Balas Review! :D
SR: Terserah sih...
Zen: "Baru juga satu kotak..." .v.a
Ini udah lanjut... -w-/
Arguhon: KENAPA LU NGGAK BILANG DARI KEMAREN?! *banting meja.*
Luthias: "Tapi karena bonekanya karakter kartun semua ya sama aja sih..." =_=a
Makasih Review-nya.
RosyMiranto18: Apa menurutmu versi cam itu bukan bajakan?
Luthias: "Kalau yang lewat depan kamarku itu orang iseng ya pasti sudah langsung disebar ke seluruh markas..." =_=/
Teiron: "Ehm, tapi kan Luna Rose masih punya pemilik (orang dia selebricat), jadi..."
Tartagus: "Aku juga tidak mau lanjutin, soalnya Vieny bisa ngamuk dan aku terpaksa makan daun." ._.
Sebenarnya ada lagi sih yang metabolisme tubuhnya kayak Teiron, tapi kurasa kau tidak akan mau tau... 'w'a
Edgar: "Rumah pribadi sih (keluargaku punya banyak rumah soalnya), sayangnya tadi sudah dihancurkan Mathias." =_=
Mathias: *garuk-garuk kepala.* "Itu kan karena refleks, maaf..."
Edgar: "Setidaknya bayar ganti rugi."
Thanks for Review.
Happy Reading! :D
Chapter 174: NecronomiConcept (Feel familiar with this?)
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAARGH!"
BRAK! DUAK! GEDUBRAK!
"Itu si Garu kenapa ngamuk?" tanya Hibatur yang sweatdrop melihat si ketua Garuchan sedang ngobrak-abrik kamarnya sendiri.
"Si Reha add Kaichou pake akun baru tapi udah ditolak sama dia pas main hari Jumat, terus pas Kaichou ngecek chat-chat yang semalam tak sempat dia baca (karena ninggalin HP yang di-charger sementara dia pergi tidur), dia langsung ngamuk karena ini." jelas Mathias sambil menunjukkan salah satu isi chat di tab gadis itu.
Rehabilitasi: Ra, nick 'Subject 117' itu w, tadi w nge-add lu tapi belum di-acc.
Hibatur hanya ber-'oh' ria dengan tampang prihatin.
Di tempat lain...
Harith dan Tsuchi sedang main lempar tangkap di dekat rumah Adelia, tapi...
"Di situ toh kalian!"
"Nyaaaa!"
"Wah, bolanya meleset!"
Tuing!
"Maaf ya lama, tadi ada masalah di jalan." ujar Akai yang nggak nyadar ada bola menabrak perutnya dan memantul ke arah...
PRAAAAAAAAANG!
"Bola siapa ini?!"
"Kyo, bajunya pakai dulu!"
"Lho, kalian kenapa pasang wajah begitu?" tanya Akai yang bingung melihat ekspresi suram Harith dan Tsuchi.
Itu saja intro-nya.
~Attack on The Garden~
"Kebunnya bagus ya." puji Moku yang berkunjung.
"Oh, makasih. Betewe, Moku, lu pernah merasa ada yang nyolong di kebun gue nggak?" tanya Daren.
Moku langsung kaget mendengar pertanyaan tersebut. "Nggak kok."
"Aneh. Kemaren pas ngecek pohon telur, gue merasa kayak abis dicolongin orang." gumam Daren curiga. "Hey, kapan-kapan tukeran tips yuk. Kata Teiron lu merawat kebun juga."
Moku angkat bahu. "Terserah..."
Di sisi lain kebun, ada dua makhluk yang sedang ngerusuh (inisial T dan V), sampai akhirnya mereka tak sengaja menabrak peralatan kebun dan salah satu peralatan itu menyentuh tombol pemotong rumput.
NGEEEEEEEEEEEEENG!
Tiba-tiba pemotong rumput itu melaju kencang, kemudian mulai kehilangan kendali dan memotong beberapa tanaman milik Daren.
"Arta! Frère! Sini kalian!" Daren mulai mengamuk dan meninggalkan Moku sendirian.
Moku langsung tancap gas untuk memetik beberapa buah, sayur, ranting, dan daun.
Ketika dia ingin mencari yang lain, ada Mathias yang sedang mencuri juga di kebun Daren. Karena Moku tidak mau tertangkap basah, jadi dia terpaksa melakukan sesuatu.
Dua buah keresek mendarat di samping Mathias, isinya adalah sayur dan buah yang dipetik Moku.
"Duh, rezeki orang ganteng, dapet buah dan sayur gratis!"
Moku melihat posisi Daren yang tak jauh dari mereka dan menelepon handphone Mathias.
