Balas Review! :D
RosyMiranto18: Well... .w.a
Raimundo: *baca buku 'Daftar Karakter Trap Anime dan Game yang Harus Dihindari'.* "Karena mereka trap musim ini, jadi no!" *angkat papan dengan tanda silang.*
Me: "Bagaimana dengan Hideyoshi? Maksudku yang di anime 'Baka Test' itu?"
Raimundo: "Itu tetap dihitung trap bagiku, walaupun banyak yang bilang dia punya gender sendiri!"
Me: "Oke..." ._.
Raimundo: "Tapi Felicienne, kalau kau memang menyukai yang lain, aku tidak keberatan dengan itu!"
Kurasa kau harus baca lagi Chapter yang dimaksud, tapi selengkapnya tidak bisa dijelaskan (tapi aku berani bersumpah tidak ada hubungannya dengan 'itu')! -w-/
Tumma: *menghela nafas.* "Baiklah, aku mengerti..."
Yubi: "Oh ayolah! Jangan seperti itu, Tumma-kun! Aku masih suka kamu kok!" *cubiti pipi Tumma.*
Mira: "Terima kasih."
Saphire: "Tidak juga, aku kan baca website tentang bahasa bunga!"
Thanks for Review! :D
StrideRyuuki: Hahaha! :V *langsung ngumpet di dalam benteng sebelum dilempar pisau sama Salem.*
Zen: "Yang tau soal tandukku di squad cuma Arie..." 'v'/ "Soal video-nya, aku udah kasih ke Alexia buat disebar ke grup fujodan, ehehe... Oke, kapan-kapan kita cari korban lagi!" :V b
Musket: "Aku tau dayo..." .v.
Ini udah update! ^^/
Happy Reading! :D
Chapter 91: OOC-ness Again?
Apa jadinya kalau peristiwa OOC-ness kembali terjadi di Garuchan?
Mari kita simak kelima kasus berikut! *detective mode.*
Case 1:
Luthias terdiam, Lisa khawatir, Mathias garuk-garuk tembok dengan wajah horror plus nggak percaya, sementara Giro facepalm dengan tampang yang mengatakan 'gue nggak mau diplagiat sama dia'.
Yap, rupanya mereka berempat sedang bersembunyi di balik tembok dengan pintu terbuka sambil melihat seorang cewek berkacamata dengan rambut merah twintail dan mata merah sedang bermain piano dengan super duper lancarnya di dalam kamar Giro.
Mereka berempat mengenalinya sebagai Elwania Phoenixia, sang Fire Mage.
EH TUNGGU, ELWA BISA BERMAIN MUSIK?! Pantesan mereka shock banget!
Giro mencoba bertanya dengan lirih plus memasang wajah horror. "Hej, kenapa Elwa-pyon bisa berada di kamarku dan memainkan lagu Chopin-ku?! JANGAN BILANG KALAU DIA LAGI KESAMBET SETAN!"
"SSHHH! DIAM ATAU GUE TUSUK LU PAKE TOMBAK GUE! DARI TADI GUE JUGA MANGAP LIATNYA!" bentak Luthias misuh-misuh sambil mencengkeram kerah baju Giro.
"Su-sudahlah!" pekik Lisa panik untuk melerai Luthias dan Giro.
TAP!
Sontak, mereka berempat langsung bergidik ketakutan dan segera menoleh begitu mendapati Elwa sudah berada di depan mereka dengan membawa buku berisi not-not lagu.
"Yo minna, ada yang mau adu main piano denganku? Aku kesepian sekali nih." kata Elwa kepada mereka berempat dengan wajah yang sangat FRESH (ditambah senyuman manis yang jarang diperlihatkan).
Mathias langsung mangap lebar plus shock mendewa dengan background triliunan halilintar yang bergemuruh dengan super duper dahsyatnya dan langsung tewas, Lisa shock dan ikut tewas, Luthias panik dan menodong Elwa dengan tombaknya.
