Balas Review! :D

StrideRyuuki: Yah, pokoknya diluar 'itu'... Percuma, dia nggak bakalan mau denger. Ini udah lanjut... -w-/

RosyMiranto18: Bukan itu, maksudku di bagian- Lupakan saja! Oh, kurasa itu tak akan berpengaruh. Teiron bisa membedakan makanan buatan seseorang dari aura-nya.

Cyclops: "Yes, Cyclops is astronomer!" *salah satu quote-nya di ML.*

Well, Chang'e di ML itu adik angkat Zilong, tapi dia baru ada di advance server (entah namanya bener atau nggak) dan belum ada di server biasa (jangan tanya kenapa). Ehmm, aku akan menjelaskannya lain kali... 'w'/ Thanks for Review.

Happy Reading! :D


Chapter 136: Triple Magic T


Well... Jangan tanya dari mana asal judul Chapter ini, oke? -w-/


Oh, sebelum ke inti Chapter, ada baiknya kita lihat kejadian di bawah ini.

"Duileh, kenapa harus ada yang repot-repot mau bikin kue pernikahan sih? Bicarain acaranya aja masih keok!" keluh Tartagus setelah mendapat pesan dari 'seseorang'.

Vience melipat tangan. "Masih untung ada yang mau buatin secara sukarela, setidaknya kau harus lebih berani menjadi calon menantu terbaik untuk Kazuma-san!"

"Iye iye..." Tartagus menghela nafas. "Aku harap bentuk kue-nya nggak yang aneh-aneh..."

"Sebaiknya kau pergi temui Kazuma-san untuk menentukan tanggalnya!" usul Vience.

"Baiklah." Tartagus berjalan pergi.

Oke, itu saja!


~Kitty Sleep~

Di suatu siang...


-Chat Mode-

Tumma: Thundy!

Tumma: Thundy! Dimana kau?

Tumma: Thundy Shocka, hentikan apapun yang kau lakukan sekarang juga!

Tumma: Thundy, jawab aku!

Thundy: Dude, aku masih di toko mencari brokoli raksasa bodohmu! Apa yang kau inginkan dariku?

Tumma: Thundy, you shit for fuck fool stop ignoring me!

Tumma: Oh, bodohnya aku! Ini dia!

Thundy: Wait, what?

Tumma: Ngomong-ngomong, ini tentang Teiron.

Thundy: Apa dia baik-baik saja?

Tumma: Lebih baik.

Tumma: Kau harus melihat ini, Thundy! Aku bahkan tidak bercanda!

Thundy: Apa yang terjadi?

Tumma: (Foto Teiron sedang tertidur di pangkuan Tumma.)

Tumma: DIA SEPERTI KUCING!

Thundy: WHAT THE FUCK?! HOW?!


Kemudian...

"Hey Tumma! Kau serius dengan apa yang kau ketik barusan?!" tanya Thundy panik sambil membawa sebatang brokoli raksasa.

"Bisakah kau menyimpannya dulu?!" Tumma menempelkan telunjuk tangan kiri di bibir tanda menyuruh Thundy untuk diam, sementara tangan kanan mengusap kepala Teiron yang ternyata memang tidur di pangkuannya. "Jika kau membuatnya sampai terganggu dan bangun, aku akan memusnahkan semua orang di ruangan ini, termasuk diriku sendiri!"


Keesokan harinya...

"Jadi, inilah yang harus kau lakukan!"

Thundy terlihat gemetar karena terlalu takut ketika mendekati Teiron yang sedang membaca buku.

"Apaan sih yang kau tunggu?!" sembur Tumma setengah berbisik dari kejauhan dan sedang memegang kamera. "Dia tepat di situ, dasar pengecut! Dasar badut! Penakut mutlak!"

"Baik!" seru Thundy tidak terima.

Kemudian tangannya mulai mengusap kepala Teiron dari belakang. Entah kenapa usapan itu membuatnya mengantuk dan akhirnya jatuh tertidur di pangkuan Thundy.

"M-Mein Gott!"

"Sudah kubilang padamu!"

(Referensi: Fancomic Persona 5, mungkin aku bisa saja kasih jika ada yang mau. 'w'a)


~Cinta~

"Ayo lakukan lagi, Paman!" pinta Flore.

Thundy menghela nafas. "Baiklah, apa boleh buat."