Wik wik wik wik wik wik
Mereka semua langsung kicep mendengar ringtone barusan.
"Heh Kambing, sini lu!" Daren langsung beralih mengejar Mathias.
"Ampun, Kalong-sama!" seru Mathias yang udah kabur duluan.
"Woy!"
Moku mengambil lagi plastiknya dan kabur pulang. "Tidak semudah itu, Ferguso!"
~VV absurd section~
Vivi sedang jalan-jalan di lantai dua ketika mendengar suara nyanyian.
"Aishiteru yo Vivi!"
"Hah?"
"Aishiteru yo Vivi!"
"Woy, gue udah punya pa-"
"Sayonara dake- Eh?"
Webek webek...
Dan tak tau-nya, ternyata itu hanya Trio T yang menyanyikan sebuah lagu yang kebetulan judulnya sama dengan nama gadis itu.
PLAK! BLETAK! DUAK! GUBRAK!
(Please stand by.)
"Mereka kenapa ya?" tanya Akai bingung ketika melihat ketiga orang yang sudah babak belur disertai kepala benjol.
"Oh itu? Tadi si Vivi ngamuk gara-gara mereka nyanyi lagu yang judulnya sama kayak namanya." jelas Girl-chan yang berusaha menahan tawa.
~Hendry Curious Section~
'Aku penasaran dengan benang di leher Alfred. Setiap kali aku menanyakannya pada Rendy, dia tidak mau menjawabnya dan malah memperingatkanku untuk tidak menariknya.'
"Jangan coba-coba menarik benang di lehernya, pokoknya jangan pernah!"
Hendry sedang berada ke markas Reha karena mengikuti Salem yang mampir untuk melihat keadaan Salma dan Alfa.
Sekarang dia sedang memperhatikan benang leher itu dengan serius dari belakang Alfred yang duduk di sofa.
'Aku sangat penasaran. Mungkin menariknya sekali saja tidak apa-apa kan?'
Tangan Hendry perlahan menarik benang itu dan...
PLUK!
Webek webek...
"GYAAAAAAAAAAAH!"
"Salem, kau tidak apa-apa?!"
"Woy, siapa yang narik benang di leher Alfred?!"
Kepanikan massal pun terjadi.
'Sekarang aku mengerti kenapa aku tidak boleh melakukannya. Sebaiknya aku pergi sekarang juga.' Hendry segera meninggalkan markas Reha.
Setelah itu...
"Bukannya aku sudah pernah memperingatkanmu untuk tidak melakukannya?" tanya Rendy sambil melipat tangan, rupanya dia mengetahui insiden benang leher itu dari Eris.
"Maaf, aku hanya terlalu penasaran." balas Hendry merasa bersalah.
~Smoothie and Milkshake~
"Awawawawawawawa!" Harith berlari mendatangi Thundy dengan tampang panik.
"Kamu kenapa, Harith? Heboh banget." tanya Thundy bingung.
"Ta-tadi aku melihat Tumma tertawa!" jelas Harith panik.
"Baru tau? Memangnya kamu abis ngomong apa sama dia?" tanya Thundy lagi.
"Jadi..."
-Flashback-
Saat itu dia dan Tumma sedang minum smoothie bersama Zilong dan Chang'e yang minum milkshake.
"Ngomong-ngomong soal smoothie dan milkshake, entah kenapa aku malah terbayang dua ekor kucing."
BUUUFFFFF!
Tiba-tiba Tumma menyemburkan minumannya sambil meremas gelas yang dipegangnya, kemudian menutup mulut untuk menahan tawa. Hal itu sukses membuat ketiga orang lainnya kaget.
-Flashback End-
Thundy menyadari sesuatu. "Tunggu dulu, dari mana kamu tau soal Smoothie dan Milkshake yang kucing?"
"Errr..." Harith menggaruk kepala. "Kemarin ada yang menunjukkan video Smoothie the cat di Youtube."
Thundy hanya sweatdrop. "Pantesan..."
~Robot Assistant~
"Al, lu nggak kepikiran kayak Warrend gitu?"
"Kepikiran apa sih, Sap?"
"Itu lho, si Azure sama Efarion."
"Gue nggak punya waktu buat rancang robot, lagipula kita kan sudah punya Garcia."
"Emang sih..."
"Tapi kalau pengen mah gue bisa aja bikin robot yang ukurannya kecil."
"Eh? Serius?"
"Tapi gue nggak jamin bisa jadi lho ya, tau sendiri kan kerjaan gue seabrek gini."
"Ya serah lu aja."
~Balls?~
"Guys! Ayo main futsal!" ajak Tumma.
