Balas Review! :D
StrideRyuuki: Yah, begitulah... .w.a Ini udah lanjut... 'w'/
RosyMiranto18: Nggak sih, justru dia tuh tipe cuek... -w-a
Mathias: *memalingkan wajah.* Suka-sukamu..."
Tartagus: "Kurasa bisa saja..." 'v'a
Thanks for Review! :D
I'mYaoiChan: Entahlah, aku nggak yakin untuk itu... .w.a Lagipula, ada sedikit masalah yang akan kau ketahui nanti... .w./ Makasih Review-nya... -w-/
Happy Reading! :D
Chapter 120: Drabble Collections (Question and Answer)
Saat ini sebagian anggota squad sedang melakukan kegiatan yang tak kalah hebohnya dengan sidang paripurna.
"Nah, bener kan... Kalau saudara membangkang itu harus dipukul..." gumam Mathias yang sedang menekuni bukunya. "Kalau perlu digantung aja pake tali tambang..."
Beberapa orang yang mendengarnya langsung menengok ke arah pria jabrik itu dengan wajah horror.
"Ih, kok sadis banget sih? Itu mah namanya pembunuhan berdarah dingin..." tanya Zen sambil merinding ngeri.
Beberapa orang juga ikut merinding mengingat mereka kadang suka durhaka sama saudara sendiri.
"Tapi itu keharusan, biar dia nggak seenak pantatnya..." komentar Mathias watados.
"Itu mah tindakan kriminal! Lagian kalau udah digantung juga nggak bakalan melawan lagi, wong udah mati!" timpal Ikyo yang sama ngeri-nya dengan Zen.
"Bener tuh! Mana ada sejarah orang yang gantung saudaranya cuma karena bandel?!" sahut Raimundo yang juga merinding.
"Ini buktinya..." Mathias memperlihatkan buku yang dibacanya dan ternyata judul buku itu adalah...
Hah?! 'Buku Pendidikan bagi Orang Gila dan Pengalaman Orang yang Memiliki Masalah Kejiwaan'?!
Pantesan!
"Emangnya lu udah gila ya, pake baca buku begituan?" tanya Edgar sweatdrop plus ragu dengan kewarasan Mathias.
Sementara yang ditanya malah nyengir. 'Hihihi... Puas gue nakut-nakutin mereka...'
Yap, intro yang aneh!
Mari kita selidiki jawaban dari para anggota squad tentang pertanyaan berikut ini.
1. Mundo, apa kau benar-benar menyukaiku... Seperti itu? Jika kau tau maksudku. (Dari Felicienne)
"Ehmm... Bagaimana ya?" Raimundo berpikir sejenak.
"Jangan bilang kalau lu tuh homo!" celetuk Vience yang langsung dijitak Edgar.
"Dih, dugaan macam apa itu?!"
Waw, ternyata Mundo juga bisa sewot ya!
"Inget insiden pas Eudo mabok gara-gara minum sake lu waktu itu?" tanya Mathias.
"Woy, nggak usah diingetin lagi deh! Kasihan Eudo-nya! Entar dia kabur gara-gara stress, terus tau-taunya malah mabok lagi dan nyari korban lagi! Dan gue bilang begini karena nggak mau trauma lagi gara-gara insiden itu!"
Webek, webek...
"Mundo, sebaiknya kau kembali ke topik pertanyaannya..." usul Ikyo risih, entah karena pembicaraan yang melenceng atau karena dia nggak mau inget kejadian dimana dia juga pernah jadi korban Eudo.
"Ehem!" Raimundo ber-dehem sesaat. "Jadi, Feli... Mungkin ini terdengar agak menyakitkan... Kalau hanya suka sebagai teman sih tidak masalah bagimu, tapi kalau sebagai kekasih..."
Dia mulai menggaruk kepala, kemudian hanya menghela nafas. "Aku tidak mahir untuk masalah ini..."
