Happy Reading! :D
Chapter 131: LunaRandoMatter
"Hoaaaaam..." Akhirnya ada yang terbangun dari tidur jeleknya.
Kenapa disebut 'tidur jelek'? Karena dia telah membuat danau terbesar pertama dari belakang (?) di dunia yang berada di kamarnya.
"Halo, Sal!" sapa Edgar yang dari tadi berada di sebelah Salem sambil membawa veggie snack kesukaannya.
Dengan mata yang seperti dikasih lem tikus (?), Salem dengan sangat berat membuka matanya. Tapi jangan meremehkan hidungnya, dia bisa mengendus aroma yang dikenalinya dan menintikkan air liur yang membendung di mulutnya dari tadi. (Jorok lu!)
"Tumben-tumbenan lu bikinin veggie snack, biasanya nggak!" Salem mulai curiga dengan tingkah laku Edgar.
"I-itu karena- Awas ada brokoli terbang!" Edgar mengalihkan pembicaraan dan Salem malah mempercayainya begitu saja.
"Mana? Mana?" tanya Salem celingukan dan sukses membuat Edgar sweatdrop.
Kemudian Edgar menghabiskan semua veggie snack dalam waktu 0,00000001 detik/abad (?).
Tu-tunggu dulu, 'menghabiskan semua veggie snack'?
"EDGAR! KENAPA LU HABISIN VEGGIE SNACK-NYA?!" teriak Salem sambil mengambil bantal terdekat dan melemparkannya ke arah Edgar.
Edgar berhasil menghindarinya dan pergi begitu saja.
Kenapa pagi ini dimulai dengan sikap aneh Edgar? Sungguh mencurigakan!
Ah, lupakan intro itu! Yuk ke inti Chapter!
~Udang~
"Ron, bibimu masak apa buat makan siang nanti?" tanya Alpha suatu hari.
"Udang goreng..." jawab Teiron datar.
"Yaaaah, udang! Ogah banget deh!" keluh Alpha.
"Sama..." balas Teiron lesu.
Tiba-tiba muncullah bohlam di atas kepala Alpha. "Ron, aku punya ide!"
Teiron menengok dengan tampang antusias. "Apaan tuh?"
Alpha membisikkan sesuatu kepada Teiron dan perlahan mereka berdua mulai mengeluarkan sebuah seringai.
Di dapur...
"Udah aman?" tanya Alpha.
Teiron mengangguk dan kedua anak itu memasuki dapur. Keduanya segera menghampiri meja dengan banyak piring di atasnya.
"Oke, mari kita mulai~"
Beberapa menit kemudian...
"Errrrr..." Ikyo terlihat bingung dengan jatah makan siangnya. "Apa hanya perasaanku, atau udang di piringku lebih banyak ya?"
Semua orang langsung melirik makanan si rubah dan terbelalak kaget.
Pasalnya, piring Ikyo terlihat dipenuhi dengan udang.
"Dan kemana Teiron dan Alpha? Mereka tidak kelihatan dari tadi." tanya Bibi Rilen yang sejak tadi tidak melihat kedua anak itu.
Ikyo langsung menyadari sesuatu. 'Apa jangan-jangan mereka... Kalau memang itu benar, aku akan menghajar mereka setelah ini!'
~Keakuran~
Alpha dan Teiron selalu saja bertengkar, baik secara verbal maupun secara fisik. Mulai dari yang ringan (perang lempar bola kertas di perpustakaan) sampai yang paling parah (adu tinju di halaman belakang).
Semua anggota Garuchan mewanti-wanti Ikyo agar jangan sampai meninggalkan mereka berdua sendirian, atau setidaknya harus ada seorang penengah di antara mereka (bukan untuk melerai, tapi untuk memanggil ambulans).
Tapi ada kalanya Ikyo juga punya kesibukan sendiri dan tidak bisa selamanya menjadi babysitter untuk kedua kawannya, dia juga punya kehidupan.
"Kalian bisa nggak sih akur sehari saja?" protes Ikyo suatu hari. "Masa di antara sekian banyak hal kalian nggak ada yang akur?"
