Balas Review! :D
RosyMiranto18: Ars itu kakaknya Alex di Reha Squad dan orang yang ngasih gelang mata untuk Naya... 'w'/
Thundy: "Nyebelin banget kalau sampai kejadian..." =w=
Ashley: "Yah, memang menyedihkan..." ._.
Nope, i don't know anything about Fate Series... -w-/
Musket: "Tidak tau..." *murung.*
Tartagus: "Sebenarnya aku sedang mencari tau keluarga asliku, tapi aku masih tetap berada di keluarga Andreas..." 'v'/
Kalau kau baca lagi diary Flore bagian 'Petak Umpet', kau akan mengetahuinya... 'w'/
Salem: "Dari mananya gue pedo?" =w="
Tumma: "Yang foto sama Flore itu buat apaan?"
Salem: *tertohok.*
Lihat saja nanti! ^^/ Thanks for Review! :D
StrideRyuuki (dan dua Reviewer lain paling atas, seriously dude?): Yah, gimana ya? .w.
Edgar: "Suka-sukamu..." =_=
Ini udah lanjut! :D
Happy Reading! :D
Kejadian sebelumnya:
Alexia menerima sebuah surat misterius.
Halo Fudan-kun!
Aku salah satu fans-mu lho!
Boleh ketemuan nggak? Soalnya pas aku cek rumahmu, katanya kamu udah pindah.
Oh, sekalian cari squad juga sih, ehehe...
Tsubame
'Dafuq, mampus dah gue!'
Chapter 81: Penggemar Seseorang menjadi Anggota Baru
"Kenapa sih? Abis baca surat ancaman?"
Alexia menengok ke belakang dan langsung kaget begitu mendapati keberadaan kakaknya, kemudian mengelus dada dengan wajah frustasi. "Jangan ngagetin Kak! Entar jantungku kambuh lagi!"
"Sorry..." balas Lucy risih.
Alexia hanya menghela nafas panjang dan memilih untuk pergi ke perpustakaan.
Dia mendatangi kedua cewek fujo yang sedang asik ngobrol. "Iris, panggilin Lectro! Gue pengen ngomongin sesuatu!"
Setelah itu...
"Gue dapet surat penggemar yang nyebelin!" Si pirang menaruh surat yang didapatnya di atas meja.
Lectro mengambil surat itu dan mengerutkan kening. "Tsubame?"
Emy mengintip sedikit. "Paling cuma nama samaran!"
"Terus apanya yang nyebelin?" tanya Iris.
"Surat itu sebenernya dari temen sekolah gue dulu, namanya Hikari..."
"Kenapa dikasih tau ke kita?"
"Nggak apa sih, cuma minta pendapat aja!"
Alexia sedang mengecek FB dan ketika baru mau tukar akun, dia mendapat notif chat dan segera melihatnya.
Sekedar info, dia punya dua akun: 'The Western Shooter' untuk hal biasa dan 'Fudan-kun' untuk chat di forum fujodan.
Tsubame: Halo Fudan-kun! XD
Fudan-kun: Mau apa lu?
Tsubame: Cuma pengen chat aja! XD Oh ya, suratku udah diterima?
Fudan-kun: Udeh! Kapan nih ketemuan?
Tsubame: Besok aja!
Fudan-kun: Dimana?
Tsubame: Gimana kalau di RestoCafé?
Fudan-kun: Baiklah!
Tsubame: Pake baju apa? Apa nanti aku boleh ke squad-mu?
Fudan-kun: Baju coklat. Udah ah, gue pengen tidur! Besok aja bahasnya!
Chat pun berakhir sampai situ.
Tapi bukannya tidur, Alexia malah pergi ke kamar si ketua Garuchan.
"Heeeeh, teman lamamu mencari squad?" tanya Girl-chan bingung.
Alexia mengangguk. "Yap, apa tidak masalah dia di sini?"
"Hmm..." Gadis itu berpikir sesaat. "Bisa saja sih, mungkin aku perlu memeriksa kotak surat besok pagi!"
