Balas Review! :D
SR: Oh well...
Zen: *baru balik dari toilet.* "Kebetulan aku juga lapar sih." *ambil nasi kotaknya dan pergi.*
Tumma: *terima uangnya dengan wajah datar.* "Sama-sama."
Federico: "Wani piro?" *nyodorin tangan tanda minta bayaran.*
Ini udah lanjut... -w-/
RosyMiranto18: Aku juga belum pernah nyoba, tau bagian itu juga karena nggak sengaja liat status orang di FB... 'w'a
Thundy: "Aku tidak mau mencobanya."
Ikyo: "Aku hanya malas jika harus mengurus banyak anak." =_=
Nggak resmi juga sih, entah apa pendapat Hendry kalau dia tau itu.
Salem: "Entah, padahal biasanya dia suka gadoin lalapan..." =w= *aib kakakmu jangan diumbar oy!*
Mathias: "Aku masih tau diri untuk tidak melakukan 'itu'."
Thanks for Review.
Happy Reading! :D
Chapter 167: Hay-lloween
Ada tiga orang gila melakukan hal aneh.
When you're out in the club and you see a fly girl
Do the Creep (hah)
Do the Creep (hah)
And if you wanna make friends at the ATM
Do the Creep (hoo)
Do the Creep (hah)
When you see a country peach, laying out at the beach
Do the Creep (hah)
Do the Creep (hah)
And when a fine PYT walks in front of your tree
Do the Creep (hoo)
Do the Creep (hah)
And when the judge is a hottie and you can't control your body
Do the Creep (hah)
Dor dor dor!
Raimundo yang menonton video itu merasa risih.
"Widih, rame banget!"
Dia melirik ke sebelahnya. "Liat apaan, Vience?"
"Ini lho, pernikahan artis yang ngundang sampe ribuan orang." jelas Vience. "Itu abis berapa duit ya?"
"Itu mah ngundang semua orang namanya." komentar Raimundo. "Kalau gue nikah nanti nggak usah ngundang banyak-banyak, duitnya mah dipake buat bulan madu aja. Mending ngundang orang-orang deket daripada rame tapi nggak ada yang gue kenal."
"Pffft. Dih, tampang kayak homo sok-sok'an ngomongin nikah. Punya cewek aja nggak." ejek Vience.
Tapi kemudian...
"Ampun ampun! Maafin gue, Mundo!" jerit Vience yang diikat di tengah api unggun.
Abaikan saja, itu cuma intro.
Pada malam Halloween di depan rumah Arie...
"Ini rumah kakaknya Ney ya? Besar juga." ujar Nigou kagum.
Anak itu tidak menyadari keberadaan seseorang di belakangnya dan...
"Raaaaaawr!"
"Huwaaaah!"
Dan begitu dia berbalik, ternyata hanya Flore yang memakai kostum 'Panther' (eh?) sedang menertawakannya.
"Apa-apaan sih kamu?!" sembur Nigou pada Flore yang malah memeletkan lidah.
"Kenapa mereka memakai pakaian seperti itu?" tanya Molf yang memperhatikan kedua anak itu dari jendela.
"Aah, sepertinya kamu belum tau Halloween ya?"
Dia melirik Gluaria yang sedang menyiapkan semangkuk permen. "Halloween?"
"Sebuah hari dimana para manusia memakai kostum bermacam-macam dan saling berbagai manisan." Gluaria menaruh mangkuk permen di meja makan. "Biasanya anak-anak yang paling antusias, karena mereka bisa mendapatkan permen dengan mengatakan-"
"Trick or Treat!" Ney langsung nongol dengan kostum kaktus (?) dan membawa ember kecil.
Gluaria tertawa kecil. "Kamu semangat sekali, Ney."
"Tentu saja! Kapan lagi bisa dapat banyak permen?" celetuk Ney antusias.
Gluaria mengacak-acak rambut Ney dengan gemas, kemudian menyodorkan lima lolipop. "Nah, ini permen pertama kamu!"
Ney mengambilnya dengan wajah sumringah. "Makasih Bibi! Aku mau ketemu teman dulu ya!"
"Hati-hati di jalan."
Kemudian anak itu pergi.
Gluaria mulai teringat sesuatu. "Ah iya, kenapa kamu tidak ikut Zen dan Arie saja? Markas mereka mengadakan pesta lho. Coba kamu hampiri di luar, mungkin saja belum berangkat."
Molf hanya mengangguk dan beranjak pergi.
Kemudian dia melihat seorang anak perempuan yang (sepertinya) kesulitan berjalan.
"Aduh, susah juga ya jadi manusia. Jalan dengan dua kaki itu ribet."
"Mau kubantu?"
Anak itu sedikit kaget, tapi kembali tenang. "Oh, Tuan Molf. Aku bisa sendiri."
