Balas Review! :D
SR: Aku kan lupa-lupa ingat, jadi gitu deh... -w-/
Monika: "No!" *angkat papan dengan tanda silang.*
Elesis: "Wani piro?"
Ini udah lanjut... -w-/
RosyMiranto18: Di game online tuh rata-rata banyak yang pake nama 'waifu' atau nama ngasal buat nickname mereka, jadi ya gitu deh... -w-/
Arie: *menghela nafas.* "Bagian bonus di Chapter 'Tum-Tum Four Season Story'..."
Molf: "Maaf, aku tidak lihat merek-nya." ._.
Bagian 'Manggil' sampai 'Nonton Konser' itu dari Ghosty Comic... 'w'/
Alpha: "Aku hanya ingin istirahat, oke? Lagipula, kau salah orang untuk masalah penyakit jantung itu." =w=
Flore: "Aku tidak yakin sih..." 'w'a
Sayangnya aku tidak ingin memikirkan bagian kurs itu... -w-a
Tumma: "Mereka itu main game 'Duck Hunter' (cmiiw) tapi pake controller yang dimodifikasi menjadi senjata andalan mereka. Alexia dengan revolver, Daren dengan shotgun, Musket dengan... Yah, 'musket'."
Luthias: "Itu rahasia. Lagipula aku tak perduli jika sepatuku sendiri dibuang oleh 'cewek sialan itu', aku masih punya sepatu sebanyak lima puluh kardus di Greenland."
Aku sedang malas membahas permainan kartu untuk sekarang. Soal Valir, itu akan kujelaskan lain kali...
Mathias: "Terlalu beresiko untuk sekarang..."
Tartagus: *buang isi botolnya.* "Tolong jangan, kasihan Vieny nanti."
Aku nggak minat soal bagian OC itu... .w.a Thanks for Review.
Happy Reading! :D
Chapter 164: DoVeiLining
Arie menangkap basah Tumma sedang memasak di dapur rumahnya.
"Kamu lagi masak?" tanya Arie penasaran karena dia baru sekali ini melihat pemuda itu sedang berdiri di depan kompor yang menyala.
"Nggak, gue lagi beol! Ya iyalah masak! Emangnya kenapa?!" Tumma nanya balik dengan sewot.
Arie mengernyitkan dahi mendengar jawaban pemuda itu. 'Ampun deh, anak ini frontal amat!'
"Nggak kenapa-napa sih, emangnya kamu lagi bikin apa?" tanya Arie tanpa memperdulikan kata 'beol' yang sempat keluar dari mulut Tumma barusan.
"Indomie. Emangnya kenapa? Mau?" Tumma nanya balik.
"Ya mau sih, nanti pancinya jangan ditaruh di cucian dulu ya! Aku mau pake soalnya!" balas Arie.
"Ngapain? Aku bikinin aja sekalian, nggak apa-apa kan?" tawar Tumma yang baru saja mencelupkan mie instan-nya ke dalam air mendidih.
Arie menatapnya dengan setengah tidak percaya. "Beneran nih?"
"Kalau nggak mau ya sudah." balas Tumma cuek.
"E-eh, aku mau! Tolong bikinin ya!" Arie mengambil sebungkus mie rebus favoritnya dari dalam rak makanan dan meletakkannya di atas meja dapur. "Makasih ya!"
Tumma tersenyum kecil pada sahabatnya.
Mereka pun menikmati Indomie bersama ditemani suara hujan yang saat itu sedang turun dengan derasnya.
Ini ceritaku, apa ceritamu? (Sumpah, ini berasa iklan banget!)
Pada suatu hari, Yubi, Elwa, dan Emy sedang jalan-jalan di hutan yang gelap gulita.
"Ugh... Elwa... Aku takut..." ujar Yubi sambil ngumpet di belakang Elwa.
"I-Iya! Emy, lu nggak takut?" tanya Elwa.
"Nggak tuh!" jawab Emy santai.
Tiba-tiba datanglah jin, setan, pocong, tuyul, dan sebangsanya. Yubi dan Elwa merinding, sementara Emy masih tetap tenang.
"Hmm... Konsenterasi, bukan Konsen-belacan... Hilang, hilang... HIIIIIILAAAAAAAAAAAAAANG!"
TRIIIIIIING!
Yubi dan Elwa melihat sekeliling mereka. Bukannya para hantu yang menghilang, tapi malah Emy-nya.
