Balas Review! :D

RosyMiranto18: Kurasa tidak perlu ke situ, mungkin aku akan mencari beberapa bangkai cicak untuk dijejelin ke arahnya! *dilempar sepatu sama Alexia.*

Hikari: "Hmm, soalnya aku pake speed dial dan nomor-nomor yang kumasukkan di situ random semua..."

Lisa: "Tentu..." *memberikan baju yang dimaksud.*

Tsuchi: *memutar mata.* "Nyaw nyaw nyaw..." (Aku hanya disuruh membantu menyiapkan perlengkapan...)

Maksudmu Iris? (Kalau Eris beda orang!) Mungkin kau harus bertanya lebih lanjut pada Reha! 'w'/

Edward: "Perasaan dia tidak pipis di situ..." ._.

Yubi: "Boleh saja!"

Tumma: "Asal bukan Salem atau Rendy, mereka itu penakut!"

Thanks for Review! :D

StrideRyuuki: Ahahaha! :V *disetrum.* Ini udah lanjut! :D

Happy Reading! :D


Chapter 86: Absurd War


Vience, Alpha, dan Salem memergoki Ikyo dan Adelia berduaan di taman.

"Cie yang pacaran~"

"Eeeeh?! Kata siapa?!" bantah Ikyo.

"Dari tadi berduaan aja tuh!"

"Udahlah, orang kami cuma ngobrol doang!" jelas Adelia.

"Cie dibelain!"

"Aaaaargh! Pergi lu semua!" Ikyo langsung ngamuk dan segera mengejar mereka bertiga.


Itu hanya intro, hanya intro...

Di perpustakaan markas Garuchan, terdapat sebuah kerusuhan berupa...

"HOY SEMUANYA, GUE ADALAH HERO! BERI HORMAT KEPADA GUE YANG HERO INI! HAHAHAHA!" teriak Saphire dengan semangat yang meluap-luap plus pose yang aneh banget untuk dilihat.

Semua orang yang berada di sana langsung menghentikan aktivitas mereka dan menatap Saphire dengan tampang seperti mengatakan 'pose lu kayak jerapah nyasar kejepit lift'.

"Kalian menatapku pasti karena kagum denganku ya! Hahahaha!" ujar Saphire dengan sotoy-nya.

Terdengarlah suara-suara gaje yang membahana di setiap sudut ruangan seperti ini:

"Kaguman gue melihat masakan Alexia daripada muka lu, keles!"

"Dia tadi ngomong apa sih?"

"Hero dari mana tuh?"

"Hero dari selokan kale!"

"Wuu, Hero kesiangan!"

"Lempar dia pake telur busuk!"

"Bantai dia!"

"Dasar Hero nggak AWESOME! Pergi sana lu ke segitiga bermuda!"

"Buang dia ke jurang!"

Suara-suara gaje itu sukses membuat Saphire langsung pundung di kolong meja mendengarnya.

Bukannya merasa iba melihat Saphire yang pundung, mereka malah ngacangin dia dan kembali melanjutkan aktivitas masing-masing.


"Hiks, hiks... Kenapa mereka begitu kejam padaku?" gumam Saphire yang masih pundung.

Tiba-tiba...

"Eh? Bau apa ini? Kok baunya kayak kue gosong buatan Alexia?" gumam Saphire saat mencium aroma tidak sedap di kolong meja.

Dia langsung mencari sumber bau itu dan ternyata berasal dari lima buah karung. Saphire langsung tersentak kaget melihat karung itu sampai-sampai kepalanya kejedot langit meja dan langsung keluar dari kolong meja.

"WOY, COBA LIHAT DI BAWAH MEJA!" teriak Saphire.

Seluruh orang sinting yang berada di sana langsung menghentikan aktivitas mereka dan melihat ke bawah meja dan ketika dilihat, aroma tidak sedap menyambut mereka dengan senang hati.

"ASTAGANAGA! DEMI DUNIA CITADEL YANG DAMAI, APAAN INI?! BAUNYA NAUZUBILAH, BIKIN ORANG MATI!" koor semua orang yang berada di sana.

"Nggak usah teriak kayak gitu juga, kale!" tegur Saphire sambil memegangi telinganya yang sakit.

