Balas Review! :D
SR: Ini udah lanjut. -_-/
RosyMiranto18: If you don't watch Kyuranger, you'll confuse about that 'Ookami Blue'.
Hendry: "Ya..."
Tumma: "Aku crossdress pakai baju maid..." =_=a
Yima: "Hanya tukang sampah yang bahkan aku tidak kenal sama sekali." *tersenyum dengan aura hitam di tubuhnya.*
Thanks for Review.
Happy Reading! :D
Chapter 218: SimPleasure
Di sebuah Plaza, ada dua orang yang sedang mengobrol. Mereka bernama KazerKris (Kris) dan ItsGeorgewt (George).
Ketika mereka melihat seorang gadis yang baru datang, mereka merasa mengenalinya.
"Wew."
"Si Rara."
"Ya, ada Rara."
Gadis itu menengok.
"Rara." panggil Kris. "Si Hiba tadi malam on FB dia. Gue tanya dia nggak chat FB-nya, kata lu chat dia."
"Tau." balas Girl-chan datar.
"Si Hiba itu..." (George)
"JUAL WEAPON GANESHA +30, MINAT CHAT!" Ini orang random numpang jualan.
"Masih bokek dia Geor." (Kris)
"Mainnya Line." (George)
"Pantas aja nggak on." (Kris)
Girl-chan mijit kening. "Dia bilang kakaknya ngutang nggak dibalikin."
"Wkwk!"
"Waw, ngutang." komentar George.
"Ngutang berapa?" tanya Kris.
Girl-chan angkat bahu. "Nggak tau tuh detail-nya berapa."
"Geor." panggil Kris.
"Hah?" balas George.
Kris menahan tawa. "Baru kali ini gue denger kakak ngutang, biasanya juga adeknya."
"Kakaknya Hiba yang ngutang." (George)
"Iye." (Kris)
"Hiba mah sudah kerja dia." (George)
"Terus kakaknya menurut lu belum?" tanya Kris.
"Ya mungkin." balas George. "Mungkin kakaknya minjem karena ada usaha."
"Pertanyaannya, usaha apaan coba? Warkop?" tanya Kris lagi.
"Paralon t!" seru orang random di sekitar mereka bertiga.
"Mungkin aja." balas George seadanya. "Kan kita nggak tau."
Kris berpikir sejenak. "Kalau warkop mah lima ratus ribu, cukup tuh Geor."
"Hmm..." George ikut berpikir.
"Kan siapa tau aja Geor, bisa salah bisa bener." lanjut Kris.
"Iya Kris." George mengangguk setuju, kemudian teringat sesuatu. "Tadi malam Lyn on ya?"
Girl-chan langsung minggat karena tau percakapan mereka selanjutnya adalah urusan pribadi mereka.
Itu saja intro-nya.
Ada enam anak yang sedang main perang-perangan dengan balon air. (Nggak pake k0nd0m, ingat itu!)
Di kubu kiri ada tim hewan (Flore-Nigou-Arthur), sementara di kubu kanan ada tim orang (Della-Frans-Ney).
"Ney, oper hand grenade dong!" pinta Frans.
"Oke!"
Tapi kemudian, apa yang diberikan Ney membuat Frans kaget. "Lho, kok malah telur?!"
Ney memiringkan kepala. "Tadi kamu bilangnya 'hen-gerenat' kan? Jadinya aku kasih telur saja, soalnya 'hen' itu ayam betina."
Webek webek...
Della dan Frans hanya sweatdrop mendengar itu.
"Emang nggak salah sih, secara 'hand' (ha-a-en-de) dan 'hen' (ha-e-en) cara bacanya hampir sama. Tapi maksud Frans itu granat lho." jelas Della risih.
Ney memiringkan kepala lagi. "Begitu ya..."
Frans facepalm. "Kalau gini mah auto kalah dah..."
Dan benar saja, Flore (yang entah antara nggak mau kelamaan nunggu mereka selesai ngobrol atau emang sengaja manfaatin keadaan) langsung melempar balon air raksasa ke arah ketiga anak itu dan sukses membuat mereka tumbang seketika.
"Arie, buat kamu nih!" Glinea memberikan segelas air.
Arie menatap skeptis air itu. "Ini bukan air beracun kan?"
"Ya nggak lha!"
"Ya sudah." Arie pun meminum air itu.
'Yes, akhirnya bisa dapat ciuman tidak langsung dari Arie!'