"EMY BAKAYARO!" teriak Elwa emosi.
"SIALAN! EMY BEGOOOOOOOOOOOOOOO!" pekik Yubi sewot.
Emy yang berada di rumahnya sambil minum teh malah ngomong "Problem?" dengan tampang 'trollface'.
Yubi dan Elwa berniat balas dendam pada Emy atas perbuatannya tersebut.
Di malam Jumat Kliwon, mereka pun menyelinap ke rumah Emy dimana yang bersangkutan sedang berada di kamar mandi.
Tiba-tiba...
"Mau tisu merah?" tanya seseorang yang memunculkan tisu merah.
"Atau tisu biru?" tanya seseorang yang lain sambil memunculkan tisu biru.
Emy langsung ketakutan setengah mati, tapi dia merasa pernah mendengar suara itu. "Gue mau tisu pelangi!"
Yubi dan Elwa yang sembunyi di belakang kamar mandi (entah bagaimana caranya) langsung pingsan. Emy malah ketawa nggak jelas.
"Konsenterasi, bukan Konsen-belacan..." Dia pun melanjutkan manteranya dengan suara pelan.
TRIIIIIIING!
"-bi? Yubi!"
Yubi terbangun karena suara Elwa. "Ap- Eh?!"
Mereka berada di ruangan sempit dengan speakers dan terdengar musik ceria yang membuat tangan mereka bergerak sendiri di atas kepala.
"Ki-kita dipaksa nari Caramelldansen?!" tanya Yubi kaget.
"EMY KAMPREEEEEEEEET!" pekik Elwa kesal.
Beberapa hari setelah kejadian itu, Thundy, Teiron, dan Emy sedang jalan-jalan keliling markas, kemudian mereka melihat Ney yang terduduk lemas di bawah pohon.
"Ney lagi badmood ya?" tanya Teiron.
"Nggak, lagi galau!" sambung Emy watados.
"Sama aja itu!" timpal Thundy sambil berjalan mendekati Ney diikuti kedua temannya.
"Ney, ada apa?" tanya Teiron.
Ney tidak menjawab sama sekali.
"Ehmm... Ah! Aku punya hadiah! Nih!" Thundy memberikan sebungkus keripik balado. "Kamu suka makan ini kan? Ambillah!"
"Hm." Ney mengambil hadiah tersebut tanpa perubahan ekspresi.
"Ah! Mau main kartu?" tanya Teiron.
"Boleh..." balas Ney dengan raut wajah yang tak berubah.
"Aha! Konsenterasi, bukan Konsen-belacan... Hadiah, Hadiah... HADIAAAAAAH!"
TRIIIING!
"Emy, apaan itu?!" tanya Teiron kaget.
"WHAT THE FUCK IS THAT?!" pekik Thundy shock.
Ternyata yang di-summon Emy sebagai hadiah adalah... TIRUAN GUNUNG BERAPI?!
"Waaah~ Makasih Kak Emy, aku pengen banget benda ini dari dulu!" ujar Ney senang.
Thundy dan Teiron langsung pingsan di tempat, sementara Emy dan Ney malah jingkrak-jingkrak kegirangan.
Girl-chan mendapat sebuah nasi kotak dari Red yang mengadakan acara syukuran atas kelahiran kedua adik kembarnya.
"Jadi Red ngasih nasi kotak nih?" tanya Hibatur.
"Iya." jawab Girl-chan. "Tapi sayangnya cuma satu..."
"Buat aku saja ya!" celetuk Akai.
"Enak aja! Gue juga mau lha!" sembur Hibatur.
"Heh, gue juga belum pernah makan nasi kotak!" timpal Zen.
"Daripada rebutan, mending kalian bertiga gambreng aja deh." usul Girl-chan datar.
Ketiga makhluk itu langsung melakukan apa yang disarankan gadis itu.
"Hompipah lu alay gambreng, Mathias Kambing jatuh dari genteng, yang sendiri dapet nasi kotak!"
Sementara itu...
GEDEBUM! DESSSS!
"Siapa nih yang ngeledek gue?!"
"Berarti Akai yang menang dong?" tanya Girl-chan begitu melihat tangan Akai yang punggung sendiri serta tangan Zen dan Hibatur yang telapak.
"Aku makan ya!" Akai menyambar nasi kotak itu dan memakannya dengan lahap.
