Balas Review! :D
RosyMiranto18: Aku sudah membuatnya sih, jadi tunggu saja... 'v'/
Emy: "Sayangnya entar aku bisa dipukuli Thun-kun kalau ngasih tau lebih lengkap..." -3-
Hikari: "Itu rahasia (soal nama dan kucing), dan..."
Pooof!
Federico: "Kami sudah cukup bahagia dengan keadaan kami sekarang kok!" ;)
Thanks for Review! :D
StrideRyuuki: Ahaha... :V Ini udah lanjut! ^^/
Happy Reading! :D
Chapter 83: Epic Random Drabble
Sebagian besar cowok Garuchan dan Reha akan menyanyikan sebuah lagu berjudul 'Udin Sedunia'.
(Giro) "Udin yang pertama, namanya-"
(Daren, Desmand) "Awaludin!"
(Vincent) "Udin yang suka di kamar, namanya-"
(Alex, Alexia) "Kamarudin!"
(Jung) "Udin yang tidur di jalan, namanya-"
(Moku, Mathias, Musket) "Jalanudin (dayo)!"
(Ikyo) "Udin penggembala, namanya-"
(Maurice, Mitsumu) "Sapiudin!"
(Lectro) "Udin yang rajin ke masjid, namanya-"
(Eudo, Ethan, Eris, Edgar) "Alimudin!"
(Revan) "Udin yang rajin berdoa, namanya-"
(Red, Rone, Aka) "Animudin!"
(Pyro) "Udin yang agak stress, namanya-"
"Edgarudin, ahahahahaha!" Salem dan Rendy langsung tertawa setelah meledek Edgar.
"Hah?" Edgar langsung skeptis.
(Kazegami) "Udin yang nggak stress, namanya-"
(Zen) "Zenudin!"
"Hah? Nih lagu jadi makin kacau!" ujar Teiron bingung.
(Frost) "Udin yang sakit perut, namanya-"
(Thundy, Tumma, Teiron) "Maagmuludin!"
(Saphire) "Udin yang bau kambing, namanya-"
"Mathiasudin, wkwkwkwk!" Tartagus dan Vience langsung ngakak di tempat.
"Woy, nama gue jangan dibawa-bawa!" protes Mathias.
"Kenyataan, bro!" balas Vience dan Tartagus.
(Luthias) "Udin yang suka nyanyi, namanya-"
(Arie, Alpha) "Mikudin!"
"Bubar, bubar! Jangan bikin lagunya tambah ngawur!" teriak Haytham yang muncul entah dari mana sambil membawa selang yang terhubung dengan truk sedot tinja di luar markas.
Para cowok yang melihat itu langsung kabur seketika.
Itu saja intro-nya! Mari langsung ke inti Chapter ini! -w-/
~Women Day?~
"Giro, selamat hari coretibucoret wanita!"
Webek, webek...
Duo Jabrik langsung kabur dikejar-kejar Giro yang emosi sambil melempar barang.
~Es Krim~
Part 1:
"Thun-kun, mau es krim!"
"Nggak!"
Emy langsung manyun. Thundy menyodorkan es krimnya. "Nih!"
Emy langsung melahap es krim itu sampai tinggal cone-nya, kemudian berakhir dikejar-kejar Thundy yang membawa bazzoka.
Part 2:
"Tum, bagi dong!"
"Jangan..."
"Oh, Tum!"
Tumma menyodorkan es krimnya dan Yubi berniat memakannya, tapi malah ditarik lagi dan dimakan Tumma.
"Tum-Tum jahat!" seru Yubi yang langsung kabur.
Tumma hanya sweatdrop melihatnya.
Part 3:
"Lis, boleh minta?"
"Tidak!"
"Ayolah!"
Lisa mengeluarkan es krim lain untuk Teiron. "Ini!"
"Makasih!"
Teiron yang berniat makan es krim itu malah keduluan Alpha dan dia segera mengejarnya sambil membawa palu raksasa, sementara Lisa hanya terdiam melihat kelakuan pacar dan kakaknya.
~Pangkuan~
"Kyo, bisakah kita istirahat?" pinta Adelia sedikit mengantuk saat mereka sedang jalan-jalan.
"Ya, kita bisa istirahat di bawah pohon itu..." Ikyo menunjuk sebuah pohon yang berada tidak jauh dari mereka.
