Balas Review! :D
StrideRyuuki: Ya begitulah... Ini udah lanjut... -w-/
RosyMiranto18: Ehmm, aku nggak begitu ngerti soal spek handphone (atau tab)... .w.a Well, Alfonso emang human name yang kupake buat Portugal... -v-a
Tartagus: "Aku berteman dengan Alfonso sejak masih tinggal di Portugal..." 'v'/
Raimundo: "Mungkin lebih dari puluhan..." ._.
Maaf bung, Minotaur yang ini versi ML (aku nggak pengen jadiin dia persona walaupun zodiakku Taurus *plak!*) dan di sini dia jadi penjaga markas aja... .w./ Thanks for Review! :D
Happy Reading! :D
Chapter 122: Jealousy Mathy
"Thias, lu bete begitu kenape sih?" tanya Vience begitu mendapati Mathias yang manyun seharian di sofa.
"Gue kesel sama si panda geblek itu!" gerutu Mathias.
Vience mengangkat alis. "Panda? Panda yang mana?"
Mathias langsung menggebrak meja dengan kesal. "Masa lu nggak tau panda yang sering ke sini sambil guling-guling gaje itu?!"
"Oooh, maksud lu si Akai?" balas Vience sweatdrop. "Terus, emangnya dia kenapa hah? Sampe lu kesel sama dia."
Mathias malah mendengus sebal dan kembali duduk, Vience sendiri hanya geleng-geleng kepala. "Ya udah sih kalau nggak mau kasih tau."
Kemudian Vience berjalan pergi.
Mathias menopang dagu, dia teringat sesuatu yang terjadi kemarin.
-Flashback-
"Hay manis, boleh aku jalan-jalan denganmu?" tanya Akai pada Girl-chan.
"Ehmm..." Gadis itu berpikir sejenak. "Tidak, terima kasih."
"Oh ayolah! Bisakah panda imut ini jalan-jalan dengan gadis semanis dirimu?"
Beberapa orang yang mendengar itu dari kejauhan langsung muntah berjamaah.
'Lha buset! Sejak kapan Akai jadi suka godain orang?' batin mereka semua shock.
Tanpa sadar, hal itu telah memicu aura kecemburuan yang sangat besar pada si pirang jabrik.
-Flashback End-
"Oy, sampe kapan lu mau kayak gitu terus?" tanya Edgar yang sukses membuyarkan lamunan si pirang jabrik.
"Oh, lu Gar." balas Mathias datar. "Emang napa?"
"Ngapain lu nanya balik? Kesel gegara Akai godain Kaichou kemaren?" tanya Edgar sambil menghela nafas. "Thias, lu nggak bisa hanya diam dan biarin dia digodain orang. Coba deh lu nyatain ke dia, kali aja mau."
"Iya deh, yang udah nikah tapi belum bikin anak!" Ejekan Mathias tadi sukses membuatnya mendapat sebuah jitakan dari Edgar.
"Udah ah, gue mau ngajak adek gue jalan-jalan dulu!" Edgar langsung pergi.
Pada malamnya, Mathias yang sedang berbaring di atas kasurnya teringat perkataan Edgar sebelumnya.
"Lu nggak bisa hanya diam dan biarin dia digodain orang. Coba deh lu nyatain ke dia, kali aja mau."
Dia pun terbangun dan duduk di atas kasur.
"Ada benernya juga sih..." gumam pria itu. "Tapi, apa aku bisa kasih tau dia besok?"
Setelah berpikir cukup lama, akhirnya dia memutuskan untuk tidur dan akan mencobanya besok.
"Oh, Mathy." sapa Girl-chan begitu melihat si jabrik berjalan mendekatinya.
"Ikut aku!" Mathias menarik gadis itu.
"Hey, ada apa?" tanya Girl-chan bingung.
Mathias tidak menjawab, dan mereka berdua sampai akhirnya berhenti di depan patung Morgana.
"Nee, Kaichou. Apa kau suka padaku?"
"Hah? Apa maksudmu?"
Mathias menariknya dalam sebuah pelukan.
"Mathy?"