Sementara Giro?
"BERANINYA KAU MUNCUL DI DEPANKU DAN MEMAINKAN PIANO KESAYANGANKU! MATEK AJA LU SANAAAA!" teriak Giro emosi.
"Oh? Kenapa kamu tidak main piano sama aku saja, Giro? Soalnya, aku kan juniormu, Giro-SENPAI." tanya Elwa dengan SANGAT OOC BANGET.
Giro langsung tewas seketika karena tidak menyangka bakalan diserang dengan gilanya oleh sang Fire Mage yang tiba-tiba menjadi SANGAT OOC tersebut.
Sementara Luthias? Dia udah keburu kabur duluan.
Kesimpulan: Jika ketemu Elwa yang seperti ini, harap jangan tewas di tempat.
Case 2:
Suatu hari, terjadi sebuah kehebohan dan penyebabnya sangat sederhana.
Pasalnya, di meja ruang makan asrama itu, tersedia masakan yang rasanya sangat menggoda.
Taukah kalian siapa yang membuat masakan tersebut?
Rupanya yang memasak semua itu adalah Alexia Mercowlya.
WHAT?! COWOK YANG MASAKANNYA LEBIH BERACUN DARI ENGLAND ITU BISA MASAK SEDEMIKIAN RUPANYA?!
"Silakan dicicipi..." ujar Alexia harap-harap cemas.
"MOSI TIDAK PERCAYA UNTUK ALEXIA!" teriak Teiron yang udah mundur duluan.
Alexia mulai bad mood dan langsung menghampiri Teiron yang udah ngumpet di kolong meja makan, kemudian...
DUAK!
Kepala Teiron langsung ditumbuhi sebuah benjolan besar karena digetok pake panci penggorengan, sementara Alexia langsung ngomel dengan kasar. "BASTARD! CICIPI DULU APA?! KAGAK MENGHORMATI BA-"
Tiba-tiba acara omelan itu terpotong oleh...
"Kenapa masakan Alexia ENAK BANGET? Kok bisa ya? Padahal aku mengintip bagaimana cara memasaknya, sepertinya tidak ada asap kebakaran di dapur! Apa aku salah lihat ya?" tanya Vivi yang sangat shock setelah mencicipi masakan tersebut.
"Siapa dulu dong? Hehehehe!" sahut Alexia menyombongkan diri.
"He-eh! Biar kukasih MOSI TIDAK PERCAYA untukmu dayo~" celetuk Musket dengan wajah sumringah tapi hatinya kejam banget!
Alexia langsung pundung di pojokan dan berusaha menghibur diri atas mosi tidak percaya yang diberikan oleh kedua orang itu.
Tapi sialnya, sepertinya akan ada yang menambah mosi tidak percaya untuknya.
"Aku ragu kalau ini memang masakan Alexia, kuberi MOSI TIDAK PERCAYA untukmu." ujar Mira dengan wajah dan nada meragukan.
"TIDAAAAAAAAK! KALAU KALIAN EMANG RAGU, SINI GUE LAYANI DENGAN PERTARUNGAN MEMASAK!" teriak Alexia yang udah nggak tahan menghadapi ketidak percayaan ketiga orang itu terhadap masakannya.
CLING!
Alpha segera menyela dengan mupeng. "Baiklah, kita bertaruh! Aku bertaruh lima belas ribu Peso kalau Alexia nggak bisa masak, aku kasih untukmu kalau bener-bener bisa! Adakah yang mau menambahkan taruhan gila untuk pertarungan memasak Alexia versus beberapa orang lainnya ini?"
Alhasil, Vience segera mengancungkan tangan dengan wajah horror plus niat jahanam. "Aku bertaruh sembilan puluh ribu Peso jika Alexia nggak bisa masak, sekalian aku mau ikut bertarung memasak dengannya!"
Dua tangan segera menyusul Vience, pemilik kedua tangan tersebut ternyata adalah Mira dan Vivi.
