Balas Review! :D

SR: Udah sebulan lebih keles! *angry react.* Ini udah lanjut... -w-/

RosyMiranto18: Yah...

Arie: "Aku nggak jamin bisa menjelaskannya dengan detail."

As I say before, I'm take some part from Reha's fic, so... (Keeki itu penyebutan Jepang untuk 'cake'.)

Glinea: "Ah, aku tidak tau kenapa mereka mengejarku. Itu cukup rumit untuk mencari tau."

Exoray: "Aku akan menambahkannya nanti."

Izca: "Begitulah... Dan buku milikku sudah diwariskan turun-temurun."

Molf: "Aku hanya mendengarnya saja, jadi tidak memilikinya."

Well, jangan salahkan orang yang menggunakan keberuntungannya untuk menyelamatkan alam semesta jika terjadi hal seperti itu lagi.

Alpha: "Aku juga bisa sedikit hacking, tidak hanya Warrend saja yang bisa."

Thanks for Review.

Happy Reading! :D


Chapter 201: ShorThinGonnArrange


Saat ini sedang ada pesta perayaan ulang tahun Alpha di depan markas.

"Waaah, banyak sekali kadonya!" ujar Flore kagum. "Aku juga mau punya banyak kado!"

"Kamu harus tau kapan kamu lahir, baru kamu bisa merayakannya." Lisa menepuk kepala Flore.

"Tsuchi, berhenti memainkan kertas kado itu." nasihat Teiron pada Tsuchi yang sibuk memainkan pita kado bersama Kopen.

"Nyaw." Tsuchi berhenti dan menghampiri 'papa'-nya.

"Kopen, jangan nakal deh." Luthias mengangkat kucingnya.

Alpha hanya tertawa kecil melihat itu.

"Yaho! Maaf terlambat!" seru Zen yang baru datang dan menaruh sebuah kotak di atas meja. "Aku bawa kado untukmu. Berani buka?"

Alpha mengangkat alis. "Emang isinya apaan?"

"Tamatebako."

Semua orang yang mendengarnya langsung panik dan buru-buru menghindar sejauh mungkin.

Entah karena penasaran atau emang nggak percaya, Alpha pun membukanya perlahan.

"Jangan dibuka!"

Ketika kotak itu dibuka, suasana hening sesaat sebelum akhirnya keluarlah asap dari dalam kotak yang menyelimuti pembukanya.

"Huwaaaa!"

"Tidaaak!"

Asap itu pun mulai menghilang, tapi...

Alpha masih biasa-biasa saja.

Semua orang langsung melongo melihatnya.

"Tidak terjadi apa-apa?"

"K-kok bisa?"

Zen malah nyengir. "Itu hanya asap biasa."

GUBRAK!

"Zen, prank-mu itu tidak lucu." ujar Alpha sebal. "Kau mau meniru kejadian di 'episode itu'?"


Note: Kalau kalian nonton Kyuranger episode 14, ada bagian dimana Balance mengambil tamatebako dari Uchuu Ryuuguu-jou (Space Dragon Palace Castle) dan pas kotak itu dibuka sama dia, efeknya cuma ngaruh ke umurnya yang jadi 400 tahun. (Balance itu sebenarnya makhluk hidup mekanik berumur 300 tahun.)


Setelah kejadian tamatebako palsu kemudian...

"Maaf menunggu! Kue-nya sudah siap!" Mathias membawa sebuah meja dorong dengan tudung saji di atasnya, dan ketika tudungnya dibuka...

Sebagian orang berusaha menahan tawa melihat bentuk kue itu.

"Mathias, kau mau mengejekku atau apa?" tanya Alpha yang berusaha menahan amarah, karena...

Kue itu dibentuk semirip mungkin dengan kepalanya.

Orang-orang yang menahan tawa langsung melepas tawa mereka saat itu juga.


Setelah potong kue, Alpha membuka salah satu kado dari teman-temannya. Tapi...

"Ini siapa yang ngasih deodorant cewek sih?!" Alpha mengeluarkan benda yang dimaksud dari dalam kotak kado dengan wajah kesal. (Note: Yah, aku kepikiran ini gara-gara sering dibeliin deodorant cowok. ._.a)

Nggak ada yang mau ngaku.

"Oh iya, mana Wion?" tanya Teiron yang sejak tadi tidak melihat gadis hijau itu di sekitar mereka.

Monika melihat seseorang yang baru datang. "Ah, itu dia."

Rupanya Wiona baru datang membawa hadiah miliknya.

"Selamat ulang tahun, Alpha." Wiona tersenyum manis. "Ini untukmu, aku membuatnya sendiri."

Entah kenapa, Teiron merasakan firasat buruk.

"Oh, makasih." Alpha membuka hadiah Wiona dan ternyata berisi donat hijau. "Boleh juga, aku makan ya."