"I got the uniforms!" sahut Tartagus.
"I got the snacks." timpal Thundy.
"I got balls!"
"Bwahahahahahaha!" Ketiga orang lainnya langsung tertawa seketika.
'Apanya yang lucu? Aku memang akan bawa bolanya.' batin Teiron bingung.
~Imajinasi~
"Edward, kamu ngapain lihat jendela mulu?" tanya Jean.
Habisnya, Edward dari tadi terus menatap jendela perpus dari pagi sampai sekarang. Semua orang pasti curiga melihat ada anak yang menatap jendela seharian.
"Aku lagi nungguin sesuatu." jawab Edward singkat.
"Iya, aku tau. Tapi apa yang kamu tunggu?"
"Sesuatu yang sangat keren!"
Para penghuni perpus yang mendengar itu langsung menengok ke arah Edward.
"Ya apaan?" tanya Jean yang sudah berada di ambang kemarahan, dan...
"Hujan kue dari langit!"
GUBRAK!
Udah bikin kepo, jawabannya nggak logis pula!
"Aduh, kau ini! Sampai kucing bisa bertelur pun juga nggak mungkin! Imajinasimu itu terlalu tinggi!" balas Luthias yang bangun dari acara jatuhnya barusan.
"Kan kayak Spongebob, kita harus menggunakan imajinasi!"
Luthias pun hanya tepuk jidat, sementara Edgar yang mendengarnya berniat membuat Edward nggak nonton Spongebob lagi.
~Pantai~
"Wooooow! Pantai!"
"Oke! Pertama-tama kita akan nyebur dulu ke laut, abis itu main bola voli, terus belah semangka." ujar Alpha.
"Cewek-cewek lama amat sih! Gue susul aja kali ya?" keluh Salem.
"Bilang aja mau ngintip!" sindir Tumma sambil terkekeh ria.
"Kami datang!"
"Oh, itu dia!"
Tap tap!
"Maaf ya lama, bagaimana menurut kalian?" tanya Ilia dengan monokini warna hitam.
Note: Di LS ada kok kostum Monokini, bentuknya kayak bikini tapi bagian depannya nyambung.
"Bagus kok! Aku suka!" seru Tumma yang mengancungkan jempol.
"Suka siapa hayo?" goda Salem sambil menyikut Tumma.
"Bajunya lha!" balas Tumma.
"Rendy, gimana menurut kamu?" tanya Ilia.
Rendy hanya tersenyum tipis. "Biasa aja."
Ilia langsung manyun. "Hmph! Ngomong 'biasa aja' sambil senyum gitu kok bikin kesel ya?"
Tap tap!
"Jadi ini pantai untuk umum ya? Chilla baru pertama ke sini." celetuk Chilla yang memakai sukumizu warna putih.
"Bajunya boleh juga sih." ujar Tumma dengan tampang berpikir.
"Itu pacar gue woy!" Salem menyikut Tumma lagi.
"Iya, maaf." balas Tumma.
"Badan kamu bagus banget, Chilla!" ujar Ilia kagum.
"Masa sih? Badan Kak Ilia juga bagus kok! Chilla dibelikan baju ini sama Ibu, jadi Chilla tidak tau harganya."
Ilia manyun lagi. "Uuuh... Bikin iri deh, Chilla udah kayak cewek dewasa."
Tap tap!
Datanglah Yubi yang memakai bikini belang biru-putih. "Sudah lama aku tidak memakai bikini ini."
"Waaah... Dia cantik..." gumam Tumma terpesona.
Salem kembali menyikut Tumma untuk ketiga kalinya. "Awas matamu!"
"Kamu juga kali!" balas Tumma.
"Cewek selanjutnya maju!" seru Yubi yang tiba-tiba nongol di antara kedua cowok itu.
"Huwaaah! Deket banget!" seru Tumma kaget.
"Lu ngapain di sini? Ini zona cowok komentator!" sembur Salem.
Tap tap!
"Umm... Ba-bagaimana menurut kalian?" tanya Wiona yang memakai tanktop hijau dan celana pendek coklat.
"Itu cocok buat kamu kok, Wiona!" seru Ilia.
'Wiona... Imut...' batin Alpha yang blushing berat, tiba-tiba ekspresinya berubah menjadi sebal karena diperhatikan dua cowok dan satu cewek di sebelahnya. 'Ini mereka kenapa sih? Rese amat!'
"Alpha menatap Wiona dengan terpesona." (Yubi)
"Alpha mendadak jadi lembek karena satu cewek." (Tumma)
"Momen langka yang harus dilihat." (Salem)
"Aku mau beli minum dulu!" Alpha langsung meninggalkan mereka.
