Balas Review! :D

SR: Ya ya ya... Ini udah lanjut... -w-/

RosyMiranto18: Well...

Arie: "Mereka itu kalau mau beli snack pasti ngambilnya banyak."

Thundy: *tetesin ramuan penumbuh rambut ke Alpha.* "Disuruh si bego itu."

Tumma: "Pokoknya tidak bisa kujelaskan... Baik barang maupun alasan..."

Jean: "Kak Monika sudah ada Kak Maurice."

Disengaja untuk membuat humor garing. :p

Emy: "Yah, aku curiga aja sama rambut dan dada-nya."

Ikyo: "Anakku baru satu, yang ada di foto pada paket itu anak-anak kucing di markas." =_=

Molf: *terbatuk sesaat.* "Aku ini Incubus dari lahir, dan aku menjalin hubungan dengan Zen karena insiden itu."

Salem: "Foto yang kemarin."

Thanks for Review.

Note: Kayaknya pada salah paham deh kalau yang bersin itu Monika, padahal bukan lho. :p

Happy Reading! :D


Chapter 182: Zen-kun Now! (Referensi dari lagu 'Rin-chan Now!' dan 'Len-kyun Now!')


Seperti apa keseharian si iblis tanduk patah berkepribadian 'ajaib' itu?

Inilah pendapat orang-orang terdekatnya.


(Tumma)

~Sok Keren~

Setiap kali Zen bergaya sok keren di depan semua orang, dia selalu saja berakhir disiram oleh Arie, dan tubuhnya pun basah kuyup semua.


~Ular~

Zen sering melamun jika tidak ada kegiatan, tiba-tiba saja dia melihat seekor ular tepat di depan wajahnya.

"WAAAA!"

Dia langsung berteriak dan menebas ular itu.


~Keren dan Cabe~

Zen selalu berdandan sekeren mungkin.

"Keren itu yang utama!"

Meskipun berkata begitu, kalau Arie menunjukkan cabe yang biasa dia makan sebagai camilan...

"Apa cabe bisa dianggap camilan?"

Dia pasti memikirkan itu sambil menggigit sebuah cabe.


~Pergi ke Bar~

Zen menduga kami akan pergi ke bar setelah misi, jadi dia menaikkan 'tensi'-nya tanpa berpikir.

Di sana dia mencampur minumannya dengan sesuatu dan dimarahi Arie. (Lu dibilangin batu banget!)

Pada malamnya dia membenamkan wajahnya di bantal sambil menggeliat nggak jelas. (Mampus! Kualat lu, Zen!)


(Arie)

~Membual~

Zen selalu membual pada semua orang.

"Kamar mandiku tuh ada... Umm, Jacuzzi? Bathtub? Ya, semacam itu deh!" (Songong lu!)

Dan ketika dia mengingatnya lagi.

"Rumahku tuh, paling nggak ada kerannya." (Kasihan amat... =_=")

Setelah memikirkan itu, dia hanya memiringkan kepala sambil berkata:

"Kayaknya."

Dia benar-benar termanipulasi seperti itu.


~Hadiah Natal~

Saat ditanya tentang hadiah Natal, Zen menjawab:

"Kalau aku bisa memilih satu dari semua alat-alat Doraemon, aku akan memilih kantung ajaibnya!"

Setelah dia memikirkannya lagi.

"Aku mau kantungnya Santa!"

Dan pagi harinya, Zen malah mendapat karung bekas dan dia langsung depresi saat itu juga. (Bahahahahahahahahaha! XD)


~Tidur~

Zen kelelahan setelah pulang dari misi, jadi dia duduk di sofa di sampingku. Lalu dia ketiduran di pundakku dan aku merasa hangat.

Tapi dia malah menutup mata dan menunjukkan bibirnya padaku. Awalnya aku kaget dan ragu-ragu, tapi aku berusaha menahan diri. Jadi kusentil saja dahinya.


~SMS~

Zen: Aku sudah lama menyukaimu!

Aku terkejut mendapat pesan itu.

Arie: Jangan bohong!

Begitu balasanku.

Zen: Kau sudah tau ya? Padahal cuma kau yang kukirimi ini.

Awalnya aku biasa saja, tapi kemudian dia mengirim pesan lagi.

Zen: Tapi bohong! XP

Setelah itu aku sudah tidak percaya lagi apapun.


(Yubi)

~Magical Girl~

Zen

Wow, Magical Girl.

Saat Zen membuat status itu, aku ingin membalas:

Yubi Zen + Magical Girl = MagiCool Zen

Tapi karena biasanya Tumma akan tertawa dengan itu, ya nggak jadi deh.


~Mochi~

Ney sering memanggil Zen. Tanpa memperdulikan keraguan Zen, Ney terus menariknya.

Ney mengambil sebuah jeruk dari atas meja, kemudian menaruh jeruk itu di atas kepalanya sambil naik ke pundak Zen dan berkata:

"ZeNey mochi!"

Aku merasa ingin segera melahap habis mereka berdua saat itu juga.


Special Bonus: Titanic Pose with Trolley

"Wah, bisa ketemu di sini!"

Sekarang ketiga anak itu sedang berada di supermarket karena ikut belanja bersama orangtua/kakak masing-masing.

"Oh iya, kemarin aku dan Kak Zen nonton film Titanic lho!" ujar Ney. "Adegan pasangan di ujung kapal itu bagus banget, aku jadi ingin menirunya!"

Kemudian dia melihat troli di dekat mereka. "Ah, kita pakai itu saja sebagai kapalnya!"

Nigou merasa punya firasat buruk, tapi dia tidak tau harus bagaimana menjelaskannya. "Uhmm..."

"Aku yang dorong troli-nya!" seru Flore antusias.

"Ayo, Nigou!" Ney menarik pemuda Shiba Inu itu.


"Oh, ada Teiron. Kau tau dimana Nigou?" tanya Revan.

"Hah? Aku aja lagi nyari Flore." balas Teiron bingung.

Kemudian Zen mendatangi mereka dengan tampang panik. "Kalian liat Ney nggak?"

'Kok bisa ngilang barengan begini?'

"Teiron-nii!" Teira menarik jaket kakaknya dan menunjuk sesuatu. "Yang di sana itu, mereka atau bukan?"

Ketiga orang itu menengok ke arah yang dimaksud dan melihat...

Flore mendorong troli yang dinaiki Nigou dan Ney, Nigou merentangkan tangan (sambil memasang wajah datar) di posisi depan dan Ney memegangi tangannya di belakang.

Jangan tanya seperti apa reaksi mereka yang melihatnya.


Setengah jam kemudian...

"Maaf, Papa. Mereka yang memaksaku melakukannya." (Nigou)

"Memangnya tidak boleh ya, Papa?" (Flore)

"Aku kan hanya mau meniru adegan itu saja, Kak Zen." (Ney)

Revan geleng-geleng kepala sambil megang kening, Teiron facepalm, sementara Zen hanya memalingkan wajah karena kelewat malu.

Dan mereka bertiga pun berakhir dihukum karena melakukan tindakan berbahaya.


To Be Continue, bukan Turtle Bird Camel (?)...


Ya ya, gitu aja deh... -w-/

Review! :D