'Kita juga mau dong!' batin ketiga orang lainnya sambil ngiler.
Tapi kebahagiaan Akai hanya sampai di situ saja, karena...
"Ugh, sakit perut!"
Sepertinya nasi kotak yang dimakannya beracun dan dia pun terpaksa harus bolak-balik ke toilet.
"Untung kita kalah gambreng ya, Zen." celetuk Hibatur.
Tapi bukan Zen namanya kalau di saat seperti itu dia nggak ngerjain orang. Dia pun mendapat satu ide dan...
"Kebakaran! Kebakaran! Kebakaran! Kebakaran!"
BLETAK!
"Kau pikir aku bisa ditipu hah?!" bentak Akai sewot setelah melempari Zen dengan tisu toilet.
"Cih, gagal."
Beberapa menit kemudian...
"Akai, Mathias mau pake kamar mandinya nih!" seru Zen dari luar toilet.
Akai yang kesal langsung menyembulkan kepalanya dari balik pintu. "Bisa diem nggak sih?! Nggak usah nipu deh, apalagi pakai bawa-bawa si Kambing KW itu!"
Tapi...
JENG JENG!
"Siapa yang lu maksud 'Kambing KW'?!" tanya sang Danish yang ternyata sudah berada di depan pintu toilet dengan aura mengerikan plus background api di belakangnya.
Akai langsung berkeringat dingin sambil menelan ludah, sementara Zen yang berada di belakang Mathias hanya merinding.
Dan akhirnya...
DUAAAAAAAAAR!
Mari berdoa agar sang panda diterima di sisi-Nya. *kabur.*
"Hey Nana!" panggil Cyclops.
"Ada apa?" tanya Nana dari kejauhan.
"Kau lihat pipa di situ?"
Nana melirik pipa paralon bekas di dekat kakinya.
"Lemparkan padaku!" seru Cyclops.
"Oke!" Nana mengambil pipa itu.
"Tidak, tidak! Kau tidak bisa menangkapnya!" seru Diggie panik.
"Ini dia!" Nana melempar pipa itu.
Pipa itu pun melayang dengan efek dramatis.
Tapi sayangnya pipa itu tidak bisa ditangkap Cyclops dan malah mengenai Diggie yang berada di belakangnya sampai membuat burung itu terjengkang.
Luthias dan Giro sedang berada di sebuah restoran. Tapi kemudian, mereka melihat sesuatu yang sangat mengejutkan, bahkan Giro sampai menjatuhkan buku menu yang dipegangnya.
"We'll take this shame to a graves..."
Ternyata ada rubah ekor sembilan, dua pria bergaya rambut sama tapi beda warna, 'Grim Reaper' pirang, dan seorang ksatria dengan inisial 'Tig(asli)' sedang tampil di panggung restoran itu. Tak taunya...
MEOW!
He he he
I'm cute cutie cute cutie cute cutie kitty cat
I'm cute cutie cute cutie kitty cat
I'm cute cutie cute cutie kitty cat
I'm cute cutie cute cutie kitty cat
Mereka melakukan tarian kucing.
"Oi Pohon, ngurusin kebun nih?" tanya Teiron dari balik pagar.
"Ini emang udah tugasku, dan berhenti memanggilku 'Pohon', Kue Mangkuk!" jawab Moku kesal.
"Ya udah sih, boleh liat-liat kan?"
"Masuk aja, tapi hati-hati."
Teiron masuk dan berkeliling kebun dipandu Moku.
Ketika dia melihat salah satu pohon di kebun, dia tak sengaja melihat sesuatu yang familiar. "Moku, ini kan..."
Moku berbalik dan melihat pohon yang dipegang Teiron. "Oh, itu Pohon Telur. Kau tau kan, di markasmu juga ada."
"Kok bisa ada di sini? Daren aja restrik banget sama pohon telurnya!" tanya Teiron bingung.
"Oh, kita bertiga maling diem-diem waktu itu dan nyoba tanam di sini eh bisa." jawab Moku watados.
Di tempat lain...
"Ada apa?" tanya Belerick (dalam wujud besar) di belakang Daren yang sedang berjongkok di depan pohon telurnya sambil melipat tangan dan mengerutkan kening.
Daren mendengus sesaat dan menaikkan sedikit syalnya. "Hanya perasaanku saja, atau ada yang mencuri salah satu tanamanku?"