Mathias melepaskan pelukan dan memegang pundak gadis itu. "Jeg eskler dig..."
"Tu-tunggu dulu! Kenapa kau-"
"Ssstt!" Mathias menutup mulutnya dengan jari. "Diam saja oke?"
Mathias mengangkat wajah Girl-chan dan berniat menciumnya, tapi dia malah ditarik Akai.
"Mau apa kau, Panda?!" tanya Mathias emosi.
"Aku tak akan membiarkanmu melakukannya! Karena..." Akai mengusap dagu gadis itu dari belakang. "Nona manis ini milikku..."
"Jangan coba-coba menyentuhnya, Panda! Aku memperingatkanmu!"
"He-hey, sudahlah!" Girl-chan berusaha menenangkan suasana.
Akai memeluknya semakin erat. "Nona, aku tidak mau dan tidak akan membiarkan pria bau kambing itu menjadi kekasihmu. Hanya aku yang boleh."
"Apa kau bilang?!"
Mathias yang sangat emosi langsung mengeluarkan kapaknya dan segera menerjang Akai.
Tiba-tiba muncullah sekumpulan rantai yang mengikat Mathias dan Akai, Girl-chan yang tak terikat segera menjauhi mereka.
"Nah, sudah!" Edgar menepuk tangannya setelah memunculkan rantai barusan.
Kemudian rantai-rantai tadi menghilang dan kedua makhluk itu langsung jatuh ke lantai.
Setelah itu...
"Seriously, lama-lama dia jadi mirip Yamagi-pyon!" sembur Giro setelah mendengar kronologi kejadian itu.
Luthias menghela nafas panjang. "Aku tidak menduga kalau Aniki akan seperti itu..."
Girl-chan hanya geleng-geleng kepala. "Sebenarnya aku sudah tau ini dari awal, tapi ternyata malah tambah parah..."
"Bagaimana menurutmu, Kaichou?" tanya Luthias meminta saran.
"Aku tidak tau..." balas Girl-chan seadanya. "Aku bisa saja menerima Mathy, tapi aku tidak mau mengumbarnya di depan orang banyak. Di lain pihak, aku tidak terlalu menyukai Akai, tapi dia lumayan baik sih, walaupun sedikit menggodaku."
Giro menghela nafas. "Ya, dilema itu memang sulit diselesaikan... Apalagi jika mereka sama-sama menyukaimu..."
"Sekarang aku mengerti perasaan Thundy ketika berusaha mempertahankan cinta sejati di saat ada orang lain yang menyukainya." Girl-chan menatap langit dari jendela kamarnya. 'Sekarang apa yang harus kulakukan?'
Sementara itu...
"Kau benar-benar menyukainya, Bocah Panda?" tanya Minotaur sambil melipat tangan.
Akai mengangguk mantap. "Tentu saja, Mino! Dengan seluruh hatiku!"
Minotaur hanya mendengus. "Aku harap kau tidak sakit hati jika dia memilih orang lain."
"Kenapa kau berkata seperti itu?" tanya Akai bingung.
"Kau kan sudah tau sendiri. Bisa saja gadis itu lebih memilih si pria jabrik daripada kau, jadi kau harus pikirkan lagi." balas Minotaur sambil berbaring di atas rumput dan bersiap untuk istirahat. "Aku mau tidur! Jangan bangunkan atau kau tau sendiri akibatnya!"
"Oke oke..." Akai segera meninggalkan Minotaur yang langsung menutup mata dan mendengkur.
Back to Kaichou...
"Kau masih bingung ya?" tanya Luthias khawatir mengingat gadis itu masih mengalami dilema.
Girl-chan yang sedang menopang dagu hanya menghela nafas. "Yah, begitulah..."
"Aku tau ini sulit, tapi-"
"Woy, BaKaichou!" Alexia mendatangi mereka sambil marah-marah.
"Kenapa?" tanya Girl-chan.
"Coba jelasin ke gue, kenapa bisa ada jam pasir raksasa di kebun Daren?!"
Sementara di kebun...