"Terserah deh..." Alexia kembali ke kamarnya.
Keesokan harinya...
"Iris, ikutin Alexia yuk!" ajak Emy tiba-tiba.
Iris mengangkat alis. "Emangnya dia mau pergi?"
"Tuh!" Emy nunjuk si pirang yang berpakaian rapi dan berniat keluar.
Kedua gadis itu segera mengikutinya.
Di luar markas...
Girl-chan memeriksa kotak surat dan menemukan sebuah surat yang membuatnya mengerutkan kening.
Kamu telah mendapatkan Valkyrie dari Hero Soul, sekarang dia akan bergabung dengan squad-mu.
'Aku punya firasat buruk untuk ini...' batin si ketua Garuchan sambil melipat surat itu lagi dan memasukkannya kembali ke dalam kotak surat, kemudian berjalan memasuki markas.
Meanwhile...
"Hmm, rambut pirang baju coklat..."
Seorang gadis berambut pirang panjang dengan mata merah-hijau, bando merah, baju biru dengan jaket hitam, rok hitam, sepatu dan kaus kaki hitam, serta seekor kucing biru di pundaknya terlihat celingukan di sekitar RestoCafé Citadel.
Kemudian terlihat seseorang yang dicarinya.
"Ah, itu dia!" Gadis itu segera melambaikan tangan. "Fudan-kun!"
Yang bersangkutan segera menghampiri. "Kenape?"
"Manggil aja!" balas gadis itu watados.
Alexia hanya menghela nafas. "Mau ngomongin apa?"
"Jadi dia si 'Tsubame' itu..." gumam Iris yang meneropong dari kejauhan. "Hmm, menarik..."
"Squad-mu seperti apa sih?"
"Luarnya normal sih, tapi dalemnya rada sableng!"
"Menarik... Aku mau berkunjung sekarang, boleh kan?"
"Yah, terserah padamu..."
"Eh buset, kayaknya kita perlu kasih tau Kaichou nih!" usul Emy. "Ayo pergi!"
Kedua gadis itu segera kembali ke markas.
BRAK!
"Kaichou, ada yang penting!" seru Emy yang baru saja mendobrak pintu kamar si ketua Garuchan.
Girl-chan yang sedang baca buku di atas kasur menengok. "Hah? Soal apa? Anggota baru?"
"Eh? Kau sudah tau?" tanya Emy bingung.
Gadis itu mengangguk dan berdiri. "Aku akan menyambutnya!"
Di luar markas...
"Jadi di sini ya? Besar juga!" ujar gadis itu kagum.
Alexia hanya diam dan memencet bel pintu.
"Masuk saja, tidak dikunci!" seru seseorang dari dalam.
"Ini Tumma ya?" tanya Alexia bingung.
"Oh, Alexia! Tunggu sebentar! Kaichou mau ke sini, biar dia yang buka pintu!"
Setelah hampir semenit menunggu, akhirnya pintu dibuka oleh si ketua Garuchan. "Oh, jadi dia yang mau masuk squad... Masuklah! Kau perlu memperkenalkan diri!"
Di ruang tengah...
"Semuanya sudah berkumpul?" tanya Alexia.
"Kalau sudah, baiklah! Hari ini ada orang baru yang masuk squad!" Girl-chan menyikut gadis itu. "Nah, sekarang giliranmu!"
"Jadi mulai hari ini aku adalah bagian dari squad ini, namaku Hikari Valencia! Tolong bantuannya!" Gadis itu membungkuk sopan.
"Kau ini Hero apa?" tanya Rina.
Hikari memperlihatkan sebuah pedang dan perisai kecil berbentuk lingkaran. "Valkyrie dari mitologi Nordic!"
"Va-Valkyrie?!" Duo Jabrik langsung shock mendengar itu.
Girl-chan langsung terdiam seketika karena...
Dia teringat kejadian yang pernah dialami Reha.
-Flashback-
Saat itu Desmand didatangi oleh pamannya dari Italia, Auditore.