Kembali ke dua EM...
"Ron, hati-hati ya. Tanahnya masih basah habis disiram, jadi agak licin." nasihat Moku yang berjalan pelan-pelan di tanah becek karena habis disiram sebelumnya.
"Iya iya..."
Sebuah kejadian tak terduga pun terjadi. Teiron salah ambil langkah dan terpeleset cukup jauh ke depan sampai menabrak Moku dan membuat keduanya jatuh dengan wajah mendarat duluan di tanah.
Pletak!
Teiron mengambil kacamatanya dan tidak ada yang rusak, tapi begitu dia melihat kacamata Moku...
"Nggak apa-apa kok..."
Tapi tiba-tiba kacamatanya terbelah menjadi dua dan jatuh ke tanah.
Webek webek...
"Waduh! Gimana nih?!" teriak Teiron panik. "Moku, lu masih-"
"Bisa kok... Hanya aja burem..."
Teiron terdiam melihat seseorang di depannya, Earth Mage bermata hijau agak tajam dan rambut mirip sepertinya berwarna coklat.
"LU SIAPA?! LU KEMANAIN MO-"
"INI GUE, KUE MANGKUK! MAKANYA GUE BILANG HATI-HATI KARENA KACAMATA GUE UDAH MULAI RUSAK!"
"BOHONG! MANA MUNGKIN!"
"NGGAK, GUE NGGAK BOHONG!"
"NGGAK PERCAYA!"
"BACOT NIH KUE MANGKOK YANG TAKUT SAMA ANJING!"
"OKE BAIWAN QYTA!"
"SAPA TAKUT!"
Dan akhirnya mereka gelut.
"Gar, kok lu nggak selesaiin quest login itu? Kan dapet kostum gratis tuh!"
"Gue nggak demen warnanya. Kalau kuning sih masih mending, tapi masalahnya itu pink."
Hibatur hanya ber-'oh' ria dengan sweatdrop besar di kepalanya, karena...
(Ironisnya) Girl-chan memakai celana panjang warna pink.
"Chilla, kamu nggak ada cantik-cantiknya deh!" celetuk Ilia sambil minum teh di ruang makan.
Chilla pun terdiam dan langsung ke kamarnya.
'Mau ngapain dia?' batin Ilia bingung.
Setelah lima belas menit menunggu, akhirnya Chilla keluar sambil mengenakan gaun untuk acara nikahan.
"Kak Ilia, Chilla sudah cantik belum?" tanya Chilla.
Ilia hanya terdiam sampai tidak bisa berkata apa-apa, kemudian Rendy dan Salem datang menghampiri mereka.
"Chilla, kamu ngapain pakai gaun? Memangnya siapa yang ngajakin kamu ke kondangan?" tanya Salem sweatdrop.
"Aaargh, piano portable (baca: Giro) kita sudah menghilang untuk yang kesekian-tian-nian kalinya! SQUAD INI PUNYA PERASAAAAAAN!" teriak Rina dengan sumbangnya.
"Betul-betul-betul! Padahal kalau ada Giro di sini, kita bisa konser pop campur klasik!" tukas Lucy.
"Dan juga dibuatkan kue. Kapan kita bisa menikmati keindahan seperti itu... Lagi?" lanjut Ashley lesu.
"Hmm... Kalau begitu, kita nyanyi saja." saran Mira sambil maju ke depan.
"PANAS-PANAS GINI NYANYI?!" pekik Rina sambil mengeluarkan tatapan keji yang sukses membuat Mira kicep.
"Ka-kalau kamu nggak mau ya su-"
Tak taunya, tiba-tiba lampu LED di ruangan itu langsung jeglek.
"EH, PAKAI JEGLEK JUGA?!" pekik Mira kaget.
Tiba-tiba menyalalah lampu stage warna merah yang mengarah pada Rina yang memakai gaun balet warna pink. (Sejak kapan dia pake baju itu?!)
"I WANT YOU! I NEED YOU! I LOVE YOU! KIMI NI AE TE! DONDON CHIKAZUKU SONO KYORI NI, MAX HIGH TENSION!" Rina langsung menari-nari dengan gaje-nya.
Mira langsung jawdrop melihat kelakuan anak itu.