"Kami ikutan deh! Kami bertarung masak dengannya sekaligus membuat taruhan! Aku bertaruh tiga puluh ribu (Mira)/seratus ribu Peso (Vivi)!"
"Oke, oke, kucatat ya!" Alpha menuliskan peserta sekaligus yang bertaruh.
Setelah selesai mencatat peserta, para peserta ditambah Alexia segera pergi menuju dapur sambil mempersiapkan mental dan spiritual.
Apa yang terjadi selanjutnya?
Taruhan itu RUGI BANGET!
Mira menangis karena terpaksa kehilangan tiga puluh ribu Peso-nya, Alpha pucat pasi karena terpaksa kehilangan lima belas ribu Peso yang sudah susah payah dipertahankannya mati-matian, Vience mencakar tubuh Jeronium saking kesalnya karena terpaksa kehilangan sembilan puluh ribu Peso-nya, Teiron terpaksa mengakui kalau masakan Alexia itu SUPER DUPER SANGAT ENAK dan juga terpaksa kehilangan lima puluh ribu Peso-nya, sementara Vivi tewas seketika karena tidak rela kehilangan seratus ribu Peso-nya.
"Kubilang juga apa, kalian sangat RUGI bertaruh sedemikian besarnya... AKU AMBIL SEMUA TARUHANNYA YA! HAHAHAHA! I'M TRULY A GENTLEMAN!" seru Alexia yang puas banget mengerjai kawan-kawannya yang shock dan tidak rela kalau uang mereka terpaksa pergi ke sisinya (?).
Sepertinya Alexia akan mengingat hari tersebut sebagai hari spesial baginya, karena dia telah sukses membuat seluruh orang RUGI BESAR dan juga mereka terpaksa mengakui bahwa masakannya memang SUPER DUPER SANGAT ENAK! Ck ck ck ck ck...
Kesimpulan: Kalau Alexia beneran bisa memasak, artinya kita RUGI taruhan! Dan satu lagi, walaupun nggak sudi sih, tetapi kita sebetulnya PATUT bersyukur!
Case 3:
Edward gemetar, Salem berbusa-busa mulutnya, Edgar ngumpet di belakang adiknya, Tumma mangap-mangap sambil berpelukan dengan Yubi plus Rendy (yang sekarang udah sekarat dan menanti nyawanya dicabut sama Malaikat Maut), Yubi mematung selagi dipeluk Tumma, ditambah Arie dan Zen yang malah manjat tembok saking takutnya.
Mau tau kenapa?
Karena mereka melihat Naya berubah menjadi sangat OOC, BANGET MALAH!
Aura Yandere-nya langsung terlihat di tubuhnya walaupun hanya berdiri di depan mereka semua, wajah yang sangat manis itu terlihat akan mengintimidasi semua korbannya.
Nggak kebayang kan?
"Ada yang mau BERSATU denganku?" tanya Naya dengan suara yang rendah tapi SANGAT mengintimidasi!
Edward pingsan, Salem tewas seketika karena tidak tahan diintimidasi oleh kakaknya yang sangat OOC tersebut, sementara Edgar? Justru itu, karena dialah yang paling gemetar berhadapan dengan Naya.
Tumma panik dan mencoba lari menuju pintu keluar. Tapi sialnya, dia malah pingsan karena menabrak pintu ruangan yang entah kenapa malah terkunci dengan suksesnya.
"TUMMAAAAAAA!" Yubi dan Rendy menjerit panik melihat kepala Tumma yang sudah tumbuh sebuah benjol besar.
Di sisi lain, Naya mendekati Edgar yang sudah gemetar dan menarik bajunya. "Mau menjadi SATU denganku? Tenang saja Edgy, tidak akan kusakiti kok~ Kol kol kol kol~"
Edgar langsung menjauhi Naya sambil nangis-nangis dan gilanya, air matanya malah membuat banjir bandang yang berhasil membanjiri 9/10 dari seluruh markas Garuchan!