"Woy Saphire, tuh karung isinya apaan sih? Kok bau banget?" tanya Ethan sambil menutup hidung.

"Menekedele!" jawab Saphire sambil mengangkat bahu.

"Bau-nya mengerikan!" seru Luthias dan Arie yang dibalas dengan anggukan oleh seluruh orang yang berada di sana.

"Aromanya mirip banget sama masakan Alexia deh!" celetuk Eudo datar.

"Ah iya, bener banget tuh!" seru Saphire meng'iya'kan perkataan Eudo.

"Daripada kita membahas isi karung yang baunya minta ampun ini, mending kita cek aja isi karungnya!" saran Edgar.

Mereka langsung menggotong semua karung yang ada di bawah meja dan meletakkannya di atas meja, setelah itu mereka langsung membuka ikatan karung goni tersebut.

"WHAT THE HELL?!" teriak mereka semua saat melihat isi karung itu.

Ternyata, isi karung itu adalah...

KUE BUATAN ALEXIA YANG GAGAL!

Semua orang yang berada di sana langsung menutup hidung mereka karena bau yang sangat harum, seharum parfum bercampur limbah pabrik (?).

Hayoh, Readers! Ada yang berani mencoba kue made by Alexia nggak?

Kalau ada yang berani atau nekat memakan kue Alexia yang rasanya sederajat dengan scone England dari Hetalia tersebut, saya nggak tanggung jawab kalau kalian langsung dibawa ke TPU terdekat lho! *dibantai Readers.*

'Dari baunya aja udah ketauan, isinya pasti beginian!' batin Eudo saat melihat isi karung itu.

"Demi seluruh Undead di Crusade Mode, GUE NGGAK BAKALAN MAU MAKAN MAKANAN BEGINIAN!" teriak Saphire di dekat telinga Eudo.

"Woy, ngapain lu teriak di kuping gue?! Sakit tau! Lu mau bikin gue budeg, hah?!" sembur Eudo sambil memegangi telinganya yang sakit.

Saphire hanya nyengir kuda laut disembur Eudo.

"Astaga, gila tuh si pirang fudan! Ngapain coba naruh kue beracun di bawah meja?!" teriak Luthias shock.

"Iya, bener banget!" timpal Ethan meng'iya'kan perkataan Luthias.

"Ini emang masakan gagal atau sengaja dibuat kayak gini?" tanya Arie sambil mengambil salah satu kue yang berada di dalam karung tersebut.

"Ugh, bau banget!" seru Tartagus saat menyium aroma tidak sedap dari kue yang dipegang Arie tadi.

Omongan Tartagus tadi sukses membuat Arie kaget dan langsung melempar kue itu ke atas secara refleks. Entah kenapa, kue itu malah mendarat di atas baju Eudo yang (katanya) mahal dan bergaransi.

"GYAAAA! BAJUKU YANG MAHAL! SIAPA YANG MENODAI BAJUKU YANG MAHAL INI?!" teriak Eudo histeris saat melihat bajunya yang (katanya) mahal itu ternodai oleh kue gosong Alexia.

Arie langsung panik saat melihat Eudo ngamuk.

"Go-gomen!" pekik Arie yang (pastinya) tidak akan terdengar oleh yang bersangkutan.

Eudo yang ngamuk mode on langsung melempar kue yang ada di dalam karung itu ke arah orang yang telah menodai bajunya yang (katanya) mahal.

Karena kelewat panik, Arie langsung kabur dari ruangan itu dengan kecepatan Mach 9999999999999999 (?) dan nasibnya saat ini sangat beruntung. Karena...

Pertama, sebelum kue yang dilempar Eudo mengenainya, dia udah kabur duluan dari perpustakaan yang isinya orang-orang yang baru saja kabur dari RSJ tersebut.

Kedua, ternyata kue yang dilempar Eudo nggak mendarat ke kepala Arie, tapi malah mendarat di keranjang lobak milik Luthias yang tergeletak dengan (tidak) elitnya di lantai.

Luthias langsung melotot saat mendapati kue itu mendarat di atas keranjang berisi lobak yang baru dibelinya.

"KAMPREEEEEEEEET! SIAPA YANG BERANI MELEMPAR KUE TERKUTUK ITU KE LOBAK GUE, HAH?!" teriak Luthias dengan aura mengerikan yang sukses membuat semua orang di ruangan itu langsung bungkam seketika.