Kemudian dia berpose ala 'mahou shoujo' dengan memakai rok penari balet, sayap kupu-kupu mainan, dan memegang tongkat mainan.

"Dengan cinta, aku akan kalahkan yang ja- Eh?"

Ternyata bukan hanya Flore yang melihat kelakuan nistanya tadi.

"Ahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahaha!" Tumma langsung tertawa tanpa henti.

"Paman hebat!" Flore mengancungkan jempol.

"Nista banget ya Thun." ujar Teiron yang nyengir jahil sambil memegang handphone untuk merekam kenistaan barusan.

"GUE BISA JELASIN!" pekik Thundy yang udah malu tingkat dewa.


~Receh Inggris~

"Tumma, apa Bahasa Inggris dari memukul pintu secara keras-keras?" tanya Teiron.

"Apaan?" Tumma nanya balik.

"Dige-door!" celetuk Teiron watados.

Tiba-tiba pintu kamar di depan mereka langsung jebol sampai membuat sebuah lubang di tengahnya, kemudian kepala Thundy nongol dari lubang itu. "Receh banget anjir!"


~Tukar Baju~

"Selamat pagi Teiron!"

"Pagi..." balas Teiron yang mengucek mata karena masih mengantuk dan memakai piyama hijau sambil membuka pintu kamar Tumma. "Hey, apa kalian lihat pakai- anku?"

"Thundy mengambilnya!"

"Tumma! Mungkin itu ideku! Tapi, kaulah yang menggerebek lemari kita!"

Ternyata Thundy memakai baju Teiron dan Tumma memakai baju Thundy.

"Bersalah karena dituduh dan aku tidak menyesal!" Kemudian Tumma menyodorkan bajunya pada Teiron. "Ini untukmu, Teiron!"


"Bukannya aku mau protes, tapi kenapa Tumma dapat baju Thundy?" tanya Teiron setelah memakai baju Tumma.

"Karena Thundy meneleponmu dan jadi itulah rotasi." jawab Tumma watados.


~Lambat~

"Sebutkan sesuatu yang lambat." kata Paman Grayson.

"Kakek-kakek tua menyeberang jalan." (Tumma)

"Boleh."

"Kura-kura berjalan." (Thundy)

"Tak apa deh."

"Soundtrack tahu bulat!" (Teiron)

"..." Thundy dan Tumma langsung sweatdrop mendengarnya.


~Terjun Payung~

Kali ini mereka bertiga akan mencoba terjun payung.

"Persiapkan diri kalian, kalian akan terjun payung." ujar sang pemandu. "Kalian siap?"

"Siap pak!"

"Dalam hitungan ketiga kalian harus lompat. Satu... Dua... Tiga..."

Dan mereka bertiga segera melompat keluar pesawat.

"Good luck!" Begitulah pesan terakhir sang pemandu.


"Teiron, cepat siapkan alatnya!" perintah Thundy.

"Oke!" balas Teiron.

"Mana?" tanya Tumma.

"Nih!" Teiron malah mengeluarkan dua payung.

"Kok malah payung?!" tanya Thundy kaget.

"Waduh!" Tumma juga ikut kaget.

"Namanya juga terjun payung, ya pake payung lha!" jelas Teiron.

"Itu namanya doang! Terus ini gimana?!" sembur Thundy sebal.

"Tamat sudah!" timpal Tumma.

"Daripada marah-marah, mending pake aja deh!" usul Teiron sambil memberikan payungnya.

"Awas aja ya kalau nggak bisa!" ancam Thundy.

"Terpaksa deh!" Tumma hanya bisa pasrah.

Thundy dan Tumma pun membuka payung yang diberikan Teiron dan ternyata berhasil.

"Wah, bisa!" celetuk Tumma watados.

"Bedebah, emang dasar Sikampret!" umpat Thundy. "Oh iya, kemana tuh bocah?"

Ternyata Teiron malah pake payung yang diikat pada tas parasutnya.

"Kok kesel ya?" (Tumma)

"Awas aja lu di bawah!" (Thundy)


~Manis~ (Mumpung bentar lagi puasa, ya bikin ini aja deh... ^^a)

"Hey Thun, kamu tau kan kalau buka puasa itu sebaiknya dengan yang manis-manis." ujar Tumma.

"Contohnya apa, Tumma?" tanya Thundy.


"Lis, kok liatin aku terus?" tanya Teiron bingung. "Udah buka puasa, minum dulu gih!"

