Balas Review! :D
SR: Kau tak akan mengerti seberapa stress-nya dia... Ini udah lanjut... -w-/
RosyMiranto18: Setidaknya rumahku yang baru terlihat lebih baik karena dua lantai... .w.a
Thundy: "Aku pernah coba tapi agak lupa rasanya."
Saphire: "Sayur koooool! Sayur kooool! Makan daging 4nj1ng dengan sayur kol!"
Salem: *lempar pisau ke Saphire.* "Oh, soal foto itu... Aku masih menyimpannya. Mungkin akan kusebar ke group chat nanti."
Teiron: "Begitulah..."
Rendy: "Giro itu Gangrim, aku yang Geomje."
Giro: "Tidak keduanya..." =w=
Bisa saja, tapi nggak yakin sih... Secara lagu itu lebih pas dengan film action... 'w'a
Jean: "Aku hanya malu karena teringat saat ikut belanja dengan Kak Rina yang memperagakan sebuah lagu di depan kasir untuk menanyakan merek shampo." ._.
Maurice: "Yah, seperti itulah yang dimaksud..." 'w'a
Lucy: "Aku lupa..." ._.
Luthias: "Kalau itu terlalu rumit untuk dibahas..." =_=
Bisa dibilang, dia itu 'pacarnya' Batur. -w-/ Thanks for Review.
Happy Reading! :D
Chapter 179: PeaNutshell
"Lu ngapain, Arta?" tanya Raimundo.
"Internetan." jawab Tartagus singkat.
"Bukannya kemaren kuota lu abis ya? Itu pake wi-fi siapa?"
"Nemu aja sih, kebetulan nggak dikunci."
"Gue pake juga kali ya? Gue belum beli kuota sih, tapi takutnya yang punya marah."
"Udah pake aja, nggak apa ini."
"WOY SAOS TARTAR KAMPRET! LU YA YANG HIDUPIN HOTSPOT HP GUE?!"
'Eaaa... Untung gue belum pake.' batin Raimundo sweatdrop.
(Bagian ini kisah nyata pas sering pake hotspot di HP ortu, biasanya nggak ketauan sih kalau nggak diperiksa... :v a *laknat amat, mbak!*)
Kurasa tidak ada lagi yang harus dibahas... -w-/
~Teribble Translate?~
"Main Identity V ya?" tanya Tumma.
"Lu main juga, Tum?" Saphire nanya balik.
Tumma menghela nafas. "Cuma dua bulan, sebelum akhirnya kuhapus karena ping dan update-nya ngajak berantem. Derita HP kentang."
Saphire hanya sweatdrop. "Yang tabah ya..."
Setelah sebuah match kemudian...
"Sap, coba deh lihat pengaturan bahasa game-nya."
"Emang kenapa?"
"Yah, pengen tau aja."
Saphire membuka pengaturan game. "Lha? Ada Bahasa Indo-nya, coba aja kali ya?"
"Terserah sih, entar juga ganti lagi."
"Ya sudah."
Setelah pergantian bahasa dalam game kemudian...
"Hey, aku pengen lihat nama karakternya deh. Mungkin aja ikut ke-translate."
Saphire menyerahkan handphone-nya dan Tumma membuka daftar karakter.
"Pffft..." Tumma menahan tawa. "Apa-apaan itu? Orang Upahan (Mercenary), Si Beruntung (Lucky Guy), Pembalsem (Embalmer), Montir (Mechanic). Aku nggak kuat melihatnya!"
Saphire hanya menghela nafas panjang mendengar tawa temannya. 'Aku menyesal menuruti perkataannya, tapi aku merasa tidak tega melihat dia tertawa begitu.'
(Ini kepikiran dari postingan temen di FB... ^^a)
~Mysterious Scary People~
"Hendry kemana sih? Sebentar lagi mau jalan juga!" keluh Rendy yang sedang menunggu di koridor lantai dua dan melihat seseorang berambut putih di depannya. "Hah? Kyo? Kau sedang apa? Kau baru saja terpeleset atau semacamnya?"
Orang itu menengok dengan bola mata hitam disertai kumpulan garis retakan di wajahnya. "Hay, paiyuea."
Rendy langsung menjerit dan pingsan seketika.