"Arie, bagi airnya dong!" seru Zen yang muncul entah dari mana.
'Kenapa dia harus muncul sekarang?!' batin Glinea kesal.
"Ya udah, nih." Arie memberikan gelasnya pada Zen.
Zen dengan laknatnya menjilati gelas itu.
"Kembalikan!" Glinea berusaha merebut gelas dari Zen.
Zen mengangkat gelas lebih tinggi. "Tolong! Ada pelecehan terhadap gelas!"
Arie hanya sweatdrop melihat kelakuan mereka.
"Silica masih kuliah ya?"
"Sepertinya begitu, Kak Lisa."
"Oh iya, Mita. Nanti tolong bilang Eudo kalau aku mewakili Tei-kun untuk minta maaf." pinta Lisa.
"Hah? Memangnya apa salah Kak Teiron?" tanya Mita penasaran.
"Begini, dulu Eudo marah karena Tei-kun pernah pelesetin nama Silica." jelas Lisa risih.
-Flashback-
"Nee, Silica. Bau-mu harum ya? Sepertinya cocok untuk mengusir bau busuk." sapa Teiron pada Silica yang sedang berada di depan markas Reha.
"Lho? Kok bisa?" tanya Silica bingung.
"Karena kau itu Silica Gel." jawab Teiron dengan wajah bodoh.
Webek webek...
"Run!" Alex langsung menarik Teiron agar tidak menjadi korban Eudo.
"Kembali kalian!" seru Eudo yang mengejar mereka.
Silica hanya terdiam melihat kejadian itu.
-Flashback End-
"Itu saja ya. Dadah." Lisa berjalan meninggalkan Mita.
"Sal, aku heran banget. Kamu nggak apa-apa di'php'in mulu?" tanya Ilia.
"Gue mah udah biasa di'php'in." balas Salem cuek.
Ilia mengangkat alis. "Hah? Sama siapa? Sama Chilla?"
"Bukan."
"Terus?"
"Gue udah sering di'php'in sama cemilan yang bungkusnya gede tapi isinya secuil dan sisanya cuma angin doang." jelas Salem dengan aura suram di tubuhnya.
'Sekarang aku mengerti kenapa dia sering dijuluki 'makhluk paling apes' di squad ini...' batin Ilia sweatdrop.
"Itu susu cokelat ya?" tanya Chilla pada Mira yang sedang minum susu dalam kotak.
"Iya. Aku lebih suka susu cokelat, soalnya aku kurang suka rasa susu sapi asli." jawab Mira.
Chilla menggaruk pipi. "Tapi bukannya susu cokelat itu diperah dari sapi coklat ya?"
"Hah?" Mira langsung kebingungan mendengar itu.
"Thun-kun." panggil Emy.
"Apa?" Thundy yang sedang baca buku membalas dengan tampang cuek.
"Ada sesuatu yang pentiiiiing banget!"
"Nggak usah basa-basi, langsung aja."
"Mulai sekarang panggil aku 'Señorita' ya~" pinta Emy dengan wajah (sok) imut.
Thundy terdiam sesaat. "Lu mau gue kirim ke rumah sakit jiwa hah?"
Greif hanya sweatdrop melihat kelakuan mereka dan memilih untuk pergi keluar rumah.
Griffin biru itu tak sengaja melihat Giro yang kebetulan sedang berjalan di depan rumah dan dia pun terbang menghampirinya.
"Apa yang kau baca?" tanya Greif sambil bertengger di kepala Giro.
"Hanya berita harian di markas. Kabarnya Ilia-pyon sedang kebingungan untuk memilih antara Rendy-pyon atau Hendry-pyon. (Poor her lol)" jelas Giro yang sibuk dengan handphone-nya.
Ting!
"Oh, ada pesan dari Luthias-pyon."
"Apa katanya?" tanya Greif penasaran.
Luthias: Giro, aku ada di toko kue langganan Tei sekarang. Aku akan membelikan beberapa kue nanti. Kau mau apa?
"Umm... Aku rasa aku bisa meminta apapun yang dia pilih." Giro mengetik balasan.
"Beruntung sekali." komentar Greif.
Giro: Aku ingin apapun yang kay pilih. (tidak terkirim)
Giro: *kau
"Tunggu, pesan pertama tidak terkirim! Sial! Dia bisa salah paham nanti!"
"Pffft!" Greif menahan tawa.