"Sepertinya aku pernah melihat jam pasir ini di suatu tempat..." gumam Digger sambil berpikir.
"Aku sangat yakin benda ini pasti berasal dari tempatmu, kau tau siapa yang punya?" tanya Daren.
"Ehmm..." Digger garuk-garuk kepala. "Aku tidak ingat..."
'Dasar otak burung!' umpat Darem dalam hati. "Lupakan saja... Sekarang kita tunggu Kaichou ke sini, mungkin dia bisa menangani benda ini..."
Tiba-tiba benda itu melayang dan langsung terbang entah kemana tepat saat Girl-chan dan Alexia datang.
"Apapun itu, sepertinya pemiliknya mempunyai kekuatan sihir..." gumam Alexia sambil garuk-garuk kepala.
"Ya, aku juga berpikir begitu..." balas Girl-chan seadanya.
Di tempat lain...
"Aku sangat yakin benda itu pasti di sekitar sini..." gumam sesosok makhluk bermata satu yang sedang mencari sesuatu.
SYUUUNG!
Dia segera melompat tepat saat sebuah pedang terbang ke arahnya dan menancap di lantai.
Tidak jauh dari situ...
"Seenak apa ya daging Cyclops?" Zen menggertakkan tangan sambil menjilat bibir. "The hunt begin."
Alhasil, terjadilah kejar-kejaran di antara kedua makhluk itu di seluruh penjuru markas.
SYUUUNG!
Tiba-tiba Zen kepeleset kulit pisang yang entah muncul dari mana, dan sialnya...
GUBRAK!
Dia mendarat tepat di atas wajah Minotaur yang segera terbangun dari tidurnya dan langsung emosi, kemudian dia segera menangkap Zen dan melemparnya ke pohon terdekat.
Poor you Zen...
Pesan Moral untuk Hari Ini: Jangan pernah membangunkan banteng yang tertidur, pokoknya jangan pernah!
Back to Cyclops...
"Apa kau melihat jam pasir besar di sekitar sini?" tanya Cyclops pada Elwa.
"Maaf, aku bahkan baru pertama kali melihatmu di sini..." balas Elwa datar.
"Baiklah..." Cyclops langsung pergi.
Di dalam markas, beberapa orang sedang mengejar benda itu.
"Untuk ukuran benda terbang, dia cepat juga ya!" (Tartagus)
"Nggak usah komen, kejar aja terus!" (Vience)
Mereka terus mengejar benda itu, sampai...
"Awas Cyclops!"
Mereka segera berhenti dan jatuh berjamaah tepat di depan Cyclops. Benda tadi pun mendarat di atas kerumunan malang itu.
"Akhirnya ketemu juga!" Cyclops mengambil benda itu dan membawanya di atas punggung. "Terima kasih ya!"
Cyclops pun pergi meninggalkan kerumunan malang itu tanpa berniat menolong mereka.
Meanwhile...
"Sekarang aku sudah membuat keputusan!"
"Baiklah, aku mendengarkan!" Akai duduk di lantai sambil melipat tangan.
Mathias sendiri hanya diam dan duduk di sebelah Akai.
"Jadi..." Girl-chan menelan ludah. "Aku memutuskan untuk memilih..."
Dia mendekati Mathias dan mencium pipinya.
"Sekarang kalian sudah puas?"
Akai hanya tersenyum. "Tidak apa-apa, aku menerimanya! Lagipula, kita masih bisa menjadi teman!"
Mathias ikut tersenyum. "Baiklah, kita berteman!"
Girl-chan tersenyum puas. 'Aku senang mereka menjadi akrab...'
Keesokan harinya...
"Jadi dia memilih si jabrik?" tanya Minotaur.
Akai mengangguk. "Ya, tapi itu tidak masalah bagiku! Setidaknya, aku senang bisa menyukai seorang manusia, apalagi gadis manis seperti anak itu!"
Minotaur tersenyum puas mendengar perkataan Akai. "Kau cukup bijak untuk ukuran seekor panda."
"Memangnya kau sendiri apa?" tanya Akai iseng.