(Easter Egg: Orang itu jelas bukan Ikyo, karena yang bersangkutan masih di Avelon Mansion. Terus siapa dong?)
Sekarang Rendy sedang terbaring di sofa dengan kepala di atas pangkuan Hendry sambil mengoceh tidak jelas.
"Sepertinya aku harus membiarkannya istirahat." ujar Hendry khawatir sambil mengusap kepala saudaranya. "Kami tidak bisa ikut denganmu, maaf ya."
"Nggak apa-apa kok! Biarkan dia istirahat!" balas Teiron.
(Inspirasi dari video MMD Identity V buatan 'Yaoi Fan-Tasy Ruby', aku ketawa dengan reaksi Wu Chang yang Black setelah melihat tampang 'hancur' Joseph. :v a)
~Shopping with Arie~
Arie sedang mendorong troli sambil melihat-lihat barang di rak supermarket.
"Tidak!" ujar Arie saat Zen membawa sebungkus snack.
Zen pun pergi dengan wajah sebal meninggalkan Arie yang mengambil sesuatu di salah satu rak.
Beberapa menit kemudian, Zen kembali bersama Ney yang ternyata juga membawa snack. Arie pun langsung kesal melihatnya.
~Cooking with Molf~
Molf mencoba mengira-ngira apa yang akan dilakukannya pada sebuah lobak sambil memegang pisau.
KRAK!
Dia memotong lobak itu beserta talenannya dan juga meretakkan konter dapur.
"Tunggu di luar saja, oke?" Femuto mendorong Molf keluar dari dapur dan di belakang mereka terdapat Gluaria yang bergegas memasak.
Femuto pun kembali ke dapur. "Maaf, Sayang! Ayo masak bersama!"
Molf terpaksa hanya menunggu sampai mereka berdua selesai memasak.
~Dead Smile~
"Hey Rice. Aku memikirkan cara untuk terlihat tidak terlalu 'stoic', jadi aku mencoba untuk tersenyum. Bagaimana menurutmu?" tanya Alisa.
"Oh? Mari kita li- Ya ampun." Maurice langsung terdiam melihat senyum Alisa.
"Tu-tunggu dulu! Biarkan aku mencobanya lagi!"
"Umm... Bagaimana aku mengatakannya baik-baik ya..." gumam Maurice cemas.
"Hey kalian, bersenang-senang tanpa- ku?" Monika yang baru datang ikut terdiam melihat tampang sepupunya. "Apa-apaan itu?! Senyuman?! Kau malah terlihat seperti sedang sembelit!"
"Di-diam! Kau mau senyuman?! Aku akan memberikannya!" balas Alisa tidak terima.
Alpha pun ikutan nongol. "Hay guys! Apa yang kulewat- AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAH!"
'Nailed it.'
Alpha langsung pingsan seketika dan ahoge-nya terlihat membentuk bunga.
"Sial..." gumam Alisa merasa tidak nyaman.
Sementara Maurice dan Monika malah memasang pose berdoa.
(Ini berasal dari komik Scruffyturtle dimana Iwai mencoba tersenyum tapi malah terlihat mengerikan... :v a)
~Ambigu Moment (lagi)~
"Federic... Hah hah... Kita harus berhenti..."
"Hah hah... Kita sudah sejauh ini... Kenapa harus berhenti?"
"Ngh... A-aku tidak bisa menahannya lagi..." Lucy menutup mulut dengan wajah memerah.
"Hah hah..." Federico menghela nafas. "Kelihatannya... Aku yang akan mengakhiri ini."
Lucy terbelalak.
"TUNGGU! FEDERIC!"
"Aku bilang tunggu, bodoh!"
"Tunggu apa?! Aku tidak akan menye- Uhuk uhuk!"
"Baik, aku juga tidak akan!" Lucy berusaha menahan tangan Federico yang memegang sumpit. "Jadi jangan memakannya sendirian! Kau bisa sakit!"
Rupanya mereka berdua sedang makan mie pedas.
~Tebakan~
"Marin, aku punya tebakan, mau coba nggak?" tanya Yubi.
"Boleh." jawab Primarin.
"Siapa satu orang yang kalau dipanggil orang Jepang malah jadi banyak?"