2. Salem, milih kencan di rumah hantu sama Chilla, nginep di resort mewah bareng Alfred, atau keduanya?
"Siapa yang naruh pertanyaan ini?!" sembur Salem sewot, kemudian menghela nafas frustasi. "Fine! Aku akan pilih Chilla, kasihan dia kalau nggak ditemenin!"
"Biarpun nggak bisa jaim?" tanya Alpha iseng. "Entar yang ada malah lu yang meluk-meluk dia karena ketakutan!"
"Pergi nggak lu?!" Salem langsung melempar sebuah pisau ke arah Alpha yang udah kabur duluan.
3. Siapa aja di antara para anggota squad yang suka makan mie/nasi pake telur?
Semua cowok langsung beramai-ramai menunjuk Andreas Trio.
"Lho, Arta? Emangnya lu nggak suka telur?" tanya Raimundo bingung ketika melihat Tartagus juga ikut menunjuk ketiga 'sepupu'-nya.
"Nggak." jawab Tartagus watados.
4. Untuk yang sudah menikah, kapan ada lemon kalian? (Dari Ichigo 'bukan Kurosaki')
"Aku tidak akan mau menjelaskannya!" (Ikyo)
"Absolutely nope!" (Edgar)
Yah, biarkan itu menjadi rahasia mereka...
5. Apa reaksi para anggota squad jika karakter ML mampir ke markas?
Oke, itu rada susah dijelaskan...
Case one: Digger
Ting tong!
Tumma membuka pintu, tapi malah celingukan karena tidak melihat siapapun. "Siapa yang memencet ya?"
"Di bawah sini."
Tumma menengok ke bawah dan mendapati...
Seekor burung yang memakai topi, syal, kacamata besar, serta membawa rumah kayu dengan sayap kanannya.
"Apa di sini ada yang bernama Musket Liferpoint?" tanya burung itu.
Tumma mengangguk dengan wajah bingung, batinnya bertanya-tanya untuk apa burung itu mencari Musket.
"Boleh aku menemuinya?"
Tumma tersentak sesaat. "Eh? I-iya, silakan masuk!"
"Lu demen banget dah ngirim surat penggemar buat Digger!" celetuk Alexia risih ketika melihat Musket sibuk menulis surat di perpus.
"Siapa tau aja dia mau ke sini dayo!" balas Musket watados.
"Serah lu deh!" Alexia pergi meninggalkannya.
Ketika sampai di lantai dua, dia melihat burung tadi sedang jalan-jalan di sekitar patung Morgana.
'Buset! Tuh Digger beneran kemari?' batin Alexia cengo.
Digger tak sengaja melihat Alexia dan menghampirinya. "Maaf, apa kamu teman dari Musket?"
Back to Musket...
"Kau mau mengirim surat lagi untuknya?" tanya Daren.
Musket mengangguk, kemudian dia segera pergi.
Tapi ketika berniat menuju eskalator turun...
"Digger!"
"Ah, rupanya dia!"
Musket tak sengaja berpapasan dengan Digger dan dia segera berlari untuk memeluk burung itu.
"Akhirnya aku bertemu idolaku dayo!"
"Cih, dasar otak burung!"
Digger langsung terpelatuk mendengar perkataan Daren barusan, kemudian...
"Hoot Hoot Time Bomb!"
Oke, sisanya silakan pikirkan sendiri...
Case two: Akai
SYUUUUUNG! GUBRAK!
Tiba-tiba ada yang kepeleset di teras markas.
"Lantainya kok licin ya?" tanya seekor panda yang berusaha bangun setelah terjatuh.
"Salahin si Saphire! Masa ngepelnya pake 'Sunlight'? Itu kan sabun cuci piring!" jawab Daren sambil melirik Saphire dengan tatapan sinis.
"Yang penting sabun!" balas Saphire watados.
"Kenapa nggak sekalian aja pake sabun mandi cair?" timpal Monika.
