Balas Review! :D
I'mYaoichan: Hehehe... :V a Makasih Review-nya! :D
StrideRyuuki: Itulah ajaibnya mereka! :V / Ini udah lanjut! :D
RosyMiranto18: Dia pengen ikut karena suatu alasan... .w./ Thanks for Review! :D
Happy Reading! :D
Chapter 78: Camp Trip Gaje (Part 2)
Pada jam lima subuh, seorang Zen Húfurinn sudah tergeletak mengenaskan di tanah dengan sejumlah luka bekas keroyokan.
Salah sendiri bertingkah kayak Pennywise!
"Nah!" Arie menepuk tangan setelah selesai mengeroyok kerabatnya sendiri. "Sekarang aku akan bawa dia!"
Kedua orang lainnya hanya diam melihat Arie menyeret Zen pergi.
"Hey, aku baru ingat!" seru Vience tiba-tiba ketika Arie agak jauh dari mereka.
Ikyo mengangkat alis. "Soal apa?"
"Itu, si Zen, tanduknya patah ya?"
Baru nyadar?
"Emang dia punya tanduk?"
Vience langsung facepalm mendengarnya.
Seriously Kyo, emang lu nggak tau kalau Zen juga iblis kayak Arie?
Siang harinya...
"Serius deh Teiron-pyon, yang bener aja lu bawa Flore-pyon? Padahal dia tuh cewek!" ujar Giro agak risih.
Teiron hanya menghela nafas. "Mau gimana lagi? Dia mah nggak bakalan betah di markas kalau nggak ada Tsuchi!"
"Bukannya ada Nigou?" tanya Luthias.
"Sayangnya dia nggak terlalu akrab dengannya, mereka kan beda spesies!"
"Kalau mereka saling suka gimana?" tanya Maurice polos.
"Ya nggak mungkin juga kucing betina suka sama anjing jantan..." gumam mereka bertiga sweatdrop.
'Nggak kebayang kalau Flore beneran suka sama Nigou...' batin Tsuchi ikutan sweatdrop dari kejauhan.
Lima hari kemudian, mereka sedang dalam perjalanan pulang ke markas.
"Pokoknya jangan kasih tau Red dan Rone soal kejadian kemaren! Mereka itu paranoid kalau udah ngomongin badut!" nasihat Vience. "Yah untung aja kita nggak ngajak mereka! Bakalan ada pembantaian massal nanti!"
"Kalau pun mereka tau, pasti Zen bakalan babak belur lagi pas pulang nanti!" timpal Arie datar.
Tartagus langsung merinding. "Ngeri kalau dibayangin!"
"Ngomong-ngomong, ada sesuatu yang membuatku kepikiran sejak kemarin!" ujar Salem dengan pose berpikir.
"Apaan, Sal?" tanya Alpha.
"Kok gue nggak ngeliat Alexia sama Musket ya? Perasaan setau gue yang nggak ikut cuma Edgar doang!"
"Emang Edgar kemana?" tanya Raimundo.
"Bulan madu!" balas Salem singkat sebelum menatap tajam ke bangku belakang. "Heh yang mikir mesum di situ, dilempar pisau mau?"
Sontak, beberapa orang di sana langsung kicep karena ketauan mikir yang nggak-nggak.
"Kita mah emang sengaja nggak ngajak Musket, takutnya entar bakalan ada bencana alam kalau dia ikut!" jelas Thundy datar. "Lagian dia juga nggak keberatan ditinggal, lebih seneng di kamar katanya!"
"Soal Alexia..." Daren mengeluarkan sebuah tape. "Coba kalian dengar ini!"
Dia menekan tombol play dan...
"Gue nggak bisa ikut Camp Trip, lagi ada masalah sama bapak-bapak bermulut pedas itu (baca: Takano), nitip salam aja!"
Mereka semua langsung sweatdrop mendengarnya.
Sementara yang dibicarakan...
"Yah, mau gimana lagi? Nasib gue emang lagi apes..." gumam Alexia yang ketiban sial karena 'diterror' mentor masak paling ganas.
Di ruang tengah markas...
"Herghm..." Si ketua Garuchan hanya menggeram sambil melipat tangan dan duduk di sofa.
"Nape lu?" tanya Reha bingung.
"Cuma kepikiran!"
"Soal regis ulang kartu itu?"
"Bukan!"
Reha langsung mengangkat alis. "Lha? Terus?"