"Hmm... Nyerah deh. Emang siapa?" tanya Primarin yang punya firasat buruk. 'Jangan-jangan pengen nge-pun nih anak.'
"Ratu-san." balas Yubi tanpa dosa.
'Tuh kan.' batin Primarin sweatdrop.
~Bread(st)?~
"Jadi Arta, sebenarnya apa yang kau sukai dari Seon?" tanya Kim sebagai pewawancara sekaligus kameramen yang merekam livestreaming Iris.
"Err..." Tartagus menggaruk pipi dengan canggung. "Apa ya? 'Roti melon' di tubuhnya?"
Daren sedang menanam bibit pohon ditemani Belerick, dan di belakang mereka terdapat Tartagus yang dikejar-kejar harimau putih.
Note: Arta itu paling nggak bisa nyebut hal-hal vulgar secara langsung, jadi dia menyensor kata yang dimaksud dengan benda yang bentuknya mirip. (Tapi nggak harus pake roti melon juga kali!)
~Cursing~
"Fuck!" umpat Edgar saat kalah main game.
Salem langsung kaget mendengarnya, dia pun segera menutup telinga Chilla dan membawanya keluar ruangan.
"Fuck." Rupanya Chilla mengikuti ucapan barusan.
Salem kembali kaget, kemudian dia segera menghampiri Edgar dan berniat menghajarnya.
Note: Sebenarnya ada dua versi komik yang kutemukan dari ide ini, versi Persona 5 dan versi 'Kobayashi Maid Dragon (cmiiw)'.
~Giro's Music Class~
"Baiklah, aku ingin lihat apa alat musik yang kalian bawa." ujar Giro suatu hari.
"Saya bawa Otamaton."
"Aku bawa Kazoo."
"Ayam karet."
Bunyi-bunyian aneh pun terdengar dari 'alat musik' yang dibawa ketiga murid itu.
Giro hanya terdiam dengan wajah suram. 'Kenapa aku harus mengajar kelas meme kayak gini?'
~Beli Beha~
"Otou-chan! Anterin ke mall, mau beli beha baru!" pinta Lucy.
"Bisa nggak sendirian aja?" tanya Alexia yang terganggu dengan kedatangan kakaknya.
"Temenin! Masa harus sendiri sih? Aku malu nanti!" rengek Lucy sambil memeluk adiknya.
"Siapa suruh beli di mall? Di toko pinggir jalan mah juga ada!" Alexia melipat tangan. "Masalahnya gini Kak, masa ada cowok di toko daleman cewek, kalau nanti ada yang mikir aneh-aneh gimana? Aku juga yang malu!"
Lucy menjentikkan jari. "Kalau itu sih bisa diatasi!"
Setelah itu...
"Ya elah..." Alexia hanya pundung di depan toko karena ternyata dia dipaksa crossdress dengan gaun dan wig.
"Otou-chan, ayo masuk!" ajak Lucy tanpa dosa.
~Husband's Rage~
Emy terlihat sibuk mencari sesuatu di seluruh ruangan.
"Nyari apaan sih?" tanya Thundy.
"Ada yang hilang, gimana nih?" balas Emy panik dengan kacamata di atas kepala.
"Apanya yang hilang?"
"Kacama-"
PLAK!
Tiba-tiba dia langsung ditampar Thundy.
~Potong Apel~
"Wiih, lagi potong apel nih!" celetuk Sandra yang melihat Elwa sedang memotong apel di taman kota. "Bijinya udah dipotong pula, minta ya!"
"Boleh." balas Elwa datar.
Sandra pun mengambil salah satu potongan, tapi...
"Kok potongannya rada mencurigakan ya?" tanya Sandra agak skeptis setelah melihat bentuk potongan yang mirip bekas gigitan.
"Potongan cara cepat." jelas Elwa singkat.
~Makan Banyak~
"Kamu mau nggak? Udah kenyang nih." Mathias mendorong pelan mangkuknya yang masih ada beberapa potong bakso ke Girl-chan.
"Boleh." balas gadis itu.
"Mathy, beli itu yuk! Enak lho!" Si ketua squad menunjuk penjual burger keliling.
