Balas Review! :D

RosyMiranto18: Kalau banyak ide ya gitu deh... ^^a

Maurice: "Aku hanya tidak nyaman saja dengan tinggiku."

Thanks for Review.

Happy Reading! :D


Chapter 210: Vol(ava)cano


Rehabilitasi: Ra.

GaruKaichou: Apaan?

Rehabilitasi: Lu udah confirm akun Ryoms belum?

Rehabilitasi: Itu akun cadangan gue soalnya.

Rehabilitasi: Buat jaga-jaga kalau akun utama kenapa-napa.

GaruKaichou: Bisa aja sih gue confirm, tapi...

GaruKaichou: Friend requests gue numpuk, gue sampe bingung mau nerima yang mana gara-gara nggak kenal semua.

GaruKaichou: Ada sih yang gue kenal, cuma nggak enak aja sih kalau nanti dihapus.

Rehabilitasi: ...


Itu saja intro-nya.


~Invisible Challenge of Cats~

"Hey! Apa yang terjadi di sini?" tanya Naoto 'si kucing biru' saat mendapati sesuatu di depan pintu dapur.

"Meong meong (Apa maksudmu)?" Kopen mendatanginya. "Meong (Wow)!"

Naoto mengendus dinding di depan mereka. "Baunya lucu."

Kopen ikut mengendus. "Meong meong (Bisakah aku memakannya)?"

"Tidak, bodoh. Kau tidak bisa memakannya." balas Naoto. "Sepertinya ini dinding ajaib."

"Meong meong meong... Meong meong (Semua pembicaraan tentang memakan ini... Membuatku lapar)!" Kopen mencoba memanjat 'dinding' itu. "Meong meong (Biarkan aku keluar)!"

"Apa kau selalu hanya memikirkan makanan?" tanya Naoto.

"Meong (Tidak)!" Kopen mengendusi bagian bawah 'dinding'. "Meong meong meong (Terkadang aku juga memikirkan snack)."

"Oh my cat! Itu sama saja!" seru Naoto kesal.

"Meong meong! Meong meong meong (Itu tidak sama! Malah lebih baik)!" Kopen kembali mengendus. "Meong! Meong meong meong (Hey! Aku menemukan sesuatu)!"

"Biar kutebak... Kau bisa memakannya?" tanya Naoto.

"Meong (Yap)!" balas Kopen. "Meong meong meong (Dan aku tidak akan membagimu)."

Naoto memalingkan wajah. "Tidak masalah, dengan begitu aku bisa mendapatkan ketenangan jiwa dan mencari cara agar kita bisa bertahan dari benda ini."

"Meong meong (Tidak bisakah kita melompatinya)?" usul Kopen.

"Ssst... Tenanglah... Ini memerlukan semua kekuatan otak brilianku." Naoto memiringkan kepala. "Mungkin kita harus melompatinya? Tapi... Itu terlalu beresiko."

"Meong meong! Meong meong meong meong (Aku sangat lapar! Aku akan mencari makanan ketika kau mencari cara)." Kopen melewati celah di bawah 'dinding' itu.

"Baiklah." Naoto menengok dan terkejut seketika. "Lho? Bagaimana bisa dia?!"

Naoto pun memasang wajah skeptis.

(Referensi: Video Monty dan Molly dengan 'Invisible Challenge', udah dishare di FB kok.)


~Sakit Perut~

"Sakit perut." Molf duduk di sofa sambil memegangi perut.

"Mau kupanggilkan Lisa? Atau langsung ke rumah sakit?" tanya Arie.

"Ke restoran Yamagi saja, nanti juga sembuh."

Webek webek...

'Itu sih namanya kelaparan!' batin Arie kesal. 'Sejak kapan Molf jadi menyebalkan kayak Zen?!'


~Meme Drawing~

"Meme itu apa ya?" tanya Hendry penasaran.

"Yah, kayak semacam penggambaran lelucon gitu deh..." jawab Alpha yang sedang main game dan di sebelahnya terdapat Teiron yang sedang menggambar di buku sketsa.