Giro langsung panik dan berkeringat dingin. "Gawat, aku harus mengirim ulang sebelum- Ah sial, dia membalas!"
Luthias: Oh boi~ *lenny face.*
Aku akan mencoba memuaskan gigi manismu malam ini. Ehehe~
"Ahahahahahahahaha!" Greif langsung tertawa saat itu juga.
Giro hanya blushing berat. 'Apa yang telah kulakukan...'
Special Bonus: McrafTrouble
"Hai, Sepupu..." sapa Saphire lesu pada Arta ketika mereka berpapasan di koridor markas.
Arta memikirkan apa yang baru saja dia lihat. "Udah jarang nongol beberapa hari, terus pas muncul malah kelihatan tirus dan pucat gitu... Apa jangan-jangan Saphire kecanduan sesuatu ya?"
"Aku juga nggak tau." timpal Iris sambil melipat tangan.
Malamnya...
"Aaaaah... Kayaknya aku udah kecanduan sekarang..."
Rupanya Saphire kecanduan main game 'Mcraft'. (You guys already know what game I mean, right?)
"Ugh, aku begadang main 'Mcraft' seminggu, istirahat dulu deh..."
DUK!
Saphire ditabrak Salem yang berlari dari samping.
"Adududuh..." Salem jatuh terduduk dan mengusap kepala. "Sori, lagi buru-buru soalnya. Lu nggak apa-apa kan?"
Salem hanya terdiam ketika melihat kumpulan benda aneh di depan kakinya.
"Lalalala... Hari ini menambang diamond sampai puas..."
Growl!
"Creeper, aw man! Zombie juga! Sial, aku terkepung!"
"Aaaaaah! Aku dikeroyok! Jangan ambil semua diamond-ku!"
"Aaaaah! Creeper! Zombie! Aaaaah!"
"Kasihan Saphire... Dia udah nggak bisa bedain game dan kenyataan..." gumam Daren prihatin ketika melihat Saphire dibawa petugas RSJ ke dalam ambulans.
"Adiksi itu memang berat, tapi dengan kesabaran dan perawatan baik, kamu bisa sembuh." ujar sang dokter.
"Begitu..."
"Agar pikiranmu tidak tersangkut di game itu, mungkin kamu bisa mulai mencari hobi baru." nasihat sang dokter.
"Misalnya?" tanya Saphire.
"Seperti puzzle blok." Sang dokter menunjukkan kubus rubik.
"Pasien masih sangat tidak stabil." jelas sang dokter (yang entah kenapa malah babak belur dengan kubus rubik menancap di kepala) pada Vience.
"Hmmm... Vieny pergi misi, Arta kencan sama Iris, Dary ngurusin kebun, Saphire lagi sesi terapi, jadinya aku nganggur deh..." keluh Vivi. "Ngomong-ngomong soal Saphire, waktu itu dia main game apa ya?"
Beberapa jam kemudian...
"Yosh, sesi terapi hari ini sudah selesai! Ayo kita ja-"
"A-aku nggak bisa berhenti main..." gumam Vivi yang entah kenapa badannya berubah jadi kotak.
"Viiiviiiiiiiiiii!" pekik Saphire panik.
"Si Vivi kenapa tuh?" tanya Alpha yang baru lewat.
"Dia jadi kecanduan 'Mcraft' sekarang." jelas Saphire khawatir. "Gimana nyembuhinnya ya?"
"Kecanduan 'Mcraft' ya?" Alpha melipat tangan dan berpikir, tapi tiba-tiba badannya malah berubah jadi versi lego. "Mending main R0bl0x aja gan!"
"Apa hubungannya woy?!" sembur Saphire sebal.
"Ris, liat deh! Dada-ku gede nih!" seru Vivi pada Iris.
Tapi kemudian, sepasang jeruk keluar dari dalam baju Vivi dan menggelinding di tanah. Iris pun memunggut salah satu jeruk itu.
"Haaaah... Setelah terapi 'Mcraft' jadi kurang kerjaan nih, bosen banget sampe mainin buah..." keluh Vivi.
"Aaaaaah! Jangan dimakan jeruknya!" seru Vivi kaget karena Iris memakan jeruk tadi.
To Be Continue, bukan Tempe Bakso Cemilan (?)...
Intro itu berasal dari chat random di plaza sehari setelah 'Batu Nisan' balik... -w-/
Review! :D