Entah kenapa, Edgar langsung kabur meninggalkan orang-orang nggak waras di perpustakaan.

Oh, Edgar kabur bukan karena takut melihat aura mengerikan Luthias, tapi karena dia emang SANGAT STRESS melihat kelakuan orang-orang nggak waras di perpustakaan!

"AWAS SAJA! KETAUAN SIAPA YANG MELEMPAR KUE TERKUTUK ITU KE LOBAK GUE, BAKALAN GUE LEMPAR DIA PAKE INI!" Luthias langsung mengeluarkan semua kue yang ada di kelima karung tersebut dan melemparkan salah satu kue itu ke sembarang arah.

Alhasil, gelas bir Mathias menjadi korban selanjutnya dari pelemparan kue beracun tersebut.

"MIN GUD! SIAPA YANG BERANI MELEMPAR KUE GAGAL INI KE MINUMAN GUE?!" teriak Mathias.

'Mampus, salah lempar!' batin Luthias.

Mathias dengan penuh amarah langsung melempari kue yang ada di meja ke sumbernya. Tapi entah kenapa, kue yang dilemparnya barusan langsung mendarat ke arah senjata milik Ethan, Tartagus, dan Saphire.

"PISTOL LASER GUE!

"SEKOP GUE!"

"WHAT THE?! RANJAU KESAYANGAN GUE!"

Ethan, Tartagus, dan Saphire berteriak histeris saat melihat senjata kesayangan mereka terkontaminasi oleh kue beracun Alexia, kemudian mereka langsung melempar balik kue itu ke asalnya yang entah kenapa malah mengenai Eudo lagi (yang otomatis Eudo bakalan membalasnya lagi dan begitulah seterusnya).

"AYO KITA PERANG!" teriak Saphire dengan semangat yang meluap-meluap dan terdapat background gunung meletus di belakangnya.

"AYO!"

Terjadilah perang kue di dalam perpustakaan yang (kayaknya) sebentar lagi bakalan hancur!

"HAHAHA! GUE ADALAH HERO! GUE PASTI BAKALAN MENANG DALAM PERANG KUE INI! HAHAHA!"

"ENAK AJA! GUE YANG AWESOME INI YANG BAKAL MENANG! HEYAAAA!"

"HIYAAAAAAAAA!"


Tiga jam kemudian...

"RASAKAN INI!"

"HEYAAAA!"

"JURUS LEMPARAN HERO!"

"Aku tidak ikutan perang ini! Aku pergi dari sini saja!"

Seperti yang kita dengar dari teriakan orang-orang nggak waras barusan, perang kue di dalam perpustakaan pun masih berlangsung.

Padahal perpustakaan itu sebentar lagi bakalan hancur tuh!

"Rasakan ini! HEYAAA!"

Kue lemparan Luthias mendarat ke wajah Eudo yang langsung tepar di tempat dengan tidak elitnya.

"HAHAHA! ADA SATU YANG KO! HAHAHAHA!"

Belum lima detik Luthias merayakan keberhasilannya, tiba-tiba sebuah kue nyasar sukses mendarat di wajahnya dan dia pun langsung tepar mengikuti jejak Eudo.

"GREENY!" Mathias langsung menghampiri Luthias yang tepar dengan gaya super lebay sambil memeluk tubuh adiknya.

"SIAPA YANG BERANI MELEMPARI WAJAH GREENY DENGAN KUE ITU?!" tanya Mathias dengan penuh amarah.

Saphire langsung menunjuk ke arah Ethan dan yang ditunjuk langsung merinding disko saat di-death glare Mathias.

"E-eh?! Bu-bu-" Mulut Ethan langsung berciuman dengan kue beracun yang dilempar Mathias dan membuatnya pingsan.

Parahnya lagi, kepala dan punggung Ethan tidak sengaja menabrak ujung meja (yang nggak terlalu runcing tapi menyakitkan) di belakangnya sebelum jatuh pingsan di lantai.

Kemungkinan besar Ethan bakalan dilarikan ke TPU terdekat karena RSUD dan RSJ terdekat tidak bisa lagi menangani pasien seperti Ethan. *ditembak yang bersangkutan.*

"Mathias!"