"Aku ini setengah manusia setengah banteng!" sembur Minotaur sebal sambil berbaring di rumput dan berniat istirahat. "Ah, sudahlah! Aku mau tidur!"
Akai terkekeh kecil, kemudian dia berniat pergi ketika melihat ada seseorang yang ingin mendarat tepat di atas Minotaur.
"Awas!"
Akai langsung melompat dan menubruk orang itu sampai mereka berdua menabrak pohon terdekat.
"Teiron! Akai! Kalian baik-baik saja?" tanya Thundy yang menghampiri mereka sambil menaiki Greif.
"Ya, aku baik-baik saja! Tapi anak ini pingsan!" Akai segera menjauhi Teiron yang pingsan karena kepentok pohon plus kegencet si panda. "Memangnya tadi dia mau ngapain? Dia hampir mendarat di atas Minotaur yang tertidur! Kalian kan tau sendiri dia tak suka diganggu saat tidur!"
Thundy turun dari atas Greif dan menghampiri Akai. "Leap of Faith."
Akai langsung bengong. "Hah?"
"Tadi Teiron kepelatuk sama omongan Clint dan Zilong kalau dia nggak bakalan bisa mendarat dengan selamat setelah melompat dari atap markas, jadi dia membuktikannya sendiri. Sayangnya dia nggak liat arah lompatnya dan mungkin dia akan berakhir menjadi samsak tinju Minotaur jika saja kau tidak menubruknya tadi." jelas Thundy panjang lebar.
Special Bonus: New Girl Member
"Lu demen banget dah main Brawl, Ra!" celetuk Reha yang mengunjungi Girl-chan untuk mabar ML seperti biasanya.
"Abisnya, asik aja sih nyoba hero lain..." balas Girl-chan watados. "Lagian, lu kan tau sendiri tab gue nggak kuat buat main 'Classic', 'Ranked', dan 'vs AI'."
Reha melihat permainan gadis itu sesaat dan mengangkat alis. "Yakin bisa pake Estes?"
Girl-chan malah nyengir. "Coba-coba aja sih... Gue pernah MVP pake Estes lho!"
Reha hanya geleng-geleng kepala. "Serah lu aja, Ra..."
"Permisi."
Mereka berdua menengok ketika mendapati seorang gadis berambut coklat yang membawa tombak dan cakram.
"Apa ini markas Garuchan?"
"Ya, ada apa?" tanya Girl-chan.
"Boleh aku masuk squad ini?"
"Oh, tentu!"
"Ya udah Ra, mending lu kenalin dia ke anggota lu dulu gih!" Reha mengambil tab Girl-chan. "Sini gue mainin, kebetulan gue lagi nganggur soalnya, entar kalau udah selesai gue balikin!"
"Iye iye!" Girl-chan berdiri dan menuntun sang tamu masuk ke dalam.
Di suatu tempat, ada seorang pria yang memperhatikan situasi di markas melalui sebuah bola kristal.
Kemudian...
"Namaku Ilia Fladramia, salam kenal!"
Semua orang hanya mengangguk saja.
Well, tidak semua yang hadir sih...
Ketika Rendy dan Salem baru memasuki perpus, tiba-tiba Ilia berlari ke arah mereka dan memeluk Rendy.
"Hendry! Lama nggak ketemu! Aku kangen!"
"Ehmm... Dia itu Re-"
"Sssstt!" Rendy menyuruh Salem untuk diam. "Yah... Begitulah, Ilia..."
Sementara di pojokan...
"Kenapa dia mengira Rendy itu kau?" tanya Ashley.
Hendry hanya menghela nafas. "Sebenarnya..."
To Be Continue, bukan Tyrano Bait Crane (?)...
Ilia Fladramia (Nacha): Gadis misterius yang sepertinya mempunyai hubungan masa lalu dengan Rendy dan Hendry.
Oke, mungkin ini agak lama karena tiga alasan: susah mengeluarkan ide jadi tulisan, terlalu sibuk main ML, dan juga bikin banyak GD dan kembali mencoba digiart karena laptop-ku udah bisa di-charger lagi... -w-a
Review! :D