"Ngomong-ngomong, mana senjatamu? Biasanya kau membawanya!" tanya Desmand.
Auditore menunjukkan sebuah keranjang yang dia bawa dan ternyata isinya...
"Ada di sini, Passero!" jawab Auditore sambil menunjukkan isi keranjangnya.
Reha langsung kicep melihat itu dan teringat sesuatu.
"Umm... Des, gue... Etto, kayaknya dia ini anggota baru deh... Soalnya kemarin, gue dapet Red Hood permanen dari Hero Soul..." jelas Reha sambil menggaruk pipi dengan telunjuk.
Webek, webek...
"APAAAAAAAAAAAAA!?"
Terdengarlah sebuah teriakan yang sukses membuat Giro pingsan, Tsuchi dan Kopen kaget, tanah berguncang, air bergetar, bahkan Emy dan Iris langsung pundung karena hasil kerja mereka tercoret garis lurus besar.
-Flashback End-
Gadis itu segera menarik kerah baju Alexia dan menjauhi kerumunan.
"Apaan sih?" tanya Alexia sebal.
"Lex, gue mau ngasih tau sesuatu, tapi jangan marah ya..." balas si ketua Garuchan.
Alexia mengerutkan kening. "Emang napa?"
"Soalnya..." Girl-chan menghela nafas. "Gue dapet Valkyrie dari Hero Soul..."
Webek, webek...
Aura hitam langsung menguar dari tubuh si pirang dan menyadari bahaya yang mengancam, Girl-chan segera kabur menghindarinya.
"BAAKAAIIICHOOOOOOOOOOUU!"
PRAAAAAAANG!
Kaca jendela markas langsung pecah semua karena teriakan barusan.
"Hiiii! Ampuni aku!"
"Nggak akan! Sini lu!"
Dan terjadilah kejar-kejaran di antara mereka.
Bonus:
Terdengar suara bel pintu yang dipencet dengan brutal.
"Tumma mana ya? Biasanya dia yang buka pintu!" tanya Raimundo pada tiga orang kembar.
"Mungkin dia lagi ngambek-" (Rone)
"Atau trauma-" (Red)
"Atau kencan sama cewek rambut biru yang sering bersamanya (baca: Yubi)..." (Aka)
Raimundo hanya bisa sweatdrop. "Yang bener yang mana sih?"
"Biar gue aja yang buka!" Mathias segera turun ke lantai dasar.
Di luar markas...
"Kau tidak harus melakukan itu kan, Syster?" tanya seorang anak kecil yang sweatdrop karena melihat seorang gadis pirang sibuk memencet bel pintu berkali-kali.
Gadis itu malah nyengir.
Mathias yang membuka pintu malah memasang wajah datar begitu mengenali kedua orang itu. "Enara? Vilhelm? Kalian ngapain ke sini lagi?"
Enara nyengir lagi. "Kudengar ada anggota baru-"
"Dan Rosy-san mengira itu Syster..." lanjut Vilhelm.
"Kalau mau kenalan masuk aja, dia di dalam kok!" usul Mathias sambil menunjuk ke dalam.
"Makasih, Boss Dan! Ayo Vil!" Enara segera masuk diikuti Vilhelm.
Mathias hanya menghela nafas panjang dan masuk ke dalam markas menyusul mereka.
Di tempat lain, Alexia sedang bersembunyi di balik semak-semak karena suatu alasan.
"Gue udah nggak ngerti lagi sama cewek mesum itu! Harusnya dia lebih cocok sama Ikyo daripada Thundy, dunia emang udah terbalik!" Alexia sibuk menggerutu dengan apa yang terjadi di depan matanya.
Mau tau kenapa?
Soalnya dia melihat pemandangan tak enak yang hanya bisa dimengerti oleh mereka yang menyukai hal-hal berbau hentai.
Bahkan saking nggak enaknya, aku sendiri juga tidak berani menjelaskannya!
Kalau kalian masih nekat ingin mengetahuinya, ya mau tak mau akan kujelaskan!