Yang bersangkutan langsung menengok ke arah sumber suara dan yang didapatnya malah lemparan mesra yang sukses menodai wajah dan mulutnya.

"HUWAAA! ENNAK (?)!" Mathias langsung tepar mengikuti jejak Ethan, Eudo, dan Luthias.

Ternyata yang melempar kue ke Mathias tadi adalah Saphire!

"HAHAHA! AKHIRNYA GUELAH YANG-"

Kriet!

Terdengarlah suara pintu yang terbuka.

Kalian mau tau siapa yang membuka pintu itu?

"Saphire, apa yang- WHAT THE HELL YOU BLOODY GIT?!"

Yap, orang yang membuka pintu itu adalah si pembuat kue gagal alias Alexia!

"APA YANG LU LAKUKAN DENGAN KUE BUATAN GUE DAN KENAPA DI SINI BANYAK KORBAN JIWA BERTEBARAN, HAH?!"

Saphire nggak bisa ngomong apapun saat Alexia mengeluarkan Revolver-nya beserta aura mengerikan yang mengelilingi tubuhnya.

"Saphire... I will kill you!"

Saphire langsung merinding ketakutan saat Alexia sudah bersiap melancarkan serangan mematikan untuknya.

"E-eh, lu ka-gak main-main k-kan?" tanya Saphire terbata-bata yang nggak digubris oleh Alexia sama sekali.

'Waduh! Bakalan mati nih gue!' batin Saphire meratapi nasib.

"MATILAH KAU! TRIPLE SHOT!"

"WAAAAA!"

Perpustakaan yang hampir hancur pun akhirnya hancur juga berkat ledakan dari tembakan Alexia.

Pemenang dari perang kue ini adalah... ALEXIA MERCOWLYA!


Di luar markas...

Suara ledakan dari perpustakaan barusan sukses membuat orang-orang yang lagi ngumpul di kebun yang agak jauh dari perpustakaan langsung kaget mendengarnya.

Selain perpustakaan yang hancur lebur, ledakan itu juga membuat efek kembang api yang indah.

"Wah, kembang api yang indah!" komentar Tartagus kagum.

"Bener banget!" balas Lucy.

"Aku setuju!" timpal Girl-chan.

"Hmm..." Edgar mengangguk dengan wajah datar.

"Iya juga sih!" ujar Arie.

"Tapi, bukannya asal suara ledakan dan kembang api itu berasal dari perpustakaan ya?" tanya Reha bingung.

"Ah iya, bener juga! Sebenarnya apa yang terjadi di perpustakaan ya?" balas Lucy. 'Kayaknya gue pernah liat kembang api kayak gini deh!'

"Entahlah! Kita lihat saja besok!" balas Girl-chan sambil berseringai kecil. 'Gue udah tau kejadiannya dari Tartagus, jadi gue tinggal minta denda sama mereka yang berada di perpustakaan! Khukhukhu~"

Tartagus, Arie, dan Edgar langsung mengangguk setuju.

'Untung gue cepat-cepat kabur dari perpustakaan! Kalau nggak, nyawa gue bisa melayang dalam hitungan detik!' batin mereka bertiga.


Bonus:

Musket terlihat merenung di balkon lantai dua.

"Ada apa?" tanya Daren yang mendatanginya.

Musket menghela nafas. "Aku tidak yakin apa aku harus menjenguk adikku di rumah sakit nanti..."

"Memangnya adikmu kenapa?"

Musket memalingkan wajah dan Daren memutuskan untuk mengganti pertanyaan. "Lupakan itu! Sekarang begini saja, kau masih menyayanginya kan?"

Musket hanya mengangguk.

"Kalau begitu jenguklah dia! Dia pasti sangat merindukanmu!" usul Daren.

Musket menghela nafas lagi. "Aku, tidak yakin..."

Daren menepuk pundaknya. "Yah, terserah padamu..."

Daren berjalan pergi meninggalkan Musket, sementara anak itu hanya menghela nafas panjang.


To Be Continue, bukan Third Bolt Carter (?)...


Chapter selanjutnya masih ada hubungan dengan Chapter 'Trouble with Little Sister' jika dilihat dari bonus-nya, well yeah... .w.a

Review! :D