Alhasil, Naya berhasil menggaet Edgar dan kawan-kawan dengan satu catatan: Setelahnya mereka semua langsung dikirim ke RSJ terdekat karena diduga telah menjadi gila oleh perlakuan kejam Naya yang Yandere banget tersebut.
Kesimpulan: Harap segera kabur secepat kilat jika berhadapan dengan Naya yang menjadi Yandere sebelum diberi trademark "Mau bersatu denganku?" karena kalau tidak, kalian akan dikirim ke RSJ dengan satu catatan: kena schizophrenia tingkat parah! *digebukin.*
Case 4:
Thundy menghela nafas pasrah, Jean melongo plus ketakutan setengah mati, Adelia mematung saking shock-nya, Monika dan Maurice berwajah pucat plus gemetar ketakutan.
Kenapa mereka sedemikian muram suasananya?
Maklumlah, rupanya mereka sedang melarikan diri dari kenyataan yang sangat mengerikan berupa empat orang yang sepertinya bertukar kepribadian mengerikannya.
Seorang gadis yang duduk di kursi paling kiri menatap mereka semua dengan tatapan maut disertai tangan kanan yang sudah siap dengan tongkat sihir plus menggumamkan beberapa mantera kutukan, sementara pria yang duduk di dekatnya hanya bersiul saja.
Yang lebih menakutkan, Rina yang biasanya bermuka ceria malah berubah menjadi khas Alisa yang jutek tiada duanya, sementara Alisa malah bermuka SANGAT ceria! Saking cerianya, Monika merasa sedikit jijik dengannya.
"KALIAN KALAU SUDAH PUNYA CUKUP UANG CEPAT LUNASI SELURUH UTANG KALIAN PADAKU!" teriak Emy dengan wajah ganas ditambah todongan senjata mautnya.
Yikes, dia udah kayak Dewa Kematian aja tuh!
"HIYAAAAAAAAAH!" jerit Monika dan kawan-kawan takut setengah mati sambil bersimpuh memohon ampunan kepada Dewa Kematian versi Garuchan itu.
Ampun deh, tubuh Emy tapi isinya Ikyo? Dijamin dunia Citadel akan mengalami kiamat besar!
Merasa jijik dengan wajah memohon ampunan mereka, Emy segera menggebrak meja dengan tongkatnya. "KEMANA HARGA DIRI KALIAN HAH?! KALAU NGGAK MAU LUNASIN UTANG, GUE KUTUK KALIAN SAMPE MATI DAN PERGI KE ALAM SANA, KEMUDIAN SELURUH ASET BERHARGA KALIAN AKAN KUSITA!"
"TIDAAAAAAAAAAAAAK!" jerit Monika dan kawan-kawan sambil memeluk dan menciumi kedua kaki Emy dengan wajah memohon ampunan.
Ikyo hanya bisa facepalm melihat keganasan Emy yang isinya dia sendiri, kemudian menghampiri Thundy yang merupakan satu-satunya orang yang nggak terpengaruh sifat keji Emy tersebut.
Dia segera memeluk Thundy dari belakang sambil berkata dengan nada MENGGOMBAL. "Kamu baik-baik saja, Thun-kun? Nggak kesambet OOC kan? Kalau ya, syukur deh..."
"GYAAAAAAAAAAAH!" teriak Thundy panik to the over max sambil menginjak-injak kedua kaki Ikyo dengan kaki kanannya.
Ketika Ikyo dan Thundy sedang kacau-kacaunya, tiba-tiba Rina segera menggebrak meja sambil berteriak dengan galak. "BERISIK! KENAPA KALIAN JADI SUPER DUPER PENGECUT BEGITU SIH?! ARGH, STRESS! MENDING GUE PULKAM KE VOLCANO AJA SEKALIAN!"