Ikyo duduk dan bersender di pohon itu sambil melipat tangan di belakang kepala. "Ah, hari yang indah..."
Kemudian dia merasa sesuatu di pangkuannya dan itu adalah...
"Waaaah! Adel, apa yang kau lakukan?!" pekik Ikyo kaget begitu mendapati Adelia meletakkan kepala di pangkuannya.
"Aku hanya ingin istirahat di pangkuanmu, boleh kan?" pinta Adelia polos.
Ikyo hanya menggaruk pipi dengan telunjuk disertai senyum canggung dan semburat merah. "Hmm... Tentu saja! Hahaha..."
Tujuh jam kemudian...
'Sampai kapan dia terus begini? Aku mau pipis...' keluh Ikyo dalam hati.
~Tantangan~
Maurice dan Monika sedang menonton sebuah acara di TV.
"Tantangan pertama: Siapa yang berani bilang 'I love you' lebih dulu? Kamu atau partnermu?" tanya host acara itu.
"I love you!" seru Monika tiba-tiba.
"Umm... Aku tidak perlu bilang 'I love you' juga kan?" tanya Maurice agak blushing.
"Kau baru saja melakukannya!" balas Monika datar.
Maurice semakin blushing di saat host acara itu mengatakan 'berikutnya'.
~Ayah~
Tumma main ToD dengan Duo Devil dan dia dapat Dare dari Zen untuk menanyakan sesuatu pada Yubi.
"Umm, Yubi... A-apa pendapatmu tentang aku?" tanya Tumma agak malu.
"Ayah yang sempurna..." Yubi menggantungkan kalimatnya sesaat.
Duo Devil yang mengintip dari belakang tembok langsung kaget.
"Anak ayah!" (Arie)
"Astaga, Ayahzone!" (Zen)
Tapi tanpa diduga, Yubi tersenyum manis. "Untuk anak-anak kita!"
Tumma langsung blushing. "Eh? Apa?!"
"Waw, dia benar-benar wanita dewasa!" ujar Arie kagum.
"Apa kau menyadari kalau dia bilang 'anak-anak' daripada 'anak'?" tanya Zen. (Maksudnya kalau di-English jadi gini: Did you notice that she said 'children' instead of 'child'?, kurang lebih gitu... .w.a)
~Sayuran~
"Heee... Sayuran lagi!" keluh Flore saat melihat sayuran di piring makanannya.
"Kamu harus makan sayur agar bisa tumbuh besar!" nasihat Bibi Rilen.
"Tapi aku ingin tetap jadi anak kecil..." balas Flore sambil cembungin pipi.
Tiba-tiba Bibi Rilen tersenyum sambil mengeluarkan aura suram.
"Hiiiiiiiii! Ampun, Nenek!"
~Jus~
"Guys! Lihat apa yang kudapat! Tiket beli jus gratis! Aku traktir! Asal jangan beritau para gadis!" seru Alpha yang menunjukkan beberapa tiket pada teman-temannya.
"Wow, makasih Al!" seru beberapa cowok senang.
Teiron sendiri hanya terdiam, entah apa yang dia pikirkan.
Setelah itu...
"Jadi..."
"Aku tidak begitu suka, jadi kau saja yang minum!" Teiron menyerahkan gelas jusnya. "Cepat minumlah, sebelum ada yang melihat!"
"Baiklah..." Lisa mengambil gelas itu dan meminumnya. "Hm, tomat?"
"Aku meminum seperempatnya, untuk sekedar mencicipi..."
Webek, webek...
'Be-berarti... Ini... Ci-ci-ci-ciuman tidak langsung?!' batin Lisa shock.
Teiron langsung bingung. "Eh? Kau tidak suka ya? Apa aku perlu memesan jus mangga lain kali?"
"Ah! Um... A-aku menyukainya kok!" Lisa langsung mengibaskan tangan, kemudian menghela nafas dan kembali minum. "Aku... Aku suka rasa ini... Rasanya benar-benar 'kau'..."
"Hah?"
Lisa langsung gelagapan. "Ma-maksudku... Ra-rambutmu kan merah... Da-dan... Tomat... Juga merah! Iya, merah! Jadi... Um..."
"Aku mengerti..." balas Teiron.