Hendry menengok ke belakang. "Kau sedang gambar apa, Tei?"

"Hanya doodle random." balas Teiron singkat.

"Boleh liat nggak?"

"Ya udah." Teiron menunjukkan salah satu gambarnya berupa sesosok makhluk mekanik yang melakukan sebuah pose.

"Itu... Balance kan? Dia peragain pose apaan tuh?" tanya Alpha bingung.

"Kemarin aku nonton Shugo Chara bareng Teira dan ketika melihat Rima Mashiro melakukan pose 'Bala-Balance', aku jadi teringat si Tenbin Gold." jelas Teiron.

"Siapa itu Teira?" tanya Hendry bingung.

"Lu nggak tau ya? Dia tuh adeknya Teiron." jelas Alpha skeptis.

Hendry hanya ber-'oh' ria.

Kemudian Teiron menunjukkan gambar kedua berupa...

Alpha malah sweatdrop melihatnya. "Velociraptor, dengan kepala Raptor 283?"

"Hanya itu yang terpikirkan di kepalaku..." balas Teiron seadanya.


~Birthday Chat and Play-tonic Friend~ (Aku lupa soal ultah Arta, jadi kubuat saja bagian ini... -w-/)

Dia tidak perduli jika tidak ada yang merayakan ulang tahunnya. Hanya mendapat ucapan saja sudah membuatnya senang, walaupun hanya dalam bentuk chat atau email.


Armos: Selamat ulang tahun, Arta. Maaf Ayah tidak bisa mengunjungimu, jadwal pelatihan sangat padat sekali.

Miena: Selamat ulang tahun, Arta. Semoga kamu selalu sehat di sana.

Runa: HBD, Arta-kun! Kapan-kapan aku mampir lagi ya? ;3


Ucapan selamat dari keluarga angkatnya terus berdatangan dan hal itu membuatnya merasa hangat, sampai...


Isabelle: Apa Vience, Saphire, dan Daren sudah mengucapkannya?


Dia terdiam sejenak.


Arta: Entahlah, mungkin mereka sibuk. Aku tidak keberatan kok.

Isabelle: Arta, aku minta maaf soal mereka, terutama Vience.

Arta: Tidak apa-apa, Bibi. Aku tau dia juga punya masalah pribadi.

Arta: Lagipula, Vieny sudah seperti teman dekat bagiku.

Arta: Ah, aku harus pergi. Ada sesuatu yang perlu kukerjakan.


Setelah menutup grup chat keluarga angkatnya, Arta melirik Arashi yang sejak tadi berada di sebelahnya.

"Aku akan mengenalkanmu pada seseorang. Ayo."

Mereka berdua pun pergi ke markas Garuchan.


Setelah sampai di sana, Arta memperkenalkan Arashi pada Belerick.

"Jadi aku ingin kalian berdua bisa akrab, walaupun sepertinya itu akan sangat sulit."

Kedua makhluk itu masih saling berpandangan sejak tadi.

Arta yang merasa tidak nyaman melihat mereka berdua mendapat sebuah ide. "Ah, bagaimana kalau kita bermain saja? Aku akan mengambil peralatannya dulu."

Kemudian Arta masuk ke dalam markas.


Beberapa menit kemudian, dia kembali dengan membawa sebuah kotak. Kotak itu ditaruh di tanah dan ketika dibuka, isinya berupa papan segitiga yang dilipat dan kumpulan bidak catur.

"Ini namanya 'Three Ways Chess'." Arta membuka lipatan papan dan membentangkannya di tanah. "Cara mainnya mirip catur biasa, tapi ini untuk tiga orang."

Setelah menyusun bidak catur, mereka bertiga pun mulai bermain.


Di tengah permainan, entah kenapa Arta terlihat lebih serius dari biasanya.

"Sebaiknya kita sudahi dulu."