Tiba-tiba Maurice menunjuk-nunjuk dan meneriaki Rina versi Alisa tersebut dengan nada keras disertai wajah horror. "Kau kan pulkamnya bukan ke sana, Rina-Alisa bego! Ikyo-Emy, gombalnya BUKAN ke Thundy, yang bener ke Adelia! Emy-Ikyo... Ja-JANGAN TAGIH KAMIIII!"
"BERISIK LU, MAURICE-IDIOT! LU KAN CUMA SERIGALA JEJADIAN, NGAPAIN GUE HARUS NURUTIN MAKHLUK KAYAK LU?! ATAU LU MAU GUE KUTUK SEKALIAN, HAH?!" bentak Emy versi Ikyo sambil menodong Maurice dengan senjatanya.
Ketika mereka sedang heboh-hebohnya, Jean hanya bisa facepalm plus jijik banget dengan seorang cewek yang entah kenapa kesambet setan menjadi Rina tersebut. Wajah cerianya saja sudah membuat Jean merasa mual, apalagi tingkahnya.
Jean mencoba memanggil Alisa versi Rina itu sambil bertanya dengan wajah ketakutan. "Ka-Kak Alisa... Kakak baik-baik saja?"
Alisa segera memeluk Jean dengan erat disertai wajah sumringah. "Iya~ Aku mau kue~"
Jean langsung tewas di TKP karena tidak kuat membayangkan wajah ceria Alisa disertai tingkahnya. Monika dan kawan-kawan yang sudah sangat ketakutan melihat tingkah keempat orang yang sangat OOC abis itu langsung tewas menyusul Jean.
Sepertinya yang masih nggak ngudeng kalau mereka bertukar kepribadian hanya Adelia saja.
"Eh? Kenapa Thundy, Monika, Maurice, dan Jean tewas di tempat ya?" tanya Adelia dengan wajah polos (baca: bodoh).
Kesimpulan: Jika Emy menjadi Ikyo, harap cepat-cepat membayar utang padanya! Jika Ikyo menjadi Emy, entahlah harus bilang apa, yang penting jangan tewas di TKP! Jika Rina menjadi Alisa, sepertinya Jean akan sangat menderita di dekatnya. Jika Alisa menjadi Rina, Monika akan malu abis karenanya. Sekian!
Case 5:
Raimundo hanya bisa mangap. Saking mangapnya, dia telah menyebabkan sebelas lalat menjadi korban tertelan di kerongkongannya. Untung saja tawon nggak ikutan jadi korban Raimundo yang hanya bisa mangap sehebat-hebatnya karena kalau sampai kejadian, bakalan tinggal nama dia akibat tewas terkena sengatan tawon.
Oke, abaikan yang barusan!
Selain Raimundo yang mangap menatap seseorang, beberapa orang lainnya juga ikutan mangap plus shock tiada tara melihat tingkah seorang cowok yang terasa sangat OOC tersebut.
Cowok ini terlihat 'sama' seperti orang yang hobi bilang HERO setiap hari.
Tau kan siapa yang dimaksud?
"I AM A HEROOO! *HAUP HAUP KRAUSK KRAUSK*" teriak seorang cowok berambut coklat ikal sambil memasang pose yang saking overactive-nya, kaki kanannya sampai menginjak meja disertai tangan kiri yang memegang hamburger dan tangan kanan yang menunjuk-nunjuk langit perpus dengan aneh.
Semua orang yang melihat itu segera menjadi HEBOH BANGET!
"DA-DA-DA-DAREN JADI OOC BANGET! SOS! SOS!" teriak Lucy panik sambil banting-banting kursi.
Raimundo segera menjauhi cowok bernama Daren tersebut dengan cepat dan menyahuti dengan panik. "MAY DAY! MAY DAY! MAY DAY! KEMANA TUH SAPHIRE?! KENAPA YANG JADI HERO-NYA MALAH ADEKNYA SENDIRI?! MAY DAY MAY DAY!"
