Happy Reading! :D


Chapter 185: MaYoUsEnDate


Bodoh amat kalau judulnya aneh, aku udah capek... -w-/


~Replacer and Sickness~

"Haaah... Aku jadi cepat capek nih..." keluh Emy.

"Salah sendiri lagi hamil masih doyan keluyuran, kasihan kandunganmu woy!" gerutu Thundy sambil menyiapkan sesuatu. "Kalau lu tiba-tiba keguguran di tengah jalan, entar gue juga yang panik!"

Emy cengengesan. "Ehehe... Aku kan nggak mau repotin kamu."

"Justru lu malah tambah nyusahin!" sembur Thundy sebal. "Udah ah, gue mau jalan sekarang! Entar telat lagi!"

Setelah Thundy pergi, Emy berniat ingin tidur ketika mendapati...

"Aih, kostumnya nggak dibawa. Padahal aku udah siapin buat cosplay Thun-kun."

Sebenarnya Emy mau pergi ke Comifuro buat bantuin temannya jualan (sekaligus memaksa Thundy cosplay jadi Kaito). Tapi karena Thundy melarangnya pergi dalam kondisi hamil, jadi pemuda biru itu terpaksa menggantikannya.


Di tempat event...

"Ayah, aku boleh keliling kan?" tanya Nigou pada Red.

"Hati-hati ya, ini rame banget loh. Kalau tersesat langsung ke pusat informasi ya." Red memberikan Nigou sejumlah uang.

"Terima kasih ya, Ayah! Flore, Frans, Della, Ney. Yuk kita jalan-jalan!"

"Ayo!"

Tunggu dulu! Ngapain ada Flore dan Ney?

"Tuh anak berdua minta ikut. Yah, lu juga liat kan siapa yang kudu gantiin si bego itu. Zen, Arie, sama Tumma malah minta ikut." gerutu Thundy yang duduk di antara Iris dan Red.

"Ya jangan ngomel gitu lah..." hibur Red.


-Flashback-

Thundy bertemu Ney dan Flore di tengah jalan.

"Paman mau kemana?" tanya Flore.

"Jalan-jalan."

"Boleh ikut nggak?" pinta Ney.

"Tidak. Kalian main saja sana." Thundy berjalan pergi meninggalkan mereka.

Tapi dia mendapati seseorang sedang bersender pada tiang listrik di depannya.

"Ngapain lu, Tum?"

Tumma hanya tersenyum misterius. "Hanya menyapa teman."

"Lu nyebelin ah!"

"Jangan gitu dong." Tumma menghampiri temannya. "Aku cuma mau nganterin barang yang ketinggalan."

Thundy langsung punya firasat buruk mengenai barang yang dimaksud.

"Katanya mau cosplay." Tumma pun mengeluarkan...

Kostum Kaito-nya.

Thundy memang sengaja ninggalin kostum itu karena suatu alasan.

Tumma membuat kesepakatan. "Aku tak akan menyebar hasil cosplay-mu, asalkan kau biarkan kami ikut."

Thundy mengangkat alis. "Kami?"

"Mereka juga mau ikut soalnya." Tumma menunjuk belakang Thundy yang ternyata ada kedua anak kecil tadi beserta dua orang yang notabene kakaknya Ney.

Thundy pun hanya menghela nafas pasrah.

-Flashback End-


BYUUUUR!

Tiba-tiba Thundy disiram dari belakang.

"Biar kepalanya dingin." Tumma langsung kabur sambil tertawa dikejar-kejar Thundy yang emosi.


Setelah itu...

"Baju gue basah, bego! Nggak bawa ganti pula!"

"Lha? Kostum itu kan ada."

"Kostum?" tanya Red bingung.

"Si Emy pengen dia cosplay jadi Vocaloid biru itu lho."

"Ogah gue!"

Iris menepuk pundaknya. "Pakai aja lha, gue juga penasaran lho gimana jadinya lu cosplay."

"Cih..."


Thundy paling nggak suka jika dipaksa cosplay, apalagi karakter yang di-cosplay lebih tinggi darinya. Dia mudah tersinggung dengan masalah tinggi badan, apalagi jika dikomentari kayak gini:

"Eh liat deh, ada Kaito bontet."

"Pantes sih, cuma kurang tinggi aja."

"Kasihan banget yang cosplay jadi Kaito, mukanya kayak lagi stress gitu."


"Sudah cukup! Aku mau pulang!" Thundy langsung beranjak pergi dan ditahan oleh Tumma.

Beberapa orang yang mengenali mereka hanya sweatdrop melihatnya.


Sepulangnya...

"Haaah... Melelahkan sekali..." keluh Thundy (yang membawa tas berisi pakaiannya yang basah karena disiram Tumma) setelah sampai di depan rumah.

Saat masuk ke dalam, dia merasa pusing dan memegangi keningnya. "Sepertinya aku mulai sakit, pasti gara-gara semalam..."


Pada malam sebelumnya, dia menunggu Emy pulang sampai larut malam, tapi ternyata yang bersangkutan malah menginap di rumah temannya. Thundy pun langsung mengamuk setelah mengetahui itu, bahkan dia sampai keluar di saat hujan deras dan menumbangkan lima pohon di depan rumah dengan kekuatan petirnya.