Belerick dan Arashi menatap Arta seolah bertanya 'kenapa?', Arta hanya menghela nafas. "Aku merasakan firasat buruk."

Arta pun memakai tudung jaketnya dan mengambil sekop miliknya dari gudang, kemudian dia bergegas pergi ke suatu tempat.


Bonus:

Vience yang sudah tidak sabar untuk memberitahu mereka langsung memasuki medan tempur.

"Woy! Woy! Ini gue!" Vience menabok kepala ketiga orang itu satu per satu agar mereka berhenti.

"Kenapa lu mukul kepala sih?!" tanya Edgar kesal.

"Iya! Sakitnya tuh di sini!" Salem memegangi kepalanya yang memar.

"Penting keles! Kalau nggak penting gue nggak bakalan gebukin kalian!" balas Vience sebal.

"Emang ada apa?" tanya Mathias.

Saphire menghampiri mereka dan menunjukkan notice itu.


PERHATIAN!

Baterai tinggal 10%!

Jika baterai tinggal 9%, handphone ini akan terformat secara total! Tidak hanya itu, tempat kalian akan hancur, bahkan kalian takkan bisa keluar lagi. Karena ini adalah VolcanoPhone.

Harap segera di-charge untuk menghindari kerusuhan!

Thank you.


Mathias selaku pemilik handphone langsung kaget melihat itu. "Masa handphone gue bakalan TERFORMAT?! Baru download malah diformat! Powerbank habis lagi!"

"Emang itu beneran VolcanoPhone?" tanya Vience.

Mathias mengangguk. "Ja. Baru kali ini handphone gue lowbat dan ternyata notice-nya gitu banget."

Salem memeluk Edgar, Saphire menutup notice itu dan minimize Dumb Ways sambil duduk pasrah, Vience dan Mathias juga ikut duduk pasrah.

"Batere sepuluh persen... Kayaknya nih handphone harus dimatiin deh." Mathias mengambil handphone-nya dan menahan tombol power (walaupun tangannya masih kedinginan).

Biasanya ada option untuk mematikan handphone, tapi yang muncul malah...


VOLCANOPHONE DILARANG MATI! TAU VOLCANO NGGAK?!


Mathias malah tambah kaget.

"Kenapa?" tanya Edgar.

Mathias memasang wajah horror. "Handphone-nya... Nggak boleh dimatiin."

"APAAAAA?! BAGAIMANA DENGAN SKOR DUMB WAYS-KU?! KENAPA ADA NOTICE BATERE SEMBILAN PERSEN BAKALAN MATI?" teriak Saphire tak terima.

"GUE JUGA NGGAK TAU!" balas Mathias.

Mereka semua memandang langit tanah yang hampa.


Beberapa detik kemudian, batere tepat menunjukkan angka 9%. Mathias yang melihatnya lebih dulu langsung panik. "BATERE SEMBILAN PERSEN! KIAMAAAAAAT!"

Salem dan Saphire melihat handphone, terdapat tulisan 'We will format your phone because of long duration. Thank you.' pada layar yang berubah hitam. Mereka berdua ikut panik.

"JANGAN! JANGAN!"

"HIGHSCORE-KUUUUU!"

Vience juga ikut teriak, tapi yang dia teriakkan malah...

"APA ITU FORMAAAAAAT?! AKU TAK MENGERTIIIIII!"

GUBRAK!

Edgar tepuk jidat. "Sekarang bukan waktunya untuk bercanda! Tempat ini akan-"

Tiba-tiba terjadi guncangan.

Apakah ini yang dimaksud oleh notice itu?

"GILA!"

Mereka berlima segera mengungsi secepatnya ke atas kasur.

"Gimana nih? Katanya nggak ada jalan keluar!"

"Yang punya handphone aja nggak tau, apalagi kita!"

"Semoga Tuhan masih meridhoi kami... Jangan telantarkan kami di sini..."

"Amiiiin!"


To Be Continue, bukan Tutu Brutus Cuplus (?)...


Yah, gitu deh... -w-/

Review! :D