"Soal temen lama gue, si Bigfoot!" Gadis itu menengok ke arah Reha. "Dia hampir sama kayak lu, cuma lebih tua! Awalnya kami berdua lumayan akrab sih, tapi lama-lama malah semakin menjauh! Sampai akhirnya, aku terpaksa memilih untuk berpisah dengannya di saat dia lulus dan nyari kerja sementara aku sendiri berhenti sekolah karena masalah pribadi! Kadang aku mikir gini: kalau lu juga kayak gitu, gimana jadinya? Sebenarnya nggak serius amat sih, tapi terserah lu mau gimana nanggepinnya!"
Di tempat lain...
Beberapa cowok Garuchan (yang baru balik) dan Reha akan berlomba mengupas bawang merah sebanyak-banyaknya dalam waktu 30 menit.
Untuk membuat mereka semua bersemangat, Mathias akan memberikan hadiah kepada mereka yang berhasil mengupas paling banyak.
Ah, sepertinya mereka akan tetap saling bersaing tanpa perduli ada hadiah atau tidak, apalagi kalau Mathias yang menawarkan hadiah.
Bukan apa-apa sih! Menurut penuturan Luthias, hadiah dari Mathias selalu saja yang aneh-aneh.
Contohnya seperti ini: Saat ada lomba serupa pada awal Mathias menjadi anggota squad, tim yang menang diberi hadiah satu set DVD film.
Terus apa yang aneh?
Setelah diselidiki, ternyata DVD film yang cover-nya bergambar Rambo tersebut malah berisi film ketika para Nation sedang 'perang' dalam rangka lomba karambol.
Kita kembali ke lomba!
"Bersiap... MULAI!" teriak Mathias diikuti tembakan pistol (colongan) yang menandakan lomba dimulai.
"Ayo potong bawangnya! Umpamakan bawang itu adalah musuh kalian! Bayangkan bawang itu adalah orang yang sering mengganggu, pernah nyuruh yang aneh-aneh, sering ledekin, suka nakut-nakutin dengan sesuatu yang dibenci, atau bahkan orang yang pernah nolak cinta! Iris saja, iris terus sampai habis!"
Walaupun terdengar kayak curcol, tapi ternyata kata-kata barusan bereaksi kepada mereka semua.
Ketika mendengar kata 'sering mengganggu', Vience terlihat semakin menggebu-gebu.
Bawang sebagai tukang nyuruh? Kata-kata itu sukses membuat Daren semakin berapi-api.
Diledekin? Giro yang terlihat semakin panas.
Sering nakutin? Di benak Teiron tergambar Hato yang sering mengejarnya, dia merinding sebentar dan segera mengiris-iris bawang di tangannya dengan penuh dendam kesumat.
Tapi ketika mendengar kata 'orang yang nolak cinta', Salem yang paling merasakan efeknya. Tapi bukannya tambah bersemangat, dia malah nangis.
"Sal, lu kenapa nangis?" tanya Eudo.
"Ka-kagak kok! Gara-gara bawangnya nih! Hiks! Hiks!" balas Salem.
Tiga puluh menit benar-benar seperti waktu yang lama bagi mereka yang mengikuti lomba ini. Masalahnya, efek perih dari bawang merah yang dikupas baru terasa sepuluh menit setelah komando. Walaupun terlihat seperti lomba paling ringan, ternyata malah paling banyak memakan korban. Sudah berpuluh jari yang berdarah akibat kehilangan konsentrasi saat mengupas bawang.
"SELESAI!" teriak Mathias saat stopwatch-nya telah sampai di menit 30.
Dia pun segera mengecek satu per satu. Akhirnya, setelah memeriksa dan menimbang hasil bawang yang dikupas dari setiap orang, diumumkanlah siapa yang paling banyak mengupas bawangnya.
Jangan tanya siapa yang menang, hanya Tuhan dan mereka yang tau!
To Be Continue, bukan Tunjangan Bayi Cengeng (?)...
Yah, sebenarnya Chapter kemaren mau nyebutin semua cowok di Garuchan (selain Edgar) plus Flore, tapi ternyata kelupaan dua cecunggut! Daripada mengubah beberapa bagian, lebih baik jelasin aja kenapa mereka bisa tidak ada dalam rombongan! -w-a
Oh, bicara soal kebijakan 'regis ulang' yang pernah diomongin sebelumnya, itu emang kampret banget deh! Bingung gimana ngurusnya! -w-/
Spoiler Chapter depan: Munculin beberapa screen dari fic sebelah, sorry not sorry Reha... -w-/
Review! :D