"Lu mau kabur, Al? Hahaha." ledek Salem.
"Cie malu-malu!" goda Tumma.
'Mereka berdua udah kayak bocah aja.' batin Rendy risih.
"Nah, semuanya sudah berkumpul! Sekarang..."
"Ayo nyebur!" Yubi langsung berlari ke arah laut diikuti Ilia dan Chilla.
"Tu-tunggu, ka-kacamataku bagaimana?" tanya Wiona yang menyusul.
~Improbable Weapon User~
"Ada-ada aja deh. Masa ada orang yang nodong pake pisang beku?" tanya Alexia bingung ketika membaca sebuah berita di koran.
"Jangan salah. Pisang beku bisa jadi senjata kontak fisik. Bahkan, kalau pisang beku itu diserut, bisa dijadikan pisau dan barang bukti pun bisa dilenyapkan." jelas Clint.
"Hmm..." Alexia berpikir sejenak. "Repot amat. Tinggal lempar kotoran hewan terdekat juga beres."
'Buset...' batin Clint speechless. "Ide-mu itu 'brilian', tapi juga jorok."
~Bra dan Tangga~
"Emy, bra yang nyangkut di tangga lipat itu punyamu bukan?" tanya Thundy yang baru kembali dari gudang.
"Iya~ Mau pakai ya?"
Webek webek...
"Ma-maksudku tangganya lho!" ralat Emy malu.
"Iya, gue tau, nggak usah dibahas." balas Thundy risih.
~The Green Liquid~
"Lu minum apaan, Kai?" tanya Mathias ketika melihat Akai meminum sesuatu.
"Oh ini? Aku nemu botol berisi cairan hijau di dekat wastafel dapur, rasanya agak pahit sih." jelas Akai.
Mathias merasakan firasat buruk. "Uhmm... Kalau boleh gue kasih tau, sebenarnya-"
"WOY, INI SIAPA YANG NGAMBIL SABUN CUCI PIRING DI DEKAT WASTAFEL?!" pekik seseorang dari dapur.
Keesokan harinya...
"Si Akai kemana? Tumben nggak keliatan." tanya Zilong.
"Dia dibawa ke rumah sakit hewan gara-gara keracunan sabun cuci piring." jelas Mathias seadanya.
~Raptor Pose~
Tartagus hanya terdiam melihat Teira yang terlihat seperti menghalangi Trio T. "Kalian ngapain sih?"
"Berpose kayak meme Jurassic Park yang itu lho." jelas Tumma.
"Terus kalian yang jadi raptor-nya dan Teira yang jadi orangnya?" tanya Tartagus lagi.
"Iya!" balas mereka berempat serentak.
"..." Tartagus kembali terdiam.
~'The Size'~
"Panas..." keluh Wiona yang tidak memakai jaket (dan menampakkan kaus tanpa lengan warna hijau tua) sambil mengipasi diri dengan tangan.
"Hey, lihat Wiona. Dia imut."
"B-cup?"
"Tidak, aku rasa C-cup."
Alpha langsung menutupi tubuh Wiona dengan jaketnya karena sebal dengan percakapan barusan.
~Shooting Game~
"Gue heran deh..." gumam Alexia.
"Kenapa?" tanya Daren.
"Tadi kan gue ke tempat arcade. Terus pas gue ngecek game tembak, ternyata udah ada high score-nya, tinggi banget pula. Kalau nggak salah sampe seratus juta lebih." jelas Alexia.
"Emangnya ada orang yang bisa bikin skor setinggi itu?" tanya Daren bingung.
"Makanya itu. Terus pas gue ngecek lagi, nama pencetak high score-nya pake inisial 'TA'." lanjut Alexia. "Nah, yang jadi pertanyaan gue... Orang yang punya inisial 'TA' di squad kita kan cuma Arta, emangnya dia jago main gituan?"
Daren melipat tangan dan berpikir sejenak. "Kayaknya sih nggak."
~Jackson Walk?~
"Aku lagi belajar jalan mundur ala si MJ itu lho!" seru Vivi suatu hari.
"Masa sih? Kasih liat dong!" pinta Riri.
Vivi pun mempraktekkannya di depan Riri.
"Gile, keren banget!" seru Riri kagum.
Vivi melirik jam tangannya. "Ah, sudah jam segini! Aku balik dulu ya!"
"Ya udah, hati-hati ya." balas Riri.
Tapi tak taunya, Vivi malah naik sepeda sambil mundur plus megang topi.
"Pulangnya biasa aja woy!" sembur Riri sebal.
To Be Continue, bukan Tam Burik Cucumber (?)...
Yah, serah deh... -w-/
Review! :D