"Oh, kami juga bisa akur kok!" balas Teiron kalem.
Alpha mengangguk. "Misalnya..."
KRETEK KRETEK KRETEK!
"Bersatu padu untuk menghajar Edgar! Katanya dia ingin memotong ekormu lho!"
Edgar yang sedang berada di dekat mereka langsung balik badan dan segera kabur demi keselamatan nyawanya.
~Arta and Plants~
Tahukah kalian kalau Tartagus itu ahli tanaman?
Sebenarnya, hal itu bukan hanya karena ibu angkatnya yang mempunyai toko tanaman, tapi juga karena dia memiliki keahlian tersembunyi yang bisa membuatnya memahami tanaman, bahkan membuat mereka mau melakukan apapun untuknya.
Contohnya begini:
"Hey Ren!" sapa Alexia yang menghampiri Daren di kebun telurnya.
"Oh, lu Lex! Bantuin gue dong! Biasa, panen mingguan." Daren memberikan sebuah keranjang pada Alexia.
"Oke..." Alexia mengambil keranjang itu dan pergi.
Tapi ketika Alexia akan mulai memanen, dia terdiam sesaat setelah melihat...
"Apa hanya aku, atau emang dia..." Alexia menunjuk ke arah...
Tartagus yang entah sejak kapan ikut memanen, dan ternyata pohon-pohon di sekitarnya memasukkan telur-telur mereka ke dalam keranjangnya seolah memberikannya secara sukarela.
"Oh, itu?" Daren tersenyum miris. "Aku juga tidak tau bagaimana dia bisa melakukannya, tapi karena kurasa dia cukup berguna, jadi kumanfaatkan saja untuk membantuku memanen."
"Heee..." Alexia hanya bisa sweatdrop.
Jadi jangan heran jika melihatnya akrab dengan tanaman di kebun, apalagi seperti yang satu ini:
"Hey, bungamu bagus! Pertahankan ya!"
"Wah, punyamu tidak buruk kok! Hanya butuh lebih banyak pupuk!"
"Heee... Kau terlihat layu, apa kau lupa disirami? Tunggu sebentar ya!"
Yah, bisa dilihat kalau Tartagus sedang berbicara dengan para bunga ketika ditugaskan mengurus kebun.
"Aku tidak mengerti bagaimana caranya dia bisa berkomunikasi dengan tanaman..." gumam Salem skeptis.
"Aku juga tidak paham..." timpal Saphire dengan senyum miris.
Bahkan dia bisa saja memunculkan tanaman tertentu jika merasa terganggu.
Saat itu Tartagus sedang tidur-tiduran di bawah pohon ketika Alisa dan Monika tengah ribut tentang sesuatu di dekat tempatnya, dan karena kesal...
"Hah? Apa yang terjadi pada mereka?" tanya Raimundo bingung begitu mendapati...
Monika menempel di pohon dan Alisa menempel di tanah, dan keduanya sama-sama terikat sulur yang entah muncul dari mana.
"Aku tidak tau, tapi sepertinya itu karena ulah si Saos Tartar deh..." gumam Vience datar.
Sepertinya Arta memiliki kekuatan sihir yang bahkan dia sendiri tidak tau.
~Another Pun Jokes~
"Hey, kita sudah sepakat untuk melarangnya ikut stand up comedy!" protes Alexia ketika mendapati Garcia kembali menjadi pelawak hari ini.
"Maaf Lex, tapi dia nggak mau dilarang." balas Maurice. "Lagipula, kau bisa menyiapkan penyumbat telinga jika tawa Tumma meledak nanti."
"Oh bagus!"
"Baiklah, Garcian akan mulai." ujar Garcia.
"Ini dia..." gumam sebagian orang yang segera memasang penyumbat telinga.
"Pertama, Garcian yakin kalau orangtua Salem makan Ikan Salem di kota Salemba saat dia masih dalam kandungan."
"Pfffft..." Tumma mulai menahan tawa.