"Kamu aja yang beli, aku masih kenyang." balas Mathias.
"Dari tadi makan terus." komentar Mathias saat melihat gadis itu makan lontong.
Dia hanya memeletkan lidah. "Ehehe... Lagi laper banget soalnya."
"Aku udah makan belum ya?" tanya Girl-chan bingung.
"Kamu makan segitu banyaknya masih nggak ingat udah makan atau belum?!" pekik Mathias kaget.
~Mino Chase~
"Kembali kalian, kucing-kucing nakal!"
Terlihat Minotaur yang sedang mengejar Harith, Tsuchi, dan Marinka. Jangan tanya kenapa mereka dikejar.
"Gawat! Kalau begini terus kita bisa ditangkapnya! Kamu yang jadi umpannya, Tsuchi!" usul Harith.
"Nyaaaaw?!" (Kenapa aku?!)
"Kamu ingat orang yang selalu bilang 'pergilah tanpaku' kan? Sekarang kesempatanmu menjadi orang itu!"
"Nyaw nyaw..." (Memang benar sih...)
"Tsuchi, jangan jadi pahlawan!" seru Marinka.
"Jangan lari kalian!"
Tiba-tiba muncullah Vivi yang mengendarai motor melewati Minotaur.
"Apa?"
Dia pun menghampiri ketiga 'kucing' itu.
"Maaf membuat kalian menunggu."
"Heeeh?"
"Ini pesanannya." Dia pun berjalan di depan mereka.
"Nyaw nyaw nyaw nyaw! Nyaw nyaw nyaw nyaw nyaw?!" (Kami ini sedang kejar-kejaran! Bagaimana kau bisa tau kami ada di sini?!)
"Harganya 1800 Peso."
"Nyaw nyaw nyaw!" (Ini bukan saatnya untuk itu!)
"Maaf, apa kalian punya kembalian?" tanya Vivi ketika Harith menyerahkan sejumlah uang.
"Nyaw nyaw?!" (Kau benar-benar membayarnya?!)
Marinka mengeluarkan dompet dan menunjukkan uangnya. "Harith, aku punya 100 Peso!"
"Nyaw nyaw!" (Simpan saja!)
"Kalau begitu, aku akan menyerahkan mangkuknya." Vivi pun pergi meninggalkan mereka.
"Nyaaaw?!" (Dimana?!)
Dan silakan bayangkan sendiri bagaimana kelanjutannya.
(Screen di anime Persona 4. Nggak download sih, sebenarnya ini karena nemu video berisi kumpulan momen lucu di situ... 'v'/)
~Balon Air~
"Water Cannon!"
SPLASH!
Wajah Hikari terkena lemparan balon air dari Monika.
"Ahahahaha!" Rina yang melihat itu hanya tertawa sambil menyemprotkan air dari balon miliknya, dan di depan mereka ada Flore yang juga bersiap untuk melempar balon airnya.
Ternyata ada para cewek yang sedang bermain balon air di depan rumah Alpha.
Sementara itu...
"Kenapa, Sayang?" tanya Anisa yang sedang memilah barang belanjaan.
"Tadi kayaknya kita dapat kondom gratis dari kasir deh, kemana ya?" gumam Yato bingung. 'Perasaanku nggak enak nih.'
~It's Peace Today~
Ilia yang melihat Rendy sedang berdiri tak jauh darinya langsung men-sleding pemuda itu. "Menyingkir dari jalanku, kepala perak!"
"UHUK!"
GUBRAK!
"Ahahahaha! Kau sangat menyenangkan untuk dikerjai! Ahahahaha!"
Rendy mulai kesal dan tiba-tiba menyerang Ilia dengan gelitikan. "Kugelitiki kau!"
"Aaah! Hentikan! Berhenti menggelitikiku! Ahahahahahaha!"
"Apa yang terjadi?" tanya Mira yang mendengar suara ribut dari kejauhan.
"Ayo kita lihat, dayo!" ajak Musket.
"Kalian baik-baik saja?"
"Jika itu serangan musuh, serahkan padaku...?!"
Mereka melihat Rendy dan Ilia yang kelelahan dengan posisi memeluk yang agak ambigu.