Dia sedikit terkejut saat anak itu tau namanya. "Kau tau dari ma-"
"Kamu kan sepupunya Tuan Arie."
"Apa kita pernah bertemu?"
Anak itu mengangguk, kemudian Molf mencoba mengingat-ingat sambil memperhatikannya dengan teliti.
Rambut coklat, cek.
Mata hijau, cek.
Kulit coklat, cek.
Telinga Scottish Fold, cek.
Sebentar...
"Bukannya kau... Marlie? Kucing Scottish Fold itu?" tanya Molf memastikan.
Dia mengangguk. "Iya."
"Bagaimana kau bisa berubah?"
Marlie mencembungkan pipi. "Ini semua karena ulah Tuan Zen yang meneteskan cairan aneh ke mangkuk minumanku, jadinya seperti ini."
Molf hanya manggut-manggut.
"Duluan ya Kak!"
"Bentar, Ney!"
"Ya?"
Arie menghela nafas. "Jadi kaktus sih boleh saja, tapi kenapa durinya pakai jarum pentul, NEY?!"
"Memangnya salah ya kalau terlalu realistis?" tanya Ney polos.
Arie hanya facepalm. "Ya sudah, mending kamu samperin mereka sana! Entar kami nyusul!"
Ney pun segera berlari menghampiri kedua temannya, kemudian Arie melirik Zen yang sibuk menyiapkan sesuatu.
"Mau sampe kapan hah?! Masa harus nunggu sampe lima abad baru kelar?!" gerutu Arie sebal.
"Iye iye!" Zen menenteng sesuatu di punggungnya. "Jalan yuk!"
"Tunggu!"
Mereka berdua menengok ke sumber suara.
"Molf, kau bawa siapa?"
"Kucingmu. Coba kau tanya pada Zen."
Webek webek...
"ZEN, LU ABIS APAIN KUCING GUE HAH?!"
"Weits, santai." Zen menenangkan saudaranya yang udah emosi. "Kemarin aku minta ramuan Emy sedikit, terus kutetesin ke minumannya, dan taraaa! Tenang saja, ini cuma seminggu kok."
'Aku tidak tau apa harus merasa lega atau malah semakin ingin memukulnya...' batin Arie rada gondok.
"Kenapa lama?" tanya Nigou pada Ney yang baru keluar.
"Maaf ya! Tadi aku dibagi lolipop. Nih!" Ney menunjukkan lolipop yang dipegangnya.
"Kakakmu mana?" tanya Flore.
Ney hanya angkat bahu. "Katanya masih belum siap. Mending duluan aja yuk!"
Sementara di markas...
"Halloween~" seru Nana yang memakai skin 'Graveyard Party' bersemangat.
"Kostummu bagus." puji Cyclops dengan skin 'Exorcist'.
"Punyamu juga kok." balas Nana.
"Kalian jangan ngobrol dulu deh, ingat tujuan awal kita." timpal Diggie dengan skin 'Pigeoneer'.
"Iya juga sih..."
Kemudian mereka bertiga segera minggat.
Saat ini Thundy sedang gondok karena kostumnya.
Dia dipaksa memakai kostum Bowser, katanya biar serasi dengan Emy yang memakai kostum Bowsette.
Belum lagi ada 'Robin Hood kedua' (karena dia memakai kostum Persona 'si detektif berinisial AG' yang kebetulan juga bernama Robin Hood) yang meledeknya.
"Cieee~ Pasangan Bowser dan Bowsette!"
"Halt die Klappe, du fällst Robin Hood!"
"Kehehe..." Tumma terkekeh kecil, kemudian dia mengalihkan pandangan pada beberapa orang yang baru datang dan melambaikan tangan. "Yo!"
Mereka balas melambaikan tangan.
"Eh? Aku baru pertama kali melihat dia." Tumma menunjuk gadis di belakang Molf.
Molf mengusap pelan kepalanya. "Ini Marlie."
"Lha kok bisa?"
"Karena Zen."
Tumma hanya sweatdrop mendengarnya.
Kemudian datanglah Ney yang ingin memeluk Tumma, tapi malah ditahan Arie.
"Kalau mau pelukan pakailah kostum yang lebih aman. Aku tidak mau menanggung resiko ada yang tertusuk duri dari kostummu."
Ney hanya mencembungkan pipi.
Di luar markas...
"Nggak pakai kostum?" tanya Akai.
Mathias menggeleng dengan senyum bahagia. "Nggak, gue lagi bersyukur soalnya."
"Bersyukur buat apa?"
"Tahun ini Edgar lagi nggak bisa dateng, jadi gue nggak perlu takut dipaksa pake kostum yang aneh-aneh kayak tahun lalu..."