Aku sudah pernah bilang kan kalau dia sangat mengerikan jika sedang mengamuk?


Kepalanya semakin pusing dan dia mulai tidak kuat menahannya, sampai akhirnya dia jatuh pingsan.


"Ara ara~ Setelah mengamuk di tengah malam pada saat hujan, kamu malah terkena demam keesokan harinya." ujar Izca sambil menaruh kompres di kening pemuda biru itu. "Sebaiknya kamu istirahat ya, kami akan menggantikanmu merawat Emy sampai kamu sembuh."

"Terima kasih..."


~Kode~

Ada pasangan sejoli di dunia lain yang saling memberi kode untuk melakukan 'sesuatu', tapi...

"Ayah dan Mama ngapain sih? Tidur bareng yuk!" ajak Alfa tanpa dosa.

"Ini pasti ulah Eris!" gerutu Salma sebal.

"Sabar, Salma." Alfred menepuk pundaknya.

"Yeay, tidur bareng~" seru Alfa senang.


"Kenapa diam, Ris?" tanya seseorang di telepon.

"Ada yang gagal netnot." jawab Eris sambil ngupil.


~Random Day at Plaza~

Di dunia Citadel, Plaza adalah sebuah tempat yang luas dan memiliki map yang berbeda-beda. Entah itu Wild West dengan pemandangan ala gurun di film koboi, Water Park dengan ombak yang muncul di waktu tertentu, Volcano dengan pemandangan ala gunung berapi sungguhan, dan masih banyak lagi.

Di sana, orang-orang bisa melakukan kegiatan santai. Entah itu memancing, mencari harta karun (istilahnya sih relic), mengobrol dengan orang lain, bahkan ngerusuh pun bisa dilakukan di sini. (Apa itu bisa dibilang santai?)


Girl-chan biasa pergi ke plaza jika sedang gabut atau kadang kalau mau janjian dengan Reha atau Hibatur.

Saat ini dia sedang jalan-jalan sendirian ketika...

"Eh, Kris."

"Apa?"

"Kata si Hiba, itu si Garu, cewek ya?"

Mendengar namanya dipanggil, dia mendekati sumber suara.

"Entah, nggak tau juga gue."

"Beneran tau." timpal gadis itu bete.

Dua orang pria yang membicarakannya pun menengok.

"Beneran." Salah satu dari mereka tertawa.

"Cewek atau cowok, gue bodoh-bodoh amat." timpal temannya.

Gadis itu tambah bete dan pergi meninggalkan mereka.


~Penyerbuan Terhadap 'Batu Nisan'~

Keesokan harinya, dia menceritakan hal itu pada Reha (yang saat ini tinggal di kos karena sedang kuliah) di telepon.

"Masih gue pantau, Ra. Belum gue rusuhin lagi tuh orang."

"Serah deh, biar gue urus sendiri."


Hibatur yang sedang jalan santai tidak menyadari kalau ada bahaya yang akan mengincarnya.


"Reaper Putih pada Pawang Naga, dia masih belum sadar."

"Kita kejutkan dia." perintah si 'Pawang Naga'.

"Laksanakan!" Sang 'Reaper Putih' mengalihkan panggilan. "Kepada tim Unicorn Emas, harap bersiap di posisi."

"Roger!"


Tiba-tiba suara 'War Horn' bergema di sekitar Hibatur, kemudian...

"SERBUUUUU!"

Ketika dia menengok, terdapat sekumpulan pasukan yang berniat menyerangnya.

Dia pun langsung kabur secepat kilat dan kejar-kejaran pun berlangsung sampai dua hari dua malam karena mereka mengelilingi kota berkali-kali. (Jangan tanya seberapa luas kotanya.)


~HumAnimal Friends~

"Aku pengen liat Greif jadi manusia deh."

Thundy langsung menyemburkan tehnya.

"Boleh ya, Thun-kun?" Emy memasang puppy eyes.

"Aku tidak akan-"

"Kurasa itu bukan ide buruk." potong Greif yang muncul entah dari mana. "Lagipula aku juga penasaran bagaimana rasanya."

Thundy hanya menghela nafas. "Baik, tapi hanya untuk satu bulan."


Keesokan harinya...

"Lho, ini Greif?"

"Mirip Thundy ya."

Yah, seisi markas sudah heboh karena kemunculan Greif dalam wujud barunya.

"Emy, aku juga mau ramuan itu buat Miorin." ujar Yubi tiba-tiba.

"Hah?!" Semua orang langsung shock.

"Nao, kamu juga mau?" tanya Federico.

"Tidak, terima kasih." tolak Naoto.

"Figaro nggak usah pake itu mah juga bisa berubah sendiri."

"Aku pengen ju-"

"Jangan coba-coba sama naga gue ya!" Vience memotong ucapan 'sepupu'-nya sambil memasang tatapan tajam.

Oh bagus, sepertinya hari ini akan menjadi hari 'memanusiakan hewan peliharaan'.


To Be Continue, bukan Tweak Break Crack (?)...


Aku tak tau lagi harus bagaimana... -w-a

Ada yang mau oneshot spesial tentang para hewan peliharaan di Garuchan jadi manusia? Aku bisa menyiapkannya jika ada ide. 'w'/

Review! :D