"HUWAAAA! MAAF! MAAF MENGGANGGU KALIAN!" (Mira)
"Hah?" (Ilia)
"AAAAAAAAH! ADA YANG 'NGANU'! AAAAAAAAAAH!" (Musket)
"TUNGGU! TUNGGU!" (Rendy)
~Burned Cooking~
Chilla sedang asik memasak dan tiba-tiba panci yang dipakainya terbakar seketika.
Salem dan Salma yang melihat itu langsung melakukan penyelamatan. Salma mengungsikan Chilla keluar dari dapur, sementara Salem segera memadamkan api dengan alat pemadam portabel.
(Referensi dari fancomic Persona 3 dimana Fuuka sedang memasak dan berakhir dengan kebakaran, kemudian dia ditolong oleh FemProtag dan Akihiko.)
~Pembalut atau Popok?~
Hari yang tenang di Avelon Mansion dirusak oleh sebuah teriakan.
"HUWAAAAA!"
"O-oy, Oberia! Ada apa barusan?!" tanya Yorei yang masuk kamar orang tanpa izin.
Oberia (yang badannya masih tertutup handuk) menengok dengan wajah memerah. "A-ah... A-aku malu mengatakannya, tapi..."
Yorei kebingungan. "Emangnya kenapa?"
"Tadi abis mandi mau ambil pembalut, tapi yang kuambil malah popoknya Neo." Oberia menunjukkan benda yang dimaksud dengan wajah merah padam.
Yorei hanya sweatdrop mendengarnya. "Ketauan Ikyo bisa digampar kamu..."
(Ini kisah nyata dari mamaku yang tak sengaja ambil popok keponakan karena dikira pembalut... :v a *laknat amat, mbak!*)
~Teen Mom~
Menjelang jam makan malam di rumah Arie...
"Arie, apa kau sudah memanggil dokter dan menjadwalkan janji temuku?" tanya Zen.
"Ya, sudah kulakukan. Tapi Zen, jadi kenapa kau masih ingin pergi ke dokter anak?" Arie bertanya balik.
"Karena dokter biasa tidak memberiku permen pada akhirnya, umm..."
"Aku tidak bisa terus melakukan ini! Aku bukan ibumu!" seru Arie sebal.
"Well..."
"Kau menunjukkan perilaku yang... Agak keibuan, Arie." timpal Molf.
"Ya. Maksudku orangtua-ku menghilang setelah perang dan masih tidak diketahui keberadaannya, dan kita tidak tau seperti apa orangtua Ney. Jadi kau seperti seorang ibu." jelas Zen. "Teen mom. Teen mom! Teen mom! Teen mom!"
"Aku bukan 'teen mom'!" bantah Arie.
"Teen mom! Teen mom! Teen mom!" koor Zen dan Ney.
"Tunggu, kenapa kalian bernyanyi?" tanya Arie.
"Itu nyanyian yang menarik." komentar Molf.
"Teen-"
"Satu nyanyian lagi dan tidak ada kue setelah makan malam!" potong Arie sebelum Ney menyelesaikan kalimatnya.
Referensi dari video MMD Identity V milik Kipza yang audio-nya berasal dari parody anime 'Free!' bernama '50% Off', aku baru tau asal audio itu setelah menemukan info dari video MMD milik Mikyuu-Pro (pembuat motion yang dipakai pada video Identity V yang kumaksud) berjudul 'Team Mom' (lebih terdengar seperti 'Teen Mom' di telingaku). Dan tentunya beberapa kalimat diubah untuk menyesuaikan karakter. 'v'/
~Salty~
Reha sedang bersantai di tempatnya ketika menerima sebuah chat.
GaruKaichou: Selamat berjuang buat naikin peringkat lokal hero-mu.
GaruKaichou: Di sini aku lagi salty, soalnya ML-nya sudah kuhapus gara-gara mau update jaringan ngajak ribut.
Reha hanya sweatdrop membacanya.
~Another Scary Moment~
"Kau kenapa, Haya? Kelihatannya sedang galau." tanya Fanny saat melihat Hayabusa termenung di jendela markas Reha.
Hayabusa menghela nafas. "Sebenarnya, ini tentang temannya Master Reha."