"Errr, baiklah..." Lisa agak lega mendengarnya. 'Apa yang baru saja kukatakan...'
~Hamil?~
"Papa, aku mau memberitahumu sesuatu!"
"Apa itu, Flore?"
"Aku hamil!" jawab Flore yang memakai gaun merah muda disertai perut menggembung.
JEGEEEEEEEEEER!
Teiron langsung shock seketika.
"Papa, sepertinya bayi-nya akan keluar..." Flore memegangi perutnya.
'Apa?!' Teiron makin shock melihat itu.
Tapi tak taunya...
Flore mengeluarkan sebuah boneka dari dalam gaunnya. "Tidakkah dia lucu seperti ibunya?"
Teiron menghela nafas lega sambil mengelus dada.
"Papa, ayolah! Aku hanya bercanda!" hibur Flore.
~Susah Tidur~
"Aduuuh, nggak bisa tidur..." keluh Salem di tempat tidurnya.
"Mau dibacain cerita?" tanya seseorang.
"Boleh deh..." balas Salem.
"Pada suatu malam, Salem tidak bisa tidur..."
"Wah, cerita tentangku ya? Terus terus?"
"Tiba-tiba muncul sebuah suara yang bercerita... Entah dari mana... Entah siapa..."
"Benar juga!" Salem langsung shock dan segera menarik selimut. "A-a-aku tidur sekarang! Tidak usah dilanjutkan!"
Eris yang berada di kejauhan hanya terkekeh ria.
~Setrika~
"Bro, lu ada setrika nggak? Setrika gue rusak nih!" tanya Raimundo.
"Wah, gue mah jarang pake setrika! Coba tanya Alpha!" usul Tartagus.
Raimundo langsung bingung. "Lha, lu jarang pake setrika? Jadi selama ini lu nyetrika pake apa?"
"Nah, sini gue tunjukin cara membuat baju rapi tanpa disetrika!" ujar Tartagus yang berniat mempraktekkan caranya.
"Cari koran bekas, kemudian bungkus pakaian dengan koran!"
"Masukkan pakaian terbungkus koran itu ke bawah kasur, kemudian timpa dan biarkan pakaian tersebut berada di bawah kasur semalaman!"
"Setelah itu ambil lagi besok pagi, dengan begitu bajunya akan rapi tanpa disetrika!"
"Bodoh amat, mending gue minjem setrika sama Alpha aja deh..." Raimundo langsung pergi.
Bonus:
"Dia kenapa sih?" tanya Jung bingung begitu mendapati Zen sedang manyun di pojok perpus.
"Oh itu? Dia bete gara-gara kemarin nggak dapet kue ulang tahun dari Arie..." jelas Tumma datar.
Jung langsung sweatdrop. "Segitunya? Kenapa emang?"
Tumma memutar mata. "Sebenarnya salah dia sendiri mengerjai Arie dengan kado bom yang bikin wajah gosong..."
Jung makin sweatdrop mendengar itu.
Musket yang mendengar percakapan mereka tiba-tiba teringat sesuatu.
Saat Musket masih kecil, dia tidak pernah mendapatkan kue dari temannya yang berulang tahun dan dia sudah tau alasannya: Kutukan itu telah membuatnya dijauhi.
Tiba-tiba ada seseorang yang menyodorkan sepiring kue. "Kue-nya untuk Kakak saja!"
Air mata mulai menetes dari manik biru itu begitu mengingatnya dan dia segera pergi sebelum ada yang melihatnya.
Di tempat lain, ada seorang gadis berambut hitam bergelombang sedang duduk di bangku taman sambil memperhatikan sebuah foto, kemudian dia menengadah ke arah langit.
"Aku akan menemukanmu, Kakak..."
Gadis itu menyimpan foto yang dipegangnya di dalam saku baju dan berdiri dari bangku taman, kemudian berjalan pergi.
To Be Continue, bukan Tumpeng Buncis Cumi (?)...
Haha, bagian awalnya sebenarnya dapat dari salah satu gambar di Fanpage Hetalia dengan sedikit perubahan sih... :V a
Ide-ide di Chapter ini berasal dari komik-komik yang kutemukan di Fanpage Elsword (kecuali dua terakhir), yah begitulah... 'v'/
Well, bagian bonus-nya agak... Gimana ya? .w.a
Review! :D