"Hah?" Salem langsung skeptis mendengarnya.
"Kenapa Akai(n) tidak tau nama-nama pahlawan dari Mahabharata? Padahal dia Pandawa Lima."
"Pandawa... Apa?" Akai mengerutkan kening.
"Jika Gumi(n) bersatu dengan Miho(n), maka hasilnya adalah Gumiho(n)."
Kali ini giliran Ikyo yang skeptis mendengarnya, sementara Adelia (yang sengaja kembali ke markas karena ingin mendengar lelucon dari Garcia) malah tertawa geli.
"Ada berbagai macam kata dengan nama 'Len' di dalamnya. Misalnya 'taLENan', 'LENgket', 'LENgkap', 'LENsa', 'LENtera', dan masih banyak lagi."
"Be-benar juga! Nyahahahahahaha!"
The Green Boy's Laugh strike again!
"Persamaan antara Donnatello(n) dengan Donnabella(n) adalah mereka sama-sama primaDonna."
"Hey, Donnatello itu nama seniman atau nama kura-kura?" tanya Hendry bingung.
Rendy angkat bahu. "Tergantung dari mana kau mengetahuinya..."
"Kalian tau, Tuan Minotaur berzodiak Taurus karena dia adalah MinoTaurus."
"Ahahahahahahaha! MinoTaurus! Ahahahahahahaha!"
"Kira-kira dia marah nggak ya soal itu?" tanya Nana was-was.
"Bola yang pernah menjajah negara lain adalah Bolanda."
"Memangnya Bolanda itu nama negara ya?" tanya Chilla penasaran.
"Ya, tapi itu pelesetan dari Belanda..." jelas Primarin singkat.
"Hylos adalah orang yang menjual susu dengan nama yang sama."
"Penjual susu?" Diggie dan Cyclops saling berpandangan.
"Bukannya yang benar itu 'H1L0' (merek disensor demi keamanan) ya?" tanya Jean memastikan.
"Sepertinya..." balas Edward.
"Bunga yang juga merupakan nama sungai adalah Bungawan Solo."
"Bungawan, Bengawan, Bungawan, Bengawan..." Rina memiringkan kepala. "Memang terdengar mirip sih..."
"Garcian ingin bertanya, kenapa Giro(n) tidak suka dengan matematika? Apa karena namanya diambil dari kata 'Giro Bilyet'?"
"Itu... Hampir benar, Garcia-pyon..." jawab Giro dengan senyum miris.
"Apa yang dikatakan orang China yang sedang belajar berbahasa Inggris ketika ingin berterima kasih dalam kekecewaan? Anxie-xiety."
"Aku tau tidak ada orang China di sini, tapi aku yakin pasti ada yang tersinggung di luar sana..." gumam Mira merasa tidak nyaman.
"Apa yang dikatakan alien berbentuk berang-berang ketika ditanya oleh manusia? 'I'm anotter creature from otter space'."
"Lucu sekali, Garcia! Lucu sekali!" ujar Alexia sinis.
"Sekian dari Garcian. Terima kasih."
Mereka semua langsung tepuk tangan.
~Pie~
Suatu hari, ketika sedang kehabisan makanan di rumah dan kedua kakaknya sedang bulan madu, Emy hanya membuat sebuah kue pie.
"Jadi aku membuatnya dengan bahan yang tersisa dan kurasa ada banyak kesalahan di dalamnya." jelas Emy.
"Biar kucoba!" Yubi mencicipi sedikit pie itu. "Hmm, rasanya enak! Tidak ada yang salah tuh!"
"Aku tidak bilang kalau rasanya tidak enak." balas Emy.
"Ini pie apa?" tanya Lisa.
"Krim." jawab Emy singkat.
"Wah, boleh aku memakannya? Aku lapar!" pinta Yubi.
"Tentu, kau boleh memakan semuanya." balas Emy.
"Makasih! Kau juga mau, Lis?" tawar Yubi sambil mengeluarkan pisau.
"Tidak, menjauhlah dariku!" tolak Lisa sambil menjaga jarak dari Yubi.