"Itu mah bodywash, Monika!" ujar Alisa sweatdrop.
"Buset dah, kenapa jadi ngomongin sabun sih? Emangnya kalian mau f4p-f4p?" tanya panda tadi bingung.
Webek, webek...
Semua orang di sana langsung speechless mendengarnya.
Tapi masalahnya...
Mereka speechless bukan hanya karena perkataan panda tadi...
Melainkan karena melihat Mathias yang memegang kapak sambil mengeluarkan aura hitam di belakangnya.
Sepertinya dia punya dendam kesumat dengan panda itu.
Mathias segera menerjang ke arah sang panda dan...
Insert 'To Be Continue' meme.
6. Kok Emy bisa tahan dengan sifat Thundy (plus setrumannya)?
Emy hanya garuk pipi. "Yah, karena sifat uniknya itu... Tidak kurang tidak lebih..."
"Apa kau punya alasan lain, Sorcerer Bodoh?" tanya Thundy sambil melipat tangan.
"Hey, aku sudah jujur! Percayalah sedikit, Thun-kun!" seru Emy tidak terima.
Thundy memutar mata. "Harus ya?"
"Huuh..." Emy mencembungkan pipi dengan sebal. "Thun-kun gitu!"
Thundy menghela nafas. "Iya iya, aku percaya kok! Jangan ngambek deh!"
Emy langsung nyengir dan memeluk pemuda biru itu. "Aku sayang Thun-kun!"
"Aku juga menyayangimu..." gumam Thundy di pelukan gadis berkacamata itu.
7. Hikari-chan, sudah dapat ide untuk nama anak-anak Naoto (yang bukan sepupu Takeuchi-kun dari Persona)? Aku mau berkunjung! (Dari Natsuko)
Hikari menggaruk kepala. "Ada sih, hanya saja masih belum semua... Tapi kalau mau melihat mereka ya silakan."
8. Saphire, kalau ada cewek cantik nembak lu, mau terima nggak?
Saphire berpikir sejenak. "Yah, bisa aja sih... Cuma udah punya..."
"Siapa?" tanya Salem datar.
"Rahasia, wek!" Saphire menjulurkan lidah.
9. Ashley, kalau malam ngapain? Kalau keliling kemana aja?
Ashley merenung sesaat. "Yah, sekedar jalan-jalan... Paling jauh sih ke pemakaman..."
10. Jadi Tartagus, aku mau bertanya sesuatu. Apa senjatamu? Dan jika bukan rapier, apakah kau bisa bermain anggar? (Dari Pierre)
"Hmm... Senjataku sekop ini..." Tartagus menunjukkan sekop hijau miliknya. "Bicara soal anggar, sebenarnya ayah angkatku bisa, hanya saja aku tidak begitu berminat menggunakan pedang... Tapi entah kenapa, aku sedikit tertarik dengan sihir..."
"Aku curiga kalau keluarga aslimu itu keturunan Mage..." timpal Tumma.
Tartagus menggaruk pipi. "Yah bisa saja sih..."
11. Mathias, mau coba buku yang dikasih Yamagi?
"Sebenarnya bisa saja, tapi masalahnya..." Mathias menggantung sesaat. "Perempuan itu susah ditebak..."
12. Ikyo dan Edgar akhirnya berubah ya? Apakah pasangan kalian yang menjadikan kalian begitu?
"Sayangnya nggak ngaruh tuh!" sembur Teiron. "Koleksi buku porno Ikyo aja masih ada kok! Mau bukti? Coba cek di gudang, paling diumpetin di tempat terpencil!"
"Dan terkadang Edgar suka melempar Kopen ke tempat sampah." timpal Luthias datar.
TERPELATUK!
"Gar, lu udah siap belum?" tanya Ikyo dengan senyum licik plus aura hitam.
"Gue udah siap kok, Kyo!" balas Edgar sambil berseringai angker disertai aura hitam juga.
Tei, Thias, aku ingatkan satu hal pada kalian...