Tartagus segera berteriak menyambut jeritan-jeritan yang berkumandang di perpus. "KENAPA KAU SUNGGUH OOC BANGET, DARY?! APA YANG TERJADI PADAMU?! ALARM! ALARM! ALARM KEBAKARAN! EH SALAH! ALARM KEBAKARAN! EH SALAH LAGI! APA YA NAMA ALARMNYA?!"
"KALIAN HARUS TENANG!" teriak Hikari yang mencoba menenangkan situasi panas tersebut.
Primarin segera menyela dengan santai disertai suara tongkat kayu yang dipukul-pukul di atas meja. "Sepertinya Saphire jadi makhluk invisible deh, mungkin kepribadian mereka tertukar..."
Tidak ada yang mengomentari karena Hikari masih berusaha menasihati Raimundo, Tartagus, dan Lucy yang sedang berpanik-panik ria.
"Marin, ada perlu apa denganku yang HERO BANGET? *haup haup krausk krausk*" tanya Daren sambil menunjuk-nunjuk Primarin dengan mupeng ditambah suara gemertakan gigi-giginya saat memakan hamburger dengan nggak AWESOME-nya.
Semua orang langsung ber-facepalm ria melihat wajah Daren yang 'sumpah sangat berbeda banget' dengan yang biasanya.
Idih! Kalau OOC begini, Daren jadi begitu MENGERIKAAAN!
"KENAPA BISA BEGINI?!" jerit Tartagus panik to the over max.
"Sepupu... Rupanya kau masih saja..." gumam sesosok makhluk invisible lirih.
Tartagus mencium gelagat bahwa ada yang membicarakannya dan segera meneliti setiap sudut ruangan untuk mencari tau siapa yang membicarakannya. Tapi sialnya, tidak ada yang membicarakannya.
Raimundo cs sudah bersembunyi di belakang Primarin karena takut membuat masalah dengan Daren yang tampaknya sangat OOC tersebut. Para cewek sudah tewas semua, hanya Hikari yang masih hidup.
"Sepupu... Aku di sini..." gumam makhluk itu lagi.
"TIIIDAAAAAK! BUBAR BUBAR!" teriak Tartagus ketakutan sambil ngibirit duluan.
Primarin diarak-arak keluar perpus oleh semua cowok yang ada, sementara Hikari terpaksa menyeret semua cewek yang sudah tewas.
Sementara Daren dan si makhluk invisible?
"Kenapa mereka bubar? *haup haup krausk krausk*" tanya Daren penasaran yang masih memakan hamburger-nya.
"Kenapa semua orang tidak menyadari keberadaanku? Hiks..." keluh makhluk itu, bahkan sampai curhat colongan dengan sesosok gadis hantu yang menepuk pundaknya di pojok perpus yang kacau balau tersebut.
Sepertinya Daren juga tidak menyadari keberadaan makhluk tersebut. Ck ck ck ck...
Kesimpulan: Jika Daren bertingkah seperti itu, lebih baik kalian segera menghujatnya dan kabur. Tapi kalau soal Saphire... Kita harus PATUT bersyukur! *dilempar ranjau.*
Jangan dianggap serius ya! Ini cuma candaan kok! ^^v
Bonus:
Pada suatu hari, Girl-chan diundang ke rumah keluarga Lammermoor.
"Eh, kenapa aku harus ke sini?" tanya gadis itu ketika berada di depan kamar Edgar yang letaknya di dekat tangga lantai dua.
"Ehem!"
Rupanya di belakangnya terdapat Edward yang sedang memberi isyarat untuk melakukan sesuatu beserta Salem dan Naya yang hanya diam memperhatikan.
"Ah, benar juga!" ujar si ketua Garuchan disertai anggukan dari ketiga orang di belakangnya, kemudian dia menelan ludah. "Baiklah, akan aku lakukan!"
Kemudian dia membuka pintunya. "Pe-permisi! A-aku datang berkunjung!"
