight): Remaja yang dihidupkan kembali oleh seseorang dan mencari kakaknya yang hilang. (Kurasa hanya segini yang bisa kujelaskan...)
Jean kudapat dari PHS di Quest 365 hari Selasa kemaren. Sebenarnya aku kurang suka sih, tapi mau gimana lagi? Lagipula Hero Slot-ku tinggal 3 biji buat nampung Yubi, Flore, (someone gift me Permanent Hero Ticket for them please) dan juga satu PHS lagi dari mengulang Quest itu... -w-/
Bagian bonus itu terinspirasi dari sebuah komik tentang ulang tahun game 'yang tidak perlu kusebutkan, tapi barangkali ada yang tau' dan mengingat Thundy ultah tanggal 15 nanti (yah, ini kecepetan emang), jadi kubuat saja semirip mungkin dengan komiknya... ^^a
Review! :D