"Ooh, gadis squad sebelah itu? Memang ada apa dengannya?"
"Aku masih teringat dengan apa yang terjadi saat dia berkunjung waktu itu."
-Flashback-
Hayabusa kebingungan melihat Zilong yang sedang gelisah, dia mendekatinya dan menepuk pundak seolah bertanya 'ada apa'.
"Oh, Haya." balas Zilong. "Ini hanya tentang seorang gadis."
"Gadis?"
"Itu lho, cewek yang mimpin squad sebelah."
"Memang ada apa dengannya? Kau menyukainya?"
"Justru aku malah takut sama dia! Pokoknya jangan tanya deh!" sembur Zilong. "Sekarang tuh anak lagi ada di depan, samperin sana!"
Hayabusa segera pergi ke halaman depan sambil bertanya-tanya kenapa si 'anak naga' itu sampai takut dengan seorang gadis remaja.
"Apa kau tidak apa-apa dengan ini? Master Reha sedang tidak ada saat ini." tanya Hayabusa.
"Tenang saja, aku paham kesibukan orang kuliah kok (walaupun aku nggak pernah kuliah)." Si ketua Garuchan mengibaskan tangan. "Oh iya, Haya. Boleh aku bertanya sesuatu?"
Hayabusa mengangguk. "Tentu."
Girl-chan langsung nyengir nista. "Kau suka dengan Kagura si gadis payung itu ya?"
Hayabusa langsung kagok. "Ke-kenapa kau menanyakan itu?"
"Jika kau butuh bantuan untuk berkencan dengannya, pasukan mak comblangku bisa membantumu sampai menikah." Gadis itu memasang ekspresi yang sama seperti saat dia memberitahu Zilong alasan dia menawarkan 'Jasa Membunuh Valir' untuk Yamagi.
"Ehmm... Aku akan pikirkan itu nanti..."
-Flashback End-
"Dan sekarang aku mengerti kenapa Zilong takut padanya."
"Hahahahaha..." Fanny hanya tertawa canggung.
~Artblock~
"Gambar ah..." gumam Teiron yang sedang menyiapkan buku dan pensil.
"Tei-kun, gambar apa?" tanya Lisa.
"Aku...? Mau gambar... Gambar..."
"Tei-kun?" Lisa kebingungan melihat kepala Teiron yang berasap.
"Gambar... Gambar... Apa...?"
Di pikiran Teiron...
"KITA MAU GAMBAR APA TADI?!"
"NGGAK TAU! GAMBAR APA TADI?! GAMBAR APA?!"
"ARTBLOCK!"
"NGGAK TAU MAU GAMBAR APA!"
~Plane Noise~
"Mathias, lu tau nggak kenapa Kaichou kalau denger suara pesawat kayak takut gitu?" tanya Vience.
Mathias melipat tangan. "Dia itu suka ngeri aja dengernya."
"Kayak si Giro?"
"Kalau Giro sih karena suaranya doang, tapi Kaichou punya alasan yang lebih paranoid dari itu."
"Hah? Paranoid gimana?"
"Yah, dia sering merasa bakalan ada pesawat yang jatuh menimpa rumah setiap kali denger suara itu. Mungkin karena efek kecelakaan pesawat yang sering terjadi tahun lalu." jelas Mathias datar.
Vience hanya speechless. "Lu yakin dia nggak marah kalau aibnya diceritain?"
~Painful Memory~
"Ayah?"
"Oh, Wion. Maaf, aku tidak bisa bermain denganmu sekarang. Ada banyak hal yang harus Ayah kerjakan."
"A-aku, sangat, mencintaimu..."
Alpha yang baru ingin tidur melihat Wiona yang terisak dalam tidurnya.
"A-ayah..." Air mata terlihat mengalir dari ujung mata yang tertutup itu.
'Dia menangis lagi.' Alpha menghela nafas. 'Dia pasti sangat terluka.'
"Pain pain, go away..." Dia mencium kening gadis itu.
To Be Continue, bukan Topas Berlian Cobalt (?)...
Yah, mau gimana lagi... -w-/
Happy first anniversary for KyoAdel. Aku lagi nggak niat bikin mini fic buat mereka, jadi kurasa biarlah... 'w'/
Review! :D