Ketika dilihat, tak taunya kondisi di dalam kamar Edgar sangat berantakan karena dipenuhi berbagai macam barang dan sampah, serta sang empunya kamar yang terlihat kagok sambil membawa sebuah kantung plastik.
"A-ano..."
"A-a-a-a-ah..."
BRAAAAAK!
Girl-chan dilempari kursi sampai terjengkang keluar kamar, sementara Edgar yang sudah terlanjur malu langsung membanting pintu dan menjerit frustasi.
Salem dan Edward high five di belakang, sementara Naya malah mengancungkan jempol.
Setelah itu...
"Are, Kaichou-chan? Apa yang terjadi padamu?" tanya Vivi bingung ketika melihat wajah si ketua Garuchan yang babak belur.
"Jangan bertanya, Vivi. Ah bukan. Maukah kau bertanya, Vivi?" balas Girl-chan murung dan Elwa yang berada di belakangnya memasang wajah suram.
"Mana yang benar?" Vivi semakin bingung.
"Tadi aku berkunjung ke rumah Edgar dan melakukan apa yang diperintahkan padaku, tapi lihatlah aku! Ini sangat tidak masuk akal kan?!" jelas Girl-chan frustasi.
"Hah?"
Di rumah keluarga Lammermoor, suasana kamar Edgar terlihat sedikit lebih rapi karena beberapa barang sudah disingkirkan dan yang bersangkutan sedang tertidur dengan posisi duduk di pojokan sambil memeluk kantung plastik di pangkuannya.
Special Bonus: Garuchan's Lethal Chefs Deadly Cooking (Oh no! Dari judulnya aja udah serem, gimana isinya?)
"Kita mau masak apa?" tanya Jean.
"Kita masak sup 'spesial' saja, gimana?" usul Rina.
"Wah, ide bagus! Ayo siapkan bahan-bahannya!" seru Zen.
"Oke!" koor keempat orang lainnya.
"Masukin wortel, bawang bombay, negi (?), tuna (?), pisang (?), lada, bumbu nasi goreng (?), jeruk (?), dan sake (?)!" kata Rina sambil memasukkan bahan-bahan itu ke dalam panci.
"Jangan lupa daging salmon yang telah diberi formalin dan borax (?)!" ujar Zen sambil memasukkan daging tersebut.
"Ah, masukin juga balsem, cabe rawit, cabe merah, cabe hijau, cabe keriting, wasabi, dan jalapeno biar pedesnya mantap!" sahut Alexia sambil memasukkan bahan-bahan tadi.
"Jangan lupa garam 100 gram!" sambung Jean yang sukses membuat mereka semua hanya bisa cengo melihatnya.
"Masukin mie, ham, kuah ayam, daging sapi segar, telur ikan, hati ayam, kaki laba-laba, ekor cicak, lada, borax (?), kemenyan (Hah?), formalin (APA?!), toxic (Astaga Kambing!), dan racun tikus (?!)!" seru Arie sambil memasukkan bahan-bahan barusan.
Kalau dilihat, mereka bukannya memasak, tapi malah membuat racun yang khasiatnya 999999999999999999 persen cukup ampuh.
Mereka mau membunuh teman-temannya kali ya?
Setelah satu setengah jam kemudian...
"Seperti apa ya masakannya?" tanya Vivi.
"Entahlah, tapi semoga saja tidak berbahaya!" jawab Alisa datar.
"Ini dia~" kata Rina sambil membawa setumpuk piring makanan bersama keempat orang lainnya.
Orang-orang yang disajikan masakan tersebut berdoa dalam hati semoga nyawa mereka tidak melayang setelah menyantap hidangan tersebut.
Mari kita lihat reaksi mereka!
Saphire makan dengan rakus dan langsung sakit perut.
Rendy baru makan sesendok udah muntaber.
Thundy udah cabut ke toilet duluan.
Daren makan dan langsung kabur ke toilet untuk 'hajatan'.