"Kamu nggak denger mereka ngomong apa?" Lisa menunjuk kedua orang tadi yang ternyata berada tak jauh dari mereka. "Tumma bilang buka puasa itu sebaiknya dengan yang manis-manis, jadi aku liatin kamu aja dan terbukti kamu memang manis."

"Eeeeeh?!" Teiron langsung blushing. "Li-Lisa, jangan ngomong gitu deh! Aku kan jadi bingung mau bilang apa!"


"Mein Gott..."

"Ugh..."

'Mereka berdua manis banget!' batin kedua orang tadi dengan wajah suram.


~Resep Spesial~

"Selamat lebaran!" seru Teiron dan Thundy.

"Mohon maaf lahir dan batin ya." balas Tumma yang menyiapkan makanan. "Silakan dinikmati ketupat brokoli spesialnya."

'Ketupat apa?!' batin kedua temannya shock.

Kemudian Tumma menaruh sepanci opor. "Ditambah opor brokoli tambah enak lho!"

'Opor brokoli?!' Mereka berdua berkeringat dingin.

"Ada air putih nggak?" tanya Thundy was-was.

"Nanti aja kalau udah makan." jawab Tumma watados.


~Touring~

Sekarang mereka bertiga sedang jalan-jalan dalam rangka liburan.

"Boleh aku yang mengambil fotonya?" tanya Teiron.

Thundy memberikan kameranya. "Asal kau melakukannya dengan benar."

"Hey, bagaimana kalau kita mengambil gambar di sana?" Tumma menunjuk tempat di depan mereka.


Setelah jalan-jalan sepanjang hari, mereka melihat pemandangan dari sebuah gedung tinggi.

"Whoa, sunset!"

"Keren!"

"Ayo ambil foto kita bertiga!" ajak Teiron.

"Aku tidak apa-apa dengan itu, tapi siapa yang akan memotret?" tanya Thundy.

"Ya ampun, Thundy. Karena itulah ada 'self-timer'." celetuk Tumma.

"Aku akan mengaturnya selama sepuluh detik!" Teiron mulai mengatur kameranya.

"Apa itu 'self-timer'?" tanya Thundy.

"Kau bisa mengatur waktu agar kamera memotret secara otomatis." jelas Tumma. "Kau tidak tau soal itu?"

Thundy memalingkan wajah. "Sh-Shut up! Kamera yang bisa kugunakan hanya polaroid!"

"POLAROID?!" pekik Tumma kaget.

Teiron yang sudah selesai menaruh kameranya menghampiri kedua temannya. "Aku sudah mengaturnya!"

"What?! Sudah?!"

Tumma merangkul Thundy. "Tenanglah. Ayo senyum, Polaroidman!"

"Siapa yang kau maksud 'Polaroidman'?!"

3

2

1

CEKREK!

Dan satu foto pun terambil.


Beberapa hari kemudian...

"Apa-apaan gambar hitam ini?" tanya Tumma skeptis ketika melihat hasil gambar mereka.

"Kau lupa membuka lensanya, dumbass!" bentak Thundy kesal.

"Hahaha! Maaf maaf! Bodohnya aku. Tapi lihat!" Teiron menunjukkan beberapa gambar lainnya. "Aku menyadarinya dan membuka tutup lensa setelah itu. Jadi ada beberapa gambar yang tidak hitam."

"ITU BAHKAN TIDAK TERFOKUS!"

Dan pada akhirnya, satu-satunya foto yang mereka simpan dipajang pada album foto umum di markas.

(Referensi: Fancomic Hetalia berjudul 'Fan Tour', aku pernah post di FB. 'v'/)


Bonus:

"Hey Teiron!"

"Ya Tumma?"

"Kamu penasaran nggak kayak gimana gadis yang disukai Tsuchi?"

"Iya sih..."

"Mau ikutin dia besok?"

"Entahlah..."

"Ayolah!"

"Ya sudah."

"Kuajak Thundy juga ya!"

"Emang dia mau?"

"Siapa tau aja!"

"Terserah deh."


To Be Continue, bukan Tim Buaya Cemen (?)...


Ahaha, entah kenapa aku senang dengan mereka bertiga... Lucu-lucu and gemesin gitu deh... ^^a

Chapter depan akan membahas Tsuchi dan Marinka, kuharap aku bisa mengerjakannya sebaik mungkin... 'w'a

Review! :D