Dia mencoba donat itu segigit, tapi entah kenapa wajahnya berubah pucat.

"Ehmm... Tidak buruk..." Alpha menghabiskan donatnya dan menepuk pelan kepala Wiona. "Aku mau ambil minum dulu."

Ketika Alpha sudah pergi ke dapur, Teiron mendatangi Wiona.

"Wion, berapa lama kau menyimpan donat itu?" bisik Teiron was-was.

Wiona menggaruk pipi. "Sepuluh minggu."

Oh 'Sweet Honey Ice Tea'!

Teiron segera menyusul Alpha ke dapur.

Rupanya yang bersangkutan sudah muntah di wastafel.


"Al, gue kasih tau ya. Wion itu bukannya nggak bisa masak, hanya saja dia suka nyimpen makanan kelamaan. Yang ultah Lisa aja pernah nyimpen kue sampe dua bulan."

"Aku rasa aku akan mengajarinya cara menyimpan makanan yang benar."

Itu saja intro-nya.


~Word Mix~

"Hey, apa kata yang merupakan gabungan antara marah (angry) dan sedih (sad)?" tanya Federico.

"Umm..." Alexia berpikir sejenak. "Malcontented, disgruntled, miserable, desolated-"

"Smad." ujar Exoray tanpa dosa.

Kedua pemuda pirang itu hanya terdiam mendengarnya.


~Piggyback~

Ney tidak sengaja terjatuh saat pelajaran olahraga dan kakinya terluka. Karena Flore sedang praktek dengan anak-anak yang lain, Nigou terpaksa menggendong Ney ke ruang kesehatan sekolah.

"Kau terlalu berat, jika kau tidak menyadarinya." keluh Nigou yang keberatan dengan Ney di punggungnya.

"Flore bisa mengangkat kita berempat tanpa masalah." balas Ney.

"Kau membandingkanku dengan anak kucing paling kuat di dunia ini?" tanya Nigou risih.


~Hot Day, Hot Body~

Pada suatu musim panas di rumah Arie...

"Panas sekali..." gumam Molf yang memakai kaus tanpa lengan berwarna ungu tua dengan kantung plastik berisi es batu di kepalanya.

"Iya nih!" keluh Tumma yang memakai kaus lengan pendek kuning sambil mengipasi diri.

"Apalagi saat ini AC-nya sedang rusak, mau bagaimana lagi?" timpal Arie yang memakai kaus lengan pendek abu-abu sambil menuangkan jus jeruk dingin ke dalam gelas.

"Zen, kok kamu malah pakai baju seperti itu di saat panas begini? Nggak gerah ya?" tanya Glinea (yang memakai tanktop merah tua dan rambut tergerai) pada Zen yang memakai jaket tebal bertudung warna hitam dan sarung tangan.

"Hmm... Dulu pas cuacanya juga kayak gini, aku pernah pakai baju tanpa lengan... Tapi... Aku malah diikuti seorang pria kekar 'gemulai'..." jelas Zen risih. "Lagipula aku sudah terbiasa dengan pakaian ini."

"Sepertinya keamanan pantatmu jauh lebih penting, jadi silakan pakai baju itu sampai mati." komentar Arie sinis.

Tumma dan Glinea langsung terdiam dengan wajah suram, sementara Molf hanya kebingungan.


~Saudara Hobi Pamer~

Seorang pemuda berambut jingga berdiri di depan markas.

"Sudah berapa lama dia berdiri di situ?"

"Mungkin dua jam. Kenapa nggak diajak masuk aja, Ilia?"


Ilia yang mengintip keadaan depan markas dari jendela kamarnya di lantai lima melirik Yubi dengan wajah sinis. "Nggak! Dia ke sini pasti cuma mau pamer doang! Tahun kemaren aja dia pamerin calon istrinya di depan semua orang!"


Kemudian...

"Heeey~ Kemarilah, lil' sis~" sapa sang kakak.

Beberapa cewek berusaha menahan Ilia agar tidak menghajar kakaknya.


~Embarrassing First Name~

"Aku penasaran, kenapa Arta bisa masuk grup Trio T ya?" tanya Glinea yang sedang duduk di kursi taman. "Padahal namanya bukan dari huruf T lho!"

"Sebenarnya Arta itu hanya nama panggilan sih. Nama aslinya emang dari T, tapi nama itu sering dijadikan bahan ejekan." timpal Daren yang baru kembali dari memanen telur di kebunnya.

"Benarkah?" tanya Glinea.

"Iya, serius. Tapi jangan tertawa ya." balas Daren. "Nama aslinya tuh... Tartagus."

Glinea langsung tertawa mendengarnya. "Hahahahaha! Jadi nama aslinya Tartagus toh!"