Sebenarnya...
"Aaahn... He-hentikan..."
"Ayolah Darling~ Kau suka disentuh di sini kan?"
"Tapi, i-ni, di tempat umum, ugh, kau tak takut, ada yang, me-melihat, kita, d-di sini, nyaah!"
"Eeeh? Apa maksudmu?"
Thundy mendorong gadis di depannya sejauh mungkin dan menyolot dengan wajah merah padam. "Dasar bodoh! Liat-liat dulu kita dimana! Daerah terbuka bukan tempat yang aman untuk 'bercinta'!"
Emy hanya memperhatikan kekasihnya, dari wajah yang memerah sampai 'area keramat' yang menonjol di balik celananya, sebelum akhirnya nyengir kuda laut. "Lalu, harusnya dimana?"
"Menurutmu?" Thundy memasang wajah sinis. "Yang penting jangan sampai fic ini masuk rate M karena ulahmu!"
'Itulah sebabnya kenapa setiap fic-nya selalu rate T...' batin Alexia sedikit skeptis. 'Bukan tidak mungkin 'adegan terlarang' bisa muncul secara terselubung...'
"Hey, sudahlah! Ayo kita lanjutkan saja, Darling~" Emy langsung merapatkan badan mereka dan menggesek-gesek 'area keramat' miliknya dengan Thundy.
"Oy, oy!"
'Emy benar-benar nggak tau malu, pantesan aja Thundy sebel sama dia!' batin Alexia sweatdrop.
Tapi tanpa dia sadari, ada seseorang yang berlari ke arahnya dan kemudian...
CIIIIT! GUBRAK! TOWEWEWEW!
Mau tau apa yang terjadi?
Alexia baru saja ditimpa oleh seorang cowok berambut hitam dengan posisi yang... Errr, ambigu.
Yang lebih parahnya lagi...
BIBIRNYA BERSENTUHAN DENGAN DAHI ANAK PIRANG ITU!
Bayangin aja sendiri seberapa ambigu-nya!
"Hyaaah! Maaf dayo, kau baik-baik saja?" tanya orang itu sambil bangun dan menjauhi Alexia.
Wait! Kata 'dayo' itu, jangan bilang kalau...
JANGAN BILANG KALAU ORANG YANG MENABRAK ALEXIA TADI ITU MUSKET!
"Ugh..." Alexia bangun dan duduk sambil memegangi dahinya. "Oy!"
"I-iya, dayo?" tanya Musket sedikit was-was.
"Tadi barusan, lu nyium dahi gue ya?"
"Ka-kayaknya..."
Webek, webek...
Untung tadi cuma kena dahi, karena kalau sampai kena bibir, bisa mampus kuadrat tuh Musket!
Eh, tapi itu sama aja deng! Soalnya Alexia udah keburu ngamuk duluan.
"DEMI SCONE KERAMAT ARTHUR KIRKLAND, LU TADI NYIUM DAHI GUE KAN?!" bentak Alexia emosi.
"A-aku nggak sengaja, dayo!" Musket langsung kabur dari tempat itu.
"BALIK LU KE SINI, KAMPRET!" pekik Alexia kesal sambil mengejar Musket.
Alhasil, pasangan yang sedang 'bercinta' itu pun langsung kaget saat melihat mereka berdua keluar dari semak-semak dan saling kejar-kejaran.
'Sejak kapan mereka di situ?' batin keduanya sweatdrop.
Yap, biarlah kejadian selanjutnya menjadi rahasia mereka berdua...
To Be Continue, bukan Trust Breaker Cup (?)...
Hikari Valencia (Valkyrie): Gadis fujo sekaligus penggemar setia Alexia. Tertarik dengan hal-hal imut dan memiliki selera humor yang aneh. Punya kucing bernama Naoto (nah lho? :V). Dia bisa berubah jadi cowok bernama Federico Hotaru (akan muncul Chapter depan).
Auh dah, gue kepikiran aja buat ini! :V a
Review! :D