"Emangnya tahun lalu kenapa?"
"Gue dipaksa pake kostum putri duyung dan diceburin ke kolam renang." Mathias merasa ngenes saat mengingat kejadian itu.
"O-oh..." Akai langsung speechless.
"Tapi kalau pengen sih, gue bisa aja pake kostum bajak laut, tapi kostumnya ada di Denmark dan gue nggak sempet ambil."
"Kalau adikmu bagaimana?"
"Greeny? Oh, kebetulan dia sedang mood hari ini, jadi dia menyamakan penampilannya denganku."
Akai hanya manggut-manggut.
"Jadi kita diundang?" tanya Vale.
"Katanya biar lebih rame." jawab Reha seadanya.
"Yo Panda!" sapa Clint pada Akai yang berada di depan gerbang bersama Mathias.
"Yo!" balas mereka berdua.
"Ngapain kalian di sini? Kok nggak pake kostum?"
"Ngobrol aja, soalnya kita lagi nggak niat ikutan pesta."
"Tarta-kun di sini nggak?" tanya Iris yang nyempil.
Mathias menunjuk kebun. "Dia lagi mahat labu di sono, samperin aja!"
Iris pun langsung tancap gas.
Ketika sampai di kebun, dia melihat orang yang dicarinya sedang mengajari Belerick memahat labu raksasa dengan menggunakan palu Grand Templar dan pedang besar. (Waduh!)
"Oh, hay Iris!" sapa Tartagus begitu menyadari keberadaan kekasihnya.
"Kamu dapat dari mana labu sebesar itu?"
"Tanam sendiri."
"Hah?"
"Ceritanya panjang."
Monika sedang mengalami masalah yang sama dengan Thundy: dipaksa memakai kostum yang tidak disukainya.
Sebenarnya dia mau pakai kostum Karina skin 'Black Pearl' yang sudah disiapkannya sejak bulan lalu, tapi sayangnya Alpha malah mengganti kostumnya dengan kostum milik Tatsuya (si protagonist Persona 2) dua hari sebelumnya. Selain itu...
"Nik, lepas saja eyepatch-nya."
Dia juga paling ogah buka eyepatch.
Alisa tau betul alasan dibalik hal itu, jadi dia memanggil Maurice untuk membujuk Monika agar melepas eyepatch-nya.
"Aku tidak mau membukanya."
"Memangnya ada yang salah dengan mata kirimu?"
"..."
"Kau menyembunyikan sesuatu?"
Skakmat!
"Jangan ada rahasia di antara kita, aku perlu tau apa yang ada dibalik eyepatch itu."
Monika menghela nafas. "Baik. Tapi hanya untuk hari ini saja, dan jangan coba-coba tertawa!"
Dia pun berbalik dan melepaskan eyepatch-nya, kemudian menghadap Maurice sambil menutup mata kirinya dengan tangan. Maurice menurunkan tangan Monika perlahan untuk memperlihatkan mata kirinya yang ternyata berwarna coklat kemerahan.
"Sebenarnya aku punya heterochrome, tapi aku tidak mau menunjukkannya."
"Hah? Kenapa? Menurutku itu indah."
"Kau tidak berca-"
"Tidak sama sekali." Maurice tersenyum lembut.
Monika hanya blushing. "Terima kasih."
"Ayo keluar." ajak Maurice.
Dan mereka berdua keluar kamar dan pergi ke tempat pesta untuk bergabung dengan yang lainnya.
Yah, sepertinya hampir semua orang menikmati pesta Halloween hari ini.
Special Bonus: Parallel or PaRara?
"Hey Garcia, coba bikin pun dari nama asli Kaichou!" celetuk Tumma suatu hari.
"WOY!" sembur Alexia sewot.
"Tentu." Garcia mulai menerawang dan (sepertinya) mendapat ide. "Jika Rara(n) berada di dunia paralel, maka namanya akan menjadi PaRara(n)."
Tumma langsung kabur sambil ngakak selagi dikejar-kejar Alexia keluar ruangan.
To Be Continue, bukan Theme Bazzoka Costume (?)...
Bagian intro berasal dari video dimana BTT nakutin-nakutin orang dengan lagu 'The Creep'. Aku nulis bagian itu sambil nonton video (yang udah di-download) itu berulang-ulang biar kocaknya dapet (walaupun gagal sih)... :v a
Bagian kostum Flore dan Ney sudah kugambar dan post di FB. Bagian Monika juga sih, tapi bedanya versi digiart.
Mathias emang pernah jadi bajak laut sebelumnya, kalau nggak salah di webcomic Hetalia Halloween 2011.
Bagian bonus itu karena teringat waktu guru IPA di SMP plesetin namaku jadi 'PaRara'. ^^a
Review! :D
