Balas Review! :D

JustReha: Mungkin drama Korea yang dia tonton. *plak!*

Tumma: *berusaha nahan amarah walaupun kepelatuk.*

Daren: "Entahlah... Aku ogah jengukin ke rumah sakit..." -w-'

Makasih Review-nya.

SR (*rada kesel gara-gara ganti nama terus.*): Bukan itu kloning yang dimaksud. =w="

Emy: "Ehehe... Aku nggak akan kasih tau..."

Ini udah lanjut... -w-/

RosyMiranto18: Yah, jangan ditanya deh...

Jean: "Hah? Garamnya cuma setoples kok." 'w'a

Elwa: "Sama saja."

Thanks for Review.

Happy Reading! :D


Chapter 154: Another Time Another Absurdness


Pada suatu siang, terdengar teriakan dari luar markas yang memanggil seseorang.

"Ron! Teiron! Sukone Teiron!"

Teiron yang merasa terganggu terpaksa menyambangi sumber suara itu dengan malas.


Setelah dia keluar, ternyata ada Hibatur yang berdiri di depan markas sambil memegang megaphone di tangan kiri dan bazzoka di tangan kanan.

Untuk apa dia bawa bazzoka?

"Teiron! Kapan nikahin Lisa?" tanya Hibatur watados.

"Diem lu, Batu Nisan!" sembur Teiron sebal sambil melempar batu bata dan sukses mengenai kepala Hibatur yang tak sengaja menekan pelatuk pada bazzoka-nya.

Tapi masalahnya, peluru bazzoka itu melesat ke arah...

"Salem! Awas ada bazzoka!"

Yang bersangkutan langsung kabur secepatnya, tapi dia malah tersandung batu dan terjatuh.

DUAAAAAAAR!

Semua orang yang menonton kejadian itu hanya sweatdrop berjamaah.


Di dalam markas...

"Parah! Anak 14 tahun diperkosa 14 orang!" komentar Federico yang sedang baca koran. "Kamu harus hati-hati, Elwa! Pemerkosa tidak hanya mengincar cewek bertubuh seksi lho!"

"Uhuk!" Elwa langsung tertohok. "Perkataan menyebalkan darimu tadi aku maafkan, tapi aku juga punya kiat menghadapi pemerkosa!"

Federico mulai penasaran. "Oh ya? Apa itu?"

"Saat si pemerkosa menurunkan celana dalamnya, aku akan berkata 'Iiiih~ Cabe rawit yang imut~'."

'Aku rasa itu sudah cukup untuk membuat si pemerkosa jadi shock...' batin Federico sweatdrop. "Ngomong-ngomong, hukuman untuk para pemerkosa itu 'hanya' dikebiri pake suntik. Menurutku sih itu terlalu ringan."

Elwa berpikir sejenak. "Aku juga berpikir begitu sih... Tapi hukuman mati pun juga dinilai 'terlalu enak', karena mereka tidak menderita seperti si korban."

Federico ikut berpikir. "Seharusnya para pelaku pemerkosa itu dipotong tangannya, lalu dimasukkan ke dalam satu ruangan berisi homosex 'top' dan biarkan mereka menjalani hukuman sebagai 'bottom'."

'Sadiiiiis!' batin Elwa speechless.


Di tempat lain...

"Bahahahahahahaha!" Saphire sedang tertawa saat melihat sesuatu di handphone-nya.

"Seru banget kayaknya. Ngetawain apaan sih?" tanya Maurice yang baru lewat di sampingnya.

"Ini lho... Gue lagi ngeliat video kocak Gumi sama Kaito maksa temen-temennya nari bareng mereka pake lagu Barbie Girl, entah kenapa gue malah ngebayangin yang ngelakuin itu si Teiron sama Wiona."

"Sap, itu nggak lucu. Ketauan Alpha bisa digebukin lu." balas Maurice datar.


Sementara itu...

Mathias sedang menyiapkan handycam. "Oke, gue siap!"

"Lu mau ngapain?" tanya Thundy yang baru datang.

"Gue mau nyobain speed rap!" jawab Mathias bersemangat.

Thundy tersenyum. "Oh, yang dilakukan 'orang itu' toh (emang keren sih)!"

Kemudian Mathias mulai beraksi. "Yo yo! GueseringdipanggilKambing,tapiguenggakambilpusing,karenakebanyakantemengueemangradasinting. Ketikaeventmenyerang,guelangsungmelenggang,danakhirnyaduitmelayang. Guepunjadibuntung,tapinggakbakalmurungapalagipundung- Gah!"

"Yah, lidahnya kegigit..." komentar Thundy sweatdrop.


"Ide-nya sih bagus, tapi kurasa akan lebih menarik jika Rendy yang tampil." Thundy menunjuk ke belakang.

"Gue cuma butuh minuman soda kalengan." Rendy meminum minuman yang dibawanya, kemudian mulai beraksi. "Guesungguhcowokyangberuntungkarenameskipunguejombloguemasihpunyatemenyangudahbersamagueselamaduatahunapalagisaudaragueyangudahlamamatikembalinemeninguewalaupuncumajadirohkadangpacarsaudaragueseringngajakkencanmaunolaktapinggaktegasayangsekaliguesudahhampirkehabisannafaskalaunggakguengerapsampaituntasefekminumaninijugaudahmauhabissebentarlagiguemaupipis."

"Tuh kan?" tanya Thundy datar.

Mathias langsung mangap lebar. "Anjay... Tanpa titik dan koma..."


Di sisi lain...

"Nee, Luthias! Coba tebak! Apa persamaan mereka?" Teiron menunjukkan dua buah foto.

Foto pertama berupa seekor kucing besar dengan telinga kanan yang robek, sementara foto kedua berupa seorang pria berkacamata dengan rambut merah.

Luthias memasang pose berpikir selagi memperhatikan kedua foto itu. "Hmm... Yang kucing namanya 'The Klaus', yang satu lagi Klaus Von Reinherz."

"Hahaha..." Teiron tertawa garing. "Sekarang bayangkan jika mereka digabungkan."

Luthias mencoba membayangkan hal itu, tapi entah kenapa ekspresinya malah berubah jadi suram. "Aku tidak bisa membayangkannya..."

"Heeeh?" Teiron langsung kebingungan mendengarnya.


To Be Continue, bukan Tris Bliss Chiss (?)...


Hahaha, sepertinya ini rada garing ya... ^^a

Sebenarnya bisa saja sih bikin bagian yang mirip dengan video 'Barbie Girl feat Kaito and Gumi' atau 'Shut Up and Sleep with Me, America!', tapi rada kurang dalam deskripsi saja... .w.a

Review! :D