Musket belum makan udah pingsan duluan.
Adelia mengikuti jejak Musket pingsan sebelum makan.
Salem menelan ludah. "Kak Naya, tolong buatkan surat wasiat seandainya aku tidak selamat..."
"Eh? Baiklah." Naya bingung sendiri.
Salem memberanikan diri untuk makan dan langsung tepar di tempat setelah makan sesendok.
Vience dan Tartagus tepar setelah perang jejelan (?) satu sama lain.
Tumma makan tanpa beban. (Alpha: "Yang kebal racun mah mana mempan?" *sweatdrop.*)
Hikari langsung jejelin semua makanannya ke Naoto sampai tepar tanpa ketauan.
Lucy merinding sesaat. "Se-selamat makan!"
Dia pun makan dan langsung mual.
"Ugh!" Lucy langsung kabur ke toilet terdekat untuk muntah.
"I-ittadakimasu!" kata Lisa sambil makan dan langsung pingsan di tempat.
Teiron menelan ludah. "Apa ini bisa dimakan?"
"Tentu saja!" balas Jean.
Teiron mulai mencoba sesendok dan berusaha untuk tidak muntah.
Luthias langsung makan tanpa mikir dan tiba-tiba mual.
"Hu-huek!" Dia menyiapkan kantong muntah dan langsung muntah di situ.
Giro makan tanpa perduli apa yang terjadi sebelumnya dan wajahnya langsung pucat.
Mathias menelan ludah. "Ya Tuhan, semoga nggak kenapa-napa!"
Dia mencoba sesendok dan wajahnya mulai merah.
"AAAAAAAAH! PEDAAAAAAAAAAAAAAS!" Mathias langsung kabur mencari air terdekat.
Alpha berniat membuang makanannya sebelum ditahan Arie dan Alexia.
"Jangan dibuang, makan hidangannya!" seru Zen sambil jejelin makanan ke mulut Alpha dan yang dijejelin langsung tepar dengan mulut berbusa.
"PEDAAAAAAAAAAAAAS!" pekik Emy yang mengikuti jejak Mathias mencari air terdekat.
"Figaro! Kau saja yang makan, aku masih kenyang!" perintah Monika.
"WHAT THE?! KENAPA AKU?!" teriak Figaro tidak terima.
"Makan saja, pasti enak! Kalau nggak nurut... Aku tidak akan menemanimu ke toilet lagi!" ancam Monika. (Sejak kapan burung beo bisa ke toilet?!)
Figaro pun mulai makan dan langsung tepar seketika, sementara Monika hanya santai-santai saja.
"I-ittadakimasu!" kata Edgar gemetaran sambil makan dan langsung tepar dengan mulut berbusa.
"Gyaaa, Kak Edgar! Siapa yang meracunimu?!" jerit Edward panik.
Ikyo kabur diam-diam.
Maurice pingsan setelah melihat penderitaan kawan-kawannya.
Untuk selanjutnya silakan bayangkan sendiri!
Yah, bisa dipastikan hanya sedikit orang yang selamat dari masakan maut tersebut.
Sungguh makanan ter-super duper hyper zuper over 'menakjubkan' yang pernah dihidangkan!
Tapi... Tolong jangan ada yang panggil Takano ke sini, aku masih sayang nyawa! *langsung kabur.*
To Be Continue, bukan Torracat Brionne Charmander (?)...
Au ah kenapa capruk begitu! :V a
Oh ya, bagian bonus itu referensi dari 'Kekkai Sensen and Beyond' episode 4. Aku mengambil adegan dimana Steven disuruh sama ketua dan wakil ketua 'Biro Manusia Serigala Tembus Pandang' ke rumah Chain, dipantau sama mereka berdua dan Klaus. Tak taunya, kamar dia tuh berantakan. Terus Chain yang udah kelewat malu langsung lemparin Steven pake sofa. :V *langsung kabur sebelum kena tendangan beku dari Steven.*
Review! :D