"I WANT YOU, I NEED YOU, I LOVE YOU, HAATO NO OKU! KUINGIN SI GIRO KEMBALI! HEAVY ROTATION!" nyanyi Rina dengan alay-nya.
Rupanya Rina menyanyikan lagu 'Heavy Rotation', pemirsa!
Mira hanya geleng-geleng kepala melihatnya. "Ampun deh! Rina, itu berlebi-"
"HITO WA DARE MO ISSHOU NO UCHI, NAN KAI AISERU NO DAROU!"
Mira pun kembali jawdrop, bahkan Jean yang baru datang langsung pingsan di tempat.
Beberapa saat kemudian...
"SONNA TOKIMEKI O KANJI TE, HANA WA HOKOROBU NO KANA?" Rina malah semakin menggila.
"STOP! KAU MENCURI HATIKU, HATIKUUUUU... STOP! KAU MENCURI HATIIKUUU..." Mira malah mencoba menghentikan Rina dengan nyanyian gaje.
"Dia malah ikutan gila..." gumam Lucy sambil facepalm diikuti Ashley.
Jean yang baru bangun dan melihat adegan kedua gadis nista itu langsung headbang di tembok terdekat berkali-kali.
"I FEEL YOU... I TOUCH YOU..."
"STOP, KAU MENCURI HATIIKU, HATIIKUUU..."
"I HOLD YOU... YUME NO NAKA DE..."
"STOP! KAU MENCURI HATIKUU..."
Lucy dan Ashley hanya geleng-geleng kepala melihatnya.
"Apa dunia akan kiamat?" tanya Ashley pelan.
"Nggak tau, tapi gue merinding nih..." gumam Lucy bergidik ngeri.
boku wa nan no tame ni utau? parajikurorobenzen
tada imi mo rikai sezu ni utau, parajikurorobenzen
sou kotaemotome hashiridashita, parajikurorobenzen
sono saki ni tadoritsuite nanimo nai to shitta kedo
Pip!
Webek webek...
"Hapus rekaman itu!" seru Rendy emosi sambil mengejar Vience yang sudah kabur duluan.
"Wah, akhirnya jadi juga! Aku jadi nggak sabar pengen coba!" seru Saphire sambil memegang sebuah helm.
"Yap, aku juga!" balas Alpha sambil mengangguk mantap.
"Wiiih, lagi ngapain nih? Kayaknya asik banget!" tanya Edward penasaran.
"Kita mau nyoba penemuan baru nih!" jawab Saphire sambil memakai helm itu di kepalanya.
Ketika Alpha menekan tombol yang terhubung dengan helm itu, tiba-tiba Saphire langsung kesetrum helm yang dipakainya.
Setelah semenit kemudian...
"Haaah, percobaan hari ini membuatku lelah..." Saphire meminum cairan berwarna hitam di dalam sebuah botol (yang entah dapat dari mana).
"Lho, Kak Saphire! Itu kan botol kecap, kenapa diminum?" tanya Edward saat menyadari benda yang diminum Saphire.
"Astaga, aku lupa!" seru Saphire kaget sambil menjatuhkan botol itu.
"Alatnya bekerja ya!" ujar Alpha sambil angkat jempol.
"Jadi begitu kegunaannya..." gumam Edward setelah mengetahui fungsi alat tersebut.
"Ren, bagi obat nyamuk dong! Kamarku banyak nyamuk nih!" seru Alexia dari luar kamar para Andreas.
Ketika pemuda itu menyelonong masuk, dia malah mendapati Tartagus lagi telponan sama Iris.
"Sayang, kamu aja yang tutup telponnya!"
"Ah, kamu aja!"
"Kamu aja ih, entar pulsanya abis lho!"
"Ya udah, kalau aku diam berarti udah tidur ya!"
'KENAPA GUE HARUS MELIHAT INI?!' jerit Alexia dalam hati.
Yah, terkadang momen pacaran bisa bikin... Geli.
To Be Continue, bukan Troblerone Beng-Beng Cadburry (?)...
Bodoh amat, aku nggak ngurus... -w-/
Bagi yang penasaran dengan si ksatria yang ikut nari di restoran, ubah kata dalam kurung ke Bahasa Inggris dan silakan googling hasilnya. Aku nggak jamin lho ya... -w-/
Spoiler Chapter depan: Dua pasangan dan keseharian mereka (dan akan di-update bertepatan dengan ultah kedua fic GSS).
Review! :D