RUN FOR YOUR LIFE!
"OMAERA GA MOU SHINDEIRU!"
Dan terjadilah kejar-kejaran di antara mereka.
Kayaknya mereka nggak bakalan selamat deh.
Soalnya...
Kecepatan lari Edgar akan meningkat drastis jika menggunakan sabit keramat keluarganya, sementara Ikyo akan lebih cepat mengejar orang dalam rage mode.
Intinya ya wasalam aja deh...
Sepertinya Adelia dan Naya harus lebih sering mengawasi suami mereka setelah ini...
13. Setelah pergi hangout waktu itu, aku mau bertanya lagi, Luthias. Bagaimana pendapatmu tentang 'the Nordic Club'? (Dari Iselin)
"Baiklah, Nona Beruang..." Luthias menaikkan kacamata dengan wajah sebal, kemudian mengeluarkan buku catatan. "Kau terlihat terlalu dewasa, perlu kuulang sekali lagi?"
"Enara itu nyebelin abis! Nggak usah dikasih tau lagi bisa ngerti kan?"
"Vilhelm, kalau aku boleh jujur... Untuk apa anak kecil punya perahu layar sebesar itu?!"
"Hans, aku masih trauma dengan badminton rasa dinamit, tapi syukurlah kalau kau tidak mau membahasnya lagi..."
"Stephan, no comment... Tapi terima kasih untuk salmiakki-nya..."
"Tanya 'bukan kata dan tanda tanya', ehmm... Terima kasih untuk rekomendasi otomotifnya, tapi maaf kalau kutolak..."
"Edgar 'bukan Lammermoor, bukan juga Nasution', kalau kau mau ngajak balapan, aku akan kalah total jika mengadu Ferrari Enzo dengan 'ice skate' (karena aku tidak suka naik mobil)!"
(Note: Edgar Nasution itu nama adiknya Raditya Dika.)
14. Teiron, bisa panggil bibimu 'Paman' selama seminggu?
"Maksudnya apa- an?" Teiron langsung mangap karena ternyata...
Bibinya berubah jadi laki-laki (lagi).
Dia pun langsung pingsan.
"Sepertinya dia tidak sanggup..." gumam Rilen sweatdrop.
"Emy, kasih penawar!"
"Oke!"
15. Garu, es krim kesukaanmu apa aja?
Girl-chan menghela nafas. "Es krim rasa cokelat, merek apa saja. Oh, sekalian es krim mochi merek Aice yang biasa dijual di dekat rumah."
Bonus:
"Lu kenapa sih Ra?" tanya Reha begitu melihat si ketua Garuchan lagi merenggut di perpus.
Gadis itu meliriknya dengan wajah frustasi. "Gue stress, Reha..."
Reha mengangkat alis. "Stress kenapa?"
"Tab gue! Main ML nge-lag banget! Ngeliat shop lancar, tapi pas main udah kayak apaan tau! Gue nggak tau mesti diapain lagi! Kayaknya gue cuma bisa login aja deh..." keluh Girl-chan sebal.
Reha ber-'oh' ria dengan wajah risih. "Kalau itu gue nggak bisa bantu Ra, maaf... Gue juga punya masalah sendiri soalnya..."
Girl-chan menghela nafas pasrah. "Ya sudah..."
Sementara itu...
"Kazuma-sensei, boleh aku bertanya sesuatu?"
"Ya, tentu. Ada apa?"
"Begini..." Tartagus memainkan jari dengan mata menerawang ke arah langit. "Kalau nanti Iris sudah pulih, aku ingin membawanya ke Portugal untuk menemui orangtua angkatku. Apa boleh?"
To Be Continue, bukan Talkative Babble Citizen (?)...
Terima kasih untuk pertanyaannya. 'v'/
Kurasa untuk Chapter depan tidak akan ada Hidden Screen lagi, aku kelewat capek mikirnya... -w-a
Review! :D