Daren hanya berkeringat dingin setelah melihat Arta yang memasang senyum angker beserta aura hitam di belakang Glinea.

"Glinea, coba lihat di belakangmu."

Gadis itu menengok dan merinding seketika. "O-oh, ha-hay Arta!"

Walaupun aura-nya sudah hilang, tapi senyuman Arta masih terkesan mengerikan.


~Angry Brother~

"Musket, coba nonton 'Maid Dragon'. Kocak deh." Rina memberikan flashdisk pada Musket.

"Boleh deh, makasih dayo!" balas Musket.

"Betewe, untungnya kau tidak dikasih miras terkutuk sampai memperkosa adik perempuanmu seperti Lucoa-san." ujar Rina tanpa dosa.

Musket langsung emosi. "Rina, kau sadar tidak kalau aku punya adik perempuan?!"


"Aku minta maaf!" Rina langsung sujud minta ampun.

Musket hanya menghela nafas. "Yah... Nggak usah dipikirin..."

"Tapi paling nggak, kau bukan kakak yang suka menyimpan sumpit bekas adiknya, air bekas mandi adiknya, dan tisu bekas flu adiknya!"

Musket kembali emosi. "Rina, buka mulutmu, aku mau jejelin peluru senjataku ke dalam situ!"

"Ampuni aku!" seru Rina panik.


~Berkumur~

Edward sedang berkumur dan Rendy sedang gosok gigi.

Tapi kemudian...

Glek!

"Muntahin woy!" sembur Rendy sambil mengguncang-guncang badan Edward.


~Foolish Nightmare~

"Ah, bayinya menendang."

"Aku sudah dapat hasil USG-nya."

"Positif laki-laki ya?" tanya Naya yang melihat hasil USG itu.

"Yap. Aku akan namakan anak kita sama seperti 'dia'." Edgar melirik sebuah foto yang ternyata adalah...

"Mendiang adikmu yang mati karena kesialan beruntun."


"Aaaaaaaaaaah!" pekik Salem yang ternyata baru saja mimpi buruk.


~All Grown Up~

"Yo!" sapa Mundo yang baru kembali.

"Tadi abis dari mana?" tanya Mathias yang sedang mengerjakan makalah hariannya di laptop.

"Jalan-jalan, tak taunya di depan toko obat ketemu temen lama gue waktu masih sekolah." Mundo menggaruk kepala. "Dulunya dia cewek gemuk, sekarang jadi tinggi dan seksi."

"Lu pacarin aja, Mundo!" usul Mathias.

"Maunya sih gitu, tapi..."

"Tapi apa?"

"Tadi dia beli obat tongli buat suaminya..." gumam Mundo yang blushing.

'Tongli? Eh buset!' batin Mathias kaget.


~Alternate (Letter/Character) Reading~

"Aku heran deh." ujar Luthias yang sedang baca buku.

"Emang kenapa?" tanya Lectro yang berkunjung.

"Contohnya nih ya, To Aru Kagaku no Cho Denji Hou. Nah, kenapa kata 'Cho Denji Hou' dibaca 'Railgun'?" jelas Luthias penasaran. "Di Fate/Stay Night juga. Nama skill-nya serba pakai kanji, tapi malah dibaca 'Excalibur'."

"Hmmm..." Lectro berpikir sejenak. "Jadi kalau 'Aku ingin kau men'pan-paka-pan' 'torpedo'ku, Atago-san', kira-kira kayak gitu ya?"

"Jauh banget woy!" seru Luthias risih. "Apaan tuh 'torpedo'?"


~Puppet Show~

"Oh Glinie! Aku sangat mencintaimu! Aku ingin menciummu, menikahimu, punya rumah dan dua anak dengan sifat dan tampang yang mirip dengan kita!"

"Oh Arie cintaku! Aku ingin menamakan anak kita dengan nama-nama imut! Ayo cium aku!"

Zen hanya sweatdrop ketika melihat Glinea sedang memainkan boneka tangan di pojok kamar. "Kau sedang apa sih?"


~Kinky Chat~

"Aku akan berbicara Bahasa Prancis di antara kakimu." ujar Arta suatu hari.

"Hal terpanas yang pernah kudengar." balas Iris kagum.

"Aku hanya membayangkan seseorang berteriak bonjour pada penis." timpal Vivi.

Daren mengeratkan syalnya dengan wajah risih (karena sebenarnya dia tidak mau ikutan). "Sacre bleu mademoiselle titty croissant..."

"Titty croissant!" seru Saphire yang langsung tertawa.

Vience hanya facepalm. "Tidak ada di antara kalian yang pernah berhubungan seks!"


To Be Continue, bukan Timing Breaking Chatting (?)...


Bodoh amat dah... -w-/

Review! :D