~Rebutan~
Psyuuu!
Terlihat Lucy dan Vivi yang saling beradu light saber (entah dapat dari mana).
"Tak akan kubiarkan kau merebutnya!"
"Kau pikir aku akan mengalah?"
Dan tak taunya, ternyata mereka sedang rebutan sosis panggang dan malah perang pake sapu.
"Pokoknya buat aku semua!"
"Enak aja, aku kan juga mau!"
"Sudahlah kalian, ini masih banyak kok!" lerai Naya risih.
"Naya, apa kau lihat sapu di dapur?" tanya Paman Grayson yang baru datang.
~Short Quiz~
"Baiklah, quiz pertama dayo." Musket membuka buku 'Puzzle and Quiz'. "Siapakah aku? Aku akan terasa semakin panjang di saat orang saling mencintai."
"K0nt0l!" jawab Federico dan Mathias bersamaan.
"Woy!" seru Arie risih.
Padahal jawabannya adalah waktu.
~Kentut~
"Semuanya! Tolong perhatiannya!" seru Zen muncul tiba-tiba di antara mereka berempat.
"Ada apa Zen?" tanya Arie.
"Sssst!"
Kemudian...
BROOOOOT!
Ternyata Zen kentut!
Dziiiiiiing!
Alhasil, Zen langsung dikejar-kejar Arie.
~Summer and Grepe~
"Haaah, cuaca hari ini panas sekali!" keluh Alpha sambil memegang sebuah es krim batangan.
Tiba-tiba Teiron lewat di belakang Alpha dan memegang pantatnya.
"Huwaaaa!"
'Dia kenapa coba?' batin Alpha bingung.
Tanpa disadari, Ikyo nongol dari belakang dan meraba dadanya.
"Gaaaargh!"
"Awas kalian!" umpat Alpha sebal ketika mendapati kedua temannya malah high five.
~Maniak~
Sesuka-sukanya seseorang dengan sesuatu, mereka bisa disebut maniak jika menyukainya terlalu berlebihan.
Teiron adalah penyuka cupcake, semua orang tau itu. Tapi kecintaan Teiron dengan jenis kue yang satu ini benar-benar lebih dari sekedar maniak.
Dia sangat suka memakan lebih dari 50 cupcake sehari, SETIAP SAAT. Sarapan cupcake, makan siang cupcake, makan malam cucake, bahkan camilan di waktu senggang pun juga cupcake. Makanan lain? Itupun kalau terpaksa karena cupcake-nya disita oleh sang ketua squad.
Benar-benar maniak!
Tapi anehnya, walaupun Teiron sering makan cupcake, berat badannya tidak pernah naik. Entah karena cacingan atau apa, tapi hal itu sukses membuat iri beberapa orang yang bahkan berat badannya naik beberapa kilogram walaupun sudah diet selama lima minggu.
Tapi di sisi lain, kemaniakan Teiron terkadang bisa saja merepotkan orang-orang terdekatnya, terutama Ikyo dan Alpha.
Apalagi ketika mereka bertiga sedang jalan-jalan bersama seperti sekarang ini...
"Kalian tau, aku seperti melihat surga..." ujar si pemilik manik kehijauan yang nyaris tertutup kelopaknya di balik kacamata bulat itu.
"Tu-tunggu dulu!"
"Aku bisa mencium baunya..." Manik kehijauan itu terpejam dan menajamkan penciumannya.
"Tei, jangan!"
"Aku mencium bau cupcake dimana-mana, tidakkah kalian merasakan surga?"
Ikyo dan Alpha berusaha mati-matian memegangi Teiron yang sudah setengah gila dengan seluruh tenaga mereka ketika melewati toko kue dan mendapati deretan makanan kesukaan sang Earth Mage di sana.
To Be Continue, bukan Trumpet Bass Cello (?)...
Ahaha... Tau sendiri deh... -v-/
Bicara soal 'Hari Besar' di Chapter sebelumnya, itu untuk Chapter depan... 'v'/